Pembukaan
BAB 1
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 1
1. Organisasi ini bernama Otonetters Mania Roda Empat, selanjutnya disebut sebagai "OMR-
4";
2. OMR-4 dibentuk di Jakarta, pada tanggal 12 Maret 2010, untuk waktu tidak terbatas
3. OMR-4 berkedudukan di Jakarta, Ibukota Negara Republik Indonesia dan dapat memiliki
perwakilan-perwakilan di seluruh Indonesia
BAB 2
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
Asas Organisasi
2. Tidak Berpihak dan Bersifat Netral; OMR-4 tidak memerbolehkan, baik para pengurus
maupun para anggotanya untuk berpihak dan/atau melibatkan diri, baik secara organisasi
maupun perorangan, terlibat di dalam suatu permasalahan atau pertentangan-pertentangan
yang bersifat rasial, keagamaan maupun prinsipiil;
3. Kesukarelaan; OMR-4 adalah suatu perkumpulan penyuka otomotif yang bersifat terbuka,
independen dan sukarela, yang mana baik kepengurusan maupun keanggotaannya bersifat
sukarela dan bebas dari kepentingan pribadi dan/atau golongan.
Pasal 3
Tujuan
1. Menghimpun dan mengkoordinir para pemilik, pemakai, pemerhati atau pun penikmat
kendaraan roda empat dari berbagai varian, dalam suatu wadah atau perkumpulan;
4. Saling menghormati sesama anggota OMR-4 dan membantu apabila ada anggota yang
sedang mengalami gangguan teknis maupun non teknis
5. Ikut serta dalam menciptakan iklim disiplin dan tertib berlalulintas, serta
mengkampanyekan safety driving, dengan demikian kerugian dan kecelakaan antara pemakai
jalan dan lingkungan dapat dihindari sejauh mungkin;
6. Menjalin hubungan baik dengan seluruh agen tunggal pemegang merk (ATPM) di
Indonesia serta dengan jaringan dealer-dealernya, Ikatan Mobil Indonesia (IMI), organisasi-
organisasi dan/atau, perkumpulan-perkumpulan otomotif lainnya, serta bengkel-bengkel yang
berada baik di dalam maupun di luar negeri.
BAB III
VISI DAN MISI
Pasal 4
VISI
1. OMR-4 merupakan organisasi yang bersifat independen dan mandiri yang berfungsi
sebagai wadah komunikasi, koordinasi dan konsultasi bagi para anggotanya untuk
meningkatkan kemampuan dan saling pengertian di antara sesama anggotanya;
3. Menjalin kerjasama dengan pihak lain yang terkait dalam industri otomotif, termasuk agen
tunggal pemegang merk (ATPM).
Pasal 5
MISI
1. Misi OMR-4 adalah mengupayakan peningkatan apresiasi dan kemampuan para anggota
dalam menghadapi kemajuan teknologi otomotif serta karakteristik mobil
2. Memberikan sumbangan pikiran, tenaga dan waktu, baik untuk kegiatan otomotif, kegiatan
sosial maupun kegiatan yang lainnya selama dibutuhkan. Untuk menghantarkan bangsa
Indonesia menjadi masyrakat otomotif yang berperilaku otomotif yang positif, baik dan benar
sesuai dengan etika dan norma yang berlaku.
3. Pertemuan rutin bulanan diadakan untuk menumbuhkan dan membina minat dalam bidang
otomotif serta membina komunikasi di antara para pengurus dan anggota OMR-4.
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 6
Anggota Biasa
1. Anggota biasa terdiri dari perorangan dan organisasi yang berminat untuk bergabung di
dalam OMR-4;
o Anggota Perorangan, yaitu individu warga negara Indonesia atau asing yang sudah
mendaftar dan memenuhi syarat-syarat dan tata cara keanggotaan
o Anggota Perusahaan, yaitu badan usaha komersial yang sudah mendaftar dan memenuhi
syarat-syarat dan tata cara keanggotaan;
o Anggota Asosiasi, yaitu organisasi kumpulan profesi atau bidang usaha spesifik yang sudah
mendaftar dan memenuhi syarat-syarat dan tata cara keanggotaan;
o Anggota Organisasi Nirlaba, yaitu organisasi yang tidak berorientasi pada laba usaha yang
sudah mendaftar dan memenuhi syarat-syarat dan tata cara keanggotaan.
3. Syarat-syarat dan tata cara menjadi Anggota Biasa serta hak dan kewajibannya diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga OMR-4.
Pasal 7
Anggota Kehormatan
BAB V
ORGANISASI
Pasal 8
2. Musyawarah anggota diadakan paling sedikit 1(satu) kali dalam 2(dua) tahun oleh
pengurus OMR-4
4. Keputusan Musyawarah Anggota OMR-4 bersifat mengikat dan wajib dipatuhi oleh
segenap Pengurus dan Anggota OMR-4.
Pasal 9
1. Pada awal pembentukan OMR-4, para Pengurus adalah pendiri OMR-4 yang bersedia
dipilih. Untuk selanjutnya, para pengurus OMR-4 terdiri dari anggota OMR-4 yang dipilih
melalui mekanisme tata tertib yang disetujui oleh Musyawarah Angoota.
2. Mengenai susunan dan wewenang Pengurus OMR-4 dijabarkan lebih lanjut di dalam
Anggaran Rumah Tangga OMR-4.
BAB VI
KEUANGAN
Pasal 10
Sumber Keuangan
Pasal 11
Anggaran Keuangan
Pasal 12
Laporan Keuangan
1. Tahun Buku Laporan Keuangan OMR-4 dimulai dari 1 April setiap tahunnya sampai
dengan 31 Maret tahun berikutnya dan pembukuannya dibuat setiap bulan.
2. Laporan Keuangan OMR-4 dapat diaudit setiap tahun oleh akuntan publik bila dianggap
perlu oleh Musyawarah Anggota.
BAB VII
PEMBUBARAN
Pasal 13
1. Pembubaran OMR-4 dapat dilakukan melalui Musyawarah Anggota yang khusus diadakan
untuk itu dan diusulkan serta dihadiri sekurang-kurangnya 3/4 (tiga per empat) dari jumlah
anggota.
2. Hal-hal lain yang menyangkut akibat dari pembubaran OMR-4 diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga OMR-4.
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 14
1. Ketentuan pelaksaan dan hal-hal yang belum diatur dalam Anggran Dasar OMR-4 ini akan
diatur dalam Anggran Rumah Tangga OMR-4.
2. Perubahan Anggaran Dasar OMR-4 dapat dilakukan melalui Musyawarah Anggota yang
khusus diadakan untuk itu dan diusulkan serta dihadiri sekurang-kurangnya 3/4 (tiga per
empat) dari jumlah anggota.
Ditetapkan di : JAKARTA
Pada : 12 Maret 2010
Otonetters Mania Roda Empat (OMR-4)
________________________________________
BAB 1
KEANGGOTAAN
Pasal 1
Tata Cara Keanggotaan
1. Untuk menjadi Anggota Biasa sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar, calon
anggota harus membayar iuran wajib/tahunan dan mengisi formulir yang sudah ditentukan;
2. Anggota Kehormatan diusulkan oleh Ketua Umum OMR-4 berdasarkan usulan, referensi,
masukan dan pertimbangan-pertimbangan dari para pengurus OMR-4;
3. Keanggotaan dan pencabutan keanggotaan OMR-4 diputuskan dan disahkan oleh Ketua
Umum OMR-4.
Pasal 2
Hak dan Kewajiban Anggota
1. Anggota Biasa memiliki hak penuh, berupa Hak Bicara, Hak Suara dan Hak untuk
mencalonkan diri dan dicalonkan dalam organisasi OMR-4
2. Anggota Biasa memiliki hak mengikuti seluruh kegiatan OMR-4 dan mempunyai
kedudukan yang sama dalam OMR-4 sesuai dengan jenis keanggotaannya serta memeroleh
semua fasilitas yang disediakan oleh OMR-4;
3. Anggota Kehormatan memiliki hak berupa Hak Bicara dan Hak untuk Ikut Serta dalam
setiap kegiatan organisasi OMR-4;
1. Diajukan atas permintaan sendiri, yang diajukan secara tertulis kepada Ketua
Umum/Pengurus OMR-4;
2. Berbuat sesuatu yang mencemarkan nama baik dan merugikan organisasi serta melanggar
ketentuan-ketentuan yang tercakup di dalam AD/ART;
3. Berhalangan tetap;
BAB II
MUSYAWARAH ANGGOTA
Pasal 4
1. Musyawarah Nasional diselenggarakan paling sedikit 1 (satu) kali dalam 2 (dua) tahun;
5. Musyawarah Anggota dipimpin oleh Ketua Umum OMR-4 atau pengganti lainnya yang
ditunjuk jika Ketua Umum berhalangan hadir;
6. Musyawarah Anggota dianggap sah untuk dilaksanakan apabila mencapai kuorum, yaitu
dihadiri oleh lebih dari 1/2 (setengah) dari jumlah anggota OMR-4. Bila tidak mencapai
kuorum, maka Musyawarah Anggota ditunda selama 1 (satu) jam. Dan bila dalam waktu 1
(satu) jam tersebut belum tercapai kuorum, maka Musyawarah Anggota dapat dilaksanakan
dan dianggap sah;
BAB III
KEPENGURUSAN
Pasal 5
Kriteria Pengurus
Pengurus OMR-4 sebagaimana yang dimaksud dalam Anggaran Dasar OMR-4 disusun
berdasarkan suatu kriteria dan pertimbangan-pertimbangan yang melatarbelakangi
pembentukan organisasi OMR-4.
1. Anggota OMR-4;
2. Khusus untuk Ketua Umum OMR-4 harus berstatus Warga Negara Republik Indonesia,
memiliki jiwa dan sifat kepemimpinan;
3. Pemilik atau pemakai kendaraan jenis roda empat (mobil) atau pemerhati perkembangan
kendaraan tersebut;
Pasal 6
Susunan Badan Pengurus
Pasal 7
Tugas dan Kewajiban Pengurus
5. Bendahara berkewajiban :
a. Membantu Ketua Umum dalam mengelola keuangan Organisasi;
b. Menyusun anggaran serta mengatur pembiayaan Organisasi;
c. Menyelenggarakan administrasi keuangan sesuai dengan kebijaksanaan Ketua Umum dan
ketentuan-ketentuan Organisasi;
d. Mengurus Iuran Anggota dan sumber-sumber pemasukan lainnya;
e. Membuat Laporan Keuangan secara berkala.
BAB IV
PERTEMUAN
Pasal 8
3. Pertemuan rutin dapat diadakan setiap bulannya, yang waktu penyelenggaraannya akan
ditentukan kemudian berdasarkan kesepakatan pengurus dan/atau anggota yang bersedia
hadir;
4. Pertemuan ini juga bertujuan untuk memererat rasa persaudaraan dan kekeluargaan antar
sesama anggota OMR-4, selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan, baik tentang
otomotif maupun organisasi;
5. Segala keputusan yang dibuat di dalam setiap pertemuan merupakan bagian dari
pertanggungjawaban Ketua Umum OMR-4 kepada Musyawarah Anggota;
6. Setiap pertemuan harus membuat risalah atau notulen sebagai bahan pertanggungjawaban
kepada Musyawarah Anggota.
BAB V
KEUANGAN
Pasal 9
Sumber-sumber Keuangan
1. Sumber-sumber keuangan berasal terutama dari iuran wajib pendaftaran anggota OMR-4
sebesar Rp. XXX.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah). Biaya ini termasuk pembiayaan
pengesahan (apabila perlu), pengadaan kartu anggota, iuran wajib tahunan dan pengadaan
merchandise wajib anggota, seperti sticker, dan seragam anggota OMR-4. Biaya ini dapat
ditinjau kembali setiap tahun dengan mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengannya;
2. Iuran wajib tahunan anggota sebesar Rp. XXX.000,-. Biaya ini dapat ditinjau kembali
setiap tahun dengan mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengannya;
5. Dalam situasi dan kondisi tertentu, Ketua Umum OMR-4 dapat memutuskan
kebijaksanaan khusus tentang keringanan iuran.
Pasal 10
Pemanfaatan Keuangan
2. Kegiatan-kegiatan Organisasi;
3. Pengeluaran-pengeluaran khusus.
Pasal 11
Sanksi Iuran
1. Anggota OMR-4 yang melalaikan kewajibannya dalam membayar iuran wajib seperti yang
tertera pada pasal 2 dapat dikenakan sanksi-sanksi sebagai berikut :
a. Peringatan Terulis;
b. Pemberhentian Sementara;
c. Pemberhentian Tetap.
Pasal 12
Laporan Keuangan
1. Pembukuan dan Laporan Keuangan OMR-4 dibuat oleh Pengurus OMR-4, dalam hal ini
dipegang langsung oleh Bendahara OMR-4;
2. Laporan Keuangan harus dibuat secara berkala setiap bulan dan pada setiap akhir masa
bakti Pengurus untuk dipertanggungjawabkan dalam Musyawarah Anggota.
BAB VI
PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 13
Anggaran Rumah Tangga OMR-4 merupakan dasar dalam menyelenggarakan OMR-4 yang
disahkan dalam Musyawarah Anggota selaku perangkat organisasi tertinggi dan oleh karena
itu harus dihormati, dijunjung tinggi dan tidak boleh dilanggar.
1. Untuk kepentingan Organisasi, Anggaran Rumah Tangga OMR-4 dapat diubah,
disempurnakan atau disesuaikan melalui Musyawarah Anggota;
2. Keputusan untuk melakukan perubahan Anggaran Rumah Tangga OMR-4 dianggap sah
jika disetujui sekurang-kurangnya oleh 3/4 (tiga per empat) dari hak suara yang hadir dalam
Musyawarah Anggota.
BAB VII
PEMBUBARAN
Pasal 14
4. Musyawarah Anggota yang khusus diadakan untuk itu, memberikan kewenangan penuh
kepada Panitia Likuidasi untuk melakukan langkah-langkah yang dianggap perlu dalam
merumuskan kebijakan untuk menyelesaikan segala akibat yang timbul dari pembubaran
OMR-4;
5. Jika terdapat dana atau kekayaan lebih pada saat pembubaran OMR-4, setelah dikurangi
hutang dan kewajiban-kewajiban lainnya, kekayaan tersebut dapat dimanfaatkan sesuai
dengan Keputusan Musyawarah Nasional;
6. Jika terdapat hutang atau kewajiban lainnya yang harus segera diselesaikan pada saat
pembubaran OMR-4, maka hutang dan kewajiban tersebut dibebankan kepada seluruh
Pengurus dan Anggota OMR-4.
BAB VIII
PENUTUP
Pasal 15
1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga OMR-4 akan diatur lebih
lanjut;
2. Anggaran Rumah Tangga OMR-4 ditetapkan di Jakarta pada hari, tanggal, bulan dan tahun
yang sama dengan Anggaran Dasar OMR-4;
3. Anggaran Rumah Tangga OMR-4 mulai berlaku pada tanggal 12 Maret 2010.