Anda di halaman 1dari 10

BAB II KONSEP DASAR KEWIRAUSAHAAN

A. PENGERTIAN DAN FUNGSI KEWIRAUSAHAAN

1. Pengertian

Kewirausahaan secara etimologi berasal dari kata wira dan usaha. Wira, berarti
pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani, dan berwatak
agung. Usaha, berarti perbuatan amal, bekerja, berbuat sesuatu. Jadi, wirausaha adalah
pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan
cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur
permodalan serta memasarkannya. Jadi, kewirausahaan adalah sikap seseorang yang
pandai dalam mengenali produk baru mulai dari menetukan cara produksi sampai
memasarkannya.
Menurut Instruksi Presiden RI No. 4 Tahun 1995: kewirausahaan adalah
semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau
kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,menciptakan, menerapkan cara kerja,
teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan
pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang leih besar (Saiman,
2014: 43). Kewirausahaan juga merupakan kemampuan kreatif dan inovatif yang
dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk menciptakan peluang agar meraih sukses
dalam berusaha atau hidup. Kewirausahaan juga dapat didefinisikan sebagai nilai yang
diperlukan untuk memulai dan mengembangkan usaha. Jadi, kewirausahaan adalah hal-
hal atau upaya-upaya yang berkaitan dengan penciptaan kegiatan atau usaha atau
aktivitas bisnis dengan kemauan atau kemampuan sendiri.
Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil
Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:
a. wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku, dan
kemampuan kewirausahaan;

1
b. kewirausahaan adalah semangat sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam
menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan
serta menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan
efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau
memperoleh keuntungan yang lebih besar.
Menurut beberapa ahli, kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai:
a. John J. Kao, berkewirausahaan adalah usaha untuk menciptakan nilai melalui
pengenalan kesempatan bisnis, manajemen pengambilan resiko yang tepat melalui
keterampilan komunikasi dan manajemen untuk memobilisasi manusia, uang, dan
bahan-bahan baku atau sumber daya lain yang diperlukan untuk menghasilkan
proyek supaya terlaksana dengan baik.
b. Robert D. Hisrich, berkirausahaan adalah proses dinamis atas penciptaan tambahan
kekayaa. Kekayaan diciptakan oleh individu yang berani mengambil resiko utama
dengan syarat-syarat kewjaran, waktu, dan komitmen karir atau penyediaan nilai
untuk berbagai barang dan jasa. Produk dan jasa tersebut mungkin baru atau unik,
tetapi nilai tersebut bagaimanapun juga harus dipompa oleh usahawaan dengan
penerimaan dan penempatan kebutuhan keterampilan dan sumber-sumber daya.

2. Fungsi

Setiap wirausaha memiliki fungsi pokok dan fungsi tambahan sebagai berikut:
a. Fungsi pokok
1) Membuat keputusan-keputusan penting dan mengambil resiko tentang tujuan dan
sasaran perusahaan.
2) Menghitung skala usaha yang diinginkannya.
3) Mencari dan menciptakan berbagai cara baru.
4) Memilih dan menetapkan kriteria pegawai/karyawan dan memotivasinya.
5) Menetapkan bidang usaha dan pasar yang akan dilayani.
6) Menentukan permodalan yang dinginkannya (modal sendiri dan modal dari luar)
dengan komposisi yang menguntungkan.

b. Fungsi tambahan wirausaha, yaitu:


1) Mengenali lingkungan perusahaan dalam rangka mencari dan menciptakan
peluang usaha.

2
2) Mengendalikan lingkungan ke arah yang menguntungkan bagi perusahaan.
3) Menjaga lingkungan usaha agar tidak merugikan masyarakat maupun merusak
lingkungan akibat dari limbah usaha yang mungkin dihasilkannya.
4) Meluangkan dan peduli atas CSR (Saiman, 2014: 45-46).

B. TUJUAN DAN MANFAAT WIRAUSAHA

Tujuan kewirausahaan yakni sebagai berikut

1. Meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas.


2. Mewujudkan kemampuan dan lemantapan para wirausaha untuk menghasilkan
kemjuan dan kesejahteraan masyarakat.
3. Membudayakan semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan kewirausahaan di kalangan
masyarakat yang mampu, andal, dan unggul.
4. Menumbuh kembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang tangguh dan kuat
terhadap masyarakat.

Thomas W. Zimmerer et al. (2005) merumuskan manfaat berkewirausahaan adalah


sebagai berikut:

1. Memberi peluang dan kebebasan untuk mengendalikan nasib sendiri


Memiliki usaha sendiri akan memberikan kebebasan dan peluang bagi pebisnis untuk
mencapai tujuan hidupnya serta memungkinkan mereka memanfaatkan bisnisnya guna
mewujudkan cita-citanya.
2. Memberi peluang melakukan perubahan
Semakin banyak pebisnis yang memulai usahanya karena mereka dapat menangkap
peluang untuk melakukan berbagai perubahan yang meurut mereka sangat penting.
Pebisnis kini menemukan cara untuk mengkombinasikan wujud kepedulian mereka
terhadap berbagai masalah ekonomi dan sosial dengan harapan untuk menjalani
kehidupan yang lebih baik.
3. Memberi peluang untuk mencapai potensi diri sepenuhnya
Banyak orang menyadari bahwa bekerja di suatu perusahaan sering kali membosankan,
kuarng menantang, dan tidak ada daya tarik. Hal ini tentu tidak berlaku bagi seorang
wirausahawa. Bisnis-bisnis yang dimiliki oleh wirausahawan merupakan alat untuk

3
menyatakan aktualisasi diri. Keberhasilan mereka adalah suatu hal yang ditentukan
oleh kreativitas, antusias, inovasi, dan visi mereka sendiri.
4. Memiliki peluang untuk memperoleh keuntungan seoptimal mungkin
Menurut hasil penelitian, Thomas Stanley dan William Danko, pemilik perusahaan
sendiri mencapai dua pertiga dari jutawan Amerika Serikat. Orang-orang yang bekerja
memilki perusahaan sendiri empat kali lebih besar peluangnya untuk menjadi jutawan
daripada orang-orang yang bekerja untuk orang lain atau menjadi karyawan.
5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakat dan mendapatkan pengakuan
atas usahanya
Pengusaha kecil atau pemilik perusahaan kecil sering kali merupakan warga
masyarakat yang paling dihormati dan paling dipercaya. Kesepakatan bisnis
berdasarkan kepercayaan dan saling menghormati adalah ciri pengusaha kecil. Pemilik
menyukai kepercayaan dan pengakuan yang diterima pelanggan yang telah dilayani
dengan setia selama bertahun-tahun.
6. Memiliki peluang untuk melakukan sesuatu yang disukai dan menumbuhkan rasa
senang dalam mengerjakannya
Kebanyakan wirausahawan yang berhasil memilih masuk dalam bisnis tertentu, sebab
mereka tertarik dan menyukai pekerjaan tersebut. Mereka menyalurkan hobi atau
kegemaran mereka menjadi pekerjaan mereka dan mereka senag bahwamereka
melakukannya. Hal yang menjadi penghargaan terbesar bagi pebisnis/wirausahawan
bukanlah tujuannya, melainkan lebih kepada proses dan perjalanannya (Saiman, 2014:
44-45).

C. KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN

Karakteristik kewirausahaan pada umumnya terlihat pada waktu ia berkomunikasi


dalam rangka mengumpulkan informasi dan pada waktu menjalin hubungan dengan para
relasi bisnisnya. Karakteristik wirausahaan yang perlu dimiliki dan dikembangkan, antara
lain sebagai berikut.

1. Berwatak luhur.

2. Kerja keras dan disiplin.

4
3. Mandiri dan realistis.

4. Prestatif dan komitmen tinggi.

5. Berpikir positif dan tanggung jawab.

6. Dapat mengendalikan emosi.

7. Tidak ingkar janji, menepati janji, dan tepat waktu.

8. Belajar dari pengalaman.

9. Memperhitungkan resiko.

10. Merasakan kebutuhan orang lain.

11. Bekerja sama dengan orang lain.

12. Menghasilkan sesuatu untuk orang lain.

13. Memberi semangat orang lain.

14. Mencari jalan keluar bagi setiap permasalahan.

15. Merencanakan sesuatu sebelum bertindak.

Menurt Bygrave, karakteristi kewirausahaan meliputi 10 D berikut

1. Dream, yaitu seorang wirausaha mempunyai visi keinginan terhadap masa depan
pribadi dan bisnisnya serat mempunyai kemampuan untuk mewujudkan impiannya.

2. Decisiveness, seorang wirausaha adalah orang yang tidak bekerja lambat. Mereka
membuat keputusan secara cepat dengan penuh perhitungan. Kecepatan dan ketepatan
mengambil keputusan adalah faktor kunci dalam bisnisnya.

3. Doers, yaitu seorang wirausaha dalam membuat keputusan akan langsung


menindaklanjuti. Mereka melaksanakan kegiatannya secepat mungkin dan tidak
menunda-nunda kesempatan yang baik dalam bisnisnya.

4. Determination, yaitu seorang wirausaha melaksanakan kegiatannya dengan penuh


perhatian. Rasa tanggung jawabnya tinggi dan tidak mau menyerah, walaupun
dihadapkan pada halangan dan rintangan yang tidak mungkin dapat diatasi.

5. Dedication, yaitu seorang wirausaha dedikasi terhadap bisnisnya sangat tinggi,


kadang-kadang mengorbankan kepentingan keluarga untuk sementara, tidak mengenal
lelah, dan semua perhatian dan kegiatannya dipusatkan untuk kegiatan bisnisnya.

5
6. Devoyion, yaitu mencintai pekerjaan bisnisnya dan produk yang dihasilkannya.

7. Details, yaitu seorang wirausaha sangat memperhatikan faktor-faktor kritis secara


rinci. Tidak mengabaikan faktor kecil yang dapat menhambat kegiatan usahanya.

8. Destiny, yaitu bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapainya,
bebas, dan tidak mau tergantung pada orang lain.

9. Dollars, seorang wirausaha tidak mengutamakan mencapai kekayaan, motivasinya


bukan karena uang. Uang diangap sebagaiukuran kesuksesan bisnisnya dan berasumsi
jika berhasil dalam bisnisnya amak ia pantas mendapat laba, bonus, atau hadiah.

10. Distribute, yaitu bersedia mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada orang


kepercayaannyayaitu orang-orang yang kritis dan mau diajak untuk mencapai sukses
dalam bidang bisnis.

D. PRINSIP POKOK KEWIRAUSAHAAN

1. Harus optimis. Optimis adalah modal yang sangat penting bagi usahawan, sebab kata
optimis merupakan sebuah prinsip yang dapat memotivasi kesadaran kita, sehingga
apapun usaha yang kita lakukan harus penuh optimistik atau optimis bahwa usaha kita
akan sukses.

2. Jangan takut gagal. Dalam hal berusaha, tidak ada gunanya berteori kalau tidak terjun
langsung, sehingga mengalami dan sekali lagi jangan takut gagal, sebab kegagalan
adalah kesuksesan yang tertunda.

3. Penuh semangat. Hal yang menjadi penghargaan terbesar bagi pebisnis/wirausahawan


bukanlah tujuannya, melainkan lebih kepada proses dan atau perjalanannya.

4. Sabar, ulet dan tekun. Sabar dan tekun meskipun harus menghadapi berbagai bentuk
permasalahan, percobaan, dan kendala bahkan diremehkan oleh orang lain.

5. Bertindak dengan penuh perhitungan dalam mengambil resiko. Sering kali yang
menjadi pertimbangan utama dalam berusaha terutama dalam pengambilan keputusan
adalah seberapa besar kemungkinan kita mampu menagnggung suatu resiko atau
seberapa banyak kita mampu menanggung kerugian atas konsekuensi dari sebuah
keputusan. Tidak saja selalu pada seberapa besar manfaat atau keuntungan yang akan
mungkin dapat kita peroleh dari suatu pengambilan keputusan usaha kita.

6
6. Ambisius.

7. Pantang menyerah/putus asa. Baik dalam kondisi mendukung maupun kurang


mendukung, dan mungkin dalam usaha mengalami kemunduran tidak boleh putus
asa/pantang menyerah.

8. Kreatif dan inovatif. Kreativitas dan inovasi adalah modal utama bagi seorang
wirausaha. Seorang wirausaha tidak boleh berhenti berkreativitas dan berinovasi
dalam segala hal.

9. Peka terhadap pasar/dapat baca peluang pasar. Peluang pasar sekecil apapun harus
diidentifikasi dengan baik, sehingga dapat mengambil peluang pasar tersebut dengan
baik dan tepat agar usaha kita bisa sukses.

10. Berbisnis dengan standar etika. Standar etika setiap bangsa ada, hanya yang menjadi
perhatian adalah apakah standar etika yang berlaku di setiap negara kita kenali dengan
baik yang disesuaikan dengan budaya bangsa yang bersaangkutan.

11. Mandiri. Mandiri dalam banyak hal adalah kunci penting agar kita dapat
menghindarkan ketergantungan dari pihak-pihak atau para pemangku kepentingan
usaha kita.

12. Jujur. Jujur kepada pemasok dan pelanggan atau kepada seluruh pemangku
kepentingan perusahaan adalah prinsip dasar dalam berusaha.

13. Peduli lingkungan. Seorang pengusaha harus memiliki kepedulian terhadap


lingkungan sehingga harus turut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan tempat
usahanya (Saiman, 2014: 57-58).

E. UKURAN KEBERHASILAN DALAM WIRAUSAHA

Keberhasilan usaha diidentikkan dengan perkembangan perusahaan. Istilah itu


diartikan sebagai suatu proses peningkatan kuantitas dari dimensi perusahaan.
Perkembangan perusahaan adalah proses dalam pertambahan jumlah karyawan,
peningkatan modal, dan lain-lain.
Indikator keberhasilan usaha menurut Dwi Riyanti (2003:28), kriteria yang cukup
signifikan untuk menentukan keberhasilan suatu usaha dapat dilihat dari:

1. Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal

7
2. Jumlah produksi

3. Jumlah pelanggan

4. Perluasan usaha

5. Perluasan daerah pemsaran

6. Perbaikan sarana fisik

7. Pendapatan usaha

Beberapa indikator dalam menentukan keberhasilan usaha menurut Henry Faizal


Noor (2007:397) adalah sebagai berikut :
1. Laba/Profitability
Laba merupakan tujuan utama dari bisnis. Laba usaha adalah selisih antara
pendapatan dengan biaya.

2. Produktivitas dan Efisiensi


Besar kecilnya produktivitas suatu usaha akan menentukan besar kecilnya produksi.
Hal ini akan mempengaruhi besar kecilnya penjualan dan pada akhirnya menentukan
besar kecilnya pendapatan, sehingga mempengaruhi besar kecilnya laba yang diperoleh
dari usaha yang akan didirikan.

3. Daya Saing
Daya saing adalah kemampuan atau ketangguhan dalam bersaing untuk merebut
perhatian dan loyalitas konsumen. Suatu bisnis dapat dikatakan berhasil, bila dapat
mengalahkan pesaing atau paling tidak masih bisa bertahan menghadapi pesaing.

4. Kompetensi dan Etika Usaha


Kompetensi merupakan akumulasi dari pengetahuan, hasil penelitian, dan pengalaman
secara kuantitatif maupun kualitatif dalam bidangnya sehingga dapat
menghasilkan inovasi sesuai dengan tuntutan zaman.

5. Terbangunnya citra baik


Citra baik perusahaan terbagi menjadi dua yaitu, trust internal dan trust external. Trust
internal adalah amanah atau trust dari segenap orang yang ada dalam perusahaan.
Sedangkan trust external adalah timbulnya rasa amanah atau percaya dari segenap

8
stakeholder perusahaan, baik itu konsumen, pemasok, pemerintah, maupun masyarakat
luas, bahkan juga pesaing.

F. JENIS-JENIS WIRAUSAHA

Jenis-jenis wirausaha dapat dikelompokkan berdasarkan pada pemilikan,


perkembangan, dan kegiatan usaha yang dilakukannya. Roopke (1995: 5)
mengelompokkan kewirusahaan berdasarkan pada perannya menjadi tiga kelompok
sebagai berikut.

1. Wirausahaan rutin, yaitu wirausahaan yang dalam melakukan kegiatan sehari-harinya


cenderung berfokus pada pemecahan masalah dan perbaikan standar prestasi
tradisional. Fungsi wirausahaan rutin adalah mengadakan perbaikan terhadap standar
tradisional, bukan penyusunandan pengalokasian sumber-sumber. Wirausahaan ini
berusaha untuk menghasilkan barang, pasar, dan teknologi, misalnya seorang pegawai
atau manajer. Wirausahaan dibayar dalam benruk gaji.

2. Wirausahaan arbitrase, yaitu wirausahaan yang selalu mencari peluang melalui


kegiatan penemuan (pengetahuan) dan pemanfaatan (pembukaan). Kegiatan
kewirausahaan arbitrase tidak perlu melibatkan pembuatan barang dan penyerapan dana
pribadi wirausahaan. Kegiatannya melibatkan spekulasi dalam memanfaatkan
perbedaaan harga jual dan beli.

3. Wirausahaan inovatif, yaitu wirausahaan dinamis yang menhasilkan ide dan kresi baru
yang berbeda. Ia mengadakan proses dinamis pada produk, hasil, sumber pengadaan,
dan organisasi yang baru.

Sementar itu, Thomas Zimmerer mengelompokkan wirausahaan berdasarkan pada


profilnya menjadi empat kelompok sebagai berikut.

1. Part-time enterpreneur, yaitu wirausahaan yang hanya setengah waktu melakukan


usaha, biasanya sebagai hobi. Kegiatan usahanya hanya bersifat sampingan.

2. Home-based new ventures, yaitu usaha yang dirintis dari rumah/tempat tinggal.

3. Family-owned business, yaitu usaha yang dilakukan/dimiliki oleh beberapa anggota


keluarga secara turun temurun.

9
4. Copreneurs, yaitu usaha yang dilakukan oleh dua orang wirausahawan yang bekerja
sama sebagai pemilik,dan menjalankan usahanya bersama-sama (Suryan, 2013: 58).

G. RUANG LINGKUP KEWIRAUSAHAAN

Ruang lingkup kewirausahaan sangat luas dan meliputi semua bidang kehidupan,
antara lain sebagai berikut.

1. Bidang agraris meliputi pertanian dan perkebunan serta kehutanan.

2. Bidang perikanan meliputi pemeliharaan, penetasan, makanan, pengangkutan ikan

3. Bidang peternakan.

4. Bidang perindustrian dan kerajinan meliputi industri besar, menengah kecil, dan
pengrajinan (mengolah hasil pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, dan
kehutanan).

5. Bidang pertambangan dan energi.

6. Bidang perdagangan.

7. Bidang jasa, antara lain sebagai pedagang perantara, pemberi kredit atau perbankan,
angkutan, hotel dan restoran, travel perjalanan, pengusaha asuransi, pergudangan,
koperasi, dan lain-lain.

Referensi

Saiman, Leonardus. 2014. Kewirausahaan: Teori, Praktek, dan Kasus-kasus. Jakarta:


Saelmba Empat.

Suryana. 2013. Kewirausahaan: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta: Salemba
Empat.

10

Anda mungkin juga menyukai