Anda di halaman 1dari 46

Lampiran : Keputusan Direktur RSB ASIH

Nomor : /SK-Dir/RSB-A/VIII/2014
Tanggal : Agustus 2014

BUKU PEDOMAN PENGORGANISASIAN


UNIT GAWAT DARURAT (UGD)

TAHUN 2014
Jl. Jend. A. Yani No. 52, Telp. (0725) 49200, Fax. (0725) 41928
Kota Metro, Kode Pos 34111

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH METRO


Nomor : /SK-Dir/RSB-A/VIII/2014
TENTANG

PEMBERLAKUAN
PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT GAWAT DARURAT (UGD)
DI RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH METRO

DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH METRO

MENIMBANG : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan ke Gawat


Daruratan diperlukan satu pedoman pengorganisasian Unit
Gawat Darurat (UGD);
b. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a diatas
perlu ditetapkan dengan keputusan Direktur tentang Pedoman
Pengorganisasian Unit Gawat Darurat (UGD) di Rumah Sakit
Bersalin (RSB) Asih.

MENGINGAT 1. Undang-undang No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;


2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 44 Tahun 2003
tentang Rumah Sakit;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan;
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 1796/Menkes/PER/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan
Tindakan Medik;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah
Sakit;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standard Pelayanan
Minimal Rumah Sakit;
9. Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Nomor : AHU-64233.AH.01.01. Tahun 2011 tentang Pengesahan
Badan Hukum Perseroan;
10. Keputusan Direktur Utama PT. Graha Asih Nomor : 03/SK-
DU/PT/GA/III/2014 tentang Pengangkatan Direktur Rumah Sakit
Bersalin (RSB) Asih;

MEMUTUSKAN
MENETAPKAN :
PERTAMA : Pedoman Pengorganisasian Unit Gawat Darurat (UGD) di
Rumah Sakit Bersalin (RSB) Asih;
KEDUA : Memberlakukan Pedoman Pengorganisasian Unit Gawat Darurat
(UGD) di RSB ASIH dimaksut dictum kesatu sebagaimana
terlampir pada lampiran keputusan ini;
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan
apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diubah dan
diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Metro
Pada Tanggal : Agustus 2014

DIREKTUR RSB ASIH

dr. RIRIN FEBRINA


NIK : 13122011001

Tembusan :
1. Wakil Direktur RSB ASIH
2. Kepala Bidang Pelayanan medik & Keperawatan RSB ASIH
3. Ketua Komite Medik RSB ASIH
4. Ketua Komite Keperawatan RSB ASIH

DAFTAR ISI
Halaman
SK Pemberlakuan Pedoman Pengorganisasian UGD .................... i
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... ii
BAB II ORGANISASI .......................................................................... 1
A. Riwayat RSB ASIH.............................................................. 2
B. Rencana Strategis / RENSTRA .......................................... 3
C. Kinerja Yang Telah Dicapai ................................................. 4
1. Program Pelayanan Peningkatan Kesehatan ................. 4
2. Program peningkatan Manajemen Pelayanan ............... 4
3. Program Pemantapan sebagai rumah sakit rujukan ...... 6
4. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana ................ 7
5. Pragram Rutin ................................................................. 7
6. Program Manajemen&Kebijakan Pembangunan Kesehatan 9
BAB III VISI, MISI DAN TUJUAN RSB ASIH....................................... 11
BAB IV STRUKTUR ORGANISASI RSB ASIH.................................... 12
BAB V VISI MISI FALSAFAH DAN TUJUAN UGD ............................. 14
BAB VI STRUKTUR ORGANISASI UGD............................................. 15
BAB VII URAIAN JABATAN .................................................................. 16
BAB VIII TATA HUBUNGAN KERJA ...................................................... 29
BAB IX POLA DAN KUALIFIKASI DI UGD........................................... 33
BAB X PROGRAM ORIENTASI ......................................................... 36
A. Sasaran ............................................................................... 36
B. Tujuan dan Manfaat ............................................................ 36
C. Pelaksanaan dan Alokasi Waktu ........................................ 37
BAB XI PENILAIAN KERJA
A. Tujuan .................................................................................. 38
B. Macam Penilaian ................................................................. 38
BAB XII PERTEMUAN RAPAT ............................................................. 43
BAB XIII PELAPORAN ........................................................................... 45

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan gawat darurat merupakan bentuk pelayanan yang bertujuan untuk
menyelamatkan kehidupan penderita, mencegah kerusakan sebelum
tindakan/perawatan selanjutnya dan menyembuhkan penderita pada kondisi
yang berguna bagi kehidupan. Karena sifat pelayanan gawat darurat yang
cepat dan tepat, maka sering dimanfaatkan untuk memperoleh pelayanan
pertolongan pertama dan bahkan pelayanan rawat jalan bagi penderita dan
keluarga yang menginginkan pelayanan secara cepat. Oleh karena itu
diperlukan perawat yang mempunyai kemampuan yang bagus dalam
mengaplikasikan asuhan keperawatan gawat darurat untuk mengatasi berbagai
permasalahan kesehatan baik aktual atau potensial mengancam kehidupan
tanpa atau terjadinya secara mendadak atau tidak di perkirakan tanpa atau
disertai kondisi lingkungan yang tidak dapat dikendalikan.

Rumah Sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik


diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat yang berfungsi untuk
melakukan upaya pelayanan kesehatan dasar atau kesehatan rujukan atau
juga upaya pelayanan kesehatan penunjang. Keberhasilan rumah sakit dalam
menjalankan fungsinya ditandai dengan adanya peningkatan mutu pelayanan
rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah
satunya yang paling dominan adalah faktor sumber daya manusia yang
mencakup pengetahuan dan keterampilan agar dapat memberikan jasa
tertentu. Perkembangan pelayanan kesehatan selalu bergerak dinamis
mengikuti perkembangan teknologi. Ukuran kemajuan suatu negara sebagai
salah satu para meternya adalah derajat kesehatan rakyatnya dengan kata lain
adalah pelayanan kesehatan rakyatnya dengan kata lain adalah pelayanan
kesehatannya.

Gawat darurat adalah keadaan klinis pasien yang membutuhkan tindakan


medis segera guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan.
Pelayanan Gawat Darurat sebagai bagian integral pelayanan kesehatan
intra rumah sakit juga selalu berusaha mengikuti perkembangan kemajuan
tersebut. Perkembangan pelayanan Gawat Darurat di RSB ASIH diawali tahun
2014 dengan persyaratan dari Dinas Kesehatan Propinsi yang mengharuskan
suatu rumah sakit memiliki Unit Gawat Darurat (UGD), sehingga untuk
pelayanan UGD disatukan dengan lokasi poli rawat jalan. Dalam pelayanan
kesehatan tersebut juga harus dilengkapi dengan peralatan-peralatan medis
dan non medis yang memadai sesuai dengan jenis pelayanan yang diberikan
dan juga harus memenuhi standar mutu, keamanan dan keselamatan serta
memiliki izin edar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Di UGD pengetahuan dan keterampilan perawat sangat dibutuhkan, terutama


dalam pengambilan keputusan klinis dimana keterampilan penting bagi perawat
dalam penilaian awal, perawat harus mampu memprioritaskan perawatan
pasien atas dasar pengambilan keputusan yang tepat, untuk mendukung hal
tersebut diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus dalam hal
pemisahan jenis dan kegawatan pasien dalam triase, sehingga dalam
penanganan pasien bisa lebih optimal dan terarah. Oleh karena itu khusus
untuk para perawat di UGD harus memiliki keterampilan khusus dalam
menangani pasien seperti telah mengikuti pelatihan Basic Trauma and Cardio
Life Support (BTCLS) / Penanggulangan Penderita Gawat Darurat (PPGD).

Sistem triase mulai dikembangkan mulai pada akhir tahun 1950an seiring
jumlah kunjungan UGD yang melampaui kemampuan sumber daya yang ada
untuk melakukan penanganan segera, dimana tujuan dari triase adalah memilih
dan menggolongkan semua pasien yang datang ke UGD dan menetapkan
prioritas penanganannya dan disaat pertama menilai pasien perawatan juga
melakukan tindakan diagnostik, sehingga waktu yang diperlukan untuk menilai
dan menstabilkan pasien tidak terlalu lama.

Melalui buku pedoman ini kami harapkan pembaca bisa melihat sekilas
gambaran tentang RSB Asih dan lebih spesifik lagi tentang tata organisasi di
unit gawat darurat Rumah Sakit Bersalin (RSB) Asih Kota Metro.

B. TUJUAN PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT GAWAT DARURAT (UGD)

1. TUJUAN UMUM
a. Untuk meningkatkan sistem pelayanan kegawatdauratan dengan
cepat, tepat agar penangan pasien lebih optimal dan terarah.
b. Menganalisis kelengkapan fasilitas pelayanan dan alat-alat
kesehatan di Unit Gawat darurat (UGD) Rumah Sakit Bersalin (RSB)
Asih.

2. TUJUAN KHUSUS
a. Mengidentifikasi sistem pelayanan keperawatan di UGD RSB Asih.
b. Mengetahui kelengkapan fasilitas pelayanan dan alat-alat kesehatan
di UGD RSB Asih.

C. MANFAAT PEDOMAN PENGORGANISASIAN UNIT GAWAT DARURAT


(UGD)
1. Bagi unit keperawatan gawat darurat, diharapkan dapat memberikan
mengetahui pentingnya sistem pelayanan dan peningkatan pengetahuan
perawat serta keterampilan perawat dalam rangka meningkatkan
kemampuan perawat dalam pelaksanaan triase di UGD.
2. Menjadi tolak ukur bagi rumah sakit agar fasilitas yang tersedia di
Unit Gawat darurat (UGD) Rumah Sakit Bersalin (RSB) Asih harus
lengkap dan layak serta sesuai dengan standar operasional pelayanan di
UGD.

D. BATASAN OPERASIONAL
1. Pedoman pengorganisasian ini berlaku untuk seluruh perawat pelaksana
UGD di RSB Asih, guna meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien dengan tepat
dan cepat.
2. Pedoman pengorganisasina ini sebagai masukan dan acuan bagi rumah
sakit agar dapat menyediakan kelengkapan dan kelayakan fasilitas seta
sarana dan prasarana yang diperlukan di UGD RSB Asih.

E. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 44 Tahun 2003 tentang
Rumah Sakit;
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan;
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor : 29 Tahun 2004 tentang
Praktik Kedokteran;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 1796/Menkes/PER/VIII/2011 tentang Registrasi Tenaga
Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Medik;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor : 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standard Pelayanan Minimal
Rumah Sakit;

BAB II
LANDASAN TEORI
A. PENGERTIAN

1. Gawat darurat adalah kejadian yang mendadak atau kejadian yang tidak
disangka-sangka seperti suatu kecelakaan dan lain-lain.
2. Triage adalah suatu konsep pengkajian yang cepat dan terfokus dengan
suatu cara yang memungkinkan pemanfaatan sumber daya manusia,
peralatan serta fasilitas yang paling efisien dengan tujuan untuk memilih
atau menggolongkan semua pasien yang memerlukan pertolongan dan
menetapkan prioritas penangannya.
3. Triage adalah usaha pemilahan korban sebelum ditangani, berdasarkan
tingkat kegawatdarurat trauma atau penyakit dengan mempertimbangkan
prioritas penanganan dan sumber daya yanga ada.
4. Triage adalah suatu sistem pembagian atau klasifikasi prioritas klien
berdasarkan berat ringannya kondisi klien yang memerlukan tindakan
segera.

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

1. PASIEN GAWAT DARURAT


Adalah pasien yang tiba-tiba datang dalam keadaan gawat atau akan
menjadi gawat dan terancam nyawanya dan atau angota badannya (akan
menjadi cacat) bila tidak mendapatkan pertolongan secepatnya. Biasanya
dilambangkan dengan label merah, misalnya pasien dengan kecelakaan
lalu lintas yang parah disertai dengan fraktur atau trauma berat.

2. PASIEN GAWAT TIDAK DARURAT


Adalah pasien dalam keadaan gawat tetapi tidak memerlukan tindakan
darurat. Biasanya dilambangkan dengan label biru, misalnnya pasien
dengan Ca stadium akhir.

3. PASIEN DARURAT TIDAK GAWAT


Adalah pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak
mengancam nyawa dan anggota badannya. Biasanya dilambangkan
dengan label kuning, misalnya luka sayatan dangkal.
4. PASIEN TIDAK GAWAT TIDAK DARURAT
Adalah pasien yang tidak mengalami kegawat dan kedaruratan. Biasanya
dilambangkan dengan label hijau, misalnya pasien batuk, pilek.

5. PASIEN MENINGGAL
Adalah pasien yang datang sudah dalam kondisi meninggal. Biasanya
dilambangkan dengan label hitam.

C. PRINSIP PENANGGULANGAN PASIEN GAWAT DARURAT

Kematian penderita gawat darurat akan terjadi dalam waktu singkat (4-6 menit)
bila terdapat kerusakan pada sistem susunan saraf pusat, pernafasan,
kardiovaskuler dan hipoglikemi. Sedangkan kegagalan system / organ yang lain
dapat menyebabkan kematian dalam waktu yang lebih lama. Keberhasilan
penanggulangan penderita gawat darurat (PPGD) dalam mencegah kematian
dan cacat ditentukan oleh :
1) Kecepatan ditemukan penderita
2) Kecepatan meminta pertolongan
3) Kecepatan dalam kualitas pertolongan yang diberikan untuk
menyelamatkannya.

Prinsip umum penanganan penderita gawat darurat


a) Kematian oleh karena sumbatan jalan bernafas akan lebih cepat dari
pada ketidakmampuan bernafas.
b) Kematian oleh karena ketidakmampuan bernafas akan lebih cepat dari
pada orang kehilangan darah.
c) Kematian oleh karena kehilangan darah akan lebih cepat dari pada oleh
karena penyebab intra cranial.

1. PENGKAJIAN AIRWAY (JALAN NAFAS)

Tindakan pertama kali yang harus dilakukan adalah memeriksa


responsivitas pasien dengan mengajak pasien berbicara untuk
memastikan ada atau tidaknya sumbatan jalan nafas. Pasien yang tidak
sadar mungkin memerlukan bantuan airway dan ventilasi. Tulang
belakang leher harus dilindungi selama intubasi endotrakeal jika dicurigai
terjadi cedera pada kepala, leher atau dada.
Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian airway antara lain :
a. Kaji kepatenan jalan nafas pasien. Apakah pasien dapat berbicara
atau bernafas dengan bebas?
b. Tanda-tanda terjadinya obstruksi jalan nafas pada pasien antara lain:
1) Adanya snoring atau gurgling
2) Stridor atau suara napas tidak normal
3) Agitasi (hipoksia)
4) Penggunaan otot bantu pernafasan / paradoxical chest
movements
5) Sianosis
c. Look dan listen bukti adanya masalah pada saluran napas bagian
atas dan potensial penyebab obstruksi :
1) Muntahan
2) Perdarahan
3) Gigi lepas atau hilang
4) Gigi palsu
5) Trauma wajah
d. Jika terjadi obstruksi jalan nafas, maka pastikan jalan nafas pasien
terbuka.
e. Lindungi tulang belakang dari gerakan yang tidak perlu pada pasien
yang berisiko untuk mengalami cedera tulang belakang.
f. Gunakan berbagai alat bantu untuk mempatenkan jalan nafas
pasien sesuai indikasi :
1) Chin lift (dagu diangkat) / jaw thrust (rahang diangkat)
2) Lakukan suction (jika tersedia)
3) Oropharyngeal airway / nasopharyngeal airway,
Laryngeal Mask Airway
4) Lakukan intubasi
2. PENGKAJIAN BREATHING (PERNAFASAN)

Pengkajian pada pernafasan dilakukan untuk menilai kepatenan jalan


nafas dan keadekuatan pernafasan pada pasien.
Yang perlu diperhatikan dalam pengkajian breathing antara lain :
a. Look, listen dan feel; lakukan penilaian terhadap ventilasi dan
oksigenasi pasien.
1) Inspeksi dari tingkat pernapasan sangat penting. Apakah ada
tanda-tanda sebagai berikut : cyanosis, penetrating injury, flail
chest, sucking chest wounds, dan penggunaan otot bantu
pernafasan.
2) Palpasi untuk adanya : pergeseran trakea, fraktur ruling iga,
subcutaneous emphysema, perkusi berguna untuk diagnosis
haemothorax dan pneumotoraks.
3) Auskultasi untuk adanya : suara abnormal pada dada.
b. Buka dada pasien dan observasi pergerakan dinding dada pasien
jika perlu.
c. Tentukan laju dan tingkat kedalaman nafas pasien; kaji lebih lanjut
mengenai karakter dan kualitas pernafasan pasien.
d. Penilaian kembali status mental pasien.
e. Dapatkan bacaan pulse oksimetri jika diperlukan
f. Pemberian intervensi untuk ventilasi yang tidak adekuat /
oksigenasi.

3. PENGJKAJIAN CIRCULATION

a. Cek nadi dan mulai lakukan CPR jika diperlukan.


b. CPR harus terus dilakukan sampai defibrilasi siap untuk digunakan.
c. Kontrol perdarahan yang dapat mengancam kehidupan dengan
pemberian penekanan secara langsung.
d. Palpasi nadi radial jika diperlukan:
1) Menentukan ada atau tidaknya
2) Menilai kualitas secara umum (kuat/lemah)
3) Identifikasi rate (lambat, normal, atau cepat)
4) Regularity
e. Kaji kulit untuk melihat adanya tanda-tanda hipoperfusi atau hipoksia
(capillary refill).
D. KOMPENEN SISTEM PENANGGULANGAN PENDERITA GAWAT
DARURAT
1. KOMPONEN PRA RUMAH SAKIT (LUAR RUMAH SAKIT)

a. Upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilan orang awam dan


petugas kesehatan (Sub-Sistem Ketenagaan).

Pada umumnya yang pertama menemukan penderita gawat darurat


ditempat musibah adalah masyarakat atau yang dikenal dengan orang
awam. Oleh karena itu sangatlah penting bila orang awam diberi
pengetahuan dan keterampilan dalam penanggulangan gawat darurat.

b. Upaya pelayanan transportasi penderita gawat darurat (Sub-Sistem


Transportasi)

Tujuannya memindahkan penderita gawat darurat dengan aman tanpa


memperberat keadaan penderita ke sarana kesehatan yang memadai.
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk transportasi penderita gawat
darurat :
1) Sebelum diangkat.
a) Gangguan nafas dan kardiovaskuler telah ditangani
b) Perdarahan telah dihentikan
c) Luka-luka telah ditutup
d) Patah tulang telah difiksasi
2) Selama perjalanan, harus dimonitor kesadaran, pernafasan,
tekanan darah, denyut nadi dan keadaan luka.
Ambulans gawat darurat harus mencapai tempat tujuan dengan cepat,
supaya dapat mencegah kematian karena sumbatan jalan nafas, henti
nafas, henti jantung dan perdarahan.

c. Upaya pelayanan komunikasi medik untuk penanggulangan gawat


darurat (Sub-Sistem Komunikasi)

2. KOMPONEN INTRA RUMAH SAKIT (DALAM RUMAH SAKIT)


a. Upaya pelayanan penderita gawat darurat dinunit gawat darurat rumah
sakit (Sub-Sistem Pelayanan Gawat Darurat).
Rumah sakit adalah terminal akhir dalam menanggulangi penderita
gawat darurat. Oleh karena itu fasilitas rumah sakit harus dilengkapi
sedemikian rupa sehingga mampu menanggulangi penderita gawat
darurat.

b. Unit pelayanan intensif / ICU


ICU adalah ruang arawat rumah sakit dengan staf dan perlengkapan
khusus ditujukan untuk mengelola pasien dengan penyakit trauma atau
komplikasi yang mengancam jiwa.

E. FASILITAS ALAT DAN OBAT-OBATAN DI UGD

1. DAFTAR PERALATAN UGD

NO NAMA BARANG NO NAMA BARANG


1 Meja dokter 21 Nasal kanul bayi
2 Jam dinding 22 Nasal kanul dewasa
3 Wastafel 23 Bengkok
4 Sabun cair cuci tangan 24 Korentang
5 Meja rak serbaguna 25 Tensimeter jarum
6 Botol semprot (alkohol&H2O2) 26 Termometer air raksa
7 Bed partus 27 Dopler
8 Bed periksa 28 Minor set
9 Timbangan dewasa 29 Tem digital
10 Tabung oksigen 30 Tempat sampah
11 Nebulizer (anak-anak) 31 Pisau cukur
12 Stetoscop 32 Pembersih kaca
13 Ambu bag (anak-anak) 33 Sikat alat
14 Suction bayi
15 Suction dewasa
16 Tabung suction bayi
17 Com terbuka
18 Com tertutup
19 Spekulum vagina (plastik)
20 Bengkok piringan

2. DAFTAR OBAT-OBATAN UGD

NO NAMA OBAT NO NAMA OBAT


1 Hand rub 21 Sikat alat
2 Spuit 1 cc 22 Pembersih kaca
3 Spuit 3 cc 23 Aqua pro injeksion
4 Spuit 5 cc 24 Etason Injeksi
5 Spuit 10 cc 25 Kalmetasone injeksi
6 Masker 26 Cefazol injeksi
7 Handscone (M) 27 Opimox injeksi
8 Hemolox 28 Induxyn injeksi
9 Safety box 29 Cytotec tablet
10 Dermafix 30 Needle (27)
11 Abocath 22
12 Infuset makro
13 Cairan RL
14 Cairan NaCL
15 Cairan NS
16 Betadine
17 Cairan H2O2
18 Kateter (16)
19 Urinbag
20 Gilette

BAB III
GAMBARAN UMUM RSB ASIH

Luas lahan yang dimiliki RSB ASIH: Luas tanah : 1.198 M2, Luas bangunan : 1.090
M2, Meliputi :
Pelayanan IRJA seluas : .... M2
Pelayanan IRNA seluas : .... M2
Lain-lain seluas : .... M2

A. Riwayat RSB ASIH


Pada mulanya bangunan RSB ASIH difungsikan sebagai klinik bersalin, dan
kemudian berkembang menjadi Rumah Sakit Bersalin (RSB) Asih.
Pada tanggal 28 Mei 2008 RSB ASIH mulai bangkit untuk melakukan
percepatan pembangunan untuk mencapai standar sebagai RS Khusus bersalin
Tipe C, sekaligus persiapan menuju akreditasi sesuai persyaratan yang
diterapkan oleh peraturan pemerintah.

B. Rencana Strategis/RENSTRA
Upaya pembangunan kesehatan di RSB ASIH telah dilakukan secara
bertahap dan berkesinambungan melalui arah kebijakan pembangunan
kesehatan dijabarkan dalam pola operasional serta terkendali yaitu :
1. Program Upaya Kesehatan Perorangan
a. Peningkatan Pelayanan Kesehatan
b. Peningkatan Manajemen Pelayanan
c. Pemantapan sebagai rumah sakit rujukan
d. Peningkatan Sarana dan Prasarana
e. Program Rutin Rumah Sakit
2. Program manejemen dan kebijakan pembengunan kesehatan
a. Penataan Sistem
b. Penataan keuangan dan Akuntansi
c. Diklat sumber daya manusia
d. Evaluasi Pelaksanaan / Implementasi ISO dan Akreditasi

Hasil kinerja hingga tahun 2010 sesuai dengan Renstra rumah sakit tersebut
adalah sebagai berikut :

C. Kinerja Yang Telah Dicapai

1. Program Peningkatan pelayanan Kesehatan


a) Adapun pelayan yang diberikan meliputi Tindakan Operasi, Rawat
Darurat, Rawat Jalan, Rawat Inap, pelayanan menunjang medis obat-
obatan/ bahan habis pakai, bantuan transpot antar jemput pasien.
b) Pelaksanaan stok opname peralatan medis, obat dan alat habis pakai
yang dilaksanakan pada setiap unit pelayanan untuk mengontrol
penggunaan peralatan tersebut agar lebih efisien.
c) Penambahan kotak saran, setiap bulan dan dievaluasi dan dibahas
dalam rapat pertemuan bulanan sekali untuk menampung masukan,
saran kritik dari masyarakat dalam upaya mencari solusi dalam
peningkatan pelayanan.
d) Peningkatan pelayanan di instalasi farmasi dengan pemakaian obat
rasional di semua jenis pelayan.
e) Upaya peningkatan gizi untuk mendukung Manajemen gizi di
rumah sakit.
f) Penataan dan pengembangan di instalasi Sterilisasi dan Ruang
Tindakan.
g) Memberikan pelayanan dengan sabar, ramah dan mengedepankan
pasien tanpa membedakan status kelas pasien.

2. Program Peningkatan Manajemen Pelayanan


a) Penyempurnaan Standar Prosedur Operasional
b) Penyempurnaan alur pelayanan rumah sakit
c) Penataan sistem keuangan
d) Penataan sumber daya manusia
e) Evaluasi akreditasi 5 pelayanan

3. Program Pemantapan Sebagai Rumah Sakit Rujukan


a) Pelatihan bidan untuk meningkatkan pelayanan rujukan dibagian,
pelatihan KB, penanganan IUD, pemasangan serta pengambilan
Implant.
4. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana :
a) Pembangunan instalasi genset .

5. Program Rutin
a) Pemeliharaan dan Pengadaan alat
1) Pemeliharaan Fisik gedung untuk meningkatkan penampilan fisik
dan meningkatkan fungsi sarana dan prasarana rumah sakit.
2) Pemenuhan bahan dan alat operasional rumah sakit.
3) Pemantauan dan pemeliharaan peralatan medis, non medis
serta taman dan lingkungan.

b) Peningkatan program Rumah Sakit Sayang Ibu dan rumah Sakit


Sayang bayi.
1) Pelaksanaan audit pelayanan medik bekerja sama dengan
Dinas Kesehatan Kota dan Dinas Kesehatan Kabupaten untuk
meningkatkan kemampuan tenaga para medis.
2) Meningkatkan rujukan medis indoor dan outdoor.
3) Pelaksanaan persalinan aman dan pelayanan KB yang kuat.
4) Peningkatkan gizi Ibu dan Bayi dan melaksanakan protab
sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui.

c) Pelayanan rutin setiap instalasi.


1) Instalasi Rawat Jalan
Peningkatan profesionalisme petugas dirawat jalan dan
meningkatkan budaya Senyum dalam melayani pasien.
Biling sistem dan rekam medik dengan kompeterisasi.
Adanya Uty Manager bantuan umum, rawat darurat serta
pelayanan informasi.

2) Inastalasi Rawat Inap


Peningkatan Bed Occupancy Rate ( BOR ideal 60-85%), dengan
terus mensosialisasikan dan meningkatkan pelayanan rumah
sakit pada masyarakat .

d) Pelayanan Penunjang medis


Pelayanan farmasi, pelayanan gizi, pelayanan laundry, dan
laboratorium klinik.

6. Penataan sistem
a) Penataan Administrasi / keuangan dan akutansi.
b) Penataan sistem keuangan yang accountable.
c) Adanya sistem akuntansi & biling sistem yang computerized.
d) Penataan Administrasi.
e) Relokasi tenaga medis, para medis dan Administrasi.
BAB III
VISI, MISI DAN TUJUAN RSB ASIH METRO

A. VISI RSB ASIH


Menjadi Rumah Sakit Bersalin rujukan terkemuka di Kota Metro dengan
memberikan pelayanan prima dibidang kebidanan dan penyakit kandungan.

B. MISI RSB ASIH METRO


Memberikan pelayanan yang bermutu dibidang kebidanan dan penyakit
kandungan.
Pelayanan paripurna dibidang kebidanan dan penyakit kandungan.
Memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan pasien dengan tetap
mengutamakan Mutu Pelayanan diberikan.

C. TUJUAN RSB ASIH METRO


Terwujudnya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang optimal, tertib dan
nyaman dengan selalu memperhatikan mutu dan kinerja yang baik serta
menjunjung tinggi nilai sosial, profesi dan etik.
BAB IV
STRUTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH
METRO

RSB ASIH adalah rumah sakit milik swasta yang diklasifikasikan sebagai
rumah sakit kelas C yang mempunyai fasilitas dan kemampuan medis spesialistik
dan sub spesialistik terbatas. RSB ASIH juga merupakan rumah sakit rujukan untuk
wilayah Metro dan sekitarnya.

Susunan Organisasi RSB ASIH terdiri dari :


Direktur
Sekretaris
Kepala Bidang Akuntansi
Kepala Bidang Pengembangan Sumberdaya Manusia
Kepala Bidang Penyusunan Program dan Pengembangan
Kepala Bidang Pelayanan
Komite Medik
Komite Keperawatan
Lampiran: Keputusan Direktur RSB ASIH Metro
Nomor : /SK-Dir/RSB-A/VIII/2014
Tanggal : Agustus 2014

STRUKTUR ORGANISASI UGD


RSB ASIH METRO

DIREKTUR RSB ASIH


dr. RIRIN FEBRINA

KABID PELAYANAN MEDIK KA. UNIT GAWAT DARURAT


DAN KEPERAWATAN dr. AFITIA PAMEDAR
.......................................

KOORDINATOR UGD
Ns. DEVI YUANA, S.Kep UNIT PENUNJANG
.................................

SIE. ADMIN DAN SDM SIE. OBAT DAN ALKES SIE. SARANA DAN PRASARANA
MELIANA WIBOWO, AMd.Kep --------- SITI RAHMAWATI, AMd.Kep -------- NURLALA IVAKURNIA, AMd.Kep

DIREKTUR RSB ASIH

dr. RIRIN FEBRINA


BAB V
VISI, MISI., FALSAFAH DAN TUJUAN UGD

A. VISI : Menjadikan Rumah Sakit yang berkualitas prima

B. MISI : Memberikan pelayanan kesehatan yang cepat, bermutu terjangkau


oleh masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat setinggi - tingginya.

C. FALSAFAH
Kecepatan dan ketepatan pertolongan pada pasien gawat darurat tanpa
membedakan latar belakang sosial, ekonomi, agama dan suku
bangsa.

D. TUJUAN
1. Memberikan pelayanan yang profesional dengan menjunjung tinggi
etika untuk mencegah kematian dan kecacatan pada pasien gawat
darurat sehingga dapat hidup dan berfungsi sebagaimana mestinya.
2. Memberikan pelayanan spesialistik kebidanan dan penyakit kandungan
yang profesional dan modern.
3. Memberikan pelayanan rumah sakit dengan ramah, sopan dan
mengedepankan pasien.
BAB VI
STRUKTUR ORGANISASI UGD

Unit Gawat Darurat merupakan salah satu unit pelayanan yang dalam struktur
organisasi merupakan bagian dari UGD dikepalai oleh seorang Kepala Unit. Kepala unit
dalam menjalankan tugas dibantu oleh Koordinator Keperawatan dan didukung oleh
tiga orang seksi serta Perawat UGD. Dalam menjalankan tugasnya Perawat UGD
bertanggung jawab kepada Koordinator Keperawatan UGD. Keberadaan Organisasi
UGD dituangkan dalam SK Direktur Nomor : / SK-Dir/RSB-A/VIII/2014
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN ASIH METRO
NOMOR : /SK-Dir/RSB-A/VIII/2014

TENTANG

STRUKTUR ORGANISASI UNIT GAWAT DARURAT, URAIAAN TUGAS DAN


WEWENANG
DIREKTUR RUMAH SAKIT BERSALIN (RSB) ASIH

DIREKTUR RSB ASIH

MENIMBANG : Bahwa dalam rangka kepentingan jalannya roda Organisasi rumah


sakit, maka dipandang perlu membentuk Struktur Organisasi Unit
Gawat Darurat dengan mengeluarkan surat keputusan ini.
MENGINGAT : 1. Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
2. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
3. Surat Izin Operasional Tetap Rumah Sakit
Nomor : 441/01/LL-03/IRS/2012;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :
0701/YANMED/RSKS/GDE/VII/1991 tentang Pedoman Pelayanan
Gawat Darurat di Rumah Sakit.
MEMUTUSKAN
MENETAPKAN 1. Memberlakukan Struktur Organisasi, Uraiaan Tugas, Wewenang
dan Hubungan Kerja dengan unit lain di Unit Gawat Darurat
RSB ASIH;
2. SK ini berlaku sejak tanggal ditetapkan;
3. Dengan diterbitkannya SK ini maka Surat Keputusan terdahulu
dinyatakan tidak berlaku;
4. Apabila dikemudian hari terjadi kesalahan dalam pembuatan Surat
Keputusan ini akan diadakan pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Metro
Pada Tanggal : Agustus 2014

DIREKTUR RSB ASIH

dr. RIRIN FEBRINA


NIK. 13122011001
BAB VII
URAIAN JABATAN

Uraian Jabatan 1
NAMA JABATAN : KEPALA UNIT
UNIT KERJA : UGD
KOMPETENSI JABATAN : Dokter Spesialis , Dokter Umum
PENGALAMAN KERJA : 2 Tahun / 3 Tahun
HASIL KERJA :
1. Kinerja Unit
2. Mutu Pelayanan
3. Usulan RKBU
4. Laporan Tahunan
5. Usulan SOP

Uraian Tugas :
1. Melakukan Supervisi berupa bimbingan, arahan, pengawasan dan evaluasi pada
staf di bawah.
2. Membuat usulan/revisi
3. Menyusun rencana pengembangan unit
4. Membuat rencana kebutuhan barang unit (RKBU)
5. Memimpin rapat koordinasi di Unit
6. Memimpin kegiatan audit internal unit
7. Menyusun buku laporan tahuanan
8. Membuat laporan yang bersifat insidentil
9. Membuat usulan penilaian kinerja staf
10. Memimpin koordinasi di UGD dalam keadaan kejadian luar biasa
11. Mengusulkan/merencanakan pengembangan SDM
12. Menghadiri rapat mewakili unit
13. Menjalankan tugas yang diberikan pimpinan di atasnya.
Tanggung Jawab :
1. Kelancaran kegiatan Pelayanan
1. Alur
2. Kecepatan respon time
2. Menjamin mutu pelayanan
1. Ketepatan terapi
2. Ketepatan diagnosa
3. Ketertiban menjalankan prosedur
4. Menanggapi komplain
3. Komunikasi
1. Tersampaikannya kebijakan Manajemen kepada staf
2. Menjawab komplain baik intern maupun extern
3. Akomodir terhadap masukan
4. Menjamin Kesiapan dan ketersediaan sarana dan prasarana
5. Menjaga suasana kerja yang harmonis
6. Mengupayakan kesejahteraan staf

Wewenang
1. Menilai, menegur, memberi sanksi dan motivasi bawahan di bagian rekam
medis.
2. Meminta arahan dari atasan
3. Menjalankan tugas untuk mewakili atasan langsung
4. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan
5. Memaraf surat, nota dinas dan laporan
6. Menandatangani surat nota dinas
URAIAN JABATAN 2

NAMA JABATAN : KOORDINATOR KEPERAWATAN


UNIT KERJA : UGD
KOMPETENSI JABATAN :
PENDIDIKAN : S1. Perawat
PENGALAMAN KERJA : 3 Tahun
PELATIHAN : PPGD/BTCLS/Manajemen Keperawatan/CI
HASIL KERJA :
a. Kinerja Pelayanan Keperawatan
b. Usulan Rencana Kebutuhan Barang Unit (RKBU)
c. Usulan Penilaian Kinerja Staf Keperawatan
d. Usulan Pengembangan Staf Keperawatan

Uraian Tugas :
1. Melakukan supervisi kepada penanggung jawab seksi dan technical meeting
2. Supervisi terhadap pelaksanaan Protap bidang keperawatan dan administrasi
3. Memberikan usulan dalam pembuatan rencana kebutuhan barang unit
4. Membuat usulan penilaian kinerja staf
5. Mengusulkan/merencanakan pengembangan SDM khususnya staf
keperawatan
6. Menghadiri rapat koordinasi bidang perawatan
7. Mengajukan surat perintah kerja perbaikan sarana dan prasarana
8. Mengajukan permintaan barang kebutuhan rutin/cito
9. Menjalankan tugas yang diberikan pimpinan di atasnya

Tanggung Jawab :
1. Kelancaran kegiatan pelayanan keperawatan di UGD
2. Menjaga mutu Pelayanan (penampilan, etika dan keterampilan tindakan)
3. Menjamin kedisiplinan pelaksanaan Protap

Wewenang :
1. Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawatan baru atau tenaga
lain yang akan bekerja diruang rawat.
2. Memberikan pengarahan, membimbing, mengevaluasi, menegur, dan
memotivasi staf yang berada di bawahnya sesuai dengan ketentuan atau
standar
3. Membagi tugas yang bersifat insidentil
4. Meminta arahan dari atasan
5. Meminta masukan dari bawahan dan unit kerja lain yang terkait
6. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan
7. Menandatangani formulir :
BON barang obat
URAIAN JABATAN 3

NAMA JABATAN : SEKSI ADMINISTRASI DAN SDM


UNIT KERJA : UGD
KOMPETENSI JABATAN :
PENDIDIKAN : D3. Perawat
PENGALAMAN KERJA : 2 Tahun
PELATIHAN : -
HASIL KERJA :
a. Kepelayanan keperawatan
b. Daftar Dinas
c. Kesiapan Formulir
d. Laporan kehadiran staf
e. Usulan permintaan alat tulis kantor (ATK) rutin

Uraian Tugas :
1. Melaksanakan Asuhan Keperawatan
2. Melaksanakan tugas limpah
3. mengecek dan menyampaikan formulir-formulir untuk keperluan dipelayan
UGD setiap hari.
4. Membuat Bon keperluan alat tulis kantor
5. Membuat Bon kebutuhan rumah tangga
6. Menyimpan berkas-berkas kepegawaian
7. Menyusun jadwal Dinas
8. Membuat dan melaporkan daftar hadir pegawai
9. Ikut memberikan usulan rencana pengembangan SDM

Tanggung Jawab :
1. Menjamin ketersediaan formulir-formulir dan ATK untuk pelayanan di UGD
2. Menjamin ketersediaan tenaga di tiap sip jaga

Wewenang :
1. Menyusun jadwal dinas sesuai kebutuhan
2. Meminta berkas kepegawaian untuk keperluan insidentil kepada staf
3. Mengajukan usulan pemberian cuti
4. Menunjuk staf untuk mengganti staf yang berhalangan
5. Meminta masukan dari bawahan dan unit kerja lain yang terkait
6. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan
URAIAN JABATAN 4

NAMA JABATAN : SEKSI OBAT-OBATAN DAN ALKES


UNIT KERJA : UGD
KOMPETENSI JABATAN :
PENDIDIKAN : D3. Perawat
PENGALAMAN KERJA : 1 Tahun
PELATIHAN : -
HASIL KERJA :
a. Kepelayanan keperawatan
b. Kesiapan Obat dan barang habis pakai di Unit
c. Usulan permintaan keperluan obat dan barang habis
pakai

Uraian Tugas :
1. Melaksanakan Asuhan Keperawatan
2. Melaksanakan tugas limpah
3. Mengecek ketersediaan obat-obatan dan barang habis pakai di UGD
4. Menyusun daftar Bon dan barang habis pakai untuk keperluan UGD ke
Instalasi Farmasi
5. Menghadiri undangan rapat yang bersifat koordinasi dibidang pengelolaan
obat dan barang habis pakai
6. Melakukan kontrol dan laporan penggunaan rutin obat di Unit.
7. Memberikan usulan untuk menyusun rencana kebutuhan obat tahunan.

Tanggung Jawab :
1. Menjamin ketersediaan obat dan alat kesehatan habis pakai

Wewenang :
1. Mengatur Volume Stok Obat
2. Mengajukan usulan kebutuhan obat
3. Meminta masukan dari bawahan dan unit kerja lain yang berkait
4. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan
URAIAN JABATAN 5

NAMA JABATAN : SEKSI SARANA DAN PRASARANA


UNIT KERJA : UGD
KOMPETENSI JABATAN :
PENDIDIKAN : D3. Perawat
PENGALAMAN KERJA : 1 Tahun
PELATIHAN : -
HASIL KERJA :
a. Kepelayanan keperawatan
b. Kesiapan Alat
c. Surat permohonan perbaikan alat
d. Usulan kalibrasi alat
e. Daftar Inventaris Unit

Uraian Tugas :
1. Melaksanakan Asuhan Keperawatan
2. Melaksanakan tugas limpah
3. Mengecek fungsi alat-alat setiap hari
4. Menulis pengajuan untuk perbaikan Sarana dan Prasarana di Unit.
5. Memberikan masukan usulan rencana kebutuhan barang
6. Membuat laporan inventarisasi barang tiap tahun

Tanggung Jawab :
1. Menjaga kesiapan alat-alat medis dan rumah tangga untuk dapat
digunakan setiap saat.

Wewenang :
1. Mengatur penempatan alat-alat kesehatan
2. Mengajukan usulan kebutuhan sarana
3. Meminta masukan dari TIM untuk pengajuan barang
URAIAN JABATAN 6

NAMA JABATAN : PERAWAT PELAKSANA


UNIT KERJA : UGD
KOMPETENSI JABATAN :
PENDIDIKAN : D3 / S1. Perawat
PENGALAMAN KERJA : 1 Tahun
PELATIHAN : -
HASIL KERJA : Pelayanan Keperawatan yang Optimal

Uraian Tugas :
1. Menerima pasien baru dan meng anamnese serta mengakaji kebutuhan
pasien secara komprehensif.
2. Melaksanakan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode
keperawatan
3. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
4. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama dinas
5. Melaporkan pasien yang perlu dirujuk ke RS rujukan kepada dokter
6. Membantu memeriksa dan melakukan pengobatan pasien atas superfisi
dokter
7. Memberikan obat kepada pasien, menyuntik, memasang infus, memeriksa
TTV sesuai dengan kebutuhan pasien
8. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan
9. Memberikan asuhan keperawatan kepada pasien yang meliputi perawatan
darurat, serta bekerjasama dengan dokter dan TIM dalam program
pengobatan
10. Memelihara hubungan yang harmonis dengan bawahan dan instalasi RS yang
terkait.
11. Menghadiri rapat koordinasi
12. Memelihara kebersihan dan kerapihan di dalam ruangan
13. Melaksanakan operan pasien deng perawat dinas sore / malam / pagi
Tanggung Jawab :
1. Perawat bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam pengambilan
persetujuan (inform concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan
padanya
2. Perawat bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan keperawatan dari
yang sederhana sampai yang kompleks kepada individu, keluarga, kelompok
atau masyakarakat.
3. Menentukan kebutuhan kesehatan pasien dan mendorong pasien untuk
berperan serta di dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya
4. Menjaga mutu pelayanan keperawatan

Wewenang :
1. Melaksanakan tindakan sesuai kode etik keperawatan
2. Menggunakan, menjaga dan merawat inventaris ruangan
3. Selalu menjaga penampilan, profesional dalam menjalankan tugas serta
menjunjung tinggi etika
BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA

LABORAT IRJA IRNA KAMAR RUANG USG


OPERASI

RUMAH
FARMASI UGD TANGGA

Dengan Laboraturium
Permintaan Pemeriksaan

Dengan IRJA
Mengirimkan pasien yang memerlukan follow up rawat jalan
Konsul ke spesialis

Dengan Kamar Operasi (IBS)


Mengirim pasien yang memerlukan pembedahan/tindakan ke kamar operasi

Dengan IRNA
Mengirim Pasien
Menerima konsulan pasien yang memerlukan penanganan gawat darurat

Dengan Farmasi
Mengajukan Bon permintaan kebutuhan obat rutin
Mengajukan Bon obat isidentil
Menerima kunjungan pengawasan penyediaan

Dengan Rumah Tangga


Mengajukan Bon Alat Tulis Kantor
Mengajukan Bon kebutuhan Alat Rumah Tangga rutin/insidentil
Mengajukan usulan perbaikan sarana/prasarana
Kontrol inventarisasi barang
BAB IX
POLA DAN KUALIFIKASI TENAGA DI UGD

Pola Ketenagaan dan Kualifikasi SDM Unit Gawat Darurat mengacu pada buku
Pedoman Pelayanan Gawat Darurat Departemen Kesehatan RI tahun 1995, secara
rinci disajikan pada tabel dibawah ini :
NAMA JUMLAH YANG
PENDIDIKAN SERTIFIKASI KET
JABATAN K.BUTUH ADA
Dokter
ACLS/BTLS/G
Ka.Unit Spesialis /
ELS/PPGD
dokter umum
BTLS/GLS/PP
Dokter Jaga Dokter umum
GD
PPGD/Manaj
Koord.Kep. S1. Perawat
Kep.
Seksi Admin
D3. Perawat PPGD
dan SDM
Seksi Obat
D3. Perawat PPGD
dan Alkes
Seksi Sarana
D3. Perawat PPGD
Prasarana

Contoh perhitungan Kebutuhan tenaga di UGD


a. Kebutuhan tenaga perawat berdasarkan perhitungan Dirjen Yanmed Depkes RI
Kunjungan tahun 2014 =
Jumlah jam perawatan = ....
Rata-rata pasien perhari = ....
Jam efektif/hari = 7 Jam

Rumus
= Juml pasien rata-rata perhari x jumlah jam perawatan + (Loss day X kebutuhan
tenaga)
Jam efektif

...... (.....)
= +
..... .....
= .. + ..
= ...

b. Berdasarkan tugas pokok dan waktu pelayanan


RERATA WAKTU YANG
TUGAS
NO URAIAN TUGAS VOLUME DIBUTUHKAN
POKOK
KERJA SATUAN JUMLAH
1 Dokter Memeriksa pasien
Menulis resep
Menulis rekam medis
Melakukan konsultasi
Memberikan info Concent
Menulis pengantar kontrol
Total bahan kerja
Jumlah jam kerja (6x60 mnt)
Tenaga yang dibutuhkan Dihitung per sif

2 Perawat Mengkaji pasien


Mengukur tanda vital
Timbang terima
Mengirim ke IRNA
Inform content
Hisap lendir
Jahit luka
Memasang DC
NGT
Ventilator
Memasang oksigen
Memasang infus
Rawat luka
Reposisi
Scuren
Reositasi
Mencuci alat
Membuat bill
Membuat rujukan
Peyuluhan Pasien pulang
Total bahan kerja
Jumlah jam kerja (6x60 mnt)
Tenaga yang dibutuhkan Dihitung per sif
BAB X
PROGRAM ORIENTASI

Dalam melaksanakan tugasnya karyawan UGD harus mampu bekerja secara cepat,
tepat dan tanggap dalam memberikan pelayanan terhadap kasus-kasus kegawat
daruratan di UGD. Untuk itu sebelum melaksanakan tugas di UGD karyawan yang
ditugaskan harus mengetahui sarana dan prasarana yang ada dan memahami tata
laksana dan teori dasar pelayanan gawat darurat.

A. Sasaran
1. Tenaga baru rumah sakit yang melakukan orientasi di UGD
2. Tenaga baru yang ditempatkan di UGD baik yang sudah maupun belum
mempunyai sertifikat PPGD
3. Tenaga baru yang dipindah tugaskan dari unit lain

B. Tujuan dan Manfaat

Tujuan Umum :
Setelah orientasi dilakukan tenaga baru dapat melakukan kegiatan sesuai tugas dan
fungsinya.

Tujuan Khusus
Setelah dilakukan orientasi pada petugas baru di UGD diharapkan dapat:
1. Mengetahui alur pelayanan di UGD
2. Mengetahui struktur organisasi di UGD
3. Mengetahui manajemen kepegawaian di UGD
4. Mengetahui pengelolaan obat dan alat
5. Mengetahui tata laksana dan kerja TIM di UGD
C. Pelaksanaan dan Alokasi waktu

Orientasi dilaksanakan untuk petugas yang tidak ditempatkan di UGD


menyesuaikan dari RS atau instansi terkait berapa lama bertugas di UGD,
sedangkan untuk tenaga baru yang ditempatkan di UGD secara efektif selama 2
minggu. Mengetahui shift pagi, dengan jadwal sebagai berikut :

Waktu Materi Metode Penanggung jawab


Minggu 1 Pengenalan Struktur Ceramah dan Ka.IRD/Ka.Kep
Hari 1 organisasi dan praktek
uraian tugas lapangan
Pengenalan ruangan
dan Alur
Hari 2 Pengisian kartu Ceramah dan Koord. Kep
rekam medis, praktek
formulir dll lapangan
Pengenalan
administrasi
keuangan
Hari 3 Pengenalan obat- Tinjauan Seksi obat dan alkes
obatan dan alkes lapangan
Hari 4 Pengenalan kebijakan, Ceramah dan Koordinator keperawatan
protap dll praktek
lapangan
Hari 5 Pengenalan Ceramah Seksi obat/alkes dan
mekanisme pengadaan seksi sarana prasarana
barang/obat dll
Hari 6 Operasional Ceramah dan Seksi sarana dan
sarana/prasarana praktek prasarana
lapangan
Minggu II Pemantapan skill Praktek Koordinasi Keparawatan
Hari 1-4 lapangan
Hari 5-6 Evaluasi - Ka. Keperawatan
BAB XI
PERTEMUAN / RAPAT

Pertemuan/Rapat di UGD ada dua macam yaitu :


1. Rapat rutin
2. Rapat insidentil

Rapat rutin :

Waktu : Setiap hari Senin Minggu ke 3


Jam : 11.00 13.00 WIB
Tempat : Ruang Pertemuan
Pimpinan : Ka. Unit Gawat Darurat
Peserta : Seluruh Staf
Materi :
Penyampaian kebijakan
Evaluasi kinerja Unit
Penyampaian hal baru ataupun penyegaran dibidang kegawatdaruratan
Menerima, membahas ataupun merekomendasikan aspirasi

Rapat Insidentil :

Waktu : Sewaktu-waktu
Jam : Jam kerja
Tempat : Ruang Pertemuan
Pimpinan : Ka.IRD/Ka.UGD/Ka.Kep.IRD
Peserta : Terbatas sesuai undangan
Materi : Pembahasan masalah urgen
Penyampaian kebijakan urgen
BAB XII
PELAPORAN

B. Laporan Harian, meliputi :

Jumlah kunjungan pasien


Inventaris obat dan alat

C. Laporan Bulanan, meliputi :


Jumlah Kunjungan
Angka kematian
Data Sepuluh Besar Penyakit
NAPZA
Kasus Traumatik
Data Rujukan (penerimaan dan pengiriman)
Indikator Mutu

D. Laporan Tahunan
Berisi data tentang
Data SDM
Data Inventaris alat
Data hasil kegiatan
Evaluasi Pelayanan

E. Laporan Insidentil
Laporan pelayanan Hari Besar
Laporan pelayanan Kejadian Luar Biasa
BAB XIII
PENUTUP

Dengan telah tersusunnya buku Pedoman Organisasi UGD Rumah Sakit Bersalin
(RSB) ASIH ini, harapan kami semoga dapat dijadikan sebagai pegangan bagi seluruh
staf di UGD. Untuk pemerhati diluar organisasi diharapkan buku ini bisa membantu
mengenal sisi pengorganisasian di UGD Rumah Sakit Bersalin (RSB) ASIH secara
singkat.
Cetakan pertama ini kami harapkan sebagai pijakan awal dan tentunya harus
senantiasa diperbaiki. Saran dan masukan dari pemerhati buku ini sangat kami
nantikan.
Contoh-contoh form Pelaporan

LAPORAN JAGA UGD

TANGGAL : ..
SHIFT/DINAS : ..
DOKTER JAGA : ..
KUNJUNGAN PASIEN :
OBGIN : .. MRS : .. PL : ............
OBSTETRI : .. MRS : .. PL : ..
JUMLAH :

OBAT-OBATAN
LEMARI 1 : Lengkap/Kurang Keterangan :
LEMARI 2 : Lengkap/Kurang Keterangan :
LEMARI 3 : Lengkap/Kurang Keterangan :
LEMARI 4 : Lengkap/Kurang Keterangan :
LEMARI 5 : Lengkap/Kurang Keterangan :
LEMARI 6 : Lengkap/Kurang Keterangan :

ALAT-ALAT :

NAMA
NO JML L K KET NO NAMA ALAT JML L K KET
ALAMAT
Bengkok Lampu 4
3
1 23 tindakan
2 Standat infus 5 24 Pijakan kaki 5
Standat infus Collar brace 5
4
3 brancat 25
4 Bancart 10 26 Wash lap 1
5 Kursi roda 4 27 Tabung O2 3
Termometer Lampu EMG 1
1
6 axila 28
Termometer Lurup Jenazah 1
1
7 rectul 29
8 Ambu bag 1 30 Selimut 2
9 Mayo tube 2
10 Tensimeter 2
11 EKG 1
12 Stetoscope 2
13 Suction 2
14 WSD 1
15 DC Shock 1
16 Ventilator 1
17 Nebulizer 1
18 Senter 1
19 Head lamp 1
20 Otoscope 1
21 Mini THT set 1
22 Optivision 1

ISI KETERANGAN
NAMA ALAT STE ON
JML L K
RIL
HECTING SET 1
HECTING SET 2
HECTING SET 3
HECTING SET 4
HECTING SET 5
HECTING SET 6
HECTING SET 7
VENA SECTIVE 13
Lain-lain :

Yang Menerima Yang Menyerahkan


Dinas pagi/sore/malam Dinas pagi/sore/malam

(..) (..)

2. Laporan Harian

Kasus : .. (OBGIN/OBSTETRI)
Bulan : ..

K.
A NA
RUJUK M TER INSI
P P-
AN D LAMB DEN
S ZA
TGL BARU LAMA MRS T
P RS B M K H
K
M
..
..

JML

3. Laporan Bulanan
Kunjungan Bulan :

RUJUKA
JENIS JUMLAH
MR RAWAT PULAN MENIN N
PENYAK KUNJUNG KET
S JALAN G APS GGAL PK R
IT AN
M S

JUMLAH

Anda mungkin juga menyukai