Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Klasifikasi Metode Penggalian Batuan Dan Prinsip Pengeboran

2.1.1 Prinsip Umum Klasifikasi Metode Penggalian Batuan


Metode yang digunakan untuk melakukan pemberaian lapisan tanah penutup harus
disesuaikan dengan kondisi batuan yang ada. Metode yang biasa digunakan untuk memberai
batuan antara lain adalah penggalian secara langsung (free digging), penggaruan (ripping),
dan pemboran-peledakan (drilling-blasting). Menurut Bell (2004), free digging dapat
dilakukan bila nilai Uniaxial Compressive Strength (UCS) material tersebut kurang dari 1,7
MPa. Metode ripping dapat dilakukan bila nilai UCS materialnya berkisar antara 1,7 MPa
(easy ripping) dan 20 MPa (very hard ripping), sedangkan metode pemberaian secara
drilling-blasting dilakukan bila nilai UCS material tersebut lebih dari 20 MPa

2.1.2 Prinsip Pengeboran

Hampir dalam semua bentuk penambangan, batuan keras diberai dengan pengeboran
dan peledakan. Pengeboran dan peledakan dibutuhkan disebagian besar tambang terbuka dan
tambang bawah tanah. Kriteria metode penggalian menurut Franklin, dkk (1971) adalah
dengan gali bebas (free digging), penggaruan (ripping) dan peledakan (blasting). Peledakan
terbagi menjadi dua, yaitu peledakan peretakan dan peledakan pembongkaran. Kriteria
metode penggalian menurut Franklin, dkk (1971).
Misal diketahui nilai Point Load Index 10 MPa dan Fracture Index 0,6 m. Pada sumbu
X diplot garis pada angka 80 MPa dan ditarik vertikal. Kemudian dari sumbu Y diplot garis
pada angka 0,6 sampai berpotongan dengan garis hasil plotting dari sumbu X. Dari titik
perpotongan tersebut, dapat diketahui metode penggalian yang direkomendasikan. Pada
kegiatan pembongkaran material dengan sistem pemboran dan peledakan, kinerja pengeboran
adalah kemampuan alat bor untuk membuat lubang bor sebagai tempat bahan peledak.
Kegiatan ini disebut pengeboran produksi (production drilling). Seiring dengan perjalanan
waktu dan berkembangnya teknologi, pengembangan alat bor juga terus dilakukan. Terdapat
dua faktor utama dalam pengembangan alat bor. Pertama, pengembangan sifat metalurgi
komponen pengeboran, batang bor dan mata bor. Kedua, pengembangan di bidangpemakaian
energi dalam pengeboran untuk mencapai hasil yang efektif.
2.1.3 Klasifikasi Metode Pengeboran
Secara umum, metode pengeboran dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:
1. Pengeboran Perkusi Pada pengeboran perkusi, pemecahan batuan dilakukan dengan
memanfaatkan gaya tumbuk yang dihasilkan oleh mesin bor terhadap batuan.
2. Pengeboran Rotari Pada pengeboran rotari, pemecahan batuan dilakukan dengan
memanfaatkan gerak putaran dan gaya dorong yang diberikan kepada mata bor.
3. Pengeboran Rotari Perkusi Pengeboran rotari perkusi merupakan kombinasi dari gerakan
perkusi, rotasi, feed/ thrust load dan flushing Gerakan rotasi menggunakan mata bor
untuk memecah batuan, sementara aksi perkusi menghasilkan impak sehingga
mendapatkan penetrasi pada mata bor yang akan dilanjutkan ke batuan.
Mesin bor dengan prinsip rotari perkusi dibagi dalam dua bagian besar, yaitu:
1. Top Hammer Ada dua gerakan dasar, perkusi dan rotari yang digerakkan dari luar lubang
bor dan ditransmisikan ke mata bor melalui shank adaptor dan drill steel
2. Down the Hole Hammer Gerakan perkusi dilakukan langsung ke mata bor sedangkan rotari
digerakkan dari lubang bor. Piston penggerak perkusi menggunakan energi pneumatic
sedangkan rotasi dapat digerakkan dengan energi pneumatic dan hidrolik
Klasifikasi pengeboran dapat didasarkan pada beberapa bagian proses pengeboran,
diantaranya berdasarkan:
1. Metode pembuatan lubang
Proses pembuatan lubang meliputi pemberaian batuan dari batuan yang tak
terkonsolidasi. Pembuatan lubang juga termasuk pembersihan pecahan dan material
tak terkonsolidasi dari bawah mata bor sehingga pemberaian dapat terus berlangsung.
Pembuatan lubang dapat berupa proses mekanik atau pun proses- proses yang lain.
Metode-metode pembuatan lubang berdasarkan pemberaian mekanik adalah:
a) Pengeboran cable tool
b) Pengeboranputar auger
c) Pengeboranputar
d) Pengeboran top hole hammer
e) Pengeboranputar down hole hammer
f) Pengeboranputar slim hole
Gambar 1. Contoh tipe pengeboran berdasarkan pembuatan lubang.
2. Metode pembersih dan penyetabilan lubang
Karena lubang bor telah dibuat dan cutting dibersihkan dari muka mata bor,
maka cutting harus dibersihkan semuanya dari lubang bor dan dilakukan penyetabilan
dinding lubang bor. Jika lubang bor tidak terbuka dan bersih maka proses pengeboran
tidak bisa terus berlangsung. Penyetabilan lubang bisa dilakukan dengan casing,
tekanan hidrostatik, atau dengan pembuatan dinding. Metode-metode pembersihan
lubang dapat diklasifikasikan:
a. Pembersihanmekanik
Padametodeiniperalatanpengeborandalamlubangakanmelakukanpembersihand
engansendirinya. Metode pembersihanmekanik di antaranya:
1) Bailing, dimana proses penyetabilandengan casing atautekananhidrostatik
2) Bucket auger, dimana proses penyetabilandengan casing
atautekananhidrostatik
3) Plate auger
4) Continuous flight auger, Plate dan continuous flight auger
lebihcocokdigunakanuntukformasi yang stabil.
b. Pembersihandenganfluida (sirkulasilangsungatau normal)
Pada metode ini digunakan fluida untuk membersihkan lubang bor. Sirkulasi
normal adalah dimana fluida (udara, air, atau lumpur) dipompa dengan tekanan ke
bawah melalui stang bor, mata bor, dan kemudian membawa cutting ke
permukaan di antara dinding lubang bor dan stang bor.
c. Pembersihandenganfluida (sirkulasiterbalik)
Padametodeinifluidadipompakebawahmelaluilubang di antaradindinglubang
bordanstangbor, kemudianmelewatimatabor, dannaikkeatasmelaluilubang di
dalamstang bor.
Gambar 2. Contohtipepengeboranberdasarkanpembersihanlubang.

3. Kedalaman dan ukuran lubang


Tipe pengeboran harus sesuai dengan kedalaman dan ukuran lubang bor yang
diinginkan. Sebagai contoh bor auger tangan hanya dapat melakukan pengeboran pada
beberapa meter kedalaman dan ukuran lubang yang kecil. Beberapa tipe pengeboran
dapat diaplikasikan pada rentang ukuran lubang bor tertentu,
a. Cable tool, ukuran lubang 100 mm s/d 400 mm (4-16 in) dan sampai ke dalaman
1.500 m (5.000 ft)
b. Slim rotary (diamond), ukuran lubang 30 mm s/d 100 mm (1-4 in) dan sampai
kedalaman 1.500 m (5.000 ft)
Gambar . Contoh tipe pengeboran berdasarkan kedalaman dan ukuran lubang.
4. Aplikasi Tipe pengeboran juga dapat diklasifikasikan berdasarkan aplikasinya seperti
cable tool untuk pengeboran air, rotary untuk pengeboranminyak, hammer untuk
pengeboran pada kuari, dll. Dalam hal ini klasifikasi lebih banyak ditentukan oleh
sifat formasi seperti ditunjukkan dalamdaftar berikut:
a. Pengeboranpadaformasi yang terkonsolidasi Cable - Sampelbagus Rotary mud -
Tingkat penetrasi cepat
b. Rotary air Sangat cepat pada formasi yang kering dan kohesif Rotary mud
reverse Sampel bagus, penetrasi cepat, menjaga kondisi dinding Auger Murah
dan cepat pada formasi kering Jetting Murahpada kondisi air yang melimpah
c. Pengeboranpadaformasi yang stabil (high drillability) Rotary Semuafluida
memberikan hasil yang bagus Cable tool Bagus tetapi lebih lambat Hammer -
Sampling chip dan air, penetrasi cepat Diamond coring Lebih lambat dari
hammer, sampel lebih sempurna
d. Pengeboran pada formasi yang stabil (low drillability) Hammer Penetrasi cepat
(Top hole untuk pengeboran dangkal dan down hole untuk pengeboran dalam)
Diamond drills Informasi lengkap dan inti lebih bagus Heavy rotary drills
Murah dan cepat.
e. Pengeboran pada formasi boulder dan breksi keras Beberapa tipe pengeboran
dapat dilakukan dalam berbagai teknik pengeboran, dalam hal ini aplikasi akan
menentukan teknik pengeboran yang digunakan. Dalam hal aplikasi untuk
mendapatkan informasi bawah permukaan maka sistem kontrol yang cermat dan
interpretasi semua indikator pengeboran adalah parameter yang diutamakan.
Dalam aplikasi untuk lingkungan maka metode pengeboran harus tidak
memberikan dampak terhadap kualitas sampel kimia maupun biologi. Kondisi
seperti ini memerlukan modifikasi dalam teknik pengeboran.

2.1.4 Komponen Pengeboran

Terdapat empat komponen utama yang ada di semua komponen pengeboran yaitu :
1. Feed: Gaya aksial yang diberikan untuk memberikan tekanan vertikal pada titik
pengeboran.
2. Rotation: Gerakan memutar pada batang dan mata bor.
3. Percussion: Tumbukan yang dilakukan secara berulang pada titik pengeboran
4. Flushing: Suatu usaha untuk sesegera mungkin mengeluarkan potongan hasil pengeboran
keluar dari dalam lubang bor dengan memberikan sejumlah fluida bertekanan.gambar
Keselarasan antara gaya-gaya percussion, rotation, cutting dan feed menyebabkan
mata bor dapat melakukan penetrasi terhadap batuan.
Dari komponen utama pada sistem pengeboran tersebut, terdapat empat komponen
fungsional utama dalam sistem pengeboran, yaitu:
1. Alat bor Alat bor adalah penggerak utama, mengkonversikan energi dari bentuk awal
(fluida, listrik, pneumatic atau motor bakar) menjadi energi mekanik untuk menggerakkan
sistem.
2. Batang bor Batang bor mentransmisikan energi dari penggerak utama ke mata bor.
3. Mata bor Mata bor merupakan pemakai energi dalam sistem, merusak batuan secara
mekanik untuk mencapai suatu penetrasi.
4. Sirkulasi Fluida Fluida membersihkan lubang bor, mengontrol debu, mendinginkan mata
bor dan sewaktu-waktu menstabilkan lubang bor.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai