Anda di halaman 1dari 70

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu di banyak negara

berkembang, terutama disebabkan oleh perdarahan persalinan, eklampsi,

sepsis dan komplikasi keguguran. Penyebab utama kesakitan dan kematian

ibu tersebut dapat dicegah, salah satunya dengan penerapan manajemen

Asuhan Persalinan Normal (APN) bagi petugas kesehatan. APN adalah

asuhan yang bersih dan aman dari setiap tahapan persalinan dan upaya

pencegahan komplikasi terutama perdarahan pascapersalinan dan

hipotermia serta asfiksia bayi baru lagi. Oleh karena itu setiap tenaga

kesehatan wajib menerapkannya (Soerjo Hadijono, 2009 : 1). Di dalam

APN terdapat berbagai praktek terbaik yang direkomendasikan oleh pakar

keilmuan dan harus dikuasai oleh para bidan yaitu Pencegahan Infeksi,

Pemantauan Kemajuan Persalinan dengan Partograf, Asuhan Sayang Ibu

dan Bayi, Manajemen Aktif Kala Tiga, Antibiotika Profilaksis untuk Mata,

Suplementasi Vitamin K dan A, Imunisasi Hepatitis B bagi Bayi Baru

Lahir, Perawatan Tali Pusat dan Pemantauan Pascasalin serta Inisiasi

Menyusui Dini (dalam jam pertama kehidupan bayi) yang ternyata dapat

menyelamatkan 22% risiko fatal pada Bayi Baru Lahir (BBL) (Amiruddin,

2009 : 1).

1
2

Sosialisasi APN kebidan di wilayah kerja Puskesmas Sukorejo sudah

dilaksankan sejak tahun 2003. Gambaran pelaksanaan APN sudah

berlangsung dengan baik, ini dibuktikan dari semua bidan yang berada di

wilayah kerja Puskesmas Sukorejo semua sudah mendapatkan pelatihan

APN 58 langkah, kecuali hanya pada 1 orang bidan yang memang dari

awal enggan mengikuti pelatihan, sedangkan sosialisasi ke pasien tidak

dilakukan secara lengkap dan komprehensif namun beberapa langkah APN

yang penting dan berbeda diberitahukan pada pasien pada saat persalinan.

Berdasarkan studi pendahuluhan di wilayah kerja Puskesmas

Sukorejo terhadap 15 orang bidan, masih terdapat 4 bidan yang belum

sepenuhnya melaksanakan standart asuhan persalinan normal 58 langkah

secara berurutan dan lengkap. Alasan bidan tidak menerapkan langkah ini

adalah agar proses persalinan cepat selesai dan lebih praktis, namun ada

bidan yang menyatakan kurang begitu tahu dan memahami 58 langkah

yang telah distandarkan, mereka menganggap langkah-langkah tersebut

sebenarnya sama dengan pertolongan persalinan yang selama ini mereka

lakukan.

Untuk meningkatkan penerapan standart asuhan persalinan normal

secara lengkap dan berurutan dapat dilakukan dengan peningkatan

pengetahuan melalui pendidikan lanjut (minimal D3 Kebidanan),

pelatihan-pelatihan APN, meningkatkan imbalan berbasis kinerja dan

meningkatkan intensitas supervise atau pengarahan yang bersifat evaluatif

(Maria Wattimena, 2009 : 1), disamping itu dapat diberikan penyuluhan


3

dan pengertian kepada para bidan tentang pelaksanaan dan urutan langkah-

langkah asuhan persalinan normal melalui organisasi profesi Ikatan Bidan

Indonesia (IBI), mendorong para bidan agar membuat standart asuhan

persalinan normal yang di tempel pada tempat praktik sehingga bisa

dijadikan pedoman..

Peningkatan pengetahuan bidan khususnya tentang APN sebagai

salah satu langkah konkrit penerapan empat pilar safe motherhood terus

dilakukan secara berkesinambungan. Menurut Notoadmodjo (2003:48),

pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu subyek tertentu. Faktor

pengetahuan merupakan faktor yang penting karena dengan pengetahuan

yang baik tentang standart asuhan persalinan normal, seorang bidan

diharapkan mampu menerapkan standart asuhan persalinan normal secara

lengkap dan berurutan, sejalan dengan teori Notoatmodjo (2003:48) yang

menyatakan bahwa pengetahuan merupakan domain terpenting

terbentuknya tindakan seseorang (over Behaviour). Tindakan sebagai suatu

bentuk perilaku didasari oleh pengetahuan. Demikian juga kepatuhan

sebagai salah satu bentuk perilaku yang juga didasari oleh pengetahuan.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa kepatuhan bidan dalam

menerapkan asuhan persalinan normal adalah sejauh mana perilaku bidan

dalam menerapkan langkah-langkah asuhan persalinan normal sesuai

dengan standart yang telah ditentukan. Semakin baik pengetahuan bidan

tentang APN maka seharusnya juga semakin baik perilaku bidan dalam
4

menerapkan APN yang berarti bidan dalam menerapkan pertolongan

persalinan sesuai dengan 58 langkah APN.

Berdasarkan hal tersebut di atas, peneliti ingin mengetahui hubungan

pengetahuan dengan kepatuhan bidan dalam menerapkan standart asuhan

persalinan normal di wilayah kerja Puskesmas Sukorejo Kabupaten

Pasuruan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas masalah dapat dirumuskan

sebagai berikut :

Bagaimana hubungan pengetahuan dengan kepatuhan bidan dalam

menerapkan standart asuhan persalinan normal di wilayah kerja

Puskesmas Sukorejo Kabupaten Pasuruan?.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pengetahuan dengan kepatuhan bidan

dalam menerapkan standart asuhan persalinan normal di wilayah kerja

Puskesmas Sukorejo Kabupaten Pasuruan

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Mengidentifikasi pengetahuan bidan tentang standart asuhan

persalinan normal di wilayah kerja Puskesmas Sukorejo

Kabupaten Pasuruan
5

1.3.2.2 Mengidentifikasi kepatuhan bidan dalam menerapkan standart

asuhan persalinan normal di wilayah kerja Puskesmas

Sukorejo Kabupaten Pasuruan.

1.3.2.3 Menganalisis hubungan pengetahuan dengan kepatuhan

bidan dalam menerapkan standart asuhan persalinan normal

di wilayah kerja Puskesmas Sukorejo Kabupaten Pasuruan.

1.4 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi :

1.4.1 Peneliti

Mampu menerapkan teori penelitian dalam praktik dan

sebagai dasar bagi pengembangan untuk penelitian yang lebih

mendalam atau luas.

1.4.1 Institusi Pelayanan Puskesmas

Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan motivasi bidan

dalam menerapkan standart asuhan persalinan normal

1.4.2 Bagi responden

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

awal kepada para bidan tentang hubungan pengetahuan dengan

kepatuhan bidan dalam menerapkan standart asuhan persalinan

normal

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan data dasar


6

bagi institusi pendidikan dalam pengelolahan praktek klinik

kebidanan khsususnya yang berhubungan penerapan standart

asuhan persalinan normal oleh para bidan.


7

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu

subyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera

manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

dan raba. Sebagaimana besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga. (Notoadmodjo, 2003 : 121).

Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah berbagai gejala

yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi.

Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau

akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang

belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika

seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan

mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma

masakan tersebut (Wikipedia, 2008 : 1)

Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan

pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau

pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan

melakukan pengamatan dan observasi yang dilakukan secara

7
8

empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat

berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat

melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang

ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa

didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi

berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk

memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan

pengetahuan tentang manajemen organisasi (Wikipedia, 2008 : 1).

2.1.2 Pengetahuan

2.1.2.1 Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya termasuk didalam pengetahuan. Tingkat ini

adalah bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh karena itu tahu itu merupakan pengetahuan yang paling

rendah.

2.1.2.2 Memahami (Comprehention)

Kemampuan memakai arti suatu yang telah dipelajari

seperti menafsirkan, menjelaskan dan meringkas tentang suatu

kemampuan. Itu lebih tinggi dari pengetahuan.

2.1.2.3 Penerapan (Aplication)

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi, kondisi riil (sebenarnya).


9

2.1.2.4 Analisa (Analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek

kedalam suatu komponen, tetapi masih dalam struktur organisasi

dan masih ada kaitannya satu sama lain.

2.1.2.5 Sintesa (Syntesis)

Kemampuan untuk menghimpun bagian dalam keseluruhan

seperti merumuskan tema rencana atau melihat hubungan abstrak

dan sebagian informasi dan fakta.

2.1.2.6 Evaluasi (Evaluation)

Berkenaan dengan kemampuan menggunakan pengetahuan

untuk membantu penilaian terhadap sesuatu berdasarkan maksud

atau kriteria tertentu ( Notoadmodjo, 2003 : 121)

Ranah pengetahuan di atas digunakan oleh individu sebagai

dasar pembentukan perilaku, penelitian Rogers mengungkapkan

bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku

baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan,

yakni.

1) Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari

dalam arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu

2) Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus

3) Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya

stimulus tersebul bagi dirinya). Hal ini berarti sikap

responden sudah lebih baik lagi


10

4) Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru

5) Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap

stimulus (Notoatmodjo, 2003 : 122).

Adapun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers

menyimpulkan hahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati

tahap-tahap di atas.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

Menurut, Notoatmojo (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi

terbentuknya pengetahuan yaitu:

2.1.3.1 Intelegensi

Intelegensi merupakan kemampuan yang dibawa

sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu

dengan cara tertentu. Orang berpikir menggunakan

inteleknya atau pikirannya, cepat atau tidaknya dan

terpecahkan tidaknya suatu masalah tergantung kemampuan

intelegensinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi

penerimaan pesan dalam suatu komunikasi adalah taraf

intelegensi seseorang. Secara common sense dapat

dikatakan bahwa orang-orang yang lebih intelegen akan

lebih mudah menerima suatu pesan. Dari uraian tersebut

dapat disimpulkan bahwa orang yang mempunyai taraf

intelegensi tinggi akan mempunyai pengetahuan yang baik


11

dan sebaliknya.

2.1.3.2 Pendidikan

Tugas dari pendidikan adalah memberikan atau

meningkatkan pengetahuan, menimbulkan sifat positif serta

memberikan atau meningkatkan keterampilan masyarakat

atau individu tentang aspek-aspek yang bersangkutan,

sehingga dicapai suatu masyarakat yang berkembang.

Pendidikan dapat berupa pendidikan formal dan non-

formal. Sistem pendidikan yang berjenjang diharapkan

mampu meningkatkan pengetahuan melalui pola tertentu

(Notoatmojo, 2003 : 18). Jadi pengetahuan seseorang

terhadap suatu obyek sangat ditentukan oleh tingkat

pendidikannya.

2.1.3.3 Pengalaman

Menurut teori determinan perilaku yang disampaikan

WHO, menganalisa bahwa yang menyebabkan seseorang

itu berperilaku tertentu salah satunya disebabkan karena

adanya pemikiran dan perasaan dalam diri seseorang yang

terbentuk dalam pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-

kepercayaan dan penilaian-penilaian seseorang terhadap

obyek tersebut, dimana seseorang dapat mendapatkan

pengetahuan baik dari pengalaman pribadi maupun

pengalaman orang lain (Notoatmojo, 2003 : 169).


12

2.1.3.4 Informasi

Sistem informasi yang memiliki peranan penting dalam

proses pemeliharaan, perubahan dan konflik dalam tatanan

masyarakat, kelompok atau individu dalam aktivitas sosial dimana

media massa ini nantinya akan mempengaruhi fungsi kognitif,

afektif dan behavioral. Pada fungsi kognitif diantaranya adalah

berfungsi untuk menciptakan atau menghilangkan ambiguitas,

pembentukan sikap, perluasan sistem, keyakinan masyarakat dan

penegasan atau penjelasan nilai-nilai tertentu (Notoatmodjo, 2003 :

63).

Sistem informasi didapatkaa melalui media, media ini

dibagi menjadi tiga yaitu media cetak yang meliputi booklet,

leaflet, rubrik yang terdapat pada surat kabar atau majalah dan

poster. Kemudian media elektronik yang meliputi televisi, radio,

video, slide dan film serta papan (bilboard) (Notoatmodjo, 2003 :

63).

2.1.3.5 Kepercayaan

Komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai

apa yang berlaku bagi obyek sikap, sekali kepercayaan itu telah

terbentuk, maka ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang

mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek tertentu (Saifudin

A, 2002 : 25)
13

2.1.4 Cara Pengukuran Pengetahuan

Menurut, Notoatmojo (2003 : 124) pengukuran pengetahuan

dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan

tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau

responden.

2.1.5 Kriteria Pengetahuan

Kriteria pengetahuan menurut Nursalam (2003 : 124) adalah

sebagai berikut :

2.1.5.1 Baik = 76-100%

2.1.5.2 Cukup = 56-75%

2.1.5.3 Kurang = 56%

2.1.6 Interpretasi pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat diinterpretasikan menjadi skala

kualitatif sebagai berikut :

100 % : Seluruh dari responden

76 %- 99% : Hampir seluruh dari responden

51 % - 75 % : Sebagian besar responden

50 % : Setengah dari responden

26 % - 49 % : Hampir setengah responden

1 % -25 % : Sebagian kecil responden

0% : Tidak satupun dari responden

(Nursalam, 2003 : 124)


14

2.2 Konsep Dasar Kepatuhan

2.2.1 Pengertian Kepatuhan

Kepatuhan adalah derajat dimana pasien mengikuti anjuran

klinis dari dokter yang mengobatinya (Kaplan dkk, 1997 dalam

Syakira, 2009 : 1).

Menurut Niven (2000) dalam Syakira, 2009 : 1 kepatuhan

adalah sejauh mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang

diberikan oleh profesional kesehatan.

Berdasarkan konsep pengertian diatas pengertian kepatuhan

bidan dalam menerapkan asuhan persalinan normal adalah sejauh

mana perilaku bidan dalam menerapkan langkah-langkah asuhan

persalinan normal sesuai dengan standart yang telah ditentukan

2.2.2 Variabel Yang Mempengaruhi Tingkat Kepatuhan

Beberapa variabel yang mempengaruhi tingkat kepatuhan menurut

Suddart dan Brunner (2002) dalam Syakira, 2009 : 1 adalah :

2.2.2.1 Variabel demografi seperti usia, jenis kelamin, status sosio

ekonomi dan pendidikan.

1. Pendidikan

Pasien dapat meningkatkan kepatuhan sepanjang

pendidikan tersebut merupakan pendidikan yang aktif,

seperti penggunaan buku dan lain-lain.


15

2. Usia

Usia dewasa mempunyai tingkat kepatuhan lebih baik

dibandingkan dengan individu yang berusia anak-anak dan

lansia hal ini disebabkan usia lansia mempunyai

kecenderungan lebih sering bosan dan malas

3. Jenis kelamin

Wanita lebih mempunyai tingkat kepatuhan lebih baik

dibandingkan dengan laki-laki, hal ini disebabkan karena

kondisi psikologis yang lebih peduli akan kesehatan

4. Status social ekonomi

Status social ekonomi yang cukup menyebabkan

seseorang memiliki kepatuhan yang jauh lebih baik

dibandingkan individu yang berada pada kondisi ekonomi

yang minimal, karena seseorang yang memiliki status

ekonomi yang cukup akan lebih mendapatkan sarana

prasarana untuk menunjang kepatuhan

2.2.2.2 Variabel penyakit seperti keparahan penyakit dan hilangnya

gejala akibat terapi.

Seseorang yang mengalami pengobatan yang lama, kronis

akan mengurangi kepatuhan individu terhadap regimen terapi

karena sudah mulai timbul kebosanan

2.2.2.3 Variabel program terapeutik seperti kompleksitas program

dan efek samping yang tidak menyenangkan.


16

Seseorang yang mengalami kompleksitas program

pengobatan yang lama, dan mengalami efek samping yang

tidak menyenangkan dari terapi akan mengurangi kepatuhan

individu terhadap regimen terapi karena sudah mulai

perasaan tidak menyenangkan, perasaan tidak berdaya

2.2.2.4 Variabel psikososial seperti sikap terhadap tenaga kesehatan,

penerimaan, atau penyangkalan terhadap penyakit, keyakinan

agama atau budaya.

Keyakinan seseorang tentang kesehatan berguna untuk

memperkirakan adanya ketidakpatuhan. Orang-orang yang

tidak patuh adalah orang yang mengalami depresi, ansietas,

sangat memperhatikan kesehatannya, memiliki ego yang

lebih lemah dan yang kehidupan sosialnya lebih memusatkan

perhatian pada diri sendiri

2.2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan:

2.2.4.1 Pemahaman tentang instruksi

Tidak seorangpun dapat mematuhi instruksi, jika ia salah

paham tentang instruksi yang diterima. Ley dan Spetman

(Niven, 2002: 193 dalam Laila, 2009 : 3), menemukan bahwa

lebih dari 60% yang diwawancarai setelah bertemu dokter salah

mengerti tentang instruksi yang diberikan kepada mereka. Hal

ini disebabkan kegagalan petugas kesehatan dalam memberikan

informasi yang lengkap dan banyaknya instruksi yang harus


17

diingat dan penggunaan istilah medis.

2.2.4.2 Kualitas interaksi

Menurut Korcsh dan Negrete (Niven, 2002: 194 dalam Laila,

2009 : 3) Kualitas interaksi antara petugas kesehatan dan

pasien merupakan bagian yang penting dalam menentukan

derajat kepatuhan. Ada beberapa keluhan, antara lain

kurangnya minat yang diperlihatkan oleh dokter, penggunaan

istilah medis secara berlebihan, kurangnya empati, tidak

memperolah kejelasan mengenai penyakitnya. Pentingnya

keterampilan interpersonal dalam memacu kepatuhan terhadap

pengobatan.

2.2.4.3 Isolasi sosial dan keluarga

Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat mempengaruhi

dalam menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu

serta dapat menentukan tentang program pengobatan yang

dapat mereka terima.

2.2.4.4 Keyakinan, sikap dan kepribadian

Keyakinan seseorang tentang kesehatan berguna untuk

memperkirakan adanya ketidakpatuhan. Orang-orang yang

tidak patuh adalah orang yang mengalami depresi, ansietas

sangat memperhatikan kesehatannya, memiliki ego yang lebih

lemah dan yang kehidupan sosialnya lebih memusatkan

perhatian pada diri sendiri (Niven, 2002: 195 dalam Laila, 2009
18

: 3).

2.2.4 Strategi Untuk Meningkatkan Kepatuhan

Menurut Smet (1994) dalam Syakira, 2009 : 2 berbagai strategi telah

dicoba untuk meningkatkan kepatuhan adalah :

2.2.5.1 Dukungan profesional kesehatan

Dukungan profesional kesehatan sangat diperlukan untuk

meningkatkan kepatuhan, contoh yang paling sederhana dalam

hal dukungan tersebut adalah dengan adanya teknik

komunikasi. Komunikasi memegang peranan penting karena

komunikasi yang baik diberikan oleh profesional kesehatan

baik dokter atau perawat dapat menanamkan ketaatan bagi

pasien.

2.2.5.2 Dukungan sosial

Dukungan sosial yang dimaksud adalah keluarga. Para

profesional kesehatan yang dapat meyakinkan keluarga pasien

untuk menunjang peningkatan kesehatan pasien maka

ketidakpatuhan dapat dikurangi.

2.2.5.3 Perilaku sehat

Modifikasi perilaku sehat sangat diperlukan. Untuk pasien

dengan hipertensi diantaranya adalah tentang bagaimana cara

untuk menghindari dari komplikasi lebih lanjut apabila sudah

menderita hipertensi. Modifikasi gaya hidup dan kontrol secara

teratur atau minum obat anti hipertensi sangat perlu bagi pasien
19

hipertensi.

2.2.5.4 Pemberian informasi

Pemberian informasi yang jelas pada pasien dan keluarga

mengenai penyakit yang dideritanya serta cara pengobatannya

akan dapat meningkatkan kepatuhan terhadap regimen terapi

2.3 Konsep Dasar Asuhan Persalinan Normal (APN) 58 Langkah

2.3.1 Definisi APN

APN adalah asuhan yang bersih dan aman dari setiap tahapan persalinan

dan upaya pencegahan komplikasi terutama perdarahan pascapersalinan

dan hipotermia serta asfiksia bayi baru lahir (Soerjo Hadijono, 2009 : 1)

2.3.2 Tujuan APN

Tujuan Asuhan Persalinan normal yaitu persalinan yang sesuai dengan

Pilar Safemotherhood yaitu Persalinan Bersih Aman, Sayang Ibu dan

Berorientasi Keselamatan. Dengan APN kita dapat mencegah kematian

yang disebabkan Perdarahan, Eklamsia, Sepsis.

2.3.3 Lima Benang Merah APN

1. Membuat keputusan klinis

Membuat keputusan merupakan proses yang menentukan untuk

menyelesaikan masalah dan menentukan asuhan yang diperlukan oleh

pasien, tentunya keputusan itu harus akurat, komprehensif dan aman, baik

bagi pasien dan keluarga maupun petugas yang memberikan pertolongan

2. Asuhan sayang ibu dan sayang bayi


20

Beberapa prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah dengan

mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan

kelahiran bayi. Banyak hasil penelitian menunjukkan bahwa jika para ibu

diperhatikan dan diberi dukungan selama persalinan dan kelahiran bayi,

serta mengetahui dengan baik mengenai proses persalinan dan asuhan

yang akan mereka terima, maka mereka akan mendapatkan rasa aman dan

hasil yang lebih baik

3. Pencegahan infeksi (PI)

Tujuan tindakan PI dalam asuhan pelayanan kesehatan adalah

meminimalkan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme,

menurunkan risiko penularan penyakit penyakit yang mengancam jiwa

seperti hepatitis dan HIV AIDS. Tindakan itu harus diterapkan dalam

setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi-bayi baru lahir, keluarga,

penolong persalinan, dan tenaga kesehatan lainnya dengan mengurangi

infeksi karena bakteri, virus dan jamur.

4. Pencatatan (rekam medik) asuhan persalinan.

Catat semua asuhan yang telah diberikan kepada ibu dan bayinya. Jika

asuhan tidak dicatat dapat dianggap bahwa hal tersebut tidak dilakukan.

Pencatatan adalah bagian penting dari proses pembuat keputusan klinik,

karena memungkinkan penolong persalinan untuk terus menerus

memperhatikan asuhan yang diberikan selama proses persalinan dan

kelahiran bayi. Menurutnya, ada beberapa aspek penting yang berkaitan

dengan pencatatan persalinan, diantaranya tanggal dan waktu asuhan


21

tersebut diberikan, identifikasi penolong persalinan, paraf atau tanda

tangan dari penolong persalinan pada semua catatan, dan sebagainya

5. Rujukan

Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas rujukan atau

fasilitas yang memiliki saranan lebih lengkap, diharapkan mampu

menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir (Soerjo Hadijono, 2009 :

1-4)

2.3.4 Standart APN

Untuk melakukan asuhan persalinan normal dirumuskan 58 langkah

asuhan persalinan normal sebagai berikut (Dinas Kesehatan Propinsi

Jawa Timur, 2003):

1. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala Dua.

2. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk

mematahkan ampul oksitosin & memasukan alat suntik sekali pakai 2 ml

ke dalam wadah partus set.

3. Memakai celemek plastik.

4. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn sabun

dan air mengalir.

5. Menggunakan sarung tangan DTT pada tangan kanan yg akan digunakan

untuk pemeriksaan dalam.

6. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan

oksitosin dan letakan kembali kedalam wadah partus set.

7. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan gerakan


22

vulva ke perineum.

8. Melakukan pemeriksaan dalam pastikan pembukaan sudah lengkap dan

selaput ketuban sudah pecah.

9. Mencelupkan tangan kanan yang bersarung tangan ke dalam larutan klorin

0,5%, membuka sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya

dalam larutan klorin 0,5%.

10. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi uterus selesai pastikan

DJJ dalam batas normal (120 160 x/menit).

11. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,

meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah merasa ingin

meneran.

12. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk meneran

(Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan pastikan ia

merasa nyaman.

13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat

untuk meneran.

14. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi

nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60

menit.

15. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika

kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 6 cm.

16. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu.

17. Membuka tutup partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat
23

dan bahan

18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan.

19. Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5 6 cm, memasang

handuk bersih untuk menderingkan janin pada perut ibu.

20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin

21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar

secara spontan.

22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparental.

Menganjurkan kepada ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut

gerakan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul

dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan arah atas dan distal untuk

melahirkan bahu belakang.

23. Setelah bahu lahir, geser tangan bawah kearah perineum ibu untuk

menyanggah kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas

untuk menelusuri dan memegang tangan dan siku sebelah atas.

24. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri menyusuri punggung kearah

bokong dan tungkai bawah janin untuk memegang tungkai bawah

(selipkan ari telinjuk tangan kiri diantara kedua lutut janin)

25. Melakukan penilaian selintas :

a. Apakah bayi menangi kuat dan atau bernapas tanpa kesulitan?

b. Apakah bayi bergerak aktif ?

26. Mengeringkan tubuh bayi nulai dari muka, kepala dan bagian tubuh

lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk


24

basah dengan handuk/kain yang kering. Membiarkan bayi atas perut ibu.

27. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam

uterus.

28. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus

berkontraksi baik.

29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM

(intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi

sebelum menyuntikan oksitosin).

30. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 3

cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan jepit

kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.

31. Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut

bayi), dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.

32. Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi

kemudian melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan

simpul kunci pada sisi lainnya.

33. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan memasang topi di

kepala bayi.

34. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 -10 cm dari vulva.

35. Meletakan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas simfisis,

untuk mendeteksi. Tangan lain menegangkan tali pusat.

36. Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan,

sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah


25

doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir setelah 30 40 detik, hentikan

penegangan tali pusat dan menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya

dan mengulangi prosedur.

37. Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta

terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan

arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir

(tetap lakukan tekanan dorso-kranial).

38. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta dengan

hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan kedua

tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran plasenta

dan mencegah robeknya selaput ketuban.

39. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus uteri dengan

menggosok fundus uteri secara sirkuler menggunakan bagian palmar 4 jari

tangan kiri hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)

40. Periksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan tangan kanan

untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan selaput ketuban sudah

lahir lengkap, dan masukan kedalam kantong plastik yang tersedia.

41. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Melakukan

penjahitan bila laserasi menyebabkan perdarahan.

42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan

pervaginam.

43. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling

sedikit 1 jam.
26

44. Setelah satu jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes mata

antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1 mg intramaskuler di paha kiri

anterolateral.

45. Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan imunisasi

Hepatitis B di paha kanan anterolateral.

46. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan pervaginam.

47. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai

kontraksi.

48. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah.

49. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit

selama 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam

kedua pasca persalinan.

50. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa bayi bernafas dengan

baik.

51. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%

untuk dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas peralatan setelah di

dekontaminasi.

52. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai.

53. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DDT. Membersihkan sisa

cairan ketuban, lendir dan darah. Bantu ibu memakai memakai pakaian

bersih dan kering.

54. Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu keluarga untuk membantu

apabila ibu ingin minum.


27

55. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%.

56. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% melepaskan

sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan

klorin 0,5%

57. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.

58. Melengkapi partograf.


28

2.4 Kerangka Konseptual

Faktor yang mempengaruhi


kepatuhan
1. Variabel demografi
Faktor yang mempengaruhi (usia, jenis kelamin,
perilaku status sosio ekonomi
Faktor Prediposisi dan pendidikan)
- Pendidikan 2. Variabel penyakit
- Tradisi dan kepercayaan 3. Variabel program terapi
- Pengetahuan 4. Variabel psikososial
- Sikap
Faktor enabling : Patuh
Ketersediaan sarana dan Kepatuhan
prasarana
Menerapkan standart
Faktor reinforcing
- Sikap dan perilaku APN
- Undang-undang terkait
kesehatan Tidak Patuh
teratur

Bagan 2.1 : Kerangka Konseptual Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Bidan dalam Menerapkan Standart Asuhan
Persalinan Normal di Wilayah Kerja Puskesmas Sukorejo Kabupaten Pasuruan (Teori Notoatmodjo, 2003)
29

2.5 Kerangka Penelitian


Faktor yang mempengaruhi
kepatuhan
1. Variabel demografi
(usia, jenis kelamin,
status sosio ekonomi
Faktor yang mempengaruhi perilaku dan pendidikan)
Faktor Prediposisi 2. Variabel penyakit
3. Variabel program terapi
- Pendidikan
Faktor yang 4. Variabel psikososial
- Tradisi dan kepercayaan
mempengaruhi Patuh
pengetahuan Pengetahuan
Kepatuhan
- Intelegensi teratur
- Sikap Menerapkan standart
- Pendidikan
Faktor enabling : APN
- Pengalaman
Ketersediaan sarana dan prasarana Tidak Patuh
- Informasi
Faktor reinforcing teratur
- Kepercayaan
- Sikap dan perilaku - Undang-
undang terkait kesehatan

Keterangan : : Diteliti
: Tidak diteliti

Bagan 2.2 : Kerangka Penelitian Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Bidan dalam Menerapkan Standart Asuhan Persalinan
Normal di Wilayah Kerja Puskesmas Sukorejo Kabupaten Pasuruan
30

2.6 Hipotesa Penelitian

Hipotesa adalah pernyataan tentang suatu dalil atau kaidah tetapi yang

kebenarannya belum terujikan secara empirik (Pratiknya, 2003 : 46). Dalam

penelitian ini hipotesa adalah :

Ho : Tidak ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan bidan dalam

menerapkan standart asuhan persalinan normal di wilayah kerja Puskesmas

Sukorejo Kabupaten Pasuruan

H1 : Ada hubungan pengetahuan dengan kepatuhan bidan dalam menerapkan

standart asuhan persalinan normal di wilayah kerja Puskesmas Sukorejo

Kabupaten Pasuruan
31

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian,

yang memungkinkan pemaksimalan kontrol faktor-faktor yang bisa

mempengaruhi akurasi suatu hasil (Nursalam, 2003 : 79)

Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional

(assosiasi) yaitu penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel, peneliti

dapat mencari, menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, menguji

berdasarkan teori yang ada (Nursalam, 2003 : 84). Sedangkan jenis

penelitiannya menggunakan jenis desain penelitian cross sectional yaitu jenis

penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data

variabel independen dan dependen hanya satu kali, pada saat itu. Pada jenis ini

variabel independen dan dependen dinilai secara simultan pada satu saat, jadi

tidak ada follow up (Nursalam, 2003 : 85). Jadi dalam penelitian ini, peneliti

ingin menganalisis hubungan pengetahuan dengan kepatuhan bidan dalam

menerapkan standart asuhan persalinan normal

31
32

3.2 Kerangka Kerja

Populasi
Seluruh bidan di wilayah kerja Puskesmas Sukorejo
sejumlah 22

Sampel
Seluruh bidan di wilayah kerja Puskesmas Sukorejo
sejumlah 22

Penyusunan Instrumen Penelitian


Kuisioner dan observasi

Pengumpulan data
Memberikan kuisioner dan melakukan observasi
terhadap responden yang menjadi sampel penelitian

Analisa data
33

Hasil dan Kesimpulan

Bagan 3.1 : Kerangka Kerja Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Bidan


dalam Menerapkan Standart Asuhan Persalinan Normal di Wilayah
Kerja Puskesmas Sukorejo Kabupaten Pasuruan

3.3 Variabel Penelitian

Variabel adalah karakteristik yang diamati, yang mempunyai variasi

nilai dan merupakan operasionalisasi dari suatu konsep agar dapat diteliti

secara empiris atau ditentukan tingkatannya (Setiadi, 2007 : 161). Variabel

dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel independen dan variabel

dependen.

3.3.1 Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel independen adalah variabel yang nilainya menentukan

variabel lain (Nursalam, 2003 : 101). Variabel independen dalam

penelitian ini adalah pengetahuan bidan tentang asuhan persalinan

normal yang meliputi pengetahuan tentang definisi, manfaat, lima

benang merah persalinan, standart APN

3.3.2 Variabel Dependen (Variabel Tergantung)

Variabel dependen adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh


34

variabel lain (Nursalam, 2003 : 101). Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah kepatuhan bidan dalam menerapkan standart

asuhan persalinan normal

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2003 : 104).

Adapun perumusan definisi operasional dalam penelitian ini

diuraikan dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.1: Tabel Definisi Operasional Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan


Bidan dalam Menerapkan Standart Asuhan Persalinan Normal di
Wilayah Kerja Puskesmas Sukorejo Kabupaten Pasuruan

Definisi Parameter Alat


Variable Skala Skor
Operasinal Ukur
Variabel independen Kemampuan Jml jwb Kuesionir Ordinal Benar = 1
Pengetahuan ibu bidan untuk benar Salah = 0
tentang asuhan menjelaskan responden Kriteria
persalinan normal segala sesuatu ttg APN Baik =
yang diketahui yang (76% -100%)
berhubungan meliputi Cukup = (56% -
dengan asuhan pengetahu 75%)
persalinan normal an ttg Kurang baik=
definisi, ( 55%)
manfaat, (Notoatmodjo,
lima benang 2003)
merah
persalinan,
standart
APN
Variabel dependen
Kepatuhan bidan Kemampuan Standart observasi Nominal Kriteria :
dalam menerapkan bidan dalam APN 58 Patuh:
standart asuhan menerapkan APN langkah Bila melakukan
35

persalinan normal 58 langkah sesuai APN 58


dengan urutan langkah sesuai
dan standart yang urutan dan
telah ditentukan standart
Tidak patuh :
Bila tidak
melakukan APN
58 langkah
sesuai urutan
dan standart

3.5 Populasi, Sampel dan Sampling

3.5.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006 :

130). Pada penelitian ini populasi adalah seluruh bidan diwilayah kerja

Puskesmas Sukorejo yang berjumlah 22 orang

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian atau subset dari populasi yang dipilih

dengan cara tertentu hingga dianggap mewakili populasinya (Sudigdo,

2002 : 68). Pada penelitian ini sampel penelitiannya adalah seluruh bidan

diwilayah kerja Puskesmas Sukorejo yang berjumlah 22 orang

3.5.2.1 Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek

penelitian dari suatu populasi target dan terjangkau yang akan

diteliti (Setiadi, 2007 : 178)


36

1) Pernah mendapatkan pelatihan APN

2) Bidan yang menolong persalinan

3) Bersedia menjadi responden

3.5.2.2 Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah

Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan

subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan studi karena berbagai

sebab (Setiadi, 2007 : 178)

3.5.3 Sampling

Teknik pengambilan sampel adalah sebagian atau wakil populasi

yang diteliti dengan sampling tertentu untuk bisa memenuhi atau

mewakili populasi (Nursalam, 2003 : 96). Dalam penelitian ini

menggunakan Non Probability Sampling dengan teknik Sampling jenuh

yaitu seluruh populasi dijadikan sampel penelitian (Setiadi, 2007 : 184).

3.6 Pengumpulan Data dan Analisa

3.6.1 Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini sebelum melakukan proses pengumpulan

data, peneliti mengurus ijin penelitian ke Intitusi pendidikan, setelah

mendapatkan surat ijin dari Ka Prodi DIII Kebidanan STIKES Karya

Husada Pare Kediri, surat tersebut ke Puskesmas Sukorejo yang

membawahi wilayah penelitian, kemudian sesudah mendapatkan ijin,

peneliti melakukan proses pengumpulan data dilakukan dengan cara

pemberian kuisioner oleh peneliti dan melakukan observasi kepada


37

responden yang dijadikan sampel penelitian sesuai kriteria inklusi

dan eksklusi.

3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

dibagi menjadi 2 sesuai dengan variabel penelitian. Pada variabel

independen (pengetahuan), peneliti menggunakan kuisiner dengan

bentuk pertanyaan tertutup, sedangkan pada variabel dependen

(kepatuhan) peneliti menggunakan cheklist terhadap pelaksanaan

APN 58 langkah

3.6.3 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan melalui proses sebagai berikut :

3.6.3.1 Editing:

Editing adalah meneliti kembali data. Ini berarti bahwa

semua kuisioner harus diteliti satu persatu tentang

kelengkapannya, pengisian dan kejelasan penelitian yang

meliputi :

1) Dicek kelengkapannya

2) Setelah lengkap baru menyesuaikan kodenya

3) Baru kita pilah-pilah sesuai datanya

3.6.3.2 Coding

Coding adalah memberikan kode setiap kategori yang ada

dalam variabel.

1) Data umur bidan


38

Umur < 20 tahun : kode 1

Umur 20-35 tahun : kode 2

Umur > 35 tahun : kode 3

2) Pendidikan

P2B : kode 1

AKBID : kode 2

D4 Kebidanan : kode 3

3) Masa Kerja

1-5 tahun : kode 1

5-10 tahun : kode 2

> 10 tahun : kode

3.6.3.3 Scoring : memberikan skor pada masing-masing variabel

1) Untuk pengetahuan jawaban yang benar dinilai 1 dan

jawaban salah dinilai 0.

2) Untuk kepatuhan, apabila melakukan item-item APN

58 langkah dinilai 1 dan apabila tidak melakukan item-

item APN 58 langkah dinilai 0

3.6.3.4 Tabulating

Tabulating adalah melakukan tabulasi data yang disajikan

dalam prosentase.

1) Data pengetahuan

Untuk variabel independen (pengetahuan ibu) jumlah

skor yang di dapat dibandingkan dengan jumlah yang


39

diharapkan dan dikalikan 100 % dan hasilnya berupa

persentase.

Adapun rumus yang digunakan adalah :

Sp
N 100%
Sm

Keterangan :

N : nilai yang didapat (persentase)

Sp : Skor yang didapat

Sm : Skor maksimal.

Hasil persentase dari cara pemberian skor dan

penilaian untuk setiap variabel independen

(pengetahuan) diinterpretasikan secara deskriptif yang

menggunakan kriteria kualitatif, yaitu :

(1) Baik apabila mempunyai prosentase 76%-100%

(2) Cukup apabila mempunyai prosentase 56%-75%

(3) Kurang apabila mempunyai prosentase 55%

(Nursalam, 2003 : 148)

2) Data Kepatuhan

Sedangkan untuk variabel dependen (kepatuhan),

setelah data terkumpul melalui observasi, maka langkah

selanjutnya adalah analisa data yaitu melakukan

tabulasi atau pengelompokan data. Data kepetuhan

dinterpretasikan menjadi patuh dan tidak patuh

Dari hasil prosentase pengolahan kemudian


40

diinterpretasikan

100 % : Seluruh dari responden

76 %- 99% : Hampir seluruh dari responden

51 % - 75 % : Sebagian besar responden

50 % : Setengah dari responden

26 % - 49 % : Hampir setengah responden

1 % -25 % : Sebagian kecil responden

0% : Tidak satupun dari responden

(Nursalam, 2003 : 124)

3) Hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan

Untuk mengetahui hubungan antara 2 variabel. analisa

data yang digunakan adalah Uji Chi Square dengan nilai

kemaknaan 5%.

Adapun rumus daru uji Chi square adalah sebagai

berikut :

( fo fh)
2

X2 = fh

Keterangan :

fo : frekuensi observasi

fh : frekuensi harapan

Dalam proses penghitungan uji Chi square, peneliti

menggunakan komputer dengan tingkat signifikan

sebesar 0,05.
41

Sedangkan interpretasinya adalah sebagai berikut :

apabila harga X2 hitung > X2 tabel, maka kesimpulannya

adalah Ho ditolak artinya ada hubungan yang signifikan

(Oktarina, 2006 : 111). Untuk menginterpretasikan

derajat hubungan digunakan panduan sebagai berikut :

Tabel 3.1 : Interpretasi derajat hubungan

Interval Tingkat Hubungan


0,000 0,199 Sangat rendah (tidak
berkolerasi)
0,200 0,399 Rendah
0,400 0,599 Sedang
0,600 0,799 Kuat
0,800 1,000 Sangat kuat
(Sugiyono, 2007)

3.7 Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian ini peneliti mengajukan ijin kepada

institusi pendidikan dalam hal ini adalah Prodi DIII Kebidanan STIKES

Surya Husada Pare Kediri dan pihak institusi Puskesmas Sukorejo, kemudian

peneliti melakukan pengumpulan data kepada responden dengan panduan

kuesioner yang telah dibuat dan menekankan pada masalah etika yang

meliputi:

3.7.1 Informed Consent (lembar persetujuan penelitian)


42

Lembar persetujuan ini diberikan kepada responden sesaat sebelum

responden diberikan kuesioner dan observasi. Jika responden bersedia

diteliti, maka diminta untuk tanda tangan di lembar persetujuan

tersebut, tetapi jika tidak bersedia maka peneliti menghormati hak

responden.

3.7.2 Anonymity (tanpa nama)

Kerahasiaan identitas responden tidak mencantumkan nama responden

pada lembar pengumpulan data, yang diisi pada lembar tersebut dan

hanya diberi kode tertentu.

3.7.3 Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari subyek dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang

akan disajikan pada hasil penelitian.


43

DAFTAR PUSTAKA

Amiruddin, 2009, Pelatihan Penyegaran Inisiasi Menyusui Dini Dalam Paket


Pelatihan Asuhan Persalinan Normal 2007, http://www.geogle.com.
Diakses tanggal 18 Oktober 2009

Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Ed.


Revisi 5. Jakarta : Rineka Cipta.

Depkes, RI 2003. Asuhan kehamilan Jakarta : Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO

Dinkes Jatim, 2003, APN 58 Langkah, Http//www. Google. co. id. Diakses
tanggal 27 Agustus 2009

Indah, Ria 2007, Dukungan Keluarga, http;www.google.com. Diakses tanggal 10


Oktober 2009

Laila, Jannah, 2009, Teori Kepatuhan, http://bidanlia.blogspot.com. Diakses


tanggal 27 Agustus 2009

Maria, Watimena, 2009, Analisis Penerapan Standar Asuhan Persalinan Normal


(APN) Oleh Bidan Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sorong
Papua Barat Tahun 2008 ( Studi Kualitatif ), http://digilib.undip.ac.id.
Diakses tanggal 27 Agustus 2009

Notoatmodjo, Soekidjo, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta PT.


Rineka Cipta
44

Nursalam, 2003, Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan Edisi I, Jakarta : Rineka Cipta.

Oktarina, 2005. SPSS 13.0 untuk Orang Awam. Palembang : Maxicom

Setiadi, 2007. Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha


Ilmu.

Soerjo Hadijono, 2009, Tenaga Kesehatan Wajib Terapkan APN,


http://www.sumeks.co.id. Diakses tanggal 27 Agustus 2009

Sugiono, 2006. Statistik Untuk Penelitian, Bandung : Alfabeta

Syakira, Ghana, 2009, Konsep Kepatuhan, http://syakira-blog.blogspot.com.


Diakses tanggal 27 Agustus 2009

Wikipedia, 2008, Pengetahuan dan Informasi, Http//www. wikipedia. co. id.


Diakses tanggal 15 November 2008
45

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth. Bidan
Di Sukorejo Kabupaten Pasuruan

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini, mahasiswa Sekolah Tinggi Kesehatan
Karya Husada Pare Kediri Program Studi D-III Kebidanan Program Khusus di
Pasuruan:
Nama : Lilis Andrini
NIM : 08022
Bersama ini kami megajukan permohonan kepada ibu untuk menjadi
responden dalam penelitian berjudul Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan
Bidan dalam Menerapkan Standart Asuhan Persalinan Normal di Wilayah Kerja
Puskesmas Sukorejo Kabupaten Pasuruan.
Jawaban ibu kami jamin kerahasiaannya, oleh karena itu kami harap ibu
memberikan jawaban sesuai dengan kehendak.

Atas perhatian dan kerjasama untuk menjadi responden, kami


46

mengucapkan terima kasih.

Pasuruan, Oktober 2009

Peneliti

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini Responden:

No responden :

Umur :

Alamat :

Berdasarkan penjelasan yang telah diberikan, bersama ini saya

menyatakan tidak keberatan untuk menjadi Responden dalam penelitian dengan

judul Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Bidan dalam Menerapkan

Standart Asuhan Persalinan Normal di Wilayah Kerja Puskesmas Sukorejo

Kabupaten Pasuruan.

Demikian pernyataan ini saya buat, tanpa paksaan dan tekanan dari

penulis.
47

Pasuruan, Oktober 2009

Responden

KISI-KISI KUESIONER

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN DALAM


MENERAPKAN STANDART ASUHAN PERSALINAN NORMAL
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKOREJO
KABUPATEN PASURUAN

A. Kisi-kisi pertanyaan Tingkat pengetahuan


Indikator No soal Jawaban
Pengertian dan manfaat APN 1 A
2 C
3 C

5 benang merah persalinan 4 B


5 A
11 B
12 C
13 A
14 B

Standart APN 6 B
7 B
8 A
9 A
10 A
48

15 C
16 B
17 C
18 C
19 B
20 A

20
Jumlah

KUISIONER

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN DALAM


MENERAPKAN STANDART ASUHAN PERSALINAN NORMAL
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKOREJO
KABUPATEN PASURUAN

1. Petunjuk pengisian kuisioner

a. Pilihlah jawaban di bawah ini dengan benar dengan cara melingkari

jawaban yang paling benar pada tempat yang telah disediakan

2. Karakteristik Responden
a. Responden No :.. Kode diisi peneliti
b. Usia Bidan : < 20 tahun
20-35 tahun
> 35 tahun

c. Pendidikan terakhir : P2B


D-3 kebidanan
D-4 kebidanan
49

d. Masa Kerja : 1-5 tahun


5-10 tahun
> 10 tahun

3. Pertanyaan variabel pengetahuan.

1. Dibawah ini yang benar tentang APN adalah.............. ?


a. Asuhan yang bersih dan aman dari setiap tahapan persalinan dan upaya
pencegahan komplikasi yang terdiri dari 58 langkah
b. Asuhan yang bersih dan nyaman dari setiap tahapan persalinan dan
upaya pencegahan komplikasi yang terdiri dari 59 langkah
c. Asuhan yang bersih dan aman dari setiap tahapan persalinan dan upaya
pencegahan komplikasi yang terdiri dari 60 langkah

2. Dalam APN upaya pencegahan komplikasi terutama ditujukan pada........... ?


a. Hipertemia bayi
b. Trombositopenia
c. HPP

3. Tujuan APN adalah pencegahan kematian yang sering disebabkan oleh.......... ?


a. Infeksi
b. Lilitan tali pusat
c. Eklamsi

4. Dibawah ini yang benar tentang indikator 5 benang merah APN


adalah...............?
a. Mencegah perdarahan
50

b. Membuat keputusan klinis yang tepat


c. Gerakan sayang ibu

5. Pencegahan infeksi pada APN ditujukan untuk...............?


a. Menurunkan risiko penularan penyakit penyakit yang mengancam jiwa
seperti hepatitis dan HIV AIDS
b. Mengenali dan menangani komplikasi dalam kehamilan, persalinan
dan keadaan sesudah melahirkan
c. Pengobatan ibu hamil

6. Langkah pertama APN 58 langkah adalah.....?


a. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan
b. Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan Kala Dua
c. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn
sabun dan air mengalir.

7. Langkah selanjutnya sesudah menggunakan sarung tangan DTT pada tangan


kanan yg akan digunakan untuk pemeriksaan dalam adalah.............. ?
a. Memastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dgn
sabun dan air mengalir
b. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi
dengan oksitosin
c. Membersihkan vulva dan perineum dengan kapas basah dengan
gerakan vulva ke perineum

8. Langkah selanjutnya sesudah melakukan pimpinan meneran saat ibu


mempunyai dorongan yang kuat untuk meneran............... ?
a. Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60
menit
b. Meletakan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut ibu, jika
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5 6 cm.
c. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian bawah bokong ibu.

9. Langkah selanjutnya sesudah memeriksa kembali uterus untuk memastikan


51

tidak ada lagi bayi dalam uterus....?


a. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitasin agar uterus
berkontraksi baik.
b. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM
(intramaskuler) di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikan oksitosin).
c. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira
3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal (ibu) dan
jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.

10. Langkah selanjutnya sesudah melakukan penegangan dan dorongan


dorsokranial hingga plasenta terlepas.......?
a. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan plasenta
dengan hati-hati. Bila perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta dengan
kedua tangan dan lakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran
plasenta dan mencegah robeknya selaput ketuban.
b. minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah
sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir
(tetap lakukan tekanan dorso-kranial).
c. menegangkan tali pusat dengan tangan kanan, sementara tangan kiri
menekan uterus dengan hati-hati kearah doroskrainal. Jika plasenta tidak
lahir setelah 30 40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan
menunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan mengulangi prosedur.

11. Larutan klorin untuk proses dekontaminasi pada pencegahan infeksi APN
dapat dibuat dari...............?
a. Larutan natrium klorida
b. Larutan sodium hipoklorit
c. Larutan asam klorida

12. Untuk membunuh bakteri beserta endospora pada proses dekontaminasi dalam
rangka pencegahan infeksi APN digunakan...............?
52

a.DTT
b. Dekontaminasi
c.Sterilisasi

13. Prinsip dasar asuhan sayang ibu dan bayi dalam APN adalah...............?
a. Mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan
kelahiran bayi
b. Menganjurkan suami untuk menunggu diluar
c. Mengikutsertakan keluarga pada saat kelahiran bayi

14. Rujukan pada manajemen aktif kala 3 dilakukan apabila...............?


a. Placenta belum lahir hingga melewati 1 jam
b. Placenta belum lahir hingga melewati 30 menit
c. Placenta belum lahir hingga melewati 2 jam

15. Ambang batas normal denyut jantung janin di dalam uterus adalah...............?
a.80-100 x/mt
b. 100-140 x/mt
c.120-160 x/mt

16. Tahap mempersiapkan suntikan oksitosin adalah...............?


a. Mengambil alat suntik dengan tangan kanan, isi dengan oksitosin
b. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi dengan
oksitosin
c. Setelah mengambil alat suntik diletakkan disamping paha ibu

17. Jika pembukaan sudah lengkap yang segera harus dilakukan adalah...............?
a.Menganjurkan ibu untuk berjalan, jongkok
b. Membantu ibu dalam posisi terlentang
c.Memimpin ibu untuk meneran saat ada dorongan his

18. Setelah bayi lahir tindakan pada bayi selanjutnya adalah adalah...............?
a.Beri tetes mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1
b. Penimbangan/pengukuran bayi
c.Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling
53

sedikit 1 jam.

19. Pemeriksaan keutuhan placenta adalah dengan memeriksa...............?


a.Tepi-tepi placenta
b. Bagian maternal dan fetal placenta, bagian kotiledon dan selaput
placenta
c.Sisa placenta di dalam uterus

20.Tindakan-tindakan setelah kelahiran untuk mencegah perdarahan


adalah...............?
a. Melanjutkan pemantauan kontraksi
b. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus
c. Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama 1 jam pertama pasca persalinan

CHEKLIST

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN BIDAN DALAM


MENERAPKAN STANDART ASUHAN PERSALINAN NORMAL
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKOREJO
KABUPATEN PASURUAN

No Indikator Dilakukan Tidak


Dilakukan
1 Mendengar dan melihat adanya tanda
persalinan Kala Dua
2 Memastikan kelengkapan alat pertolongan
persalinan termasuk mematahkan ampul
oksitosin & memasukan alat suntik sekali
pakai 2 ml ke dalam wadah partus set
3 Memakai celemek plastik.

4 Memastikan lengan tidak memakai perhiasan,


mencuci tangan dgn sabun & air mengalir.
5 Menggunakan sarung tangan DTT pada
tangan kanan yg akan digunakan untuk
pemeriksaan dalam.
6 Mengambil alat suntik dengan tangan yang
bersarung tangan, isi dengan oksitosin dan
letakan kembali kedalam wadah partus set.
7 Membersihkan vulva dan perineum dengan
54

kapas basah dengan gerakan vulva ke


perineum
8 Melakukan pemeriksaan dalam pastikan
pembukaan sudah lengkap dan selaput
ketuban sudah pecah.
9 Mencelupkan tangan kanan yang bersarung
tangan ke dalam larutan klorin 0,5%,
membuka sarung tangan dalam keadaan
terbalik dan merendamnya dalam larutan
klorin 0,5%.
10 Memeriksa denyut jantung janin setelah
kontraksi uterus selesai pastikan DJJ dalam
batas normal (120 160 x/menit).
11 Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap
dan keadaan janin baik, meminta ibu untuk
meneran saat ada his apabila ibu sudah
merasa ingin meneran.
12 Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan
posisi ibu untuk meneran (Pada saat ada his,
bantu ibu dalam posisi setengah duduk dan
pastikan ia merasa nyaman.
13 Melakukan pimpinan meneran saat ibu
mempunyai dorongan yang kuat untuk
meneran.
14 Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok
atau mengambil posisi nyaman, jika ibu
belum merasa ada dorongan untuk meneran
dalam 60 menit.
15 Meletakan handuk bersih (untuk
mengeringkan bayi) di perut ibu, jika kepala
bayi telah membuka vulva dengan diameter 5
6 cm.
16 Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian
bawah bokong ibu
17 Membuka tutup partus set dan
memperhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan
18 Memakai sarung tangan DTT pada kedua
tangan.
19 Saat kepala janin terlihat pada vulva dengan
diameter 5 6 cm, memasang handuk bersih
untuk menderingkan janin pada perut ibu.
20 Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada
leher janin
21 Menunggu hingga kepala janin selesai
melakukan putaran paksi luar secara spontan
55

22 Setelah kepala melakukan putaran paksi luar,


pegang secara biparental. Menganjurkan
kepada ibu untuk meneran saat kontraksi.
Dengan lembut gerakan kepala kearah bawah
dan distal hingga bahu depan muncul
dibawah arkus pubis dan kemudian gerakan
arah atas dan distal untuk melahirkan bahu
belakang.
23 Setelah bahu lahir, geser tangan bawah
kearah perineum ibu untuk menyanggah
kepala, lengan dan siku sebelah bawah.
Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang tangan dan siku sebelah atas.
24 Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri
menyusuri punggung kearah bokong dan
tungkai bawah janin untuk memegang
tungkai bawah (selipkan ari telinjuk tangan
kiri diantara kedua lutut janin)
25 Melakukan penilaian selintas :
a. Apakah bayi menangi kuat dan atau
bernapas tanpa kesulitan?
b. Apakah bayi bergerak aktif ?
26 Mengeringkan tubuh bayi nulai dari muka,
kepala dan bagian tubuh lainnya kecuali
bagian tangan tanpa membersihkan verniks.
Ganti handuk basah dengan handuk/kain
yang kering. Membiarkan bayi atas perut ibu.
27 Memeriksa kembali uterus untuk memastikan
tidak ada lagi bayi dalam uterus
28 Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik
oksitasin agar uterus berkontraksi baik.
29 Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir,
suntikan oksitosin 10 unit IM (intramaskuler)
di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan
aspirasi sebelum menyuntikan oksitosin).
30 Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali
pusat dengan klem kira-kira 3 cm dari pusat
bayi. Mendorong isi tali pusat ke arah distal
(ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm
distal dari klem pertama.
31 Dengan satu tangan. Pegang tali pusat yang
telah dijepit (lindungi perut bayi), dan
lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2
klem tersebut.
32 Mengikat tali pusat dengan benang DTT atau
steril pada satu sisi kemudian melingkarkan
56

kembali benang tersebut dan mengikatnya


dengan simpul kunci pada sisi lainnya.
33 Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat
dan memasang topi di kepala bayi.
34 Memindahkan klem pada tali pusat hingga
berjarak 5 -10 cm dari vulva
35 Meletakan satu tangan diatas kain pada perut
ibu, di tepi atas simfisis, untuk mendeteksi.
Tangan lain menegangkan tali pusat.
36 Setelah uterus berkontraksi, menegangkan
tali pusat dengan tangan kanan, sementara
tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati
kearah doroskrainal. Jika plasenta tidak lahir
setelah 30 40 detik, hentikan penegangan
tali pusat dan menunggu hingga timbul
kontraksi berikutnya dan mengulangi
prosedur
37 melakukan penegangan dan dorongan
dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta
ibu meneran sambil penolong menarik tali
pusat dengan arah sejajar lantai dan
kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan
lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial).
38 Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan
melahirkan plasenta dengan hati-hati. Bila
perlu (terasa ada tahanan), pegang plasenta
dengan kedua tangan dan lakukan putaran
searah untuk membantu pengeluaran plasenta
dan mencegah robeknya selaput ketuban.
39 Segera setelah plasenta lahir, melakukan
masase pada fundus uteri dengan menggosok
fundus uteri secara sirkuler menggunakan
bagian palmar 4 jari tangan kiri hingga
kontraksi uterus baik (fundus teraba keras)
40 Periksa bagian maternal dan bagian fetal
plasenta dengan tangan kanan untuk
memastikan bahwa seluruh kotiledon dan
selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan
masukan kedalam kantong plastik yang
tersedia
41 Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina
dan perineum. Melakukan penjahitan bila
laserasi menyebabkan perdarahan.
42 Memastikan uterus berkontraksi dengan baik
dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.
57

43 Membiarkan bayi tetap melakukan kontak


kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam
44 Setelah satu jam, lakukan
penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes
mata antibiotik profilaksis, dan vitamin K1 1
mg intramaskuler di paha kiri anterolateral
45 Setelah satu jam pemberian vitamin K1
berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di
paha kanan anterolateral.
46 Melanjutkan pemantauan kontraksi dan
mencegah perdarahan pervaginam
47 Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan
masase uterus dan menilai kontraksi.
48 Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan
darah.
49 Memeriksakan nadi ibu dan keadaan kandung
kemih setiap 15 menit selama 1 jam pertama
pasca persalinan dan setiap 30 menit selama
jam kedua pasca persalinan.
50 Memeriksa kembali bayi untuk memastikan
bahwa bayi bernafas dengan baik.
51 Menempatkan semua peralatan bekas pakai
dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). Cuci dan bilas
peralatan setelah di dekontaminasi.
52 Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke
tempat sampah yang sesuai
53 Membersihkan ibu dengan menggunakan air
DDT. Membersihkan sisa cairan ketuban,
lendir dan darah. Bantu ibu memakai
memakai pakaian bersih dan kering.
54 Memastikan ibu merasa nyaman dan beritahu
keluarga untuk membantu apabila ibu ingin
minum.
55 Dekontaminasi tempat persalinan dengan
larutan klorin 0,5%.
56 Membersihkan sarung tangan di dalam
larutan klorin 0,5% melepaskan sarung
tangan dalam keadaan terbalik dan
merendamnya dalam larutan klorin 0,5%
57 Mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir.
58 Melengkapi partograf.
58

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Lilis Andrini


NIM : 08022
Judul : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Bidan dalam
Menerapkan Standart Asuhan Persalinan Normal di Wilayah
Kerja Puskesmas Sukorejo Kabupaten Pasuruan
Pembimbing I : Uswatun Khasanah, SST, M.Keb

Catatan Pembimbing Tanda


No Tanggal Materi
Tangan
1

6
59

LEMBAR KONSULTASI

Nama : Lilis Andrini


NIM : 08022
Judul : Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Bidan dalam
Menerapkan Standart Asuhan Persalinan Normal di Wilayah
Kerja Puskesmas Sukorejo Kabupaten Pasuruan
Pembimbing I : Wahyu Nuraisya, SSiT

Catatan Pembimbing Tanda


No Tanggal Materi
Tangan
1

6
60

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN


KEPATUHAN BIDAN DALAM MENERAPKAN
STANDART ASUHAN PERSALINAN NORMAL
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKOREJO
KABUPATEN PASURUAN

OLEH :

LILIS ANDRINI
NIM. 08022
61

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN


STIKES KARYA HUSADA PARE KEDIRI
2009
LEMBAR PERSETUJUAN

Proposal penelitian ini telah disetujui oleh pembimbing Proposal Program

Khusus D III Kebidanan STIKES Karya Husada Pare Kediri pada:

Hari / Tanggal : .......................................

Pasuruan, ... Oktober 2009

LILIS ANDRINI
NIM. 08022

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Uswatun Khasanah, SST, M.Keb Wahyu Nuraisya, SSiT


62

ii
63

LEMBAR PENGESAHAN

Proposal Karya Tulis Ilmiah ini telah disetujui untuk disahkan oleh penguji

Proposal Karya Tulis Ilmiah Prodi D III Kebidanan STIKES Karya Husada Pare

Kediri dalam Ujian Proposal pada :

Hari / Tanggal : .......................

Tempat: Prodi D III Kebidanan STIKES Karya Husada Pare Kediri

Mengetahui Tim Penguji

Penguji I : _______________

Penguji II : _______________

Penguji III : _______________

Mengetahui
Kaprodi DIII Kebidanan

TINTIN HARIYANI, SSiT, M.Kes

iii
64

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan

rahmat, hidayah dan karunia-Nya, sehingga Proposal Karya Tulis Ilmiah dengan

judul Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Bidan dalam Menerapkan

Standart Asuhan Persalinan Normal di Wilayah Kerja Puskesmas Sukorejo

Kabupaten Pasuruan ini dapat diselesaikan dengan baik.

Pada kesempatan ini Penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang

tidak terhingga dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak

yang telah membantu terselesaikannya Proposal Karya Tulis Ilmiah ini, khususnya

kepada:

1. H. Nanang Hari P, dr, M.Si Selaku Kepala Dinas Kesehatan DATI II

Kabupaten Pasuruan

2. Denok Sri Utami, dr Selaku Kepala STIKES Karya Husada Pare Kediri

3. Tintin Hariyani, SSiT, M.Kes selaku Ka Prodi DIII Kebidanan STIKES Karya

Husada Kediri yang telah memberikan sarana dan prasarana.

4. Uswatun Khasanah, SST, M.Keb selaku pembimbing I, yang mengarahkan,

memotivasi dan memberikan semangat sehingga segala hambatan dan

permasalahan dapat diselesaikan dengan baik, hingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Wahyu Nuraisya, SSiT selaku pembimbing II, yang dengan penuh perhatian

dan kesabaran telah membimbing penulis dan memberikan semangat sehingga

segala hambatan dan permasalahan dapat diselesaikan dengan baik, hingga

penulis dapat menyelesaikan penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

iv
65

6. Seluruh staf dosen dan karyawan di STIKES Karya Husada Kediri yang telah

memberikan keilmuan yang sangat berarti, bantuan dan bimbingan selama

penulis mengikuti pendidikan.

7. Semua rekanrekan seangkatan yang telah membantu dan memberikan saran

untuk kelancaran penulisan Proposal Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Dan semua pihak yang telah membantu kelancaran penelitian yang tidak dapat

penulis sebutkan satu per satu.

Akhir kata, Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas

segala amal yang telah diberikan dan semoga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini

dapat bermanfaat bagi penulis sendiri maupun pihak lain yang memanfaatkan.

Pasuruan, Oktober 2009

Lilis Andrini

v
66

DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN.....................................................................................................
LEMBAR DALAM..................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................iii
KATA PENGANTAR.............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR BAGAN ..............................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................................ix

BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1. Latar Belakang...................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah..............................................................................4
1.3. Tujuan Penelitian...............................................................................4
1.4. Manfaat Penelitian.............................................................................5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................7
2.1. Konsep Dasar Pengetahuan................................................................7
2.2. Konsep Dasar Kepatuhan.................................................................14
2.3. Konsep dasar APN...........................................................................19
2.4. Kerangka Konseptual.......................................................................28
2.5. Kerangka Penelitian.........................................................................29
2.6. Hipotesa Penelitian..........................................................................30
BAB 3 METODE PENELITIAN........................................................................31
3.1. Desain Penelitian.............................................................................31
3.2. Kerangka Kerja................................................................................32
3.3. Variabel Penelitian...........................................................................33
3.4. Definisi Operasional........................................................................33
3.5. Populasi, Sampel dan Sampling.......................................................35
3.6. Pengumpulan Data dan Analisa.......................................................36
3.7. Etika Penelitian................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................43
LAMPIRAN...........................................................................................................45

vi
67

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian........................................................33

vii
68

DAFTAR BAGAN

No Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Konseptual.......................................................................28

Bagan 2.2 Kerangka Penelitian.........................................................................92

Bagan 3.1 Kerangka Kerja................................................................................ 32

viii
69

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Lembar Permohonan Responden........................................................39

Lampiran 2 Lembar Persetujuan Responden.........................................................40

Lampiran 3 Kisi-kisi Kuisioner..............................................................................41

Lampiran 4 Lembar Kuisioner...............................................................................42

Lampiran 5 :Lembar cheks List.................................................................45

Lampiran 6 Lembar Konsultasi..............................................................................46

ix
70

Anda mungkin juga menyukai