Anda di halaman 1dari 9

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PUSKESMAS PRINGGASELA
Jln Pendidikan No.36 Pringgasela-Kec. Pringgasela Telp.(0376)2991549 kode pos 83661

SURAT KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS PRINGGASELA


NO: ../SK/PKM-P/I/2017
TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO DI PUSKESMAS PRINGGASELA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA
PUSKESMAS PRINGGASELA

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan kwalitas pelayanan di Puskesmas


Pringgasela serta menghasilkan pelayanan yang aman dan bermutu,
maka diperlukan suatu penerapan pengelolaan manajemen resiko
dalam memberikan pelayanan kesehatan yang komperehensif kepada
masyarakat;
b. bahwa untuk maksud pada huruf a pedoman penerapan manajmen
risiko di puskesmas Pringgasela di tetapkan dengan keputusan kepala
puskesmas Pringgasela.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;


2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
3. Undang-undang republik Indonesia No 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
5. Peraturan Mentri KesehatanNomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat;

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS PRINGGASELA TENTANG
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI PUSKESMAS
PRINGGASELA.

Kesatu Bahwa semua Tenaga Klinis yang ada di Puskesmas pringgasela wajib
melaksanakan Penerapan Manajemen Resiko Klinis sesuai dengan Pedoman
Manajemen Resiko Klinis sebagaimana yang terlampir dalam surat
keputusan ini dan merupakan bagian yang merupakan satu kesatuan dari
surat keputusan ini.
Kedua : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan
apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, maka
akan diadakan perbaikan / perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Pringgasela
Pada tanggal : 17 Januari 2016

KEPALA PUSKESMAS PRINGGASELA,

AHMAD YANI
LAMPIRAN :KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG PENERAPAN
MANAJEMEN RISIKO DI PUSKESMAS PRINGGASELA.
NOMOR : / SK / PKM-P /I/2017
TANGGAL : 17 Januari 2016

PEDOMAN PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KLINIS DI PUSKESMAS


PRINGGASELA

A. Pendahuuan
Manajemen Resiko Kinis merupakan suatu upaya sistematis yang dilakukan di
Puskesmas dalam rangka mengurangi resiko akibat pelaksanaan pelayanan medik. Resiko Klinis
dapat berupa bahaya, kesalahan, musibah atau potensi terjadinya hal-hal yang merugikan pasien,
terkait dengan atau sebagian dampak asuhan klinik yang diberikan kepadanya.
B. Tujuan
1. Meminimumkan terjadinya kesalahan medis (medical error), kejadian tidak diharapkan
(adverse events), dan ancaman/potensi (harms) pada pasien Puskesmas (membuat asuhan
pasien lebih aman).
2. Meminimumkan kemunginan terjadinya komplain dan mengendalikan biaya komplain
yang harus menjadi tanggungan institusi (mencegah kerugian finansial bagi Puskesmas)
dan dokter.
C. Sasaran
1. Puskesmas
a. Loket Pendaftaran dan Rekam Medis
b. Pelayanan Gawat Darurat
c. Pelayanan Poli umum
d. Poli lansia
e. Poli Anak dan MTBS
f. Poli KIA/KB
g. Poli Gigi
h. Rawat inap
i. Bersalin
j. Laboratorium
k. Konseling Terpadu
l. Klinik IMS dan HIV
2. Puskesmas Pembantu
3. Poskesdes / Polindes
4. Posyandu
D. Tahapan Manajemen Resiko

1. Identifikasi resiko

Masing-masing unit pelayanan dan jaringan Puskesmas menyusun daftar risiko yang
berpotensi membahayakan pasien dan petugas yang bisa didapatkan dari:
- Hasil temuan pada audit medis
- Keluhan pasien/pelanggan Puskesmas
- Adanya insiden atau kejadian berbahaya yang pernah/nyaris terjadi di unit pelayanan
tersebut (incident report),
Daftar risiko yang telah teridentifikasi, dicatat dalam formulir identifikasi manajemen
risiko Puskesmas dan dilaporkan kepada Tim Mutu layanan Klinis dan Keselamatan Pasien
Puskesmas.
2. Analisis Risiko
Daftar risiko yang telah diidentifikasi kemudian dilakukan analisis oleh Tim PMKP.
Analisis risiko dilakukan dengan cara menilai tingkat kegawatan dari risiko (severity assessment)
dan probabilitas kejadiannya. Analisis risiko bisa menggunakanAnalisis Matriks Grading
Risiok dan dengan metode FMEA (Failure Mode and Effect Analysis).
Analisis Matriks Grading Risiko
Penilaian matriks risiko bertujuan untuk menentukan derajat risiko suatu insiden
berdasarkan dampak dan probabilitasnya.

a. Dampak
Penilaian dampak adalah seberapa berat akibat yang dialami pasien mulai dari tidak ada
cedera sampai meninggal, seperti tabel berikut.

Tabel Penilaian Dampak Klinis/Konsekuensi/Severity


Tingkat Risiko Deskripsi Dampak
Tidak Tidak ada cedera
1
Signifikan
2 Minor Cedera ringan mis. luka lecet
Dapat diatasi dengan pertolongan pertama
3 Moderat Cedera sedang mis. luka robek
Berkurangnya fungsi
motorik/sensorok/psikologis atau intelektual
(reversibel), tidak berhubungan dengan
penyakit
Setiap kasus yang memperpanjang waktu
perawatan
4 Mayor Cedera luas/berat mis. Cacat, lumpuh
Kehilangan fungsi motorik/sensorok/psikologis
atau intelektual (reversibel), tidak berhubungan
dengan penyakit
5 Katastropik Kematian yang tidak berhubungan dengan
perjalanan penyakit
(Sumber: Pedoman Pelaporan IKP PERSI)

b. Probabilitas
Penilaian tingkat probabilitas adalah seberapa seringnya insiden tersebut terjadi, seperti
tabel berikut.

Tabel Penilaian Probabilitas/Frekuensi


Tingkat Risiko Deskripsi
1 Sangat jarang/Rare (>5 thn/kali )
2 Jarang/Unlikely (2-5 thn/kali )
3 Mungkin/Possible (1-2 thn/kali )
4 Sering/Likely (beberapa kali/thn )
5 Sangat sering/Almost certain (tiap minggu/bulan)
(Sumber: Pedoman Pelaporan IKP PERSI)

Setelah nilai dampak dan probabilitas diketahui, masukkan dalam Tabel Matriks. Grading
Risiko untuk menghitung skor risiko dan mencari warna bands risiko.

Skor Risiko

SKOR RISIKO = Dampak X


Probabilitas

Untuk menentukan skor risiko, digunakan matriks grading risiko seperti tabel berikut.
Tetapkan frekuensi pada kolom kiri
Tetapkan dampak pada baris ke arah kanan
Tetapkan warna bandsnya, berdasarkan pertemuan antara frekuensi dan dampak

Tabel Matriks Grading Risiko


Probabilitas Tidak Signifikan Minor Moderat Mayor Katastropik
1 2 3 4 5
Sangat sering
terjadi (tiap
Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
minggu/bulan)
5
Sering terjadi
(beberapa kali/thn ) Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
4
Mungkin terjadi
(1-2 thn/kali ) Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
3
Jarang terjadi
(2-5 thn/kali ) Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
2
Sangat jarang
terjadi (>5 thn/kali ) Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
(Sumber: Pedoman Pelaporan IKP PERSI)

Skor risiko akan menentukan prioritas risiko. Jika pada penilaian risiko ditemukan dua
insiden dengan hasil skor risiko yang nilainya sama, maka untuk memilih prioritasnya, dapat
menggunakan warna bands risiko.

Skala prioritas bands risiko adalah :


Bands Biru : Rendah/Low
Bands Hijau : Sedang / Moderat
Bands Kuning : Tinggi / High
Bands Merah : Sangat Tinggi / Ekstreme

Bands Risiko
Bands risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam empat warna yaitu : Biru, Hijau,
Kuning dan Merah, dimana warna akan menentukan investigasi yang akan dilakukan.

Tabel Tindakan sesuai Tingkat dan Bands risiko


Level/Bands Tindakan
Ekstrim (sangat Risiko ekstrim, dilakukan RCA paling lama 45 hari Membutuhkan
tinggi) tindakan segera, perhatian sampai ke Direktur

High (tinggi) Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari Kaji dengan detil
& perlu tindakan segera serta membutuhkan perhatian top
manajemen
Moderat (sedang) Risiko sedang, dilakukan investigasi sederhana paling lama 2
minggu. Manajer/Pimpinan klinis sebaiknya menilai dampak
terhadap biaya dan kelola risiko
Low (rendah) Risiko rendah, dilakukan investigasi sederhana, paling lama 1
minggu, diselesaikan dengan prosedur rutin
(Sumber: Pedoman Pelaporan IKP PERSI)

Bands Biru dan Hijau : Investigasi sederhana


Bands Kuning dan Merah : Investigasi Komprehensif / RCA

Failure Mode and Effect Analysis


FMEA adalah metode sistematik untuk mengidentifikasi bagaimana proses dapat gagal,
kenapa gagal dan pencegahannya sebelum terjadi. FMEA merupakan teknik yang berbasis tim,
sistematis, dan proaktif yang digunakan untuk mencegah permasalahan dari proses atau produk
sebelum permasalahan tersebut muncul/terjadi. FMEA dapat memberikan gambaran tidak hanya
mengenai permasalahan-permasalahan apa saja yang mungkin terjadi namun juga mengenai
tingkat keparahan dari akibat yang ditimbulkan.

Terdapat langkah-langkah dalam FMEA sebagai berikut


1. Menentukan proses yang mempunyai resiko tinggi dan membentuk tim
2. Buat daftar potensi kesalahan (failure mode) untuk setiap langkah proses. Analisa dan
temukan titik-titik kesalahan yang mungkin terjadi di setiap tahapan proses.
3. Buat daftar mengenai efek dari failure mode yang ada dalam daftar sebelumnya. Jika
terjadi kesalahan, perkirakan efek yang akan dirasakan oleh process owner (anda) dan
oleh pelanggan anda.
4. Buatlah rating, efek mana yang paling besar hingga yang paling kecil. Beri angka 1 untuk
yang efeknya paling kecil, dan 10 untuk yang efeknya paling besar. Pastikan tim
memahami dan menyetujui rating tersebut sebelum anda memulai. Masukkan angka pada
kolom SEV (severity).
5. Identifikasi penyebab dari failure mode (kesalahan) sehingga menimbulkan efek tersebut.
Buatlah rating seperti yang anda lakukan pada daftar efek diatas yang mengidentifikasi
penyebab mana yang paling mungkin dan mana yang paling tidak mungkin. Beri angka 1
untuk yang paling rendah kemungkinannya dan 10 untuk yang paling tinggi
kemungkinannya. Masukkan dalam kolom OCC (occurence).
6. Identifikasi kontrol yang ada untuk mendeteksi isu-isu kesalahan yang ada dalam daftar
anda, dan buat rating berdasarkan efektifitasnya dalam mendeteksi dan mencegah
kesalahan. Nilai 1 artinya anda memiliki kontrol yang dapat dibilang sempurna, dan
angka 10 berarti anda tidak memiliki kontrol apapun terhadap failure, atau memiliki
kontrol namun sangat lemah. Masukkan dalam kolom DET (detection). Jika ada SOP
yang teridentifikasi, catatlah nomor SOP tersebut.
7. Kalikan angka-angka pada kolom severity (SEV), occurence (OCC), dan detection (DET)
dan masukkan hasilnya pada kolom risk priority number (RPN). Kolom ini akan
menghasilkan angka-angka yang akan membantu tim anda untuk menetapkan prioritas
fokus. Jika, misalnya, anda memiliki poin severity 10 (paling besar
efeknya), occurence 10 (terjadi setiap waktu), dan detection 10 (tidak terdeteksi), nilai
RPN menjadi 1000. Ini berarti kondisi telah sangat serius.
8. Sortir nilai pada RPN dan identifikasi isu yang paling kritikal dan mendesak untuk segera
ditangani. Tim harus membuat prioritas fokus.
9. Tetapkan tindakan spesifik yang akan dilakukan dan delegasikan kepada orang yang
bertanggung jawab di area tersebut. Jangan lupa untuk menentukan deadline tanggal,
kapan tindakan ini harus mulai/selesai dilakukan.
10. Setelah tindakan dilakukan, hitung ulang nilai occurence dan detection. Dalam banyak
kasus, nilai severity tidak perlu diubah kecuali jika pelanggan memutuskan bahwa hal
tersebut bukanlah isu yang penting.

Formulir Analisis FMEA Risiko Pelayanan Klinis Puskesmas Pringgasela


FREKUEN
FAILURE KEMUDAHAN RPN
PENYEB EFE SI KEGAWATAN VALIDASI
No (Kegagalan/ TERDETEKSI (OCC x SV x SOLUSI
AB K TERJADIN (SV) SOLUSI
Kesalahan) (DT) DT)
YA (OCC)

Keterangan
Occurrence Rating Scale

Nilai Penjelasan Pengertian

10 Kemungkinan terjadinyaKesalahan terjadai paling tidak sekali sehari atau


dapat dipastikan hampir setiap saat
9 Hampir tidak dapatKesalahan dapat diprediksi terjadi atau terjadi
dihindarkan setiap 3 sampai 4 hari
8 Kemungkinan terjadai sangatKesalahan sering terjadi atau terjadi paling tidak
7 tingggi seminggu sekali
6 Kemungkinan terjadi tinggiKesalahan terjadi sekali sebulan
5 sedang
4 Kemungkinan terjadi sedang Kesalahan kadang terjadi, atau sekali tidap tiga
3 bulan
2 Kemungkinan terjadi rendah Kesalahan jarang terjadi atau terjadi sekitar sekali
setahun
1 Kemungkinan terjadi amatKesalahan hampir tidak pernah terjadi, atau tidak
sangat rendah ada yang ingat kapan terakhir terjadi

Severity Rating Scale

Nilai Penjelasan Pengertian


10 Kemungkinan terjadinyaKesalahan terjadai paling tidak sekali sehari atau
dapat dipastikan hampir setiap saat
9 Hampir tidak dapatKesalahan dapat diprediksi terjadi atau terjadi
dihindarkan setiap 3 sampai 4 hari
8 Kemungkinan terjadai sangatKesalahan sering terjadi atau terjadi paling tidak
7 tingggi seminggu sekali
6 Kemungkinan terjadi tinggiKesalahan terjadi sekali sebulan
5 sedang
4 Kemungkinan terjadi sedang Kesalahan kadang terjadi, atau sekali tidap tiga
3 bulan
2 Kemungkinan terjadi rendah Kesalahan jarang terjadi atau terjadi sekitar sekali
setahun
1 Kemungkinan terjadi amatKesalahan hampir tidak pernah terjadi, atau tidak
sangat rendah ada yang ingat kapan terakhir terjadi

Detection Rating Scale

Nilai Penjelasan Pengertian


10 Kemungkinan terjadinyaKesalahan terjadai paling tidak sekali sehari atau
dapat dipastikan hampir setiap saat
9 Hampir tidak dapatKesalahan dapat diprediksi terjadi atau terjadi
dihindarkan setiap 3 sampai 4 hari
8 Kemungkinan terjadai sangatKesalahan sering terjadi atau terjadi paling tidak
7 tingggi seminggu sekali
6 Kemungkinan terjadi tinggiKesalahan terjadi sekali sebulan
5 sedang
4 Kemungkinan terjadi sedang Kesalahan kadang terjadi, atau sekali tidap tiga
3 bulan
2 Kemungkinan terjadi rendah Kesalahan jarang terjadi atau terjadi sekitar sekali
setahun
1 Kemungkinan terjadi amatKesalahan hampir tidak pernah terjadi, atau tidak
sangat rendah ada yang ingat kapan terakhir terjadi

3. Evaluasi Risiko
Evaluasi risiko dilakukan pada kasus yang terpilih berdasarkan kegawatan risiko.
Evaluasi dilakukan dengan mencari penyebab masalah menggunakan Analisis Akar Masalah
(RCA/Root Cause Analysis) kemudian ditentukan apakah memerlukan tindakan perbaikan
(treatment) atau tidak.
4. Tindakan atau Perbaikan
Jika diperlukan tindakan perbaikan maka Tim Mutu merekomendasikan rencana
tindakan perbaikan dan monitoring terhadap tindakan perbaikan. Setiap tindakan perbaikan
dikonsultasikan kepada Kepala Puskesmas dan dikomunikasikan kepada petugas Puskesmas
lainnya.
E. Pelaporan Kejadian (Incident Report)
1. Pelaporan setiap masalah atau kejadian yang menyimpang dari yang direncanakan atau
secara normal seharusnya tidak terjadi dan berdampak pada keselamatan pasien (Patient
Care and Patient Safety).
2. Pelaporan atas masalah atau kejadian yang menghadapkan pasien pada keadaan berisiko.
3. Pelaporan atas masalah/kejadian yang bertendensi/berpotensi menghadapkan puskesmas
terhadap tuntutan hukum.
4. Masalah/kejadian tidak harus selalu sudah menyebabkan cedera, tetapi termasuk juga
kejadian yang potensial menyebabkan cedera atau kejadian yang nyaris cidera.
5. Pelaporan atas masalah/kejadian yang dapat dijadikan pelajaran untuk mengeliminasi
atau menurunkan risiko.
6. Pelaporan masalah/kejadian yang mempunyai dampak terhadap anggaran dan risiko
ketersediaan keuangan, peralatan maupun persediaan (supplies).
F. Sumber Pelaporan Medis (Medical Report)
1. SDM
a. Kelelahan
b. Kurang terlatih
c. Komunikasi yang buruk
d. Kekuasaan/pengendalian
e. Keterbatasan waktu
f. Kelemahan Penilaian (Poor Judgment)
g. Keragu-raguan
h. Kesalahan Logika (Logic Error)
i. Terlalu Percaya Diri (Over confidence)
2. Organisasi
a. Rancang bangun kerja
b. Perencanaan kebijakan
c. Administrasi/pembiayaan
d. Insentif/disinsentif/kepemimpinan
e. Manajemen supply
f. Supervisi/umpan balik
g. Ketidak jelasan tugas
h. Salah menempatkan personil
3. Teknikal
a. Peralatan yang buruk
b. Keterbatasan peralatan
c. Tidak memiliki dukungan keputusan (decision support)
d. Kompleksitas
e. Kurang integrasi
f. Terlalu banyak informasi
g. Tidak menggunakan checklist

G. TIPE KESALAHAN MEDIS (MEDICAL ERROR)


1. KEKELIRUN KONSEP
a. Kekeliruan Konsep Penyakit (Wrong Concept of Disease)
b. Kekeliruan Konsep Tindakan (Wrong Concept of Treatment)
2. KEKELIRUAN DIAGNOSTIK
a. Misdiagnosis (diagnosis yang salah)
b. Late diagnogsis (diagnosis yang lambat)
c. Gagal melakukan prosedur diagnosis
d. Menggunakan prosedur yang usang
e. Gagal melakukan pemantauan dan follow-up / tindak lanjut.
f. Hasil pemeriksaan penunjang
3. KEKELIRUAN TERAPI
a. Error (kekeliruan) melakukan tindakan medik
b. Error (kekeliruan) memberikan terapi
c. Error (kekeliruan) menetapkan dosis
d. Error (kekeliruan) menetapkan jenis obat
e. Terlambat memberikan terapi padahal indikasi berdasarkan diagnostik sudah jelas
f. Melakukan tindakan medik yang tidak adekuat dan tidak ada indikasi
g. Tekhnis yang keliru
4. KEKELIRUAN PENCEGAHAN
a. Gagal melakukan terapi pencegahan sesuai yang diperlukan
b. Tidak adekuat melakukan pemantauan hasil terapi
5. LAINNYA
a. Gagal dalam berkomunikasi
1) Komunikasi dengan pasien
2) Komunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya
b. Equipment failure (Kesalahan Peralatan/Perlengkapan)
c. Kegagalan sistem lainnya
H. Penutup

Demikian program ini disusun untuk memberikan gambaran mengenai penerapan


Manajemen Risiko di Puskesmas Pringgasela.

Ditetapkan di : Pringgasela
Pada tanggal : 17 Januari 2016

KEPALA PUSKESMAS PRINGGASELA,


AHMAD YANI

Anda mungkin juga menyukai