Anda di halaman 1dari 36

Teknologi Dalam Eksplorasi

Bahan Metode-Metode dan Pemboran Eksplorasi

A. GEOFISIKA
Geofisika adalah bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi
menggunakan kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Di dalamnya termasuk juga
meteorologi, elektrisitas atmosferis dan fisika ionosfer.Penelitian geofisika untuk
mengetahui kondisi di bawah permukaan bumi melibatkan pengukuran di atas
permukaan bumi dari parameter-parameter fisika yang dimiliki oleh batuan di
dalam bumi. Dari pengukuran ini dapat ditafsirkan bagaimana sifat-sifat dan
kondisi di bawah permukaan bumi baik itu secara vertikal maupun horisontal.

Dalam skala yang berbeda, metode geofisika dapat diterapkan secara


global yaitu untuk menentukan struktur bumi, secara lokal yaitu untuk eksplorasi
mineral dan pertambangan termasuk minyak bumi dan dalam skala kecil yaitu
untuk aplikasi geoteknik (penentuan pondasi bangunan dll).
Di Indonesia, ilmu ini dipelajari hampir di semua perguruan tinggi negeri yang
ada. Biasaya geofisika masuk ke dalam fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam (MIPA), karena memerlukan dasar-dasar ilmu fisika yang
kuat, atau ada juga yang memasukkannya ke dalam bagian dari Geologi. Saat ini,
baik geofisika maupun geologi hampir menjadi suatu kesatuan yang tak
terpisahkan Ilmu bumi.

Bidang kajian ilmu geofisika meliputi meteorologi (udara), geofisika


bumi padat dan oseanografi(laut). Beberapa contoh kajian dari geofisika bumi
padat misalnya seismologi yang mempelajari gempabumi, ilmu tentang gunungapi
(Gunung Berapi) atau volcanology, geodinamika yang mempelajari dinamika
pergerakan lempeng-lempeng di bumi, dan eksplorasi seismik yang digunakan
dalam pencarian hidrokarbon.
Metode-metode geofisika

Secara umum, metode geofisika dibagi menjadi dua kategori yaitu metode
pasif dan aktif. Metode pasif dilakukan dengan mengukur medan alami yang
dipancarkan oleh bumi. Metode aktif dilakukan dengan membuat medan
gangguan kemudian mengukur respons yang dilakukan oleh bumi. Medan alami
yang dimaksud disini misalnya radiasi gelombang gempa bumi, medan gravitasi
bumi, medan magnetik bumi, medan listrik dan elektromagnetik bumi serta radiasi
radioaktifitas bumi. Medan buatan dapat berupa ledakan dinamit, pemberian arus
listrik ke dalam tanah, pengiriman sinyal radar dan lain sebagainya.

Adanya variasi medan gravitasi bumi ditimbulkan oleh adanya perbedaan


rapat massa (density) antar batuan. Adanya suatu sumber yang berupa suatu
massa (masif, lensa, atau bongkah besar) di bawah permukaan akan menyebabkan
terjadinya gangguan medan gaya berat (relatif). Adanya gangguan ini disebut
sebagai anomali gaya berat. Karena perbedaan medan gayaberat ini relatif kecil
maka diperlukan alat ukur yang mempunyai ketelitian yang cukup tinggi. Alat
ukur yang sering digunakan adalah Gravimeter. Alat pengukur gayaberat di darat
telah mencapai ketelitian sebesar 0.01 mGal dan di laut sebesar 1 mGal.

Beberapa endapan seperti zinc, bauksit, atau barit sangat sulit dideteksi
melalui metoda magnetik maupun elektrik, namun dapat dideteksi dengan metoda
gaya berat (gravity), tapi hanya untuk mengetahui profil batuan sampingnya (tidak
dapat langsung mendeteksi bijihnya) melalui anomali densiti.
Dasar teori yang dipakai dalam metoda ini adalah Hukum Newton tentang
gravitasi bumi.
Harga rata-rata gayaberat di permukaan bumi adalah 9.80 m/s2. Satuan
yang digunakan adalah gaya berat adalah milliGal (1 mGal = 10-3 Gal = 10-3
cm/s2) atau ekivalen dengan 10 gu (gravity unit). Variasi gaya berat yang
disebabkan oleh variasi perbedaan densitas bawah permukaan adalah sekitar 1
mGal (100 mm/s2).

Karena bentuk bumi bukan merupakan bola pejal yang sempurna, dengan
relif yang tidak rata, berotasi serta ber revolusi dalam sistem matahari, tidak
homogen. Dengan demikian variasi gayaberat di setiap titik permukaan bumi akan
dipengaruhi oleh 5 faktor, yaitu :

1. lintang
2. ketinggian
3. topografi
4. Pasang surut

5. Variasi densitas bawah permukaan

Sehingga dalam pengukuran dan interpretasi, faktor-faktor tersebut harus


diperhatikan (dikoreksi).

1. Prosedur Lapangan

Targetan observasi harus mempunyai kontras densiti yang jelas


(significant) agar dapat dideteksi oleh gravimetri. Grid (lintasan) yang umum
digunakan cukup lebar yaitu antara 200 m s/d 1 km (500 ft s/d 1 mil). Setiap titik
pengamatan diusahakan bebas dari angin, pohon-pohon, pengaruh (getaran) tanah,
dll. Elevasi setiap titik observasi harus diketahui dengan akurat karena akan
diperhitungkan dalam pengkoreksian hasil pembacaan alat. Begitu juga dengan
waktu setiap pengukuran.

Series dari hasil perhitungan akan diplot pada kertas grafik terhadap waktu
(Gambar 1).

Gambar 1. Contoh pemplotan hasil pengukuran (0,01 mgal = 0,1 g.u).

(Parasnis, 1973, p 239)

2. Koreksi Hasil Observasi

Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa, harga pengukuran gayaberat


di permukaan bumi dipengaruhi oleh 5 faktor. Sedangkan dalam melakukan
survei gayaberat diharapkan satu faktor saja yaitu variasi densitas bawah
permukaan, sehingga pengaruh 4 faktor lainnya (lintang, ketinggian, topografi,
pasang surut) harus direduksi atau dihilangkan dari harga pembacaan alat.

a. Koreksi lintang (latitude)


Koreksi terhadap titik pengukuran terhadap kutub bumi.dimana F1 dan F0
adalah koordinat titik pengukuran dan titik base.
b. Koreksi elevasi (Free-Air Correction)

Koreksi ini merupakan koreksi terhadap pengaruh ketinggian pengukuran


terhadap medan gravitasi bumi. FAC = 3,086 h gu, dimana h adalah elevasi titik
pengukuran.

c. Koreksi Bouguer (Bougeur correction)

Koreksi massa lapisan yang diasumsikan berada diantara titik amat dengan bidang
referensi (lihat Gambar 2).

Gambar 2. Koreksi Bougeour (Parasnis, 1973, p 242)


BC = 3,086 h gu, dimana h adalah elevasi titik pengukuran.

d. Koreksi topografi (Terrain correction)

Koreksi topografi, Tc, adalah koreksi pengaruh topografi terhadap gaya


berat pada titik amat, akibat perbedaan ketinggian antara titik observasi dengan
base. Dapat dihitung dengan menggunakan Hammer Chart (lihat gambar 3).

Gambar 3. Model yang digunakan untuk koreksi topografi dan diagram


perhitungan (Parasnis, 1973, p 245 dan 246).
3 Anomali Bouguer

Merupakan anomali yang dicari dengan cara mereduksi hasil pengukuran


lapangan dengan koreksi-koreksi seperti yang telah diuraikan di atas.
Dg = {Dgobs DgF + (3,086 0,4191r) h + Tr} gu

Contoh penentuan anomali dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Contoh penentuan Anomali Bougeour

Metode Geofisika Aktif dan Pasif

1. Metode Elektromagnetotelurik

Metode elektromagnetotelurik merupakan metode geofisika yang sangat


populer dan sering digunakan dalam survey geologi, rekayasa, dan arkeologi
dalam segala variasi. Akan tetapi, analisa data dan pemodelan biasanya dilakukan
setelah kembali ke base camp atau laboratorium. Jika data dapat diproses secepat
proses akuisisi, maka kita dapat memodifikasi konfigurasi atau distribusi titik
pengamatan di lapangan jika diperlukan, sehingga akan lebih menghemat waktu
dan biaya. Untuk keperluan tersebut, maka dikembangkan suatu cara transformasi
untuk mempercepat proses analisis data, terutama untuk jumlah data yang sangat
besar.
Inversi Bostick merupakan teknik yang sederhana dan cepat untuk analisis
kurva sounding tahanan jenis semu dan fasa dari data megnetotelurik (MT). Pada
metode transformasi tersebut informasi mengenai kedalaman diperoleh dari
frekuensi pengukuran atau waktu untuk metoda elektromagnet berdasarkan
prinsip skin-depth. Kemudian tahanan jenis semu pengukuran ditransformasikan
menjadi tahanan jenis efektif sehingga diperoleh tahanan jenis sebagai fungsi dari
kedalaman.
Tugas akhir ini membahas modifikasi transformasi Bostick berdasarkan
kajian empiris menggunakan model-model sintesis yang dilakukan Meju (1995).
Hal ini dimaksudkan agar diperoleh hasil transformasi berupa tahanan jenis
sebagai fungsi dari kedalaman yang lebih realistis. Hasil modifikasi transformasi
Bostick diuji menggunakan data magnetotelurik sintesis 1-D dan 2-D. Struktur 2-
D dapat diidentifikasi menggunakan inversi data magnetotelurik 1-D selama
struktur tersebut tidak terlalu jauh menyimpang dari model 1-D (berlapis
horisontal).

2. Metode Geo-radar

Metode Georadar atau disebut juga dengan metoda Elektromagnetik


Subsurface Profilling merupakan salah satu metode Geofisika untuk memetakan
bawah permukaan yang relatif dangkal. Metoda ini menggunakan prinsip-prinsip
gelombang elektromagnetik yang kedalaman penetrasi dan besarnya amplitudo
yang terekam sangat tergantung pada sifat kelistrikan dari batuan/media bawah
permukaan dan frekuensi peralatan yang digunakan.

Warna penampang vertikal atau citra rekaman georadar tersebut


menunjukkan sinyal yang terekam. Warna hitam berarti sinyal yang terekam
cukup tinggi, warna putih berarti sinyalnya sangat lemah (tidak ada sinyal).
Sedangkan sinyal antaranya ditunjukkan oleh abu-abu (skala abu-abu). Intensitas
sinyal ini sebanding juga dengan amplitudo gelombang pantul yang berkaitan
dengan kontras konduktivitas.

Untuk menunjang interpretasi secara kualitatif, distribusi harga amplitudo


yang berkaitan dengan konduktivitas yang terekam diklasifikasikan dalam bentuk
warna dengan menggunakan beberapa perangkat lunak. Hal ini diterapkan untuk
kasus sedimen lempung dengan hasil yang cukup memadai.
3. Metode Seismik

Metoda seismik adalah salah satu metoda eksplorasi yang didasarkan pada
pengukuran respon gelombang seismik (suara) yang dimasukkan ke dalam tanah
dan kemudian direleksikan atau direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan tanah
atau batas-batas batuan. Sumber seismik umumnya adalah palu godam
(sledgehammer) yang dihantamkan pada pelat besi di atas tanah, benda bermassa
besar yang dijatuhkan atau ledakan dinamit. Respons yang tertangkap dari tanah
diukur dengan sensor yang disebut geofon, yang mengukur pergerakan bumi.
Metode seismik merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi
yang dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan
dengan menggunakan sumber seismic (palu, ledakan, dll). Setelah usikan
diberikan, terjadi gerakan gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang
memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan
ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada
suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai fungsi waktu.
Berdasar data rekaman inilah dapat diperkirakan bentuk lapisan/struktur di dalam
tanah.
Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan pada tahun 1845 oleh
Robert Mallet, yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi
instrumentasi. Mallet mengukur waktu transmisi gelombang seismik, yang dikenal
sebagai gelombang permukaan, yang dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet
meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri pada beberapa jarak dari sumber
ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri untuk be-riak. Pada
tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari sumber gempa
bumi untuk eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas antara
mantel dan kerak bumi yang sekarang disebut sebagai Moho.
Pemakaian awal observasi seismik untuk eksplorasi minyak dan mineral
dimulai pada tahun 1920an. Teknik seismik refraksi digunakan secara intensif di
Iran untuk membatasi struktur yang mengandung minyak. Tetapi, sekarang
seismik refleksi merupakan metode terbaik yang digunakan di dalam eksplorasi
minyak bumi. Metode ini pertama kali didemonstrasikan di Oklahoma pada tahun
1921.
Macam metoda seismik

Terdapat dua macam metoda dasar seismik yang sering digunakan, yaitu
seismik refraksi dan seismik refleksi.

1. Seismik refraksi (bias)

Metoda seismik refraksi mengukur gelombang datang yang dipantulkan


sepanjang formasi geologi di bawah permukaan tanah. Peristiwa refraksi
umumnya terjadi pada muka air tanah dan bagian paling atas formasi bantalan
batuan cadas. Grafik waktu datang gelombang pertama seismik pada masing-
masing geofon memberikan informasi mengenai kedalaman dan lokasi dari
horison-horison geologi ini. Informasi ini kemudian digambarkan dalam suatu
penampang silang untuk menunjukkan kedalaman dari muka air tanah dan lapisan
pertama dari bantalan batuan cadas.

Seismik bias dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada


tanah/batuan dari posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada
metode ini, gelombang yang terjadi setelah usikan pertama (first break) diabaikan,
sehingga sebenarnya hanya data first break saja yang dibutuhkan. Parameter jarak
(offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh sepat rambat gelombang dalam
medium. Kecepatan tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada
di dalam material dan dikenal sebagai parameter elastisitas.

2. Seismik refleksi

Metoda seismik refleksi mengukur waktu yang diperlukan suatu impuls


suara untuk melaju dari sumber suara, terpantul oleh batas-batas formasi geologi,
dan kembali ke permukaan tanah pada suatu geophone. Refleksi dari suatu
horison geologi mirip dengan gema pada suatu muka tebing atau jurang.Metoda
seismic repleksi banyak dimanfaatkan untuk keperluan Explorasi perminyakan,
penetuan sumber gempa ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah.
Seismic refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang datang dari
batas-batas formasi geologi. Gelombang pantul ini dapat dibagi atas beberapa
jenis gelombang yakni: Gelombang-P, Gelombang-S, Gelombang Stoneley, dan
Gelombang Love.

Sedangkan dalam seismik pantul, analisis dikonsentrasikan pada energi


yang diterima setelah getaran awal diterapkan. Secara umum, sinyal yang dicari
adalah gelombang-gelombang yang terpantulkan dari semua interface antar
lapisan di bawah permukaan. Analisis yang dipergunakan dapat disamakan
dengan echo sounding pada teknologi bawah air, kapal, dan sistem radar.
Informasi tentang medium juga dapat diekstrak dari bentuk dan amplitudo
gelombang pantul yang direkam. Struktur bawah permukaan dapat cukup
kompleks, tetapi analisis yang dilakukan masih sama dengan seismik bias, yaitu
analisis berdasar kontras parameter elastisitas medium.

Perbandingan metode seismik dengan metode geofisika lainnya


Keunggulan :
1.Dapat mendeteksi variasi baik lateral maupun kedalaman dalam parameter fisis
yang relevan, yaitu kecepatan seismik.

2.Dapat menghasilkan citra kenampakan struktur di bawah permukan


3.Dapat dipergunakan untuk membatasi kenampakan stratigrafi dan beberapa
kenampakan pengendapan.

4.Respon pada penjalaran gelombang seismik bergantung dari densitas batuan dan
konstanta elastisitas lainnya. Sehingga, setiap perubahan konstanta tersebut
(porositas, permeabilitas, kompaksi, dll) pada prinsipnya dapat diketahui dari
metode seismik.

5.Memungkinkan untuk deteksi langsung terhadap keberadaan hidrokarbon

Kelemahan :
1.Banyaknya data yang dikumpulkan dalam sebuah survei akan sangat besar jika
diinginkan data yang baik
2.Perolehan data sangat mahal baik akuisisi dan logistik dibandingkan dengan
metode geofisika lainnya.

3.Reduksi dan prosesing membutuhkan banyak waktu, membutuhkan komputer


mahal dan ahli-ahli yang banyak.

4.Peralatan yang diperlukan dalam akuisisi umumnya lebih mahal dari metode
geofisika lainnya.

5.Deteksi langsung terhadap kontaminan, misalnya pembuangan limbah, tidak


dapat dilakukan.

Eksplorasi seismik adalah istilah yang dipakai di dalam bidang geofisika


untuk menerangkan aktivitas pencarian sumber daya alam dan mineral yang ada di
bawah permukaan bumi dengan bantuan gelombang seismik, sumber gelombang
di eksplorasi seismik ini berasal dari explosive yang ditanamkan di dalam sebuah
lobang atau dari alat vibarator (alat getar). Hasil rekaman yang diperoleh dari
survei ini disebut dengan penampang seismik.
Eksplorasi seismik atau eksplorasi dengan menggunakan metode seismik
banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan minyak untuk melakukan pemetaan
struktur di bawah permukaan bumi untuk bisa melihat kemungkinan adanya
jebakan-jebakan minyak berdasarkan interpretasi dari penampang seismiknya.
Di dalam eksplorasi seismik dikenal 2 macam metode, yaitu:
1. Metode seismik pantul/refleksi
2. Metode seismik bias/refraksi
Dalam beberapa tahun ini, eksplorasi seismik di Indonesia sangat gencar,
dikarenaka ketersedian bahan bakar minyak yang dibutuhkan tidak sesuai dengan
hasil produksi minyak kita saat ini.
Seismik Refraksi

Seismik Refleksi
Skema Akusisi Data Seismik

Gelombang Seismik
EKSPLORASI GEOFISIKA
Metoda geofisika merupakan salah satu metoda yang umum digunakan
dalam eksplorasi endapan bahan galian. Metoda ini tergolong kepada metoda
tidak langsung, dan sering digunakan pada tahapan eksplorasi pendahuluan
(reconnaissance), mendahului kegiatan-kegiatan eksplorasi intensif lainnya.
Adapun tahapan-tahapan pekerjaan yang umum digunakan dalam metoda
geofisika adalah :
1. Survei pendahuluan (penentuan lintasan)
2. Pemancangan (penandataan titik-titik ukur) dalam areal target
3. Pengukuran lapangan
4. Pembuatan peta-peta geofisika
5. Penarikan garis-garis isoanomali
6. Penggambaran profile
7. Interpretasi anomali

METODE SEISMIK REFRAKSI

Metode Seismik adalah suatu metode dalam ilmu Geofisika yang


dipergunakan untuk mendeteksi struktur bawah permukaan. Metode ini termasuk
metode geofisika aktif. Seismik di bagi menjadi dua yaitu Seismik Refraksi (Bias)
dan Seismik Refleksi (Pantul).

Prinsip Metode Seismik dipermukaan ditimbulkan oleh sumber


menghasilkan gelombang mekanis. Sumber tersebut dapat berupa
ledakan(eksplosien), vibroseis, airgun, watergun, hammer, weigh drop, tergantung
jenis metode seismik yang dipergunakan.

Seismik Refleksi dipergunakan untuk mendeteksi Hidrokarbon. Sedang


Seismik Refraksi dipergunakan untuk mendeteksi batuan atau lapisan yang
letaknya cukup dangkal dan untuk mengetahui lapisan tanah penutup
(overburden). Eksplorasi seismik adalah istilah yang dipakai di dalam bidang
geofisika untuk menerangkan aktifitas pencarian sumber daya alam dan mineral
yang ada di bawah permukaan bumi dengan bantuan gelombang seismik. Hasil
rekaman yang diperoleh dari survei ini disebut dengan penampang seismik.
Eksplorasi seismik atau eksplorasi dengan menggunakan metode seismik banyak
dipakai oleh perusahaan-perusahaan minyak untuk melakukan pemetaan struktur
di bawah permukaan bumi untuk bisa melihat kemungkinan adanya jebakan-
jebakan minyak berdasarkan interpretasi dari penampang seismiknya.
Mekanisme pengambilan data lapangan yang dipergunakan dalam Seismik
Refraksi adalah mengetahui jarak dan waktu yang terekam oleh alat Seismograf
untuk mengetahui kedalaman dan jenis lapisan tanah yang diteliti. Dari getaran
atau gelombang yang diinjeksikan dari permukaan tanah akan merambat kebawah
lapisan tanah secara radial yang di mana pada saat bertemu lapisan dengan sifat
elastik batuan di bawah permukaan yang berbeda. Maka gelombang yang datang
akan mengalami pemantulan dan pembiasan. Gelombang yang melewati bidang
batas dengan sifat lapisan yang berbeda akan terpantul dan terbiaskan
kepermukaan kemudian di tangkap oleh alat reciver yaitu Geophone yang
diletakkan di permukaan.

Perbandingan metode seismik dengan metode geofisika lainnya


Apabila dibandingkan dengan metode-metode gefisika lainnya, metode seismik
memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan, yaitu:

klik gambar untuk dapat melihat lebih jelas


Berdasar kelemahan dan keunggulannya, maka metode seismik sangat
baik digunakan jika dapat diperkirakan bahwa terdapat kontras kecepatan pada
target yang diinginkan. Namun, mengingat bahwa suatu survei geofisika
disamping keunggulan metode juga harus memperhatikan sisi ekonomisnya, maka
pemilihan metode-metode yang cocok dari segi ekonomis dan target menjadi
sangat penting.

Perbandingan Seismik Bias dan Pantul


Keunggulan dan kelemahan metode seismik bias dan pantul adalah
sebagai berikut.

klik gambar untuk dapat melihat lebih jelas


Berdasar perbedaan-perbedaan tersebut, teknik refleksi lebih mampu
menghasilkan data pengamatan yang dapat diinterpretasikan (interpretable).
Seperti telah dinyatakan sebelumnya, bagaimanapun juga teknik refleksi
membutuhkan biaya yang lebih besar. Biaya tersebut biasanya sangat signifikan
secara ekonomis.Karena survey refleksi membutuhkan biaya lebih besar daripada
survey refraksi, maka sebagai konsekuensinya survey refraksi lebih senang
digunakan untuk lingkup sempit/kecil. Misalnya digunakan dalam mendukung
analisis lingkungan atau geologi teknik. Sedangkan survey refleksi digunakan
dalam eksplorasi minyak bumi.

Seismologi
Seismologi merupakan salah satu cabang ilmu dari geofisika yang
mempelajari fenomena getaran yang terjadi pada bumi yang dilakukan dari
permukaan bumi. Kata kata seismologi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu,
seismos yang berarti getaran atau goncangan dan logos yang berarti ilmu
pengetahuan.
Cabang cabang ilmu seismologi:

* seismologi gempa bumi


* seismologi teknik
* seismologi prospecting
* seismologi nuklir
* seismologi forecasting
Kendala dalam pengamatan seismologi adalah sering terjadinya perbedaan
interpretasi antara peneliti yang satu dengan peneliti lainnya.

Seismologi mulai berkembang menjadi ilmu modern saat kota Lisboa,


Portugal hancur lebur akibat gempa besar yang terjadi pada tanggal 1 November
1755. Dasar teori yang digunakan oleh ilmu seismologi adalah teori elastisitas
yang dikembangkan oleh Cauchy dan Poisson

Referensi :
http://hendragrandis.files.wordpress.com/2008/09/inversi_2008.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Geofisika
http://bbmgwil2.bmg.go.id/Teori%20Seismologi.php
Soren Agustinus
270110090130

Diposkan oleh Geofisika di 05.32

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke


FacebookBagikan ke Pinterest

Tidak ada komentar:

Poskan Komentar
Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut

Arsip Blog

2010 (12)
o Desember (12)
Survey SeismikPelaksanaan survey seismik melibatka...
Teknik Survey Magnetik
APLIKASI METODAPLIKASI GEOFISIKA DALAM EKSPLORASI ...
Konsep Dasar Interpretasi Seismik Refleksi
ALAT - ALAT GEOFISIKA
Seismik Inversi (Geofisika)
GEOFISIKA
EKSPLORASI GEOFISIKA
Fenomena Geofisika
Metode Metode Geofisika
Geofisika
Geophysics
Mengenai Saya

Geofisika

Lihat profil lengkapku

Template Simple. Gambar template oleh macroworld. Diberdayakan


oleh Blogger.

7. Analisis data mulai dari kompilasi data yang potensial serta aplikasinya
sampai analisis untuk penentuan zona-zona anomali.

8. Pemboran, yang ditujukan untuk pengujian anomali yang ada dan untuk
sampling. Beberapa alat pemboran :
Mud puncher
Auger
Rotary Air Blast
Rotary Percussion
Reverse circulation
Core drilling
Deep-well rotary drilling
Selain itu, para pelaku dapat memahami (memiliki kemampuan) untuk
kelancaran pemboran, yaitu :
Pemilihan alat bor
Desain lubang bor,
Teknik pemboran (arah pemboran, kontrol fluida)
Prosedur sampling,
Pengelolaan inti bor,
Chip & core drilling,
PEMBORAN EXPLORASI
MANCARI DAN MENGGAMBARKAN BAGAIMANA PROSES
PEMBORAN EXPLORASI

Pemboran Eksplorasi
Suatu aktivitas vital baik dalam pengambilan sample maupun pemboran produksi.
Tujuan dari kegiatan pemboran ini ada bermacam-macam, pemboran tidak saja
dilakukan dalam industri pertambangan tetapi juga untuk bidang-bidang lain.
Pemboran jugak yang di lakukan untuk membuktikan ada tidaknya hidrokarbon
serta untuk mendapatkan data-data bawah permukaan sebanyak mungkin

Tujuan: Membuktikan adanya hidrokarbon (HC) mendapatkan data bawah


permukaan sebanyak mungkin.

Langkah-langkah :

Pembuatan rencana pemboran : titik koordinat, elevasi, perkiraan lithologi


dan tekanan formasi, program lumpur, konstruksi sumur, program coring,
analisa cutting, logging, dan testing.

Persiapan pemboran : pembuatan jalan, jembatan, pemilihan menara bor


dan peralatan yang sesuai, pemasangan alat pembantu (jaringan
telekomunikasi, air, listrik, dsb), perhitungan perkiraan biaya pemboran.

Pemboran eksplorasi sekaligus mengumpulkan data-data formasi melalui


coring dan pemeriksaan cutting.
2.Pemboran Deliniasi

pemboran sumur deliniasi (masih termasuk kegiatan eksplorasi) adalah untuk


menentukan batas pinggir suatu reservoir, Sumur deliniasi yang benar tentu akan
menemukan hydrokarbon dalam jumlah "sedikit sekali", karena sudah merupakan
pinggiran reservoir.

Tujuan :

Menentukan batas-batas reservoir


Menentukan bentuk struktur reservoir
Menentukan batas GOC dan WOC
Langkah-langkah :

Pemboran deliniasi biasanya 3 atau 4 buah sumur masing-masing di


sebelah Utara, Selatan, Timur dan Barat dari antiklinalnya.
Analisa data
Perhitungan perkiraan besarnya cadangan dengan metoda volumetric
Perencanaan jumlah dan letak sumur pengembangan yang harus di bor
untuk mengeksploitasi lapisan tersebut.
3. Pemboran pengembangan :

Pemboran sumur yang akan di fungsikan sebagai sumur-sumur produksi

Tujuan :

Memperjelas dan mempertajam hasil pemboran sebelumnya


Mengetahui rate produksi
Mengetahui kumulatif produksi
Test produksi dengan Drill Steam Test (DST) dan survey lubang bor
dengan logging

Langkah-langkah Pemboran :

Perencanaan dan persiapan pemboran


Pemboran sumur-sumur pengembangan
Penyelesaian sumur-sumur pengembangan
Perencanaan dan persiapan pemasangan fasilitas produksi, dsb
Kegiatan memproduksi dan transportasi
Proses Pemboran Eksplorasi
Proses pemboran eksplorasi disini dilakukan terhadap pemboran sumur
dilakukan dengan mengkombinasikan putaran dan tekanan pada mata bor. Pada
pemboran konvensional, seluruh pipa bor diputar dari atas permukaan oleh alat
yang disebut turntable. Turntable ini diputar oleh mesin diesel, baik secara
elektrik ataupun transmisi mekanikal. Dengan berputar, roda gerigi di mata bor
akan menggali bebatuan. Daya dorong mata bor diperoleh dari berat pipa bor.
Semakin dalam sumur dibor, semakin banyak pipa bor yang dipakai dan
disambung satu persatu. Selama pemboran lumpur dipompakan dari pompa
lumpur masuk melalui dalam pipa bor ke bawah menuju mata bor. Nosel di mata
bor akan menginjeksikan lumpur tadi keluar dengan kecepatan tinggi yang akan
membantu menggali bebatuan. Kemudian lumpur naik kembali ke permukaan
lewat annulus, yaitu celah antara lubang sumur dan pipa bor, membawa cutting
hasil pemboran.

Gambar Mekanisme mata bor pada saat pemboran sumur

Pemboran Putar Hidraulik


Mekanisme pemboran dengan metode pemboran putar hidraulik tipe spindel
adalah dengan mengandalkan putaran oleh mesin penggerak yang ditranmisikan
melalui tali kipas maupun dengan gigi yaitu dengan mengkombinasikan antara
tekanan hidraulik, beban stang bor, dan putaran. Dengan demikian maka
pelaksanaan pemboran memungkinkan menjadi lebih cepat, adapun pun prinsip
prinsipnya yaitu :

1. Lubang dalam formasi dibuat oleh gerakan putar dari pahat untuk mengeruk
batuan dan menembus dengan suatu rangkaian batang bor yang berlobang
(pipa).
2. Rangkaian pipa bor disambungkan pada mesin sumber penggerak dengan
berbagai macam alat transmisi, seperti kelly dan rotary table, chuck ataupun
langsung.
3. Sumber penggerak (mesin bensin, diesel dan sebagainya) atau dengan
perantaraan kompresor/motor listrik.
4. Pelumas/pendingin (air, lumpur, udara). Cairan pelumas dipompakan lewat
pipa, keluar lewat pahar bor kembali lewat lobang bor di luar pipa (casing) atau
sebaliknya.
5. Pompa sebagai penggerak/penekan cairan pelumas.
6. Pipa/batang di atas tanah ditahan/diatur dengan menggantungkannya pada
suatu menara/derrick dengan sistem katrol atau dipandu lewat suatu rak (rack)
untuk keperluan menyambungnya atau mencabut serta melepaskannya dari
rangkaian.
7. Untuk memperdalam lubang bor rangkaian pipa bor ditekan secara hidrolik
atau mekanik maupun karena bebannya sendiri.
8. Conto batuan hasil kerukan mata bor didapatkan sebagai :
a. Serbuk atau tahi bor (drill-cuttings) yang dibawa ke permukaan oleh
Lumpur bor atau air pembilas. Serbuk penggerusan batuan dibawa oleh air
pembilas ke permukaan sambil mendinginkan mata bor.
b. Inti bor (drill core) yang diambil melalui bumbung pengambil inti (core
barrel).
9. Untuk pengambilan inti mata bor yang digunakan bersifat bolong di tengah
sehingga batuan berbentuk cilinder masuk ke dalamnya dan ditangkap oleh
core barrel. Mata bor ini biasanya menggunakan gigi dari intan atau baja
tungsten.
10. Bumbung inti (core barrel) diangkat ke permukaan
a. Dicabut dengan mengangkat seluruh rangkaian batang bor ke permukaan
setiap kali seluruh bumbung terisi.
b. Dicabut lewat tali kawat (wireline) melalui lubang pipa dengan kabel).
11. Pipa selubung penahan runtuhnya dinding lubang bor (casing) dipasang
setiap kedalaman tertentu tercapai, untuk kemudian dilanjutkan dengan
matabor yang berukuran kecil (telescoping). Pipa selubung dipasang untuk
mengatasi adanya masalah seperti masuknya air formasi secara berlebihan
(water influks), kehilangan sirkulasi lumpur pemboran karena adanya
kekosongan, dalam formasi, atau lemahnya lapisan yang ditembus.

Untuk pemboran ini perlu beberapa tahapan yang diantaranya adalah pemboran
awal, pengujian geofisika well logging, sementasi dan perforating.

Tahapan Pemboran
Beberapa tahapan dalam kegiatan pemboran secara umum adalah :

1. Persiapan Pemboran.
o Pembuatan bak pengendap, bak penampung, serta saluran sirkulasinya.
o Pengesetan mesin dan pompa.
o Pemasangan balok landasan mesin, papan untuk saluran sirkulasi dan
lantai dasar mesin.
o Pendirian menara.
2. Pemboran sampai kedalaman tertentu dengan diameter yang ditentukan.
o Penyimpanaan core dalam core box.
o Penyimpanan cutting dalam kantung sampel yang selanjutnya untuk
dianalisa.
Pemboran Awal (Pilot Hole)
Pemboran Awal atau pembuatan pilot hole dimaksudkan untuk mengetahui
litologi secara rinci. Pilot hole dilakukan dengan mata bor (misal : jenis6)sampai
kedalaman melebihi kedalaman kontruksi sumur yang direncanakan dengan
tujuan agar sisa kedalaman tersebut dapat berfungsi sebagai kantong kotoran yang
tidak terangkat. Hal ini dilakukan setelah lebih dahulu melakukan pengujian
geofisika well logging.
Pengujian Well Logging
Logging adalah teknik untuk mengambil data-data dari formasi dan lubang
sumur dengan menggunakan instrumen khusus. Pekerjaan yang dapat dilakukan
meliputi pengukuran data-data properti elektrikal (resistivitas dan konduktivitas
pada berbagai frekuensi), data nuklir secara aktif dan pasif, ukuran lubang sumur,
pengambilan sampel fluida formasi, pengukuran tekanan formasi, pengambilan
material formasi (coring) dari dinding sumur, dsb. Logging tool (peralatan utama
logging, berbentuk pipa pejal berisi alat pengirim dan sensor penerima sinyal)
diturunkan ke dalam sumur melalui tali baja berisi kabel listrik ke kedalaman
yang diinginkan. Biasanya pengukuran dilakukan pada saat logging tool ini ditarik
ke atas. Logging tool akan mengirim sesuatu sinyal (gelombang suara, arus
listrik, tegangan listrik, medan magnet, partikel nuklir, dsb.) ke dalam formasi
lewat dinding sumur. Sinyal tersebut akan dipantulkan oleh berbagai macam
material di dalam formasi dan juga material dinding sumur. Pantulan sinyal
kemudian ditangkap oleh sensor penerima di dalam logging tool lalu dikonversi
menjadi data digital dan ditransmisikan lewat kabel logging ke unit di permukaan.
Sinyal digital tersebut lalu diolah oleh seperangkat komputer menjadi berbagai
macam grafik dan tabulasi data yang diprint pada continuos paper yang
dinamakan log. Kemudian log tersebut akan diintepretasikan dan dievaluasi oleh
geologis dan ahli geofisika. Hasilnya sangat penting untuk pengambilan
keputusan baik pada saat pemboran ataupun untuk tahap produk
Gambar Contoh log. Berbagai parameter digrafikkan menggunakan warna.

Angka di sebelah kanan menunjukkan letak kedalaman sumur.


Logging-While-Drilling (LWD) adalah pengerjaan logging yang dilakukan
bersamaan pada saat membor. Alatnya dipasang di dekat mata bor. Data
dikirimkan melalui pulsa tekanan lewat lumpur pemboran ke sensor di
permukaan. Setelah diolah lewat serangkaian komputer, hasilnya juga berupa
grafik log di atas kertas. LWD berguna untuk memberi informasi formasi
(resistivitas, porositas, sonic dan gammaray) sedini mungkin pada saat pemboran.
Mud logging adalah pekerjaan mengumpulkan, menganalisis dan merekam semua
informasi dari partikel solid, cairan dan gas yang terbawa ke permukaan oleh
lumpur pada saat pemboran. Tujuan utamanya adalah untuk mengetahui berbagai
parameter pemboran dan formasi sumur yang sedang dibor.

Gambar Ilustrasi pengerjaan logging di darat.


Proses penyemenan Sumur

Penyemenan sumur digolongkan menjadi dua bagian : Pertama, primary


cementing, yaitu penyemenan pada saat sumur sedang dibuat. Sebelum
penyemenan ini dilakukan, casing dipasang dulu sepanjang lubang sumur.
Campuran semen (semen + air + aditif) dipompakan ke dalam annulus
(ruang/celah antara dua tubular yang berbeda ukuran, bisa casing dengan lubang
sumur, bisa casing dengan casing). Fungsi utamanya untuk pengisolasian
berbagai macam lapisan formasi sepanjang sumur agar tidak saling
berkomunikasi. Fungsi lainnya menahan beban aksial casing dengan casing
berikutnya, menyokong casing dan menyokong lubang sumur (borehole). Kedua,
remedial cementing, yaitu penyemenan pada saat sumurnya sudah jadi. Tujuannya
bermacammacam, bisa untuk mereparasi primary cementing yang kurang
sempurna, bisa untuk menutup berbagai macam lubang di dinding sumur yang
tidak dikehendaki (misalnya lubang perforasi yang akan disumbat, kebocoran di
casing, dsb.), dapat juga untuk menyumbat lubang sumur seluruhnya. Semen yang
digunakan adalah semen jenis Portland biasa. Dengan mencampurkannya dengan
air, jadilah bubur semen (cement slurry). Ditambah dengan berbagai macam
aditif, properti semen dapat divariasikan dan dikontrol sesuai yang dikehendaki.
Semen, air dan bahan aditif dicampur di permukaan dengan memakai peralatan
khusus. Sesudah menjadi bubur semen, lalu dipompakan ke dalam sumur
melewati casing. Kemudian bubur semen ini didorong dengan cara memompakan
fluida lainnya, seringnya lumpur atau air, terus sampai ke dasar sumur, keluar dari
ujung casing masuk lewat annulus untuk naik kembali ke permukaan. Diharapkan
seluruh atau sebagian dari annulus ini akan terisi oleh bubur semen. Setelah
beberapa waktu dan semen sudah mengeras, pemboran bagian sumur yang lebih
dalam dapat dilanjutkan.
Perforating

Perforasi (perforating) adalah proses pelubangan dinding sumur (casing dan


lapisan semen) sehinggabsumur dapat berkomunikasi dengan formasi. Minyak
atau gas bumi dapat mengalir ke dalam sumur melalui lubang perforasi ini.
Perforating gun yang berisi beberapa shaped-charges diturunkan ke dalam sumur
sampai ke kedalaman formasi yang dituju. Shaped-charges ini kemudian
diledakan dan menghasilkan semacam semburan jet campuran fluida cair dan gas
dari bahan metal bertekanan tinggi (jutaan psi) dan kecepatan tinggi (7000 m/s)
yang mampu menembus casing baja dan lapisan semen. Semua proses ini terjadi
dalam waktu yang sangat singkat (17s). Perforasi dapat dilakukan secara
elektrikal dengan menggunakan peralatan logging atau juga secara mekanikal
lewat tubing (TCP-Tubing Conveyed Perforations).

Gambar Perforasi

(A) Perforating gun berisi shaped-charges diturunkan ke dalam sumur sampai ke


formasi yang dituju.

(B) Shaped-charges diledakan membuat beberapa lubang di casing dan lapisan


semen.
(C) Fluida formasi mengalir melalui lubang perforasi ini naik ke permukaan.

(gambar dari A Primer of Oilwell Drilling)

Well Testing
Well testing adalah metode untuk mendapatkan berbagai properti dari reservoir
secara dinamis dan hasilnya lebih akurat dalam jangka panjang.

Tujuannya:

o Untuk memastikan apakah sumur akan mengalir dan berproduksi.


o Untuk mengetahui berapa banyak kandungan hidrokarbon di dalam reservoir
dan kualitasnya.
o Untuk memperkirakan berapa lama reservoirnya akan berproduksi dan berapa
lama akan menghasilkan keuntungan secara ekonomi.
Teknik ini dilakukan dengan mengkondisikan reservoir ke keadaan dinamis
dengan cara memberi gangguan sehingga tekanan reservoirnya akan berubah. Jika
reservoirnya sudah/sedang berproduksi, tes dilakukan dengan cara menutup sumur
untuk mematikan aliran fluidanya. Teknik ini disebut builduptest. Jika
reservoirnya sudah lama idle, maka sumur dialirkan kembali. Teknik ini disebut
drawdown test.

9. Pemodelan endapan baik manual maupun dengan bantuan perangkat lunak


(geostatistik s/d pemodelan 3D),
Model Endapan

AUTHOR: ERWAN | POSTED AT: 14.52 | FILED UNDER: BAHAN


GALIAN, BATUAN, BATUBARA,ENDAPAN, GEOLOGI
STRUKTUR, SEDIMENT
Dalam konteks pemodelan endapan, maka beberapa istilah dasar mengenai
keterdapatan mineral, endapan mineral, dan endapan bijih harus dapat dipahami
agar dapat mempunyai pengertian yang sama dalam penggunaan istilah ini.

Keterdapatan mineral (mineral occurance) adalah suatu konsentrasi mineral


(pada umumnya terdapat bersamaan dengan beberapa mineral lain) yang dapat
terdeteksi keberadaannya pada suatu tempat atau mempunyai ciri/konsentrasi
dimana secara teknis/ilmiah menarik.
Endapan mineral (mineral resources/mineral deposit) adalah suatu
keterdapatan mineral dengan ukuran dan kadar yang cukup secara teknis (dalam
berbagai kondisi) dan mempunyai nilai ekonomis yang potensial untuk
dikembangkan lebih lanjut.
Endapan bijih (ore deposit) adalah suatu endapan mineral yang
mempunyai ukuran dan kadar dapat diuji dan diketahui, serta mempunyai
kemungkinan untuk ditambang (dieksploitasi) secara menguntungkan. Pada
konteks endapan bijih ini, kontrol ekonomi dan integrasi proses pengelolaan
(penambangan pengolahan pemasaran) harus akurat dan terukur.
Perlu diingat bahwa bahan tambang bukan hanya mineral atau bijih, tetapi
juga bahan-bahan lain yang dapat diusahakan dan dipasarkan, misalnya batubara,
permata/batu mulia, bahan galian industri, bahan bangunan atau bahkan tanah
urug (bahan galian konstruksi).

Dalam tahapan eksplorasi, pada observasi lapangan selalu dimulai untuk


menemukan keterdapatan mineral, dimana kegiatan-kegiatan eksplorasi
selanjutnya berusaha untuk menghasilkan (membuktikan) suatu keterdapatan
mineral dapat ditingkatkan menjadi konteks endapan mineral dan bahkan jika
beruntung dapat ditingkatkan menjadi endapan bijih.

Dalam pengumpulan informasi dan pengetahuan tentang karakteristik untuk


mendapatkan suatu endapan bijih, maka disusun suatu model yang
mengakomodasi informasi-informasi dan karakteristik bahan galian (endapan)
tersebut yang disebut dengan model endapan mineral (mineral deposit models),
dengan harapan bahwa melalui model endapan tersebut dapat dilakukan program-
program pembuktian untuk dapat mengidentifikasikan dengan benar kondisi
endapan tersebut, sehingga dapat diukur sebarapa besar potensi untuk
mengembangkan endapan mineral tersebut menjadi endapan bijih.
Atribut atau sifat-sifat dari suatu keterdapatan mineral harus dapat
tergambarkan dalam sebuah model. Untuk itu dalam penggambaran atribut atau
sifat-sifat dari suatu endapan mineral tersebut, dapat dilakukan dengan 2 (dua)
pendekatan (pengelompokan), yaitu :

a. Karakteristik lokal ; yang dapat langsung diamati di lapangan, yaitu :


- mineralogi, baik berupa komposisi mineral ikutan, mineral-mineral pengotor,
tekstur, dll.

- pola-pola pengelompokan (zonal patterns), baik berupa pola urat, pola alterasi,
pola anomali, dll.

- sifat-sifat kimiawi endapan atau anomali kimia lokal (local chemical haloes),
baik berupa komposisi unsur utama, unsur-unsur ikutan, unsur-unsur petunjuk,
dll.
b. Karakteristik tatanan tektonik regional ; yang dapat diinterpretasikan dari studi
lokal dan dikombinasikan dengan tatanan tektonik regional, yaitu :
- urutan batuan,

-lingkungan geologi,dll

Komponen atribut utama dalam penyusunan suatu model endapan ada 2


(dua), yaitu pola geokimia (berhubungan dengan distribusi/komposisi unsur, pola
dispersi, anomali-anomali, dll.) dan mineralogi (berhubungan dengan komposisi
mineralogi beserta sifat-sifat fisik dan kimianya, termasuk struktur dan tekstur
endapan mineral tersebut).

Suatu model endapan mineral merupakan sebuah informasi yang disusun


secara sistematis yang memuat informasi-informasi tentang atribut-atribut penting
(sifat dan karakteristik) pada suatu kelas endapan mineral. Model endapan mineral
tersebut dapat juga berupa suatu model empirik (deskriptif), yang memuat
informasi-informasi yang saling berhubungan (dari yang belum diketahui)
berdasarkan data teoritik, yang selanjutnya dijabarkan dalam konsep-konsep yang
fundamental (mendasar).
Sifat dari suatu model endapan mineral haruslah fleksibel, yaitu terbuka dan
mudah diaplikasikan.

a. Terbuka, yaitu dapat berubah dengan penambahan data atau informasi baru
yang diperoleh, sehingga dapat memperkaya/menyempurnakan model atau
bahkan dapat merubah model endapan awal.

b. Mudah digunakan (diaplikasikan), yaitu pengguna dapat dengan mudah untuk


mengerti dan membaca model untuk diterapkan pada lingkungan batuan dan
tektonik selama penyelidikan.

Dalam penyusunan suatu model endapan mineral perlu diperhatikan


penekanan pada endapan-endapan epigenetik, yaitu penekanan pada lingkungan
litotektonik formasi (berhubungan dengan batuan asal atau batuan induk) atau
penekanan pada lingkungan litotektonik mineralisasi (berhubungan proses
pembentukan mineral-mineral). Oleh sebab itu untuk endapan epigenetik harus
jelas arah penekanan modelnya, agar tidak terjadi kesalahan dalam interpretasi.

10. Pengelolaan sistem komputer.

Anda mungkin juga menyukai

  • Besi Internet RBB
    Besi Internet RBB
    Dokumen8 halaman
    Besi Internet RBB
    Rebecca Francis
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    ryansyamsu234
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    ryansyamsu234
    Belum ada peringkat
  • Bab IV Bukaan Tambang
    Bab IV Bukaan Tambang
    Dokumen9 halaman
    Bab IV Bukaan Tambang
    Novi Andry
    0% (1)
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen3 halaman
    Bab Ii
    ryansyamsu234
    Belum ada peringkat
  • Makalah Eksplorasi
    Makalah Eksplorasi
    Dokumen14 halaman
    Makalah Eksplorasi
    ryansyamsu234
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen56 halaman
    Bab I
    ryansyamsu234
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen15 halaman
    Bab Ii
    ryansyamsu234
    Belum ada peringkat
  • 2
    2
    Dokumen19 halaman
    2
    ryansyamsu234
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    ryansyamsu234
    Belum ada peringkat
  • Aplikasi Geolistrik
    Aplikasi Geolistrik
    Dokumen5 halaman
    Aplikasi Geolistrik
    Andry Depari
    Belum ada peringkat
  • Aplikasi Geolistrik
    Aplikasi Geolistrik
    Dokumen5 halaman
    Aplikasi Geolistrik
    Andry Depari
    Belum ada peringkat