Anda di halaman 1dari 17

BAB IV

MASALAH DALAM KELUARGA

4.1 MASALAH DALAM KELUARGA

Kami melakukan kunjungan keluarga selama 3 kali (28 Februari 2013, 14


Maret 2013 dan 4 April 2013). Selama kunjungan tersebut kami melakukan
anamnesis terhadap semua anggota keluarga secara autoanamnesis ataupun
alloanamnesis. Pada kunjungan yang kami lakukan kami hanya dapat bertemu
dengan Ny. M, Ny. I, Bp. Z, dan An. Z. Kepada anggota keluarga lain,
evaluasi kami lakukan secara aloanamnesis melalui Ny. M.

Secara umum, permasalahan keluarga Ny. M dalam aspek biologis baik.


Hanya Ny.M yang menderita hipertensi dan An. Z yang menderita diare akut
pada kunjungan pertama, anggota keluarga yang lain tidak mengeluhkan
masalah kesehatan.

Perilaku terhadap kesehatan dalam keluarga Ny. M antara lain:

1. Perilaku mandi dan gosok gigi


a. Frekuensi : 2 kali sehari
b. Tempat mandi : kamar mandi
c. Penggunaan sabun : menggunakan sabun batang biasa
d. Frekuensi gosok gigi sehari : 2 kali sehari
2. Perilaku buang air besar : BAB di jamban yang tersedia di kamar mandi
3. Kebiasaan mengambil air minum : air yang telah dimasak sampai
mendidih
4. Kebiasaan ganti pakaian sehari : tiap hari
5. Kebiasaan membersihkan rumah : setiap hari satu kali
6. Pantangan makan dan minum : tidak ada
7. Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)
a. Hasil Kadarzi
i. Keluarga makan aneka ragam makanan : ya
ii. Keluarga memantau kesehatan dan pertumbuhan dengan
cara menimbang berat badan : tidak

41
iii. Keluarga gunakan garam beryodium dalam makanan
sehari-hari : ya
iv. Ibu memberi ASI sampai bayi umur 4 bulan : ya
v. Keluarga biasa makan pagi : ya
vi. Makan 3 kali sehari : ya
b. Status Kadarzi : Sadar Gizi
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah pada perilaku kesehatan
keluarga Ny. M.
Untuk masalah pembiayaan kesehatan, keluarga Ny. M mengalami masalah
karena keadaan perekonomian yang pas-pasan dan harus berhemat. Meskipun
letak rumah dengan Puskesmas Balaraja relatif dekat dan dapat ditempuh
dengan sekali naik angkot Rp. 2000,-. Masalah biologis secara individual,
akan dibahas pada bagian berikutnya.
Dari aspek psikologis, salah satu kekuatiran terbesar dalam keluarga ini adalah
masalah ekonomi tetapi mereka telah mencoba menerimanya dengan baik.
Mereka mengatakan bahwa mereka menghadapinya dengan mempunyai
pandangan hidup yang realistis. Secara individual, akan dibahas pada bagian
berikutnya.

Dalam aspek sosial, relasi antar anggota keluarga Ny. M sangat baik dan
saling mengerti satu dengan yang lain. Adapun konflik yang terjadi adalah
dengan frekuensi yang jarang, dan diselesaikan dalam hari itu juga. Secara
umum Ny. M mengakui bahwa tidak ada favoritism (pilih kasih) di antara
anggota kelurga, begitu juga dia secara pribadi dengan anak-anaknya.
Sedangkan untuk hubungan sosial keluarga dengan tetangga dan institusi-
institusi pemerintahan tidak mengalami masalah. Secara individual, akan
dibahas pada bagian berikutnya.

4.2 MASALAH INDIVIDU

4.2.1 Ny. M

Masalah Biologis

Pada tanggal 28 februari 2013, kami melakukan pemeriksaan Ny. M


didapatkan hasil sebagai berikut Ny. M memiliki tinggi badan 155 cm, berat

42
badan 50 kg, tekanan darah 160/100 mmHg dan denyut nadi 84 kali/menit.
Hasil dari pemeriksaan tekanan darah menunjukan tekanan darah Ny. M
160/100.

Autoanamnesis, 28 februari 2013, pukul 11.00

Keluhan Utama

Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol

Riwayat Penyakit Sekarang

Ny. M telah menderita penyakit tekanan darah tinggi sejak 2 tahun yang lalu.
Ny. M secara kebetulan didiagnosis hipertensi ketika Ny. M berobat ke
puskesmas dengan keluhan utama batuk pilek sejak 1 hari yang lalu. Dokter
mendiagnosis Ny. M menderita ISPA dan saat dokter memeriksa tekanan
darah Ny. M ternyata Ny. M menderita hipertensi tahap 2 (BP 160/100). Lalu,
dokter memberikan obat untuk ISPA dan Hipertensi untuk Ny. M. Akan tetapi,
obat hipertensi (Captopril) yang diberikan oleh dokter puskesmas tidak
diminum teratur, dan Ny. M juga jarang melakukan kontrol tekanan darahnya
ke puskesmas karena alasan biaya dan Ny. M juga merasa badan nya sehat-
sehat saja tanpa keluhan apapun, sehingga ia tidak meminum obat lagi.

Ny. M tidak mengeluhkan adanya gejala seperti rasa pegal di sekitar leher dan
bahu, sakit kepala. Nafsu makan Ny. M normal, tetapi Ny. M mengaku bahwa
dirinya tidak pernah menjaga makanan yang dimakan. Ny. M mengaku senang
memakan makanan-makanan yang asin serta goreng-gorengan. BAB dan BAK
Ny. M normal.

Riwayat Penyakit Dahulu

Ny. M tidak memiliki riwayat penyakit berat lainnya, seperti penyakit gula.
Ny. M melahirkan ke enam anaknya secara normal di bidan dekat tempat
tinggal dan tidak memiliki riwayat tekanan darah tinggi maupun penyakit gula
dalam kehamilan. Ny. M tidak pernah menjalani operasi maupun di rawat
inap.

43
Riwayat Keluarga

Di dalam keluarga Ny. M anggota keluarga yang menderita hipertensi adalah


kakak perempuan Ny. M, Ibu U yang sudah meninggal sejak tahun 2010
karena stroke. Kakak laki laki Ny. M, Bapak R meninggal sejak tahun 2005
karena penyakit jantung koroner. Anggota keluarga yang lain sehat.

Lain-Lain (Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, Kejiwaan dan


Kebiasaan)

Ny. M sudah bercerai dari Bp. J dan tinggal bersama dengan 5 orang anaknya,
1 orang menantu dan 1 orang cucu. Ny. M sudah tidak bekerja lagi atau sudah
pensiun. Orangtua Ny. M sudah meninggal, pada saat ayah dari Ny. M
berumur 59 tahun dan ibu dari Ny. M 61 tahun. Ny. M mengatakan bahwa
orang tuanya meninggal karena sudah tua. Ny. M adalah anak ke 5 dari 5
bersaudara, dan ia sudah memiliki 6 anak. Ny. M menyangkal adanya
kebiasaan tertentu seperti merokok, meminum alkohol, meminum obat obatan
tertentu. Ny. M memiliki kebiasaan memakan makanan asin, dan Ny. M
mengaku mengalami stress akibat perceraian nya 5 tahun yang lalu.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : tampak sehat


Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital :
o Berat badan : 50 kg
o Tinggi : 155 cm
o Temperatur : 37 C
o Tensi : 160/100
o Nadi : 84 per menit
o RR : 22 per menit
Pemeriksaan kepala
o Kepala : Mesosepal, simetris, tanda radang (-), bekas luka (-)
o Mata : Simetris, conjungtiva anemis ( -/- ), sklera ikterik (-/-),
edema palpebra (-/-)
o Telinga : Discharge (-), deformitas (-)

44
o Hidung : Discharge (-), deformitas (-), deviasi septum (-),
nafas cuping hidung (-).
o Mulut : Bibir kering (-), pucat (-), lidah kotor (-), lidah
sianosis (-)
Pemeriksaan Leher
o Inspeksi : Trachea ditengah (+), pembesaran kelenjar tiroid (-).
o Palpasi : JVP tidak meningkat, pembesaran limfonodi (-).
Pemeriksaan Thorax
o Pulmo
Depan:
Inspeksi : Ketinggalan gerak (-/-), retraksi
inspirasi pada area supraklavikular (-/-)
Palpasi : Fremitus kanan kiri sama
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi : Suara dasar vesikular normal,
Rhonki basah (-/-), Wheezing (-/-)
Belakang:
Inspeksi : Ketinggalan gerak (-/-)
Palpasi : Fremitus kanan kiri sama
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi : Suara dasar bronkial (+/+)
normal, Rhonki basah (-/-), Wheezing (-/-)
o Cor :
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di SIC V linea
midclavicularis sinistra
Perkusi : redup
Auskultasi : BJ I-II int reguler, murmur (-), gallop
(-)
Pemeriksaan Abdomen
o Inspeksi: permukaan lebih rendah dari dada, venektasi (-),
spider nevi (-)
o Auskultasi : Peristaltik (+) normal

45
o Perkusi : Timpani
o Palpasi : Supel, nyeri tekan (-) di daerah epigastrium, tes
undulasi (-), defans muskular (-), tes pekak beralih (-)
Pemeriksaan Ekstremitas
o Superior : Oedem (-/-), jari tabuh (-/-), sianosis (-/-), refleks
fisiologis (+/+), refleks patologis (-/-), akral dingin (-/-)
o Inferior : Oedem (-/-), jari tabuh (-/-), sianosis (-/-), refleks
fisiologis (+/+), refleks patologis (-/-), akral dingin (-/-)
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan

Resume

Ny. M 50 tahun memiliki keluhan utama tekanan darah tinggi nya yang tidak
terkontrol. Pada pemeriksaan tidak ditemukan keluhan atau gejala pada Ny.
M. Pemeriksaan tekanan darah Ny. M 160/100.

Analisa

Diagnosa Kerja :
Hipertensi tahap 2, didukung dengan hasil pemeriksaan tekanan darah
160/100 mmHg dan pemeriksaan fisik lainnya dalam batas normal
sehingga menyingkirkan hipertensi akibat gangguan organ lainnya.
Selain itu Ny. M juga memiliki faktor risiko yaitu usia yang bertambah
tua dan juga stress.
Diagnosa Banding : -

Tatalaksana

Non Medikamentosa
Pasien harus diedukasikan mengenai pentingnya mengurangi konsumsi
makanan yang mengandung banyak garam (maksimum 1500mg/hari),
banyak lemak, banyak gula serta mengurangi konsumsi alkohol. Pasien
diedukasikan untuk memakan lebih banyak buah-buahan dan sayuran.
Pasien juga dianjurkan untuk menjaga berat badan normal dan
meningkatkan aktivitas olahraga. Pasien juga perlu diedukasi
pentingnya menjaga pola makan tersebut dan meminum obat secara

46
teratur setiap harinya serta komplikasi yang dapat timbul akibat
ketidakpatuhan.

Medikamentosa
Captopril 50 mg 3x1
Captopril merupakan salah satu dari obat anithipertensi yang termasuk
kedalam kelas Angitensin Converting Enzyme Inhibitor.

Prognosis

Quo ad vitam : ad bonam


Quo ad sanactionam : ad bonam
Quo ad fungsionum : ad bonam

FIFE

Feeling : Pasien merasa terganggu


Insights : Pasien khawatir jika penyakit ini tidak akan sembuh
Functions : Pasien tidak bisa bekerja secara maksimal
Expectations : Pasien ingin cepat sembuh

Masalah Psikologis dan Sosial

Dari hasil pemeriksaan dan komunikasi dengan Ny. M ditemukan masalah


psikososial. Ny. M merasa sedih dengan masalah perceraian yang dialaminya ,
dan Ny. M juga mengeluhkan masalah ekonomi yang dialaminya. Menurut
teori perkembangan psikososial Erik H Erikson21, Ny. M termasuk pada fase
Middle years (40-65 tahun), dimana Ny. M mengalami Stagnation. Ny. M
merasakan kehidupan keluarganya sulit, terutama dalam masalah ekonomi,
setelah ia bercerai dengan suaminya. Jika dibiarkan lebih lanjut Ny. M akan
menjadi putus asa dalam kehidupan keluarganya.

Kesimpulan

Ny. M menderita hipertensi tahap 2 dan memiliki masalah psikososial.

4.2.2 Bp. Z

Masalah Biologis

47
Pada saat pemeriksaan, Bp. Z memiliki berat badan 60 kg tinggi badan 165 cm
denyut nadi 85x/menit tidak mengeluhkan sakit.

Masalah psikososial

Bp. Z sekarang bekerja sebagai pegawai, ia tidak mengeluhkan pekerjaannya


dan ia sudah berhenti sekolah sejak SMA . Menurut teori perkembangan
psikososial Erik H Erikson21 Bp. Z memasuki fase Young Adulthood (18-40
tahun) dimana Bp. Z mengalami perkembangan menuju kedewasaan dan
terciptanya Intimacy relationship terhadap pasangannya.

Kesimpulan
Bp. Z tidak memiliki masalah biopsikososial

4.2.3 Ny. I

Masalah Biologis

Pada saat pemeriksaan Ny. I dengan tinggi badan 150 cm dan berat badan 51
kg, tekanan darah 120/80, denyut nadi 82 x/ menit tidak mengeluhkan sakit
tertentu

Masalah Psikologis dan Sosial

Ny. I bekerja membantu keluarga dengan berjualan es di SD dekat rumah dan


ia sudah berhenti sekolah sejak SD. Menurut teori perkembangan psikososial
Erik H Erikson21, Ny. I memasuki fase Young adulthood (18-40 tahun)
dimana Ny. I mengalami perkembangan menuju kedewasaan dan terciptanya
Intimacy relationship terhadap pasangannya.

Kesimpulan

Ny. I tidak memiliki masalah biopsikososial.

4.2.4 An. Z

Masalah Biologis

48
Pada tanggal 28 februari 2013, An. Z umur 2 tahun dengan berat badan 12 kg
dengan tinggi badan 85 cm datang ke puskesmas Balaraja dengan keluhan
utama mencret sejak kemarin.

Alloanamnesis dari Ny. I pada tanggal 28 februari 2013 pukul 10.00

Keluhan Utama

Mencret sejak 1 hari yang lalu

Riwayat penyakit sekarang

Ny. I mengatakan bahwa mencret yang diderita An. Z sudah 2x sejak satu hari
yang lalu kurang lebih setengah cangkir setiap kali BAB. Mencret berupa air,
berwarna kuning, tidak ada ampas nya, tidak ada darah, tidak ada lendir, tidak
ada bau (baunya bau tinja biasa). Mencret berlangsung terus menerus
sepanjang hari dan tiba tiba. Tidak ada yang memperburuk maupun
mengurangi BAB yang diderita. Tidak ada keluhan batuk maupun pilek. Ibu
pasien belum memberikan obat apapun untuk mencret yang diderita.

Selain mencret, An. Z juga demam. Demam muncul secara tiba-tiba tinggi.
Ny. I tidak mengukur berapa suhu tubuh anaknya karena tidak memiliki
thermometer tetapi menurut Ny. I demamnya konstan tidak naik dan tidak
turun serta berlangsung sepanjang hari. Ny. I belum memberikan obat apapun
untuk menurunkan demam, hanya sesekali di kompres air dingin dan suhu
tubuh agak turun untuk beberapa saat.

Ny. I mengatakan bahwa An. Z tidak mengalami penurunan berat badan.


Napsu makan An. Z normal. Ny. I menjelaskan bahwa An. Z tidak rewel dan
minum seperti biasanya. Ny. I tidak dapat mengingat berapa banyak An. Z
minum dalam sehari. Ny. I menyatakan bahwa sumber air minum di dapat dari
air kran yang direbus sampai masak.

An. Z masih diberikan ASI. Ny. I memberikan bubur bayi pada bulan ke-7.
An. Z juga diberikan susu tambahan. Susu tambahan diberikan kadang
kadang saja. Keterangan tambahan dari Ny. I adalah BAK An. Z normal.

49
Riwayat penyakit dahulu

Ny. I menyangkal bahwa pasien pernah mengalami gejala seperti ini


sebelummnya.

Riwayat keluarga

Ny. I mengatakan tidak ada anggota keluarga yang mengalami seperti ini. Ny.
I mengatakan bahwa ibunya menderita hipertensi. Riwayat penyakit keluarga
lain seperti penyakit jantung, penyakit gula, alergi, asma, kanker disangkal
Ny. I.

Lain-Lain (Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, Kejiwaan dan


Kebiasaan)

Pasien tinggal bersama ayah dan ibu pasien dengan nenek pasien, bersama
saudara dari Ny. I. Pekerjaan ayah pasien adalah seorang pegawai, dan
pekerjaan ibu pasien menjual es di SD dekat rumah. Lingkungan sekitar rumah
pasien agak kumuh dan saling berdekatan dengan rumah yang lain. Fasilitas
kebersihan pasien kurang.

Ny. I menyangkal bahwa pasien memiliki kebiasaan tertentu seperti meminum


obat obatan tertentu Riwayat kehamilan Ny. I G1 P1 A0, pemeriksaan
dilakukan oleh bidan secara teratur. Ibu pasien menyangkal menggunakan obat
obatan tertentu dan jamu, merokok, meminum alcohol, riwayat trauma pada
saat hamil pasien.

Riwayat kelahiran pasien cukup bulan lahir secara normal, dibantu oleh bidan
setempat. Berat badan waktu lahir 2,9 kg dengan panjang 48 cm. Riwayat
imunisasi pasien lengkap.

Riwayat makanan dan minuman: 0-2 tahun ASI; didampingi dengan makanan
bubur bayi kemasan pada umur 1 tahun.

Riwayat Tumbuh Kembang:

Umur 1,5 bulan : tersenyum spontan

Umur 4 bulan : tengkurap dengan kepala diangkat

50
Umur 7 bulan : duduk tanpa bantuan

Umur 10 bulan : menjimpit

Umur 15 bulan : berjalan sendiri

Umur 18 bulan : mengucapkan 4-6 kata

Umur 24 bulan : mengucapkan nama sendiri

Vaksinasi

A. Dasar B. Ulangan

Hepatitis B : 4x Pada umur : 0,2,4,6 di : Bidan Pada umur :


bulan

BCG : 1x Pada umur : 1 bulan Skar: - Pada umur :

DPT 3x Pada umur : 2,4,6 bulan di : Bidan Pada umur :

Polio : 4x Pada umur : 0,2,4,6 di : Bidan Pada umur :


bulan

Campak : 1x Pada umur : 9 bulan di : Bidan Pada umur :

Pemeriksaan fisik

Keadaan Umum : tampak sehat


Kesadaran : kompos mentis
Tanda vital :
o Suhu : 37,8C
o Nadi : 90 kali/menit
o RR : 27 kali/menit
o BB : 12 kg
o TB : 85 cm
Pemeriksaan kepala

51
o Kepala : Mesosepal, simetris, tanda radang (-), bekas luka (-)
o Mata : Simetris, conjungtiva anemis ( -/- ), sklera ikterik (-/-),
reflex pupil (+/+) normal, edema palpebra (-/-) air mata (+/+)
o Telinga : Discharge (-), deformitas (-).
o Hidung : Discharge (-), deformitas (-), deviasi septum (-), nafas
cuping hidung (-).
o Mulut : Bibir kering (-), pucat (-), lidah kotor (-), lidah sianosis
(-).
Pemeriksaan Leher
o Inspeksi : Trachea ditengah (+), pembesaran kelenjar tiroid (-).
o Palpasi : JVP tidak meningkat, pembesaran limfonodi (-).
Pemeriksaan Thorax
o Pulmo
Depan:
Inspeksi : Ketinggalan gerak (-/-), retraksi inspirasi
pada area supraklavikular (+/+)
Palpasi : Fremitus kanan kiri sama
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi : Suara dasar bronkial normal, Rhonki
basah (+/+), Wheezing (-/-)
Belakang:
Inspeksi : Ketinggalan gerak (-/-)
Palpasi : Fremitus kanan kiri sama
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi : Suara dasar bronkial (+/+) normal,
Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
o Cor
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba di SIC V linea midclavicularis
sinistra
Perkusi : redup
Auskultasi : BJ I-II int reguler, murmur (-), gallop (-)

52
Pemeriksaan Abdomen
o Inspeksi : permukaan lebih rendah dari dada, venektasi (-),
spider nevi (-), turgor kulit normal
o Auskultasi : Peristaltik (+) meningkat (30x/menit)
o Perkusi : Timpani
o Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), tes undulasi (-), defans muskular
(-), tes pekak beralih (-)
Pemeriksaan Ekstremitas
o Superior : Oedem (-/-), jari tabuh (-/-), sianosis (-/-), refleks
fisiologis (+/+), reflex patologis (-/-), akral dingin (-/-)
o Inferior : Oedem (-/-), jari tabuh (-/-), sianosis (-/-), refleks
fisiologis (+/+), refleks patologis (-/-), akral dingin (-/-)
Pemeriksaan Penunjang
Tidak dilakukan (Rekomendasi = CBC, elektrolit, kultur bakteri)

Resume

An. Z, 2 tahun datang bersama dengan Ny. I dengan keluhan utama diare sejak
kemarin. Keluhan tambahan pasien adalah demam. Diare pasien dengan
frekuensi 2x/hari, berampas, berwarna kuning kecoklatan biasa, tidak ada
darah, tidak ada bau busuk, tidak ada lendir. Volume kurang lebih 1/2 gelas
aqua per BAB. Demam pasien sejak kemarin. Pola demam tiba tiba naik
tinggi, stabil, terus menerus dan sepanjang hari. Pada pemeriksaan fisik,
didapatkan bowel sounds meningkat dan ada nyeri tekan (+), turgor kulit
normal, BB pasien 9 kg dan TB 73 cm.

Analisis

Diagnosis kerja
Suspek diare akut tanpa dehidrasi et causa Rotavirus
Diare yang terjadi akut karena masih berlangung selama 1 hari saja.
Tanpa dehidrasi karena tidak terjadi penurunan berat badan, pasien
tidak rewel, tidak lebih banyak minum, air mata masih ada, mulut dan
lidah basah, mata tidak cekung, dam turgor kembali dengan cepat.

53
Disebabkan oleh rotavirus karena konsistensi BAB cair, tidak ada
darah, tidak ada lendir, tidak berbau.
Jenis mikroba yang menyebabkan gejala dapat dikonfirmasi melalui
hasil pemeriksaan penunjang.

Diagnosis banding
o Diare akut tanpa dehidrasi et causa E.coli
Faktor yang mendukung : diare, konsistensi cair, tidak ada
darah
Faktor yang tidak mendukung : BAB tidak ada lendir
o Disentri
Faktor yang mendukung : diare
Faktor yang tidak mendukung : BAB tidak ada darah, tidak
berlendir.

Tatalaksana

Non-Medikamentosa
Ibu Pasien diberi edukasi bahwa:
o Jika pasien meminta minum, harus diberikan untuk mencegah
dehidrasi lebih lanjut.
o Memasak air hingga benar benar matang jika tetap
menggunakan air kran.
o Mengganti air menjadi air kemasan jika memungkinkan.
o Menjaga kebersihan makanan yang dikonsumsi pasien.
o Menjaga kebersihan tempat tinggal; pembuangan limbah pada
selokan di jaga kelancarannya, membuang sampah tidak
sembarangan.
o Beri makanan untuk mencegah kurang gizi
o Nasihati ibu untuk membawa anak kembali ke petugas
kesehatan bila berak cair lebih sering, muntah berulang, sangat
haus, makan dan minum sangat sedikit, timbul demam, berak
berdarah dan tidak membaik dalam 3 hari.

Medikamentosa

54
o Paracetamol
Kegunaan : menurunkan demam
Dosis : 125 mg 3x1atau sirup 4x1 sendok teh
Efek Samping : alergi
o Oralit
Kegunaan : mencegah dehidrasi
Dosis : 100 ml/gelas setiap habis buang air
besar
Efek Samping :-
o Zinc
Kegunaan : mengurangi gejala mencret
Dosis : 20 mg / hari
Efek Samping : mual, muntah, hilang nafsu makan
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam

FIFE

Feeling : Ny. I kuatir dan berharap An. Z cepat sembuh


Insights : Ny. I curiga An. Z sakit karena salah makan
Function : Ny. I tidak bisa bekerja dengan maksimal karena harus
menjaga An. Z
Expectation : Ny. I ingin An.Z cepat sembuh

Masalah Psikologis dan Sosial

Dari hasil pemeriksaan dan komunikasi dengan An. Z menurut teori


perkembangan psikososial Erik H Erikson21, An. Z memasuki fase Toddler (1-
3 tahun). An. Z mulai menunjukkan rasa otonomi/mampu berbuat semaunya,
tetapi ia mampu berkonsekuensi dari tingkah lakunya. Ia mengetahui apa yang
ia tahu untuk berinteraksi dengan lingkungannya.

Kesimpulan

55
Dari hasil wawancara dan pemeriksaan fisik An. Z memiliki masalah diare,
dan tidak ada masalah psikososial

4.2.5 Nn. R

Masalah biologis

Pada saat pemeriksaan, Nn. R memiliki tinggi badan 154 cm berat badan 52
kg, tekanan darah 120/80, denyut nadi 82x / menit. Nn. R tidak mengeluhkan
adanya gangguan kesehatan.

Masalah Psikologis dan social


Nn. R sekarang masih belum bekerja, dan ia hanya membantu Ny. M
membersihkan rumah. Ia sudah berhenti sekolah sejak SD. Menurut teori
perkembangan psikososial Erik H Erikson21, Nn. R memasuki fase Young
adulthood (18-40 tahun) seperti Ny. I mengalami perkembangan menuju
kedewasaan dan terciptanya Intimacy relationship terhadap pasangannya.

Kesimpulan
Nn. R tidak memiliki masalah biopsikososial.

4.2.6 An. R
Masalah biologis
Pada saat pemeriksaan, An. R memiliki tinggi badan 145 cm berat badan 40
kg, denyut nadi 80 x/menit tidak mengeluhkan sakit.
Masalah Psikologi dan social
An. R sekarang masih belum bekerja, ia sudah berhenti sekolah sejak SD.
Menurut teori perkembangan psikososial Erik H Erikson21, An. R memasuki
fase adolescence (12-18 tahun) dimana ia sedang dalam pembentukan jati diri.

Kesimpulan

An. R tidak memiliki masalah biopsikososial

4.2.7 An. I
Masalah biologis

56
Pada saat pemeriksaan An. I memiliki berat badan 38 kg, tinggi badan 130 cm,
denyut nadi 85 x/menit tidak mengeluhkan sakit.
Masalah psikologi dan social
An. I sudah berhenti sekolah sejak SD, dan ia sekarang belum bekerja.
Menurut teori perkembangan psikososial Erik H Erikson21, An. I sedang
memasuki fase Middle childhood (6-12 tahun) dimana ia sudah mulai timbul
rasa berkarya atau menyelesaikan tugas tugasnya.Karena ia sudah berhenti
sekolah, maka ia menjadi mengganggur.
Kesimpulan
An. I tidak memiliki masalah biopsikososial

4.2.8 An. S

Masalah Biologis

Pada saat pemeriksaan, An. S memiliki berat badan 22 kg tinggi badan 72 cm


denyut nadi 90 x/menit tidak mengeluhkan sakit.

Masalah Psikologi dan Sosial

An. S sekarang masih sekolah kelas 2 SD. Menurut teori perkembangan


psikososial Erik H Erikson21, An. S memasuki fase Middle childhood (6-12
tahun) dimana ia sudah mulai timbul rasa berkarya atau menyelesaikan tugas
tugas dari guru disekolah.
Kesimpulan
An. S tidak memiliki masalah biopsikososial

57

Anda mungkin juga menyukai