Anda di halaman 1dari 10

EVALUASI KEMAMPUAN CRUSHING PLANT

UNTUK MENCAPAI TARGET PRODUKSI BATUBARA


PADA PT. NUANSACIPTA COAL INVESTMENT SAMARINDA
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Oleh :
Rita Rumpa
200131074

SARI

PT. Nuansacipta Coal Investment (NCI) merupakan perusahaan tambang batubara yang
terletak di wilayah Palaran Samarinda Provinsi Kalimantan Timur. Dalam pengoperasiannya
perusahaan menerapkan metode tambang terbuka dan semua kegiatan penambangan
ditangani oleh kontraktor. PT.Nuansacipta Coal Investment bekerjasama dengan 5 kontraktor
sebagai rekanan agar dapat memenuhi permintaan para konsumennya. Pada penelitian Tugas
Akhir (TA) ini penulis membahas target produksi crushing plant pada material salah satu
kontraktor PT.NCI yaitu PT. Wahana Sejahtera Lestari (WSL). Untuk target produksi PT.
WSL yaitu 50.000 ton/bulan.
Yang mempengaruhi bahkan dapat menghambat tercapainya target produksi adalah
rendahnya efisiensi kerja dari crushing plant yang disebabkan oleh beberapa kendala yang
menghambat kegiatan crushing plant.
Efisiensi kerja crushing plant shift siang secara nyata adalah 52 % dengan hasil
produksi 27.991,01 ton untuk 17 hari kerja shift siang dan efisiensi crushing plant shift
malam secara nyata adalah 50 % dengan hasil produksi 14.418,95 ton untuk 13 hari kerja
shift malam jadi total produksi crushing plant secara nyata adalah 42.409,96 ton (target
produksi tidak tercapai). Setelah efisiensi kerja crushing plant meningkat menjadi 80 %
untuk shift siang menghasilkan produksi 57.809,69 ton untuk 17 hari kerja shift siang dan
untuk shift malam efisiensi crushing plant meningkat menjadi 76% menghasilkan produksi
sebesar 29.938,87 ton untuk 13 hari kerja jadi total produksi crushing plant setelah
peningkatan efisiensi kerja adalah 87.748,56 ton (target produksi tercapai).
Dengan demikian meningkatnya efisiensi kerja Crushing Plant secara langsung
meningkatkan hasil produksi, oleh karena itu target produksi yang belum tercapai dapat
tercapai dengan mengatasi kendala-kendala yang dapat dihindari.

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia (PRI), PT. Artha Niaga
PT. Nuansacipta Coal Investment yang Cakrabuana (ANC) dan PT. Nuansacipta
selanjutnya ditulis PT. NCI merupakan Realtindo (NCR) sebagai rekanan agar
perusahaan yang bergerak dibidang dapat memenuhi permintaan
pertambangan batubara, terletak di wilayah konsumennya. Dalam kegiatan Tugas
Palaran, Samarinda Provinsi Kalimantan Akhir (TA) ini, penulis membahas target
Timur. Dalam pengoperasiannya produksi di crushing plant dan dalam
perusahaan menerapkan metode penelitian ini menitik beratkan pada
penambangan terbuka, semua kegiatan crusher jetty 2 dan material salah satu
pertambangan ditangani oleh kontraktor. kontraktor PT. NCI yaitu PT. Wahana
PT. NCI bekerjasama dengan 5 Sejahtera Lestari yang selanjutnya ditulis
Kontraktor di antaranya, PT. Wahana PT. WSL, untuk target produksi PT. WSL
Sejahtera Lestari (WSL), PT. Restu Mulia adalah 50.000 ton/bulan.
Kencana (RMK), PT. Partner Resource

1
Sehubungan dengan target produksi 1. Teknik pengambilan data
batubara yang ingin dicapai sebesar 50.000 2. Teknik pengolahan data
Ton/bulan, maka dibutuhkan kemampuan 3. Teknik analisa data
Produksi Crushing plant yang maksimal.
Sehubungan hal tersebut di atas, maka 1.4.1 Teknik Pengambilan Data
penelitian difokuskan pada upaya Pengambilan data primer dilakukan
mengevaluasi kemampuan produksi dengan cara pengamatan langsung di
Crushing Plant dalam pencapaian target lapangan yaitu dengan mengamati
produksi yang diinginkan. kegiatan yang terkait dengan kegiatan
crushing dan juga dilakukan pengambilan
1.2 Rumusan masalah data sekunder. Pengambilan data antara
1.2.1 Identifikasi Masalah lain :
 Produksi crushing plant aktual di  Data primer :
lapangan yang belum diketahui.  Jam kerja crushing plant
 Produksi alat muat dan alat angkut  Waktu edar (Cycle time) alat muat
sebagai alat bantu untuk crushing dan alat angkut
plant yang belum diketahui.  Jumlah curah bucket rata – rata
 Kendala – kendala apa yang  Faktor pengisian (Fill Factor)
mempengaruhi kegiatan crushing  Data sekunder :
sehingga target produksi belum  Density loose batubara
tercapai.
 Data geologi daerah penelitian
 Data curah hujan
1.2.2 Masalah Penelitian
Adapun masalah dari penelitian ini  Profil perusahaan
adalah :
1.4.2 Teknik Pengolahan Data
 Berapa produksi crushing plant
Pengolahan data yaitu data yang
dengan meningkatkan efisiensi
diperoleh di lapangan diolah dengan
kerja crushing plant?
metode statistika yaitu metode pengolahan
 Berapa produksi alat muat dan alat
data dengan menggunakan rumus statistik
angkut setelah meningkatkan
dan menghitung dengan menggunakan
efisiensi kerja alat muat dan alat
rumus – rumus yang diperlukan.
angkut?
 Kendala – kendala apa saja yang 1.4.3 Teknik Analisa Data
dapat menghambat kegiatan Untuk mendapatkan hasil penelitian
crushing? yang optimal, dilakukan studi komperatif
terhadap data yang diperoleh selama
1.3 Tujuan Penelitian penelitian dengan hasil perhitungan
Adapun tujuan penelitian ini adalah berdasarkan teori-teori dan persamaan
sebagai berikut : yang ada.
 Menentukan kemampuan produksi
crushing plant.
 Menentukan kemampuan produksi 1.5 Pemecahan Masalah
alat muat dan alat angkut. Sebagai pemecahan masalah tersebut,
 Meningkatkan produksi crushing maka alternatif yang perlu dilakukan :
plant.  Meningkatkan efisiensi kerja dari
crushing plant yaitu dengan
1.4 Metode Penelitian menghilangkan waktu Delay, waktu
Metode yang digunakan dalam Stundby, dan waktu repair yang dapat
penelitian ini adalah experimental yang dihindari.
terdiri dari atas :

2
 Meningkatkan efisiensi kerja dari alat kemudian diolah dengan cara statistik
muat dan alat angkut untuk mendapatkan nilai rata-ratanya
yang dapat mewakili jumlah data
 Mengurangi kendala – kendala yang yang ada.
menghambat tercapainya target
2. Untuk data-data sekunder seperti
produksi.
profil perusahaan, data curah hujan
dan data geologi diperoleh dari
2. PROSEDUR DAN HASIL PENELITIAN perusahaan.
2.1 Prosedur Penelitian
Dalam melakukan pengambilan data 2.2 Hasil Penelitian
penulis langsung ke lapangan dan 2.2.1 Efektivitas Dan Produktivitas
mengamati kegiatan crushing secara Kerja crushing plant
langsung dengan tujuan untuk mengetahui Dalam menghitung efektivitas dan
kemampuan produksi alat crushing serta produktivitas kerja dari suatu alat, maka
hal-hal yang menjadi penghambat aktivitas kita tidak dapat melupakan faktor- faktor
alat tersebut. yang berpengaruh terhadap kegiatan kerja
Adapun prosedur – prosedur penelitian selama penggunaan jam kerja dari suatu
yang dilakukan adalah : alat, Sesuai hasil pengamatan dilapangan
Melakukan penelitian dan pengumpulan adalah sebagai berikut :
data terhadap situasi dan kondisi yang ada 1. Waktu kerja Efektif (waktu operasi)
di lapangan yang berhubungan dengan Dari hasil perhitungan, diperoleh
kegiatan crushing. Adapun data yang jumlah rata- rata waktu efektif
diperoleh antara lain : pershift siang
Data Primer : adalah 4,37 jam dan untuk shift
1. Jam kerja crushing plant malam 4.08 jam (Tabel 2.1).
2. Waktu edar (Cycle time) alat muat dan 2. Waktu standby
alat angkut Dari hasil pengamatan dan
3. Jumlah curah bucket rata – rata perhitungan dilapangan, bahwa rata -
4. Faktor pengisian (Fill Factor) rata waktu standby adalah 3.07 jam
Data Sekunder : untuk shift siang dan untuk shift
1. Density loose batu bara malam 3.45 jam (Tabel 2.1).
2. Data geologi daerah penelitian 3. Waktu perbaikan (repair)
3. Data curah hujan Waktu rata-rata repair yang diperlukan
4. Profil perusahaan untuk shift siang adalah 0,89 jam dan
5. Spesifikasi alat untuk shift malam adalah 0.58 jam
Pengambilan data di lapangan di lakukan (Tabel 2.1).
dengan cara : Tabel. 2.1
Tabel. Jam Kerja Crushing Plant Pada Hari Kerja Produktif
1. Untuk pengambilan data di lakukan
tanggal time Operasi Repair Stand Total
sesuai waktu kerja shift. ( jam) (jam) By (jam)
start finish (jam)
2. Data di lapangan diambil secara acak 10/09/’12 08:00 17:30 1.24 2 5.06 8.30
11/09/’12 08:00 17:05 3.05 - 5 8.05
dan dalam keadaan atau waktu yang 12/09/’12 08:00 17:45 4.23 0.22 4 8.45
13/09/’12 - - - - - -
berbeda seperti pada waktu awal 14/09/’12 08:00 17:00 3.35 - 4.25 8.00
15/09/’12 - - - - - -
shift, waktu pertengahan shift, dan 17/09/’12
18/09/’12
08:00
-
17:00
-
1
-
-
-
7
-
8.00
-
pada waktu menjelang akhir shift. 19/09/’12 - - - - - -
20/09/’12 08:00 17:20 6.10 1.20 0.50 8.20
3. Pengambilan data juga dilakukan 21/09/’12 08:00 17:45 7.40 0.35 0.30 8.45
22/09/’12 08:00 17:50 8.09 0.11 0.30 8.50
dengan memperhatikan kondisi 24/09/’12 - - - - - -
25/09/’12 - - - - - -
material yang ada. 26/09/’12 08:00 17:00 5.09 0.21 2.30 8.00
27/09/’12 - - - - - -
Prosedur pengolahan data meliputi : 28/09/’12 - - - - - -
29/09/’12 08:00 17:30 5.35 2.55 - 8.30
1. Data-data yang telah diperoleh di 01/10/’12 08:00 17:15 7.37 0.30 0.08 8.15
02/10/’12 08:00 17:00 2 - 6 8.00
lapangan (data acak dan mentah) 03/10/’12 08:00 17:05 3.39 0.15 4.11 8.05
04/10/’12 08:00 17:00 3.03 2.49 2.30 8.22

3
05/10/’12 - - - - - -
06/10/’12 - - - - - - 3. PEMBAHASAN
08/10/’12 08:00 17:10 5.20 3.50 - 9.10
09/10/’12 08:00 17:00 3.15 - 4.45 8.00 Hasil Pengamatan
10/10/’12 08:00 17:00 3.10 - 4.50 8.00
TOTAL 74.23 15.13 52.25 141.61 3.1 Kemampuan Produksi Crushing
Rata-rata 4.37 0.89 3.07 8.33
Plant
3.1.1 Produksi Crushing Plant Secara
2.2.2 Kondisi Dan Jenis Alat Muat Dan Nyata
Alat Angkut Berdasarkan hasil pengamatan dan
Jenis alat gali/muat yang digunakan perhitungan yang dilakukan terhadap
untuk memuat batubara ke alat angkut kemampuan produksi Crushing Plant,
untuk di angkut ke hopper adalah alat muat hasil produksi Crusher dari tanggal
KOMATSU PC 300 dan alat angkut yang 10/09/2012 sampai dengan 10/10/2012 (
digunakan untuk mengangkut batubara ke 17 hari kerja ) untuk shift siang aktualisasi
hopper adalah FAW 336 DT dan HINO kemampuan Produksi Crushing Plant
500 FM 261 TI. adalah rata – rata sebesar 376,78 ton/jam
atau 1.646,53 ton/hari dengan total
2.2.3 Cycle Time (Waktu Edar) Alat produksi selama 17 hari dengan efisiensi
Muat dan Alat Angkut kerja 52 % adalah 27.991,01 ton. Untuk
Cycle time (waktu edar) alat shift malam dari tanggal 10/09/2012
merupakan rangkaian gerakan alat yang sampai dengan 10/10/2012 (13 hari kerja)
diukur dari gerakan awal hingga kembali aktualisasi kemampuan produksi Crushing
pada gerakan semula. Berdasarkan hasil Plant adalah rata – rata sebesar 271.85 ton
pengamatan di lapangan diperoleh waktu atau 1.109,15 ton/hari dengan total
yang dibutuhkan untuk satu siklus gerakan produksi selama 13 hari kerja dengan
alat gali/muat KOMATSU PC 300 adalah efisiensi kerja 50 % adalah 14.418,95 ton.
0.30 menit. Untuk alat angkut FAW 336 Dengan demikian total produksi Crushing
DT 6.05 menit, untuk alat angkut HINO Plant secara nyata adalah 42.409,96 ton
500 FM 261 TI 4.77 menit. yang artinya target produksi tidak
tercapai.
2.2.3 Faktor Pengisian (Fill Factor)
Faktor pengisian (fill factor) 3.1.2 Produksi Crushing Plant Secara
merupakan perbadingan antara kapasitas Teoritis
nyata dengan kapasitas teoritis suatu alat
muat. Berdasarkan hasil pengamatan di Dengan peningkatan efisiensi kerja
lapangan, diperoleh faktor pengisian crushing plant menjadi 80 % maka
bucket rata-rata yaitu 89 % (Tabel. 2.2). diperoleh produksi rata – rata sebesar
Tabel. 2.2
DATA PENGAMATAN FILL FACTOR KOMATSU PC 300 527,22 ton/jam atau 3.400,57 ton/hari
serta 57.809,69 Ton untuk 17 hari kerja
No Persen Pengisian (%) No Persen Pengisian (%)
untuk shift siang sedangkan untuk shift
1
2
90
95
16
17
95
80
malam efisiensi crushing plant menjadi 76
3
4
90
90
18
19
85
90
% dengan produksi rata – rata sebesar
5 85 20 80 372,05 ton/jam atau 2.302,99 ton/hari
6 90 21 95
7 95 22 80 dan 29.938,87 untuk 13 hari kerja jadi
8 95 23 90
9 85 24 95 total produksi crushing plant secara teoritis
10 80 25 85
11 90 26 90 adalah 87.748,56 ton yang artinya target
12 90 27 90
13 95 28 95 produksi crushing plant tercapai.
14 85 29 85
15 90 30 80
3.2 Kemampuan Produksi Alat muat
2660 dan Alat angkut
Ff = = 88,66 89%
30 3.2.1 Kemampuan Produksi Alat Muat
Secara Nyata Dan Secara Teoritis

4
Dari pengamatan dilokasi pemuatan 4,31 jam/hari sehingga ada peningkatan
Batubara di stock pile menggunakan total produksi alat muat dari total produksi
KOMATSU PC 300 dengan kapasitas alat muat secara nyata sebesar 19.646,24
bucket 1,8 m3. Dimana dalam melakukan ton menjadi 24.124,8 ton. Akan lebih
satu siklus pemuatan memerlukan waktu maksimal jika selama kegiatan crushing
sebagai berikut : alat muat yang di pakai PC 300.
Untuk KOMATSU PC 300 = 0.30
menit. Berdasarkan hasil perhitungan 3.2.2. Kemampuan Produksi Alat
kemampuan produksi alat muat Angkut Secara Nyata Dan Secara
KOMATSU PC 300 secara nyata pada Teoritis
kegiatan pemuatan di stock pile untuk shift Pengangkutan merupakan suatu hal
siang adalah 116,62 ton/jam atau 932,96 yang penting karena produksi dari
ton/hari dan untuk total selama 11 hari Crushing Plant sangat dipengaruhi oleh
kerja adalah 10.262,56 ton dengan produksi dari alat ini. Kegiatan operasi
efisiensi kerja 35 % sedangkan untuk pengangkutan disini menggunakan alat
shift malam produksi alat muat angkut “Dump Truck FAW FD 336 DT ”
KOMATSU PC 300 adalah 146,62 dengan kapasitas teoritis bak ±20 m3
ton/jam atau 1,172,96 ton/hari dan untuk sebanyak 2 unit. Alat angkut FAW dan
total selama 8 hari kerja adalah 9.383,68 HINO dilayani oleh 2 alat muat, dimana
ton dengan efisiensi kerja sebesar 44%. dalam melakukan pengisian material oleh
Jadi total produksi alat muat secara nyata alat muat sampai penuh rata – rata
adalah 19.646,24 ton. sebanyak 11 kali pengisian dan “Dump
Untuk produksi alat muat secara Truck HINO 500 FM 260 TI dengan
teoritis shift siang adalah 143,28 ton/jam kapasitas teoritis bak terbuka ±10 ton,
atau 1.146,24 ton/hari dengan total dimana melakukan pengisian material oleh
produksi selama 11 hari 12.608,64 ton alat muat sampai penuh rata – rata
dengan efisiensi sebesar 43 % sedangkan sebanyak 7 kali pengisian.
untuk shift malam adalah 179,94 ton/jam Berdasarkan hasil pengamatan dan
atau 1.439,52 ton/hari dengan total perhitungan kemampuan produksi alat
produksi selama 8 hari kerja adalah angkut secara nyata diperoleh sebagai
11.516,16 ton dengan efisiensi kerja 54%. berikut:
Jadi total produksi alat muat secara teoritis 1. FAW FD 336 DT hasil produksi
adalah 24.124,8 ton. 54,52 ton/jam atau 436,16 ton/hari
Dari hasil produksi tersebut dapat dengan jumlah produksi selama 17
dilihat bahwa kemampuan produksi alat hari kerja adalah 7.414,72 ton /unit
muat secara nyata lebih rendah daripada dan 14.829,44 ton untuk 2 unit FAW
kemampuan produksi secara teoritis. Hal shift siang sedangkan untuk shift
ini terjadi karena penggunaan waktu malam hasilnya 36,35 ton/jam atau
produktif yang sangat rendah yaitu 292 ton/hari dengan jumlah produksi
KOMATSU PC 300 adalah 2.89 Jam/hari, selama 13 hari kerja sebesar 3.796
sehingga efisiensi kerja dari alat tersebut ton/unit atau 7.592 ton untuk 2 unit
juga menjadi rendah yaitu 35 %. Setelah FAW shift malam.
diadakan perbaikan dengan diadakan 2. HINO500 FM 260 TI, 08 hasil
peningkatan efisiensi kerja alat muat dari produksi 46,92 ton/jam atau 375,36
35 % menjadi 43 %, atau peningkatan jam ton/hari dengan jumlah produksi
kerja produktif dari 2.89 jam/hari menjadi selama 17 hari kerja adalah 6.381,12
3.42 jam/hari untuk shift siang sedangkan ton/unit dan 31.905,6 ton untuk 5
untuk shift malam efisiensi alat muat dari unit HINO shift siang sedangkan
44 % menjadi 54 % atau peningkatan jam untuk shift malam yaitu 35,19
kerja produktif dari 3,6 jam/hari menjadi ton/jam atau 281,52 ton/hari untuk

5
13 hari kerja sebesar 3.659,76 sangat berpengaruh pada tingkat
ton/unit atau 18.298,8 ton untuk 5 keserasian alat.
unit HINO shift malam. Dengan hasil tersebut di atas maka perlu
Jadi total hasil produksi secara nyata alat diadakan peningkatan efisiensi kerja
angkut dari 2 unit FAW + 5 unit HINO dengan jalan menekan faktor yang
untuk shift siang dan shift malam adalah mempengaruhi rendahnya produksi alat
72.625,84 ton. angkut, sesuai hasil pengamatan maka
Sedangkan hasil produksi yang dapat didapatkan hasil , Efisiensi kerja dari
dicapai secara teoritis oleh alat angkut FAW 30 % menjadi 61 % dan HINO 32
adalah : % menjadi 64 % untuk shift siang
1. FAW FD 336 DT hasil produksi shift sedangkan untuk shift malam efisiensi
siang adalah 110,85 ton/jam atau kerja dari FAW 20 % menjadi 40 % dan
886,8 ton/hari dengan jumlah HINO 24 % menjadi 48 %.
produksi selama 17 hari kerja shift 3.3 Kendala – Kendala Yang Dapat
siang sebesar 15.075,6 ton/unit dan Menghambat Produksi Crushing
total untuk 2 unit sebesar 30.151,2 3.3.1 Kendala – Kendala Yang Dapat
ton. Sedangkan untuk shift malam Menghambat Produksi Crushing
menghasilkan produksi sebesar 72,7 Plant
ton/jam atau 581,6 ton/hari dengan Adapun faktor –faktor yang
jumlah produksi selama 13 hari kerja mempengaruhi produksi daripada
shift malam 7.560,8 ton/unit dan total Crushing Plant untuk pencapaian target
untuk 2 unit sebesar 15.121,6 ton. produksi antara lain :
2. HINO500 FM 260 TI, hasil produksi 1. Waktu Stand By, waktu dimana
93,85 ton/jam atau 750,8 ton/hari Crusher menunggu datangnya
dengan jumlah produksi selama 17 material dari alat angkut, hal ini
hari kerja shift siang sebesar 12.763,6 disebabkan terkadang kurangnya alat
ton/unit dan total untuk 3 unit sebesar muat dan alat angkut karena alat muat
38.290,8 ton. Sedangkan untuk shift dan alat angkut dipakai di tempat lain,
malam hasil produksi yang dihasilkan sehingga keserasian tidak tercapai dan
sebesar 70,39 ton/jam atau 563,12 berpangaruh pada tingkat produksi.
ton/hari dengan jumlah produksi Waktu yang banyak digunakan untuk
selama 13 hari kerja shift malam menunggu info crushing dan stopnya
sebesar 7.320,56 ton/unit dan total kegiatan crushing sebelum jam kerja
untuk 3 unit sebesar 21.961,68 ton. shift siang maupun shift malam
Jadi total hasil produksi secara teoritis alat berakhir dikarenakan stok batubara
angkut dari 2 unit FAW + 3 unit HINO habis di stockpile dan menunggu
untuk shift siang dan malam adalah hauling dari pit serta scriper penuh
105.525,28 ton. tetapi belum ada ponton.

Hasil produksi dump truck secara 2. Ukuran Material yang masuk ke


nyata dibandingkan dengan hasil produksi Hopper, seringkali terdapat material
secara teoritis masih sangat kecil, hal ini dengan ukuran boulder besar jadi bisa
terjadi karena efisiensi kerja dari alat tersangkut dan susah untuk di
angkut masih rendah serta tingkat crushing, biasanya terjadi kemacetan
keserasian alat yang tidak serasi, dalam hal di hopper, Belt Conveyor II dan
ini alat yang terpakai seharusnya adalah 7 crusher, dan saat kegiatan crushing di
unit namun pengoperasian tiap harinya lakukan pada saat cuaca gerimis,
tidak selalu 7 unit dikarenakan sebagian material menjadi basah maka hal
alat dipakai di tempat lain, hal tersebut tersebut juga bisa mengakibatkan
kemacetan pada hopper dan crusher

6
atau overload karena material yang jam istirahat karyawan. Untuk
sudah dalam kondisi basah jadi mengatasi masalah tersebut
menggumpal, material yang basah dan membutuhkan waktu yang berakibat
sudah menggumpal juga bisa terbuang menurunnya jam kerja produksi
dengan sendirinya karena tidak Crushing.
mampu melewati Belt Conveyor II
untuk menyeberang ke screen karena 3.3.2 Kendala – Kendala Yang Dapat
lengket pada Belt Conveyor II dan Menghambat Produksi Alat Muat
akhirnya jatuh. Sebagai contoh Adapun faktor – faktor yang dapat
kemacetan terjadi pada tanggal mempengaruhi kapasitas produksi dari alat
12/09/’12 selama 22 menit crusher muat antara lain :
macet, pada tanggal 21/09/’12 pada 1. Jumlah alat muat, dengan jumlah alat
pukul 10:10-10:30 atau selama 20 muat yang ideal dapat meningkatkan
menit macet di hopper dan pada pukul produksi alat muat tetapi fakta di
14:35-14:50 atau selama 15 menit lapangan jumlah alat muat terbatas
crusher macet, pada tanggal 22/09/’12 karena ada alat muat yang sudah tidak
pada pukul 15:22-15:33 atau selama bisa beroperasi dikarenakan
11 menit crusher macet, crusher mengalami kerusakan sehingga alat
macet juga terjadi pada tanggal muat yang digunakan terbatas.
01/10/’12 selama 30 menit, pada 2. Alat muat khususnya KOMATSU PC
tanggal 03/09/’12 pada pukul 15:46- 300 tidak beroperasi selama 17 hari,
15:51 atau 5 menit dan pada pukul hanya 11 hari di jetty 2. Beberapa hari
16:39-16:49 atau 10 menit BC II diganti oleh KOMATSU PC 200
macet, pada tanggal 04/10/’12 pada dikarenakan KOMATSU PC 300
pukul 13:35-13:39 atau 4 menit macet digunakan di tempat lain dan ada
di hopper. Akibat kemacetan tersebut yang mengalami kerusakan sehingga
waktu crushing menjadi terhambat tidak bisa beroperasi.
dan mengurangi waktu kerja produksi 3. Kapasitas bucket, semakin besar
crushing untuk shift siang. kapasitas bucket, maka semakin besar
pula produksi alat muat tersebut.
3. Waktu perbaikan, waktu dimana 4. Efisiensi kerja alat muat tersebut,
digunakan untuk memperbaiki alat yang penting adalah penggunaan
yang terdapat pada crushing plant waktu produktif apabila dalam
yang rusak antara lain Belt Conveyor pengoperasian alat dapat
I robek yang terjadi pada tgl menggunakan waktu seefektif
20/09/’12 pukul 09:40-11:00 atau mungkin maka kapasitas produksi alat
selama 1 jam 20 menit yang di ini akan semakin besar. Jumlah hari
akibatkan oleh bongkahan batubara kerja yang lebih rendah dari jumlah
yang tajam – tajam, perbaikan screen hari kegiatan crushing.
pada tgl 29/09/’12 pukul 08:10-10:55 5. Material, pengambilan material pada
atau selama 2 jam 55 menit dan stock pile berpariasi kadang ada yang
perbaikan mesin pada tanggal dalam bentuk bongkah yang besar dan
08/09/’12 pada pukul 08:00-11:50 ada yang dalam bentuk bongkah yang
atau 3 jam 50 menit setelah perbaikan kecil, hal ini berpengaruh pada
mesin kegiatan crushing di mulai kemampuan produksi alat muat
hingga waktu shift siang habis dan tersebut.
mengambil waktu 10 menit di luar 6. Dari alat itu sendiri, perlu penanganan
jam kerja karena berhenti di pukul Preventive dan maintenance secara
17:10 yang mana seharusnya berhenti berkala, sehingga dapat mencegah
di pukul 17:00 dan mengambil waktu

7
terjadinya kerusakan pada alat muat jalan ini waktu repair pada alat dapat
itu sendiri. berkurang.
7. Pengalaman dan kelincahan serta 2. Jumlah alat angkut idealnya 2 FAW
profesional Operator dalam FD 336 DT dan 3 HINO 500 FM 260
melakukan pekerjaan karena dengan TI dengan 2 unit alat muat
operator yang handal dan profesional KOMATSU PC 300 dan loader 1
mampu mengoperasikan alat muat unit untuk membantu merapikan
semaksimal mungkin yang dapat material, jika lebih maka alat angkut
berpengaruh dengan jumlah curah sering dalam keadaan stand by
bucket ke alat angkut. karena antri untuk diisi baknya
sedangkan jika alat angkut lebih
3.3.3 Kendala – Kendala Yang Dapat sedikit dari jumlah idealnya maka
Menghambat Produksi Alat saat kegiatan crushing sering crusher
Angkut dalam posisi menunggu.
Adapun kemampuan produksi alat
angkut dipengaruhi oleh : KESIMPULAN
1. Terkadang jumlah alat angkut tidak Beradasarkan hasil pengamatan dan
seimbang dengan alat muat sehingga pembahasan terdahulu, maka dapat ditarik
alat angkut sering dalam posisi kesimpulan sebagai berikut :
menunggu dikarenakan antri untuk 1. Dari hasil perhitungan kemampuan
mengisi bak, sehingga berdampak produksi dari Crushing Plant shift
pada jumlah produksi yang dicapai siang dan shift malam secara nyata
kurang maksimal dan kadang alat adalah 42.409,96 ton dengan
angkut dalam jumlah sedikit karena demikian target produksi tidak
sebagian dipakai di tempat lain, tercapai. Dengan peningkatan
sehingga pada saat crushing efisiensi kerja crushing plant,
terkadang crusher dalam keadaan produksi crushing plant secara
menunggu karena terlambatnya alat teoritis menjadi 87.748,56 ton yang
angkut mengangkut untuk dumping ke artinya target produksi tercapai.
Hopper. 2. Dari hasil perhitungan kapasitas
2. Kondisi jalan, dalam hal ini produksi alat muat dan alat angkut
mencakup keadaan jalan dari Crusher secara nyata, Maka dapat dilihat
menuju stock pile, kadang jalan tidak sebagai berikut:
rata ( bergelombang ) setelah hujan a. Untuk produksi alat muat
dan sempitnya jalan yang dilalui, KOMATSU PC 300 secara
sehingga harus berhenti jika nyata adalah 19.646,24 ton.
berpapasan dengan alat angkut lain Setelah diadakan perbaikan
pada saat kegiatan crushing dengan diadakan peningkatan
berlangsung bersamaan dengan efisiensi kerja alat muat Jadi
kegiatan hauling. total produksi alat muat secara
3. Keahlian dari operator dalam teoritis adalah 24.124,8 ton.
mengemudikan alat tersebut. b. Untuk alat angkut Dump Truck
Adapun upaya untuk mengurangi Untuk total hasil produksi FAW
hambatan pada alat angkut adalah : FD 336 DT dan HINO 500 FM
1. Preventive dan maintenance alat 260 TI shift siang dan shift
yang rutin, sebelum dan sesudah alat malam adalah 72.625,84 ton.
bekerja agar kerusakan yang kecil Sedangkan untuk total hasil
dapat diantisipasi sebelum menjadi produksi secara teoritis alat
kerusakan yang lebih parah, dengan angkut dari 2 unit FAW + 3 unit

8
HINO untuk shift siang dan
malam adalah 105.525,28 ton.
3. Adapun kendala – kendala yang dapat
menghambat produksi Crushing Plant,
Alat Muat dan Alat Angkut adalah
untuk kendala – kendala yang
menghambat produksi crushing plant
itu sendiri adalah tingginya waktu
stand by yaitu sebesar 52.25 jam atau
rata – rata perharinya 3.07 jam yang di
karenakan menunggu info crushing,
kehabisan batubara di stockpile, dan
tunggu hauling dari pit. Waktu
perbaikan yang di gunakan pada saat
crushing mencapai 15.13 jam yang
mengakibatkan terganggunya kegiatan
crushing karena kerusakan crushing
plant antara lain robeknya belt
conveyor II, rusaknya screen dan
perbaikan mesin yang rusak. Dengan
demikian mengurangi waktu kerja
produktif dari crushing plant. Untuk
kendala – kendala yang menghambat
produksi alat muat adalah tidak
optimalnya excavator PC 300 di
gunakan di jetty 2, dalam 17 hari
crushing hanya di gunakan sebanyak
11 hari untuk shift siang di karenakan
ada alat yang rusak kalaupun dalam
keadaan bagus biasanya di gunakan di
jetty 3 jadi tidak maksimal di gunakan
pada saat crushing di jetty 2. Untuk
kendala – kendala yang menghambat
untuk alat angkut adalah kurang
maksimalnya alat angkut yang di
gunakan, awalnya bisa menggunakan 2
FAW dan 5 HINO di saat masih
crushing bisa saja beberapa alat angkut
di pindahkan di jetty 3 yang juga lagi
crushing.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anonim,1986. “Conveyor Belt Design Manual”, Bridgstone Corporation, Tokyo, Japan.

Kelly, Eroll G., 1982,“ Introduction Mineral Processing “, Sons, New York.

Pryor, EJ. 1983, “Mineral Processing” Applied Science Publisher, Ltd, England.

Partanto,P, Ir., 1989, “ Pemindahan Tanah Mekanis “, Departemen Tambang, ITB Bandung.

Sudarsono, A. 1991, “ Pengolahan Bahan Galian “, Jurusan Teknik Pertambangan, ITB


Bandung.

Sudarsono, A. 1993, Pengolahan Bahan Galian, Jurusan Teknik Pertambangan ITB


Bandung.
Sukamto. 2001. “Pengolahan Bahan Galian”, Jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas
Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”, Yogyakarta.

Suwandhi. 2004. “Peremukan Mekanis – Kominusi”, Diktat Perencanaan Tambang


Terbuka.Universitas Negeri Islam Bandung.

Taggart AF, 1956. Hand Book of Mineral Dressing, John Willey and Sons,New York.
Untung Sukamto. 2001. “Pengolahan Bahan Galian”, Jurusan Teknik Pertambangan,
Fakultas Teknologi Mineral, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”,
Yogyakarta.

Wills, B.A. 1985.Mineral Processing Technology, Pergamount Press, Oxford, New


York.

----------- , 1989. “Diktat Kuliah Batubara”, Fakultas Teknik Jurusan Teknik


Pertambangan, Universitas Veteran Republik Indonesia, Makassar.

10

Anda mungkin juga menyukai