Soil sampling
Pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji tanah.
Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur kadar hara,
menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk penggunaan pupuk dan
kapur secara efisien, rasional dan menguntungkan. Namun, hasil uji tanah tidak berarti apabila
contoh tanah yang diambil tidak mewakili area yang dimintakan rekomendasinya dan tidak
dengan cara benar. Oleh karena itu pengambilan sampel tanah merupakan tahapan terpenting di
Sampel tanah dapat diambil setiap saat, tidak perlu menunggu saat sebelum tanam namun
tidak boleh dilakukan beberapa hari setelah pemupukan. Keadaan tanah saat pengambilan sampel
tanah pada lahan kering sebaiknya pada kondisi kapasitas lapang (kelembaban tanah sedang
yaitu keadaan tanah kira-kira cukup untuk pengolahan tanah). Sedang pengambilan pada lahan
1. Alat untuk mengambil contoh tanah seperti bor tanah (auger, tabung), cangkul, sekop.
2. Alat untuk membersihkan bor, cangkul dan sekop seperti pisau dan sendok tanah
4. Kantong plastic agak tebal yang dapat memuat 1 kg tanah, dan kantong plastic untuk
label.
5. Kertas manila karton untuk label dan benang kasur untuk mengikat label luar
6. Spidol (water proof) untuk menulis isi label
1. Jangan mengambil contoh tanah dari galengan, selokan, bibir teras, tanah tererosi sekitar rumah
dan jalan, bekas pembakaran sampah/ sisa tanaman/ jerami, bekas penimbunan pupuk, kapur dan
2. Permukaan tanah yang akan diambil contohnya harus bersih dari rumput- rumputan, sisa
3. Alat- alat yang digunakan bersih dari kotoran- kotoran dan tidak berkarat. Kantong plastic yang
digunakan sebaiknya masih baru, belum pernah dipakai untuk keperluan lain.
1. Sampel Sesaat (Grab Sample) : Sampel yng diambil secara langsung dr badan tanah
yang sedang dipantau. Sampel ini hanya menggmbarkan karakteritik tanah pada saat
pengambilan sampel.
secara otomatis dgn menggunakan peralatan yang dapat mengambil air pada waktu-waktu
tertentu. Pengambilan sampel scara otomatis hanya dilakukan jika ingi mengetahui
secara terpisah dari beberpa tempat, dengan volume yang sama. Selain itu ada juga satu
memerlukan bangunan khusus dengan penampungan dan pemeliharaan yang baik alat
Contoh tanah yang diambil dapat berbentuk contoh tanah terganggu (disturb soil samples)
Contoh tanah utuh biasanya diperlukan untuk analisis sifat fisik tanah (bobot isi, porisitas dan
permeabilitas tanah), sedangkan contoh tanah terganggu diperlukan untuk analisis sifat kimia
tanah dan sifat fisik tanah lainnya (tekstur, kadar air tanah/pF).
Pengambilan contoh tanah utuh (undisturb soil samples) harus menggunakan ring
samples, sedangkan contoh tanah terganggu dapat diambil dengan menggunakan alat cangkul,
Untuk keperluan evaluasi status kesuburan tanah, sebaiknya contoh yang diambil merupakan
contoh komposit yaitu contoh tanah campuran dari contoh-contoh tanah individu (sub amples).
Suatu contoh komposit harus mewakili suatu bentuk/unit lahan yang akan dikembangkan atau
Satu contoh komposit mewakili suatu hamparan lahan yang homogen (10 15 Ha).
Untuk lahan miring dan bergelombang satu contoh komposit dapat mewakili tidak kurang dari 5
hektar.
Satu contoh komposit terdiri dari campuran 15 contoh tanah individu (sub samples).
Pengambilan Contoh Sampel Tanah Penelitian Kimia Dan Mikrobiologi
Sampling Time
Contoh tanah dapat diambil setiap saat, dan langsung dilakukan analisis di laboratorium.
Keadaan tanah saat pengambilan contoh tanah sebaiknya pada kondisi kapasitas lapang
(keadaan kelembaban tanah sedang) yaitu keadaan tanah kira-kira cukup untuk dilakukan
pengolahan tanah).
Pengambilan contoh tanah terkait erat dengan tujuan yang ingin dicapai dalam suatu kegiatan
Secara umum contoh tanah diambil sekali dalam 4 tahun untuk sistem pertanaman di lapangan.
Untuk tanah yang digunakan secara intensif untuk budidaya pertanian, contoh tanah diambil
Pada tanah-tanah dengan nilai uji tanah tinggi, contoh tanah disarankan diambil setiap 5 tahun
sekali.
1. Menentukan tempat pengambilan sampel tanah individu, terdapat dua cara yaitu cara sistematik
2. Rumput rumput, batu batuan atau kerikil, sisa tanaman atau bahan organik segar/ serasah yang
3. Untuk lahan kering keadaan tanah pada saat pengambilan sampel tanah sebaiknya pada kondisi
kapasitas lapang (kelembaban tanah sedang yaitu kondisi kira- kira cukup untuk pengolahan
tanah). Sedang untuk lahan sawah contoh tanah sebaiknya diambil pada kondisi basah atau
4. Sampel tanah individu diambil menggunakan bor tanah (auger atau tabung) atau cangkul dan
sekop. Jika menggunakan bor tanah, sampel tanah individu diambil pada titik pengambilan yang
telah ditentukan, sedalam +20 atau lapisan olah. Sedangkan jika menggunakan cangkul dan
sekop, tanah dicangkul sedalam lapisan olah (akan membentuk seperti huruf v), kemudian tanah
pada sisi yang tercangkul diambil setebal 1,5 cm dengan menggunakan cangkul atau sekop
(gambar 2)
5. Sampel- sampel tanah indivisu tersebut dicampur dan diaduk merata dalam ember plastic, lalu
bersihkan dari sisa tanaman atau akar. Setelah bersih dan teraduk rata, diambil sampel seberat
kira-kira 1 kg dan dimasukkan kedalam kantong plastic (sampel tanah komposit). Untuk
menghindari kemungkinan pecah pada saat pengiriman, kantong plastic yang digunakan rangkap
dua.Pemberian label luar dan dalam. Label dalam harus dibungkus dengan plastic dan
dimasukkan diantara plastik pembungkus supaya tulisan tidak kotor atau basah, sehingga label
tersebut dapat dibaca sesampainya dilaboratorium tanah. Sedangkan label luar disatukan pada sat
pengikatan plastic. Pada label diberi keterangan mengenai kode pengambilan, nomor sampel
tanah, asal dari (desa/kecamatan/kabupaten), tanggal pengambilan, nama dan alamat pemohon.
Selain label yang diberi keterangan, akan lebih baik jika sampel tanah yang dikirim dilengkapi
pendahuluan, khususnya pada daerah yang medannya sulit. Di daerah tropis, pengambilan conto
sedimen sungai dapat dilakukan bersamaan dengan pengamatan geologi dari float dan batuan
Teknik ini merupakan metode prospeksi paling tua. Sampai sekarang masih banyak
digunakan untuk prospeksi endapan yang mengandung mineral resisten seperti: kromit, kasiterit,
emas, platina, mineral tanah jarang, rutil, sirkon, turmalin, garnet, silimanit, kianit dsb. Material
conto yang optimum adalah kerakal dengan diameter rata-rata 5 cm. Untuk dapat melakukan
pembandingan antar conto, perlu jumlah conto yang seragam dengan teknik konsentrasi yang
standar. Metode yang paling sederhana adalah pendulangan atau dengan meja Wilfey. Spasi
conto bervariasi antara satu per 50 100 km2 sampai l satu per 0,5 km2. Waktu yang diperlukan
tergantung ukuran butir conto, keadaan medan dan metode konsentrasi. Identifikasi akhir dari
Konsentrat mineral berat yang diperoleh dianalisis unsur jejaknya untuk mengetahui
mineral asalnya. Contohnya pirit dipisahkan dari sedimen sungai dan dianalisis Cu-nya. Pirit
yang berasal dari endapan Cu dapat mengandung 11001700 ppm Cu, pirit dari endapan Au
mengandung 40480 ppm Cu, dan pirit dari batubara menandung 100 -120 ppm Cu.
Pengambilan contoh sedimen sungai aktif fraksi halus banyak digunakan di daerah yang
drainagenya cukup besar dan mengalami erosi aktif. Kerapatan conto ditentukan oleh kerapatan
drainage, namun secara kasar kerapatan conto dapat diambil satu per 2 10 km2 untuk survey
regional, kerapatan conto satu per 0,5 2 km2 digunakan untuk penyontoan pendahuluan yang
lebih rinci.
Survey sedimen sungai aktif harus dilakukan pada sungai kecil, sedangkan sungai yang besar
dengan catchment area yang luas tidak sesuai untuk penyontoan. Interval penyontoan tergantung
menganalisis fraksi ukuran tertentu (umumnya fraksi pasir halus dan silt atau fraksi
mineral berat. Hal ini sulut dilakukan pada daerah yang pegunungan dengan erosi yang
aktif, kadang perlu dicari dibalik bongkah untuk mendapatkan fraksi yang sesuai.
Material fraksi 80 mesh yang dibutuhkan untuk analisisi 80 120 gram sedimen,
Deskripsi lapangan perlu dilakukan pada tiap lokasi conto Informasi harus mencakup: material
organik, sifat sungai dan endapannya, kehadiran singkapan, apakah dijumpai endapan besi
oksida atau mangan oksida sekunder. Pengukuran pH air sungai akan sangat berguna. Berikut ini
Langkah pertama penyajian hasil survey drainage adalah mengeplot semua sungai yang ada di
daerah penyelidikan dan mengeplot nomor conto dan nilainya. Setelah dilakukan pengolahan
data secara statistik dapat dilakukan pemilihan background dan threshold. Lokasi conto dapat
ditandai dengan titik hitam, yang ukurannya menunjukkan kandungan logamnya atau dengan
Dalam ekksplorasi mineral, data sedimen sungai aktif biasanya tidak harus disajikan dalam
bentuk peta kontur, tetapi dalam survey regional bentuk peta kontur lebih praktis untuk melihat
Pekerjaan lanjut (Follow-up work ) biasa dilakukan dengan interval conto yang lebih rapat. Jika
pada survey pendahuluan kerapatan conto cukup tinggi, maka survey dapat dilanjutkan dengan
pengambilan conto tanah. Sebagai tahap awal dari survey tanah detil dapat dilakukan penyontoan
tebing sungai dari kedua tepi sungai yang menunjukkan anomali, sehingga dapat terlihat arah
asal dari anomali. Jika singkapannya bagus, pemetaan geologi dan prospeksi mungkin sudah
cukup untuk melokalisasi sumber unsur anomali, namun umumnya memerlukan survey tanah.
Gambar 4. Penyajian hasil survey sedimen sungai
Rock Chip sampling
Chip sampling (contoh tatahan) adalah salah satu metode sampling dengan cara
mengumpulkan pecahan batuan (rock chip) yang dipecahkan melalui suatu jalur yang
memotong zona mineralisasi dengan menggunakan palu atau pahat. Jalur sampling tersebut
biasanya bidang horizontal dan pecahan-pecahan batuan tersebut dikumpulkan dalam suatu
kantong sample.
Suatu single sample biasanya dibatasi oleh kira-kira 5 feet channel yang dipotong,
spacing dari pada channel adalah sangat penting, intervalnya haruslah serapat mungkin intuk
bijih yang lebih kaya dan tidak beraturan diambil sample dengan spacing yang lebih rapat
dan untuk bijih yang lebih uniform intervalnya dapat diambil lebih besar. Apabila
memungkinkan adalah lebih baik dengan membuat channel dengan interval yang beraturan.
Mine sampling
Terdapat beberapa metode sampling yang banyak digunakan. Metode tersebut antara lain simple
Simple Random Sampling adalah dasar dari proses pemilihan dari sampling dan merupakan
metode yang paling mudah dipahami. Simple Random Sampling adalah sebuah prosedur
sampling yang memberikan probabilitas yang sama untuk setiap subjek dalam populasi dipilih
sebagai sample. Subjek dalam populasi dipilih dengan proses acak, dapat menggunakan random
Identifikasi sebuah kerangka sampling yang sudah ada dari target populasi atau buat
Pilih target sample dari populasi secara acak, dapat menggunakan random number
Terdapat dua jenis simple random sampling, yaitu sampling dengan penggantian dan sampling
tanpa penggantian. Pada sampling dengan penggantian, setelah sebuah subjek pada populasi
terpilih dari kerangka sampling, maka subjek akan dikembalikan ke kerangka dan dapat dipilih
lagi sabagai sample berikutnya. Sedangkan pada sampling tanpa penggantian, setelah sebuah
subjek dipilih dari kerangka sampling, maka subjek akan dihapus dari populasi dan tidak akan
terpilih kembali sebagai sample. sampling tanpa penggantian dinilai lebih efisien daripada
Simple random sampling memiliki beberapa kelebihan salah satunya adalah tidak membutuhkan
informasi tambahan mengenai subjek dalam populasi. Kelebihan lainnya setiap pemilihan
sample tidak bergantung ke pemilihan lainnya sehingga setiap kombinasi memiliki probabilitas
yang sama untuk dipilih. Selain itu metode ini merupakan metode yang lebih mudah digunakan,
dipahami, dan dikomunikasikan. Prosedur statistik yang dibutuhkan untuk analisa data dan
kerangka sampling dari subjek pada target populasi, memungkinkan memiliki error yang lebih
besar dan kurang presisi, serta memungkinkan pengambilan jumlah sample yang terlalu sedikit
untuk kelompok kecil sehingga lebih cocok digunakan untuk sampling pada populasi yang
2. Stratified Sampling
Stratified sampling adalah suatu prosedur sampling yang dimulai dengan memisahkan target
populasi ke dalam mutually exclusive, segmen homogen (strata), kemudian simple random
sample dipilih dari setiap segmen (stratum). Prosedur ini dapat pula disebut sebagai quota
random sampling.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk memilih stratified random sample adalah sebagai
berikut.
Identifikasi variabel stratifikasi dan tentukan jumlah strata yang akan digunakan.
Variabel stratifikasi yang digunakan harus berhubungan dengan tujuan pengolahan data.
Identifikasi kerangka sampling yang telah ada atau kembangkan kerangka sampling yang
menyertakan informasi variabel stratifikasi untuk setiap objek pada target populasi. Jika
kerangka sampling tidak menyertakan informasi pada variabel stratifikasi, maka tidak
kerangka sampling untuk setiap stratum. Di dalam stratum perbedaan harus minimum
dan perbedaan antar strata harus maksimum. Setiap subjek dalam populasi harus terdapat
Pilih secara acak target yang dipilih sebagai sample untuk setiap stratum. Setidaknya
sebuah subjek harus terpilih dari sebuah stratum untuk sebagai perwakilan, dan
setidaknya dua subjek harus dipilih dari setiap stratum untuk penghitungan estimasi
error.
Terdapat dua jenis stratified sampling yaitu proportionate stratified sampling dan
disproportionate stratified sampling. Pada proportionate stratified sampling, jumlah subjek yang
dialokasikan ke berbagai strata proporsional terhadap representasi strata pada tiap target
populasi. Sehingga ukuran sample yang diambil dari setiap stratum proporsional terhadap ukuran
relative dari stratum populasi target. Sedangkan pada disproportionate stratified sampling
memiliki jumlah subjek dari tiap stratum yang tidak proporsional terhadap representasi populasi
total. Disproportionate stratified sampling dapat dibagi lagi ke dalam tiga bagian berdasarkan
tujuan dari alokasi yang diimplementasikan. Tujuan dari alokasi yaitu analisa dalam strata,
analisa antar strata, dan alokasi optimum. Alokasi optimum fokus pada biaya optimasi, presisi
kelebihan. Pertama, kemampuan untuk pembuatan kesimpulan dalam stratum dan perbandingan
antar strata, tidak hanya untuk estimasi parameter populasi. Kedua, stratified sampling
menghasilkan error yang lebih kecil dibandingkan simple random sampling untuk ukuran data
yang sama, terlebih lagi jika digunakan jenis alokasi optimum. Ketiga, stratified sampling lebih
representatif terhadap populasi karena menjamin setidaknya sebuah subjek dalam stratum
populasi akan terpilih sebagai sample.Keempat, dapat diambil informasi tentang populasi data
berdasarkan strata. Kelima, variabel stratifikasi dapat membagi populasi ke dalam area
homogen, biaya koleksi data dapat lebih rendah daripada biaya pada simple random sampling.
Kekurangan stratified sampling antara lain stratified sampling membutuhkan lebih banyak
informasi dibandingkan simple random sampling, yakni variabel stratifikasi. Pemilihan variabel
stratifikasi juga cukup sulit jika jumlah variabel yang digunakan cukup banyak. Stratified
sampling membutuhkan usaha yang lebih untuk persiapan sampling, desain sampling, dan
analisa koleksi data. Untuk menghitung estimasi sampling, setidaknya dibutuhkan dua subjek
dari setiap stratum yang harus dijasikan sample. Selain itu analisis dari koleksi data akan lebih
3. Systematic Sampling
Systematic sampling atau interval random sampling adalah prosedur sampling yang
menggunakan pemilihan acak untuk subjek pertama dari sample, kemudian sample berikutnya
akan dipilih menggunakan interval tertentu hingga diperoleh sejumlah sample yang diinginkan.
Secara umum terdapat delapan langkah untuk melakukan systematic sampling, langkah-langkah
Identifikasi sebuah kerangka sampling yang sudah ada dari target populasi atau buat
Hitung interval sampling (i) dengan membagi subjek pada kerangka sampling (N) dengan
Pilih sample, r, r+i, r+2i, r+3i, dan seterusnya hingga memenuhi jumlah sample yang
diinginkan.
Secara teknik systematic sampling tidak membuat sample yang benar-benar acak sehingga biasa
disebut dengan pseudo random sampling, karena hanya sample pertama saja yang dipilih
secara acak.
Systematic sampling dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis, yaitu linear systematic sampling,
circular systematic sampling, dan repeated systematic sampling. Linear systematic sampling
merupakan teknik yang telah dijelaskan dengan langkah di atas. Sedangkan circular systematic
sampling menggunakan prosedur serupa, hanya saja untuk langkan ke tujuh pemilihan bilangan
acak diambil dari 1 hingga N. Untuk repeated systematic sampling, pemilihan sample
systematic sampling lebih mudah, sederhana, dan membutuhkan waktu yang lebih singkat
dibandingkan simple random sampling. Kelebihan lain yaitu systematic sampling dapat
menjamin bahwa sample lebih menyebar di dalam populasi. Selain itu systematic sampling juga
Kekurangan systematic sampling yaitu jika interval sampling terurut secara periodic pada
kerangka sampling, maka variasi akan semakin meningkat. Kelemahan lain yaitu kombinasi
subjek memiliki probabilitas yang berbeda untuk di[ilih sebagai sample. Estimasi varian juga
4. Cluster Sampling
Biasanya pembuatan kerangka sampling akan sulit jika target populasi sangat menyebar sehingga
biaya koleksi data akan relatif lebih tinggi, untuk menangani hal ini dapat digunakan cluster
sampling. Cluster sampling adalah prosedur sampling dimana subjek populasi dipilih secara acak
dari suatu kelompok (cluster) tertentu. Dalam konteks cluster sampling, cluster merupakan
sebuah kelompok (agregat) dari subjek populasi. Pada cluster sampling, pemilihan sample
dilakukan tidak dengan mengambil sebuah subjek secara individu namun dengan memilih subjek
dalam agregat.
Terdapat enam langkah yang harus dilakukan untuk memilih cluster sample. Langkah-langkah
Tentukan jumlah cluster yang akan dipilih. Hal ini dapat dilakukan dengan membagi
ukuran sample dengan estimasi jumlah rata-rata subjek dalam setiap cluster.
Pilih secara acak jumlah target yang akan dijadikan sample dari semua cluster.
Terdapat dua jenis dari cluster sampling, pertama berdasarkan jumlah tahap pada desain sample,
Kelebihan dari cluster sampling antara lain jika cluster didefinisikan secara geografis, maka
cluster sampling membutuhkan waktu dan biaya yang lebih sedikit. Cluster sampling
mengijinkan subsequent sampline karena cluster adalah kelompok dari beberapa subjek. Ketika
karakter cluster diestimasi, maka karakter populasi juga secara langsung akan diestimasi.
Sedangkan kelemakah dari cluster sampling yaitu cluster sample mungkin tidak dapat mewakili
populasi sebagaimana simple random sample untuk ukuran sample yang sama. Varian cluster
sample akan lebih tinggi dibandingkan varian menggunakan simple random sample. Cluster
sampling membutuhkan analisis yang lebih kompleks serta memungkinkan error yang cukup
tinggi dibandingkan metode lain untuk ukuran sample sample yang sama.
Pemilihan metode sampling dari empat jenis metode yang telah dijelaskan dapat didasarkan dari
kebutuhan sampling. Jika sampling ingin dilakukan secara sederhana dan jumlah data relatif
sedikit, maka dapat digunakan simple random sampling. Ketika membutuhkan strata untuk
memudahkan pengambilan sample yang lebih meluas, maka dapat digunakan stratified sampling.
Untuk memperoleh sample dari data yang memiliki hubungan satu sama lain, systematic
sampling dapat digunakan sebagai metode pilihan. Sedangkan jika data menyebar luas, maka
clustering sampling.
Merode-metode sampling yang telah dijelaskan dapat menjadi pilihan untuk melakukan
penggalian data dengan ukuran yang besar tanpa harus menggunakan semua data. Sehingga
biaya dan waktu komputasi akan berkurang dengan kemungkinan kehilangan informasi yang
kecil.