Anda di halaman 1dari 19

2.

Teori sampling dan metode sampling geokimia,

Soil sampling

Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji tanah.

Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur kadar hara,

menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk penggunaan pupuk dan

kapur secara efisien, rasional dan menguntungkan. Namun, hasil uji tanah tidak berarti apabila

contoh tanah yang diambil tidak mewakili area yang dimintakan rekomendasinya dan tidak

dengan cara benar. Oleh karena itu pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di

dalam program uji tanah.

Sampel tanah dapat diambil setiap saat, tidak perlu menunggu saat sebelum tanam namun

tidak boleh dilakukan beberapa hari setelah pemupukan. Keadaan tanah saat pengambilan sampel

tanah pada lahan kering sebaiknya pada kondisi kapasitas lapang (kelembaban tanah sedang

yaitu keadaan tanah kira-kira cukup untuk pengolahan tanah). Sedang pengambilan pada lahan

sawah sebaiknya diambil pada kondisi basah.

Peralatan untuk pengambilan contoh sampel tanah

1. Alat untuk mengambil contoh tanah seperti bor tanah (auger, tabung), cangkul, sekop.

2. Alat untuk membersihkan bor, cangkul dan sekop seperti pisau dan sendok tanah

untuk mencampur atau mengaduk

3. Ember plastic untuk mengaduk kumpulan contoh tanah individu

4. Kantong plastic agak tebal yang dapat memuat 1 kg tanah, dan kantong plastic untuk

label.

5. Kertas manila karton untuk label dan benang kasur untuk mengikat label luar
6. Spidol (water proof) untuk menulis isi label

7. Lembaran informasi contoh tanah yang diambil.

Hal- hal yang perlu diperhatikan :

1. Jangan mengambil contoh tanah dari galengan, selokan, bibir teras, tanah tererosi sekitar rumah

dan jalan, bekas pembakaran sampah/ sisa tanaman/ jerami, bekas penimbunan pupuk, kapur dan

bahan organic, dan bekas penggembalaan ternak.

2. Permukaan tanah yang akan diambil contohnya harus bersih dari rumput- rumputan, sisa

tanaman, bahyan organic/ serasah, dan batu- batuan atau kerikil.

3. Alat- alat yang digunakan bersih dari kotoran- kotoran dan tidak berkarat. Kantong plastic yang

digunakan sebaiknya masih baru, belum pernah dipakai untuk keperluan lain.

Cara Pengambilan contoh Sampel Tanah

1. Sampel Sesaat (Grab Sample) : Sampel yng diambil secara langsung dr badan tanah

yang sedang dipantau. Sampel ini hanya menggmbarkan karakteritik tanah pada saat

pengambilan sampel.

2. Sampel komposit (Compsite sample) : Sampel campuran dari beberapa waktu

pengambilan. Pengambilan sampel komposit dapat dilakukan secara manual ataupun

secara otomatis dgn menggunakan peralatan yang dapat mengambil air pada waktu-waktu

tertentu. Pengambilan sampel scara otomatis hanya dilakukan jika ingi mengetahui

gambaran tentang karakteristik kualitas tanah secara terus-menerus

3. Sampel gambungan tempat (integrated sample) : sampel gabungan yang diambil

secara terpisah dari beberpa tempat, dengan volume yang sama. Selain itu ada juga satu

metode yang biasa digunakan dalam pengammbilan sampel penelitian yaitu:


4. Automatic Sampling (Pengambilan Contoh Otomatis), Cara ini dikembangkan untuk

memenuhi program pengamatan kualias sampel secara penyeluruh. Peralatan

memerlukan bangunan khusus dengan penampungan dan pemeliharaan yang baik alat

mengambil contoh otomatis biasanya bekerja dalam 24 jam.

Contoh tanah yang diambil dapat berbentuk contoh tanah terganggu (disturb soil samples)

Contoh tanah utuh atau tidak terganggu (undisturb soil samples).

Contoh tanah utuh biasanya diperlukan untuk analisis sifat fisik tanah (bobot isi, porisitas dan

permeabilitas tanah), sedangkan contoh tanah terganggu diperlukan untuk analisis sifat kimia

tanah dan sifat fisik tanah lainnya (tekstur, kadar air tanah/pF).

Pengambilan contoh tanah utuh (undisturb soil samples) harus menggunakan ring

samples, sedangkan contoh tanah terganggu dapat diambil dengan menggunakan alat cangkul,

sekop, atau auger (bor tanah).

Untuk keperluan evaluasi status kesuburan tanah, sebaiknya contoh yang diambil merupakan

contoh komposit yaitu contoh tanah campuran dari contoh-contoh tanah individu (sub amples).

Suatu contoh komposit harus mewakili suatu bentuk/unit lahan yang akan dikembangkan atau

digunakan untuk tujuan pertanian.

Satu contoh komposit mewakili suatu hamparan lahan yang homogen (10 15 Ha).

Untuk lahan miring dan bergelombang satu contoh komposit dapat mewakili tidak kurang dari 5

hektar.

Satu contoh komposit terdiri dari campuran 15 contoh tanah individu (sub samples).
Pengambilan Contoh Sampel Tanah Penelitian Kimia Dan Mikrobiologi

Sampling Time

Contoh tanah dapat diambil setiap saat, dan langsung dilakukan analisis di laboratorium.

Keadaan tanah saat pengambilan contoh tanah sebaiknya pada kondisi kapasitas lapang

(keadaan kelembaban tanah sedang) yaitu keadaan tanah kira-kira cukup untuk dilakukan

pengolahan tanah).

Pengambilan contoh tanah terkait erat dengan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan

perencanaan pengelolaan tanah-tanaman.

Frekuensi Pengambilan Contoh

Secara umum contoh tanah diambil sekali dalam 4 tahun untuk sistem pertanaman di lapangan.

Untuk tanah yang digunakan secara intensif untuk budidaya pertanian, contoh tanah diambil

paling sedikit sekali dalam setahun.

Pada tanah-tanah dengan nilai uji tanah tinggi, contoh tanah disarankan diambil setiap 5 tahun

sekali.

Cara Mengambil Sampel Tanah Komposit

1. Menentukan tempat pengambilan sampel tanah individu, terdapat dua cara yaitu cara sistematik

seperti sistem diagonal atau zig- zag dan cara acak.

2. Rumput rumput, batu batuan atau kerikil, sisa tanaman atau bahan organik segar/ serasah yang

terdapat dipermukaan tanah di bersihkan.

3. Untuk lahan kering keadaan tanah pada saat pengambilan sampel tanah sebaiknya pada kondisi

kapasitas lapang (kelembaban tanah sedang yaitu kondisi kira- kira cukup untuk pengolahan
tanah). Sedang untuk lahan sawah contoh tanah sebaiknya diambil pada kondisi basah atau

seperti kondisi saat terdapat tanaman.

4. Sampel tanah individu diambil menggunakan bor tanah (auger atau tabung) atau cangkul dan

sekop. Jika menggunakan bor tanah, sampel tanah individu diambil pada titik pengambilan yang

telah ditentukan, sedalam +20 atau lapisan olah. Sedangkan jika menggunakan cangkul dan

sekop, tanah dicangkul sedalam lapisan olah (akan membentuk seperti huruf v), kemudian tanah

pada sisi yang tercangkul diambil setebal 1,5 cm dengan menggunakan cangkul atau sekop

(gambar 2)

5. Sampel- sampel tanah indivisu tersebut dicampur dan diaduk merata dalam ember plastic, lalu

bersihkan dari sisa tanaman atau akar. Setelah bersih dan teraduk rata, diambil sampel seberat

kira-kira 1 kg dan dimasukkan kedalam kantong plastic (sampel tanah komposit). Untuk

menghindari kemungkinan pecah pada saat pengiriman, kantong plastic yang digunakan rangkap

dua.Pemberian label luar dan dalam. Label dalam harus dibungkus dengan plastic dan

dimasukkan diantara plastik pembungkus supaya tulisan tidak kotor atau basah, sehingga label

tersebut dapat dibaca sesampainya dilaboratorium tanah. Sedangkan label luar disatukan pada sat

pengikatan plastic. Pada label diberi keterangan mengenai kode pengambilan, nomor sampel

tanah, asal dari (desa/kecamatan/kabupaten), tanggal pengambilan, nama dan alamat pemohon.

Selain label yang diberi keterangan, akan lebih baik jika sampel tanah yang dikirim dilengkapi

dengan peta situasi atau peta lokasi .


Stream Sediment sampling

Survey Sedimen Sungai Aktif (Stream Sediment)

Survey sedimen sungai aktif banyak digunakan untuk program penyelidikan

pendahuluan, khususnya pada daerah yang medannya sulit. Di daerah tropis, pengambilan conto

sedimen sungai dapat dilakukan bersamaan dengan pengamatan geologi dari float dan batuan

dasar yang tersingkap.

Ada empat variasi dalam survey sedimen sungai aktif , yaitu:

Prospeksi mineral berat tanpa analisis kimia

Analisis konsentrasi mineral berat dari sedimen sungai

Analisis fraksi halus dari sedimen sungai

Analisis beberapa fraksi selain fraksi terhalus dari sedimen sungai

Prospeksi mineral berat

Teknik ini merupakan metode prospeksi paling tua. Sampai sekarang masih banyak

digunakan untuk prospeksi endapan yang mengandung mineral resisten seperti: kromit, kasiterit,

emas, platina, mineral tanah jarang, rutil, sirkon, turmalin, garnet, silimanit, kianit dsb. Material

conto yang optimum adalah kerakal dengan diameter rata-rata 5 cm. Untuk dapat melakukan

pembandingan antar conto, perlu jumlah conto yang seragam dengan teknik konsentrasi yang

standar. Metode yang paling sederhana adalah pendulangan atau dengan meja Wilfey. Spasi

conto bervariasi antara satu per 50 100 km2 sampai l satu per 0,5 km2. Waktu yang diperlukan
tergantung ukuran butir conto, keadaan medan dan metode konsentrasi. Identifikasi akhir dari

mineral dilakukan secara petrografis di laboratorium.

Analisis konsentrat mineral berat dari sedimen

Konsentrat mineral berat yang diperoleh dianalisis unsur jejaknya untuk mengetahui

mineral asalnya. Contohnya pirit dipisahkan dari sedimen sungai dan dianalisis Cu-nya. Pirit

yang berasal dari endapan Cu dapat mengandung 11001700 ppm Cu, pirit dari endapan Au

mengandung 40480 ppm Cu, dan pirit dari batubara menandung 100 -120 ppm Cu.

Analysis fraksi halus sedimen sungai aktif

Pengambilan contoh sedimen sungai aktif fraksi halus banyak digunakan di daerah yang

drainagenya cukup besar dan mengalami erosi aktif. Kerapatan conto ditentukan oleh kerapatan

drainage, namun secara kasar kerapatan conto dapat diambil satu per 2 10 km2 untuk survey

regional, kerapatan conto satu per 0,5 2 km2 digunakan untuk penyontoan pendahuluan yang

lebih rinci.

Survey sedimen sungai aktif harus dilakukan pada sungai kecil, sedangkan sungai yang besar

dengan catchment area yang luas tidak sesuai untuk penyontoan. Interval penyontoan tergantung

pada keperluan. Teknik yang dilakukan umumnya sebagai berikut :

conto diambil dari muatan dasar sungai yang bergerak

menganalisis fraksi ukuran tertentu (umumnya fraksi pasir halus dan silt atau fraksi

mineral berat. Hal ini sulut dilakukan pada daerah yang pegunungan dengan erosi yang

aktif, kadang perlu dicari dibalik bongkah untuk mendapatkan fraksi yang sesuai.
Material fraksi 80 mesh yang dibutuhkan untuk analisisi 80 120 gram sedimen,

ditempatkan pada kantong conto yang standar.

Deskripsi lapangan perlu dilakukan pada tiap lokasi conto Informasi harus mencakup: material

organik, sifat sungai dan endapannya, kehadiran singkapan, apakah dijumpai endapan besi

oksida atau mangan oksida sekunder. Pengukuran pH air sungai akan sangat berguna. Berikut ini

adalah contoh lembar pengamatan lapangan (Gambar 3).

Gambar 3. Lembar pengamatan survey sedimen sungai aktif

Langkah pertama penyajian hasil survey drainage adalah mengeplot semua sungai yang ada di

daerah penyelidikan dan mengeplot nomor conto dan nilainya. Setelah dilakukan pengolahan

data secara statistik dapat dilakukan pemilihan background dan threshold. Lokasi conto dapat
ditandai dengan titik hitam, yang ukurannya menunjukkan kandungan logamnya atau dengan

menebalkan sungai yang kandungannya logamnya lebih tinggi (Gambar 4).

Dalam ekksplorasi mineral, data sedimen sungai aktif biasanya tidak harus disajikan dalam

bentuk peta kontur, tetapi dalam survey regional bentuk peta kontur lebih praktis untuk melihat

kecenderungan geologi regional, kemungkinan daerah mineralisasi dan mendala geokimia

Pekerjaan lanjut (Follow-up work ) biasa dilakukan dengan interval conto yang lebih rapat. Jika

pada survey pendahuluan kerapatan conto cukup tinggi, maka survey dapat dilanjutkan dengan

pengambilan conto tanah. Sebagai tahap awal dari survey tanah detil dapat dilakukan penyontoan

tebing sungai dari kedua tepi sungai yang menunjukkan anomali, sehingga dapat terlihat arah

asal dari anomali. Jika singkapannya bagus, pemetaan geologi dan prospeksi mungkin sudah

cukup untuk melokalisasi sumber unsur anomali, namun umumnya memerlukan survey tanah.
Gambar 4. Penyajian hasil survey sedimen sungai
Rock Chip sampling

Chip sampling (contoh tatahan) adalah salah satu metode sampling dengan cara

mengumpulkan pecahan batuan (rock chip) yang dipecahkan melalui suatu jalur yang

memotong zona mineralisasi dengan menggunakan palu atau pahat. Jalur sampling tersebut

biasanya bidang horizontal dan pecahan-pecahan batuan tersebut dikumpulkan dalam suatu

kantong sample.

Suatu single sample biasanya dibatasi oleh kira-kira 5 feet channel yang dipotong,

spacing dari pada channel adalah sangat penting, intervalnya haruslah serapat mungkin intuk

mendapatkan bagian yang representative daripada keseluruhannya. Pada umumnya untuk

bijih yang lebih kaya dan tidak beraturan diambil sample dengan spacing yang lebih rapat

dan untuk bijih yang lebih uniform intervalnya dapat diambil lebih besar. Apabila

memungkinkan adalah lebih baik dengan membuat channel dengan interval yang beraturan.

Mine sampling

Terdapat beberapa metode sampling yang banyak digunakan. Metode tersebut antara lain simple

random sampling, stratified sampling, systematic sampling dan cluster sampling.

1. Simple Random Sampling

Simple Random Sampling adalah dasar dari proses pemilihan dari sampling dan merupakan

metode yang paling mudah dipahami. Simple Random Sampling adalah sebuah prosedur

sampling yang memberikan probabilitas yang sama untuk setiap subjek dalam populasi dipilih

sebagai sample. Subjek dalam populasi dipilih dengan proses acak, dapat menggunakan random

number generator atau tabel bilangan acak.


Langkah utama untuk memilih simple random sample adalah sebagai berikut.

Tentukan target populasi.

Identifikasi sebuah kerangka sampling yang sudah ada dari target populasi atau buat

kerangka yang baru.

Evaluasi kerangka sampling, lakukan perubahan jika dibutuhkan.

Pilih sebuah bilangan unik untuk setiap subjek pada kerangka.

Tentukan ukuran sample.

Pilih target sample dari populasi secara acak, dapat menggunakan random number

generator atau tabel bilangan acak.

Terdapat dua jenis simple random sampling, yaitu sampling dengan penggantian dan sampling

tanpa penggantian. Pada sampling dengan penggantian, setelah sebuah subjek pada populasi

terpilih dari kerangka sampling, maka subjek akan dikembalikan ke kerangka dan dapat dipilih

lagi sabagai sample berikutnya. Sedangkan pada sampling tanpa penggantian, setelah sebuah

subjek dipilih dari kerangka sampling, maka subjek akan dihapus dari populasi dan tidak akan

terpilih kembali sebagai sample. sampling tanpa penggantian dinilai lebih efisien daripada

sampling dengan penggantian dalam menghasilkan sample yang representatif.

Simple random sampling memiliki beberapa kelebihan salah satunya adalah tidak membutuhkan

informasi tambahan mengenai subjek dalam populasi. Kelebihan lainnya setiap pemilihan

sample tidak bergantung ke pemilihan lainnya sehingga setiap kombinasi memiliki probabilitas

yang sama untuk dipilih. Selain itu metode ini merupakan metode yang lebih mudah digunakan,

dipahami, dan dikomunikasikan. Prosedur statistik yang dibutuhkan untuk analisa data dan

perhitungan error juga lebih mudah.


Namun simple random sampling juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya membutuhkan

kerangka sampling dari subjek pada target populasi, memungkinkan memiliki error yang lebih

besar dan kurang presisi, serta memungkinkan pengambilan jumlah sample yang terlalu sedikit

untuk kelompok kecil sehingga lebih cocok digunakan untuk sampling pada populasi yang

memiliki kelompok-kelompok yang besar.

2. Stratified Sampling

Stratified sampling adalah suatu prosedur sampling yang dimulai dengan memisahkan target

populasi ke dalam mutually exclusive, segmen homogen (strata), kemudian simple random

sample dipilih dari setiap segmen (stratum). Prosedur ini dapat pula disebut sebagai quota

random sampling.

Langkah-langkah yang dilakukan untuk memilih stratified random sample adalah sebagai

berikut.

Definisikan target populasi.

Identifikasi variabel stratifikasi dan tentukan jumlah strata yang akan digunakan.

Variabel stratifikasi yang digunakan harus berhubungan dengan tujuan pengolahan data.

Identifikasi kerangka sampling yang telah ada atau kembangkan kerangka sampling yang

menyertakan informasi variabel stratifikasi untuk setiap objek pada target populasi. Jika

kerangka sampling tidak menyertakan informasi pada variabel stratifikasi, maka tidak

mungkin dilakukan stratifikasi.

Evaluasi kerangka sampling, lakukan perubahan jika dibutuhkan.


Bagi kerangka sampling ke dalam strata, kategori dari variabel stratifikasi, pembuatan

kerangka sampling untuk setiap stratum. Di dalam stratum perbedaan harus minimum

dan perbedaan antar strata harus maksimum. Setiap subjek dalam populasi harus terdapat

hanya pada satu stratum.

Pilih sebuah bilangan unik untuk setiap subjek.

Tentukan ukuran sample untuk setiap stratum.

Pilih secara acak target yang dipilih sebagai sample untuk setiap stratum. Setidaknya

sebuah subjek harus terpilih dari sebuah stratum untuk sebagai perwakilan, dan

setidaknya dua subjek harus dipilih dari setiap stratum untuk penghitungan estimasi

error.

Terdapat dua jenis stratified sampling yaitu proportionate stratified sampling dan

disproportionate stratified sampling. Pada proportionate stratified sampling, jumlah subjek yang

dialokasikan ke berbagai strata proporsional terhadap representasi strata pada tiap target

populasi. Sehingga ukuran sample yang diambil dari setiap stratum proporsional terhadap ukuran

relative dari stratum populasi target. Sedangkan pada disproportionate stratified sampling

memiliki jumlah subjek dari tiap stratum yang tidak proporsional terhadap representasi populasi

total. Disproportionate stratified sampling dapat dibagi lagi ke dalam tiga bagian berdasarkan

tujuan dari alokasi yang diimplementasikan. Tujuan dari alokasi yaitu analisa dalam strata,

analisa antar strata, dan alokasi optimum. Alokasi optimum fokus pada biaya optimasi, presisi

optimasi, atau keduanya.

Dibandingkan dengan simple random sampling, stratified sampling memiliki beberapa

kelebihan. Pertama, kemampuan untuk pembuatan kesimpulan dalam stratum dan perbandingan
antar strata, tidak hanya untuk estimasi parameter populasi. Kedua, stratified sampling

menghasilkan error yang lebih kecil dibandingkan simple random sampling untuk ukuran data

yang sama, terlebih lagi jika digunakan jenis alokasi optimum. Ketiga, stratified sampling lebih

representatif terhadap populasi karena menjamin setidaknya sebuah subjek dalam stratum

populasi akan terpilih sebagai sample.Keempat, dapat diambil informasi tentang populasi data

berdasarkan strata. Kelima, variabel stratifikasi dapat membagi populasi ke dalam area

homogen, biaya koleksi data dapat lebih rendah daripada biaya pada simple random sampling.

Keenam, penggunaan stratified sampling memungkinkan penggunaan prosedur yang berbeda

untuk tiap strata.

Kekurangan stratified sampling antara lain stratified sampling membutuhkan lebih banyak

informasi dibandingkan simple random sampling, yakni variabel stratifikasi. Pemilihan variabel

stratifikasi juga cukup sulit jika jumlah variabel yang digunakan cukup banyak. Stratified

sampling membutuhkan usaha yang lebih untuk persiapan sampling, desain sampling, dan

analisa koleksi data. Untuk menghitung estimasi sampling, setidaknya dibutuhkan dua subjek

dari setiap stratum yang harus dijasikan sample. Selain itu analisis dari koleksi data akan lebih

kompleks dibandingkan analisis koleksi data menggunakan simple random sampling.

3. Systematic Sampling

Systematic sampling atau interval random sampling adalah prosedur sampling yang

menggunakan pemilihan acak untuk subjek pertama dari sample, kemudian sample berikutnya

akan dipilih menggunakan interval tertentu hingga diperoleh sejumlah sample yang diinginkan.
Secara umum terdapat delapan langkah untuk melakukan systematic sampling, langkah-langkah

tersebut adalah sebagai berikut.

Definisikan target populasi.

Tentukan ukuran sample yang diinginkan (n).

Identifikasi sebuah kerangka sampling yang sudah ada dari target populasi atau buat

kerangka yang baru.

Evaluasi kerangka sampling, lakukan perubahan jika dibutuhkan.

Tentukan jumlah subjek pada kerangka sampling (N).

Hitung interval sampling (i) dengan membagi subjek pada kerangka sampling (N) dengan

ukuran sample yang diinginkan (n).

Pilih sebuah bilangan secara acak, r, dari 1 hingga i.

Pilih sample, r, r+i, r+2i, r+3i, dan seterusnya hingga memenuhi jumlah sample yang

diinginkan.

Secara teknik systematic sampling tidak membuat sample yang benar-benar acak sehingga biasa

disebut dengan pseudo random sampling, karena hanya sample pertama saja yang dipilih

secara acak.

Systematic sampling dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis, yaitu linear systematic sampling,

circular systematic sampling, dan repeated systematic sampling. Linear systematic sampling

merupakan teknik yang telah dijelaskan dengan langkah di atas. Sedangkan circular systematic

sampling menggunakan prosedur serupa, hanya saja untuk langkan ke tujuh pemilihan bilangan

acak diambil dari 1 hingga N. Untuk repeated systematic sampling, pemilihan sample

menggunakan beberapa sample yang dikombinasikan menjadi sebuah sample.


Kelebihan systematic sampling antara lain jika proses pemilihan dilakukan secara manual, maka

systematic sampling lebih mudah, sederhana, dan membutuhkan waktu yang lebih singkat

dibandingkan simple random sampling. Kelebihan lain yaitu systematic sampling dapat

menjamin bahwa sample lebih menyebar di dalam populasi. Selain itu systematic sampling juga

menghapus kemungkinan autokorelasi.

Kekurangan systematic sampling yaitu jika interval sampling terurut secara periodic pada

kerangka sampling, maka variasi akan semakin meningkat. Kelemahan lain yaitu kombinasi

subjek memiliki probabilitas yang berbeda untuk di[ilih sebagai sample. Estimasi varian juga

lebih kompleks dibandingkan simple random sampling.

4. Cluster Sampling

Biasanya pembuatan kerangka sampling akan sulit jika target populasi sangat menyebar sehingga

biaya koleksi data akan relatif lebih tinggi, untuk menangani hal ini dapat digunakan cluster

sampling. Cluster sampling adalah prosedur sampling dimana subjek populasi dipilih secara acak

dari suatu kelompok (cluster) tertentu. Dalam konteks cluster sampling, cluster merupakan

sebuah kelompok (agregat) dari subjek populasi. Pada cluster sampling, pemilihan sample

dilakukan tidak dengan mengambil sebuah subjek secara individu namun dengan memilih subjek

dalam agregat.

Terdapat enam langkah yang harus dilakukan untuk memilih cluster sample. Langkah-langkah

tersebut adalah sebagai berikut.

Definisikan target populasi.

Tentukan ukuran sample yang diinginkan.


Identifikasi sebuah kerangka sampling yang sudah ada dari target populasi atau buat

kerangka yang baru.

Evaluasi kerangka sampling, lakukan perubahan jika dibutuhkan.

Tentukan jumlah cluster yang akan dipilih. Hal ini dapat dilakukan dengan membagi

ukuran sample dengan estimasi jumlah rata-rata subjek dalam setiap cluster.

Pilih secara acak jumlah target yang akan dijadikan sample dari semua cluster.

Terdapat dua jenis dari cluster sampling, pertama berdasarkan jumlah tahap pada desain sample,

dan kedua berdasarkan proporsi representasi cluster dalam sample keseluruhan.

Kelebihan dari cluster sampling antara lain jika cluster didefinisikan secara geografis, maka

cluster sampling membutuhkan waktu dan biaya yang lebih sedikit. Cluster sampling

mengijinkan subsequent sampline karena cluster adalah kelompok dari beberapa subjek. Ketika

karakter cluster diestimasi, maka karakter populasi juga secara langsung akan diestimasi.

Sedangkan kelemakah dari cluster sampling yaitu cluster sample mungkin tidak dapat mewakili

populasi sebagaimana simple random sample untuk ukuran sample yang sama. Varian cluster

sample akan lebih tinggi dibandingkan varian menggunakan simple random sample. Cluster

sampling membutuhkan analisis yang lebih kompleks serta memungkinkan error yang cukup

tinggi dibandingkan metode lain untuk ukuran sample sample yang sama.

Pemilihan metode sampling dari empat jenis metode yang telah dijelaskan dapat didasarkan dari

kebutuhan sampling. Jika sampling ingin dilakukan secara sederhana dan jumlah data relatif

sedikit, maka dapat digunakan simple random sampling. Ketika membutuhkan strata untuk

memudahkan pengambilan sample yang lebih meluas, maka dapat digunakan stratified sampling.
Untuk memperoleh sample dari data yang memiliki hubungan satu sama lain, systematic

sampling dapat digunakan sebagai metode pilihan. Sedangkan jika data menyebar luas, maka

lebih baik menggunakan pengelompokan data dalam pengambilan sample menggunakan

clustering sampling.

Merode-metode sampling yang telah dijelaskan dapat menjadi pilihan untuk melakukan

penggalian data dengan ukuran yang besar tanpa harus menggunakan semua data. Sehingga

biaya dan waktu komputasi akan berkurang dengan kemungkinan kehilangan informasi yang

kecil.

Waste dump sampling

Pembuang sampel limbah

Anda mungkin juga menyukai

  • Besi Internet RBB
    Besi Internet RBB
    Dokumen8 halaman
    Besi Internet RBB
    Rebecca Francis
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    ryansyamsu234
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    ryansyamsu234
    Belum ada peringkat
  • Bab IV Bukaan Tambang
    Bab IV Bukaan Tambang
    Dokumen9 halaman
    Bab IV Bukaan Tambang
    Novi Andry
    0% (1)
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen3 halaman
    Bab Ii
    ryansyamsu234
    Belum ada peringkat
  • Makalah Eksplorasi
    Makalah Eksplorasi
    Dokumen14 halaman
    Makalah Eksplorasi
    ryansyamsu234
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen56 halaman
    Bab I
    ryansyamsu234
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen15 halaman
    Bab Ii
    ryansyamsu234
    Belum ada peringkat
  • Teknologi Dalam Eksplorasi
    Teknologi Dalam Eksplorasi
    Dokumen36 halaman
    Teknologi Dalam Eksplorasi
    ryansyamsu234
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen5 halaman
    Bab I
    ryansyamsu234
    Belum ada peringkat
  • Aplikasi Geolistrik
    Aplikasi Geolistrik
    Dokumen5 halaman
    Aplikasi Geolistrik
    Andry Depari
    Belum ada peringkat
  • Aplikasi Geolistrik
    Aplikasi Geolistrik
    Dokumen5 halaman
    Aplikasi Geolistrik
    Andry Depari
    Belum ada peringkat