PUSKESMAS PRINGGASELA
Jln Pendidikan No.36 Pringgasela-Kec. Pringgasela Telp.(0376)2991549 kode pos 83661
MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS PRINGGASELA TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI PUSKESMAS
PRINGGASELA.
Kesatu Bahwa semua Tenaga Klinis yang ada di Puskesmas pringgasela wajib
melaksanakan Penerapan Manajemen Resiko Klinis sesuai dengan Pedoman
Manajemen Resiko Klinis sebagaimana yang terlampir dalam surat
keputusan ini dan merupakan bagian yang merupakan satu kesatuan dari
surat keputusan ini.
Kedua : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, maka
akan diadakan perbaikan / perubahan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Pringgasela
Pada tanggal : 17 Januari 2016
AHMAD YANI
LAMPIRAN :KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG PENERAPAN
MANAJEMEN RISIKO DI PUSKESMAS PRINGGASELA.
NOMOR : / SK / PKM-P /I/2017
TANGGAL : 17 Januari 2016
A. Pendahuuan
Manajemen Resiko Kinis merupakan suatu upaya sistematis yang dilakukan di
Puskesmas dalam rangka mengurangi resiko akibat pelaksanaan pelayanan medik. Resiko Klinis
dapat berupa bahaya, kesalahan, musibah atau potensi terjadinya hal-hal yang merugikan pasien,
terkait dengan atau sebagian dampak asuhan klinik yang diberikan kepadanya.
B. Tujuan
1. Meminimumkan terjadinya kesalahan medis (medical error), kejadian tidak diharapkan
(adverse events), dan ancaman/potensi (harms) pada pasien Puskesmas (membuat asuhan
pasien lebih aman).
2. Meminimumkan kemunginan terjadinya komplain dan mengendalikan biaya komplain
yang harus menjadi tanggungan institusi (mencegah kerugian finansial bagi Puskesmas)
dan dokter.
C. Sasaran
1. Puskesmas
a. Loket Pendaftaran dan Rekam Medis
b. Pelayanan Gawat Darurat
c. Pelayanan Poli umum
d. Poli lansia
e. Poli Anak dan MTBS
f. Poli KIA/KB
g. Poli Gigi
h. Rawat inap
i. Bersalin
j. Laboratorium
k. Konseling Terpadu
l. Klinik IMS dan HIV
2. Puskesmas Pembantu
3. Poskesdes / Polindes
4. Posyandu
D. Tahapan Manajemen Resiko
1. Identifikasi resiko
Masing-masing unit pelayanan dan jaringan Puskesmas menyusun daftar risiko yang
berpotensi membahayakan pasien dan petugas yang bisa didapatkan dari:
- Hasil temuan pada audit medis
- Keluhan pasien/pelanggan Puskesmas
- Adanya insiden atau kejadian berbahaya yang pernah/nyaris terjadi di unit pelayanan
tersebut (incident report),
Daftar risiko yang telah teridentifikasi, dicatat dalam formulir identifikasi manajemen
risiko Puskesmas dan dilaporkan kepada Tim Mutu layanan Klinis dan Keselamatan Pasien
Puskesmas.
2. Analisis Risiko
Daftar risiko yang telah diidentifikasi kemudian dilakukan analisis oleh Tim PMKP.
Analisis risiko dilakukan dengan cara menilai tingkat kegawatan dari risiko (severity assessment)
dan probabilitas kejadiannya. Analisis risiko bisa menggunakanAnalisis Matriks Grading
Risiok dan dengan metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis).
Analisis Matriks Grading Risiko
Penilaian matriks risiko bertujuan untuk menentukan derajat risiko suatu insiden
berdasarkan dampak dan probabilitasnya.
a. Dampak
Penilaian dampak adalah seberapa berat akibat yang dialami pasien mulai dari tidak ada
cedera sampai meninggal, seperti tabel berikut.
b. Probabilitas
Penilaian tingkat probabilitas adalah seberapa seringnya insiden tersebut terjadi, seperti
tabel berikut.
Setelah nilai dampak dan probabilitas diketahui, masukkan dalam Tabel Matriks. Grading
Risiko untuk menghitung skor risiko dan mencari warna bands risiko.
Skor Risiko
Untuk menentukan skor risiko, digunakan matriks grading risiko seperti tabel berikut.
Tetapkan frekuensi pada kolom kiri
Tetapkan dampak pada baris ke arah kanan
Tetapkan warna bandsnya, berdasarkan pertemuan antara frekuensi dan dampak
Skor risiko akan menentukan prioritas risiko. Jika pada penilaian risiko ditemukan dua
insiden dengan hasil skor risiko yang nilainya sama, maka untuk memilih prioritasnya, dapat
menggunakan warna bands risiko.
Bands Risiko
Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna yaitu : Biru, Hijau,
Kuning dan Merah, dimana warna akan menentukan investigasi yang akan dilakukan.
High (tinggi) Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari Kaji dengan detil
& perlu tindakan segera serta membutuhkan perhatian top
manajemen
Moderat (sedang) Risiko sedang, dilakukan investigasi sederhana paling lama 2
minggu. Manajer/Pimpinan klinis sebaiknya menilai dampak
terhadap biaya dan kelola risiko
Low (rendah) Risiko rendah, dilakukan investigasi sederhana, paling lama 1
minggu, diselesaikan dengan prosedur rutin
(Sumber: Pedoman Pelaporan IKP PERSI)
Keterangan
Occurrence Rating Scale
3. Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko dilakukan pada kasus yang terpilih berdasarkan kegawatan risiko.
Evaluasi dilakukan dengan mencari penyebab masalah menggunakan Analisis Akar Masalah
(RCA/Root Cause Analysis) kemudian ditentukan apakah memerlukan tindakan perbaikan
(treatment) atau tidak.
4. Tindakan atau Perbaikan
Jika diperlukan tindakan perbaikan maka Tim Mutu merekomendasikan rencana
tindakan perbaikan dan monitoring terhadap tindakan perbaikan. Setiap tindakan perbaikan
dikonsultasikan kepada Kepala Puskesmas dan dikomunikasikan kepada petugas Puskesmas
lainnya.
E. Pelaporan Kejadian (Incident Report)
1. Pelaporan setiap masalah atau kejadian yang menyimpang dari yang direncanakan atau
secara normal seharusnya tidak terjadi dan berdampak pada keselamatan pasien (Patient
Care and Patient Safety).
2. Pelaporan atas masalah atau kejadian yang menghadapkan pasien pada keadaan berisiko.
3. Pelaporan atas masalah/kejadian yang bertendensi/berpotensi menghadapkan puskesmas
terhadap tuntutan hukum.
4. Masalah/kejadian tidak harus selalu sudah menyebabkan cedera, tetapi termasuk juga
kejadian yang potensial menyebabkan cedera atau kejadian yang nyaris cidera.
5. Pelaporan atas masalah/kejadian yang dapat dijadikan pelajaran untuk mengeliminasi
atau menurunkan risiko.
6. Pelaporan masalah/kejadian yang mempunyai dampak terhadap anggaran dan risiko
ketersediaan keuangan, peralatan maupun persediaan (supplies).
F. Sumber Pelaporan Medis (Medical Report)
1. SDM
a. Kelelahan
b. Kurang terlatih
c. Komunikasi yang buruk
d. Kekuasaan/pengendalian
e. Keterbatasan waktu
f. Kelemahan Penilaian (Poor Judgment)
g. Keragu-raguan
h. Kesalahan Logika (Logic Error)
i. Terlalu Percaya Diri (Over confidence)
2. Organisasi
a. Rancang bangun kerja
b. Perencanaan kebijakan
c. Administrasi/pembiayaan
d. Insentif/disinsentif/kepemimpinan
e. Manajemen supply
f. Supervisi/umpan balik
g. Ketidak jelasan tugas
h. Salah menempatkan personil
3. Teknikal
a. Peralatan yang buruk
b. Keterbatasan peralatan
c. Tidak memiliki dukungan keputusan (decision support)
d. Kompleksitas
e. Kurang integrasi
f. Terlalu banyak informasi
g. Tidak menggunakan checklist
Ditetapkan di : Pringgasela
Pada tanggal : 17 Januari 2016