Anda di halaman 1dari 8

KONFLIK SOSIAL

ORANG TUA DENGAN ANAK

Disusun oleh :

Elvira Juniarti Putri

Kadek Ari Setiawan’

Niken Cristiani

Novita Dewi

Ridho Anugrah Firmansyah

SMA NEGERI 1 BANDAR SRIBHAWONO


LAMPUNG TIMUR
TAHUN PELAJARAN 2017-2018

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling
memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses
sosial antara dua orang atau lebih dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya
tidak berdaya.

Konflik dilatar belakangi oleh perbedaan-perbedaan ciri yang


dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut
diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan,
adat-istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawa sertanya
ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi
yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun
yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan
kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan
dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.

Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan integrasi


berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol
akan menghasilkan integrasi. Sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna
dapat menciptakan konflik.

Konflik biasanya disebabkan oleh saling bergantungan yakni


saling bergantungan dalam pekerjaan terjadi jika dua kelompok
organisasi atau lebih saling membutuhkan satu sama lain guna
menyelesaikan tugas, perbedaan tujuan yakni perbedaan tujuan yang
terdapat diantara satu bagian dengan bagian yang lain yang tidak
sepaham bisa menjadi faktor penyebab munculnya konflik, dan
perbedaan perepsi atau pendapat yakni terkadang terjadi saat
menghadapi suatu masalah, perbedaan persepi yang ditimbulkan dapat
juga menjadi penyebab munculnya konflik.

Keluarga dengan karakteristik orang sibuk dengan tau bekerja


merupakan hal yang umum terjadi di Indonesia. Tidak laki-laki saja
yang bekerja, tetapi perempuan juga. Dengan kesibukan yang dimiliki
oleh orang tuanya, membuat komunikasi terbatas untuk dapat
berkomunikasi dengan anak. Komunikasi dengan anak yang perlu
dilakukan oleh orang tua kepada anaknya, untuk masa depannya, dari
penelitian yang terdapat di Indonesia terhadap orang tuanya memiliki
latar belakang yang berbeda, yang dapat mempengaruhi suatu proses
komunikasi.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana penjelasan tentang konflik antara anak dan orang tua?

b. Apa faktor penyebab konflik antara anak dan orang tua terjadi?

c. Sebutkan dampak-dampak dari konflik tersebut?

d. Bagaimana bentuk gambar the onion dan analisisnya?

e. Bagaimana bentuk gambar mapping conflict dan analisisnya?

f. Apa solusi atau penyelesaian untuk menanggulangi masalah


tersebut?
BAB II

PEMBAHASAN

a. Penjelasan tentang konflik antara anak dan orang tua

Konflik ini sering terjadi dalam rumah tangga antara anak dan
orang tua. Misalnya karena tidak adanya rasa saling mengerti. Ketika anak
menginginkan sesuatu orang tua menentangnya karena ada ketakutan
anaknya sakah arah, sedangkan anak menganggap orang tua tidak
mendukung pilihannya. Konflik ini bisa disebabkan karena kurangnya
komunikasi dalam keluarga. Kurangnya komunikasi antara anak dan orang
tua bisa disebabkan oleh beberapa hal, sperti orang tua yang sibuk dengan
pekerjaan sehingga tidak ada waktu buat anak untuk berbicara, atau orang
tua yang harus tinggal di luar kota, luar negeri untuk waktu yang lama oleh
karena tugas dan pekerjaan kantor.1[3] Pada keluarga dengan anak berusia
remaja, antara orang tua dengan anak memang sangat mudah terpicu. Hal
ini salah satunya dpengaruhi oleh adanya jarak psikologis yang sering
disebut dengan generation gap (jurang generasi), yakni adanya jarak atau
perbedaan cara berpikir antara anak dan orang tua yang kemudian berujung
pada konflik-konflik tertentu. Generation gap juga dapat terjadi karena
adanya perbedaan acuan, misalnya orang tua memiliki pemikiran tertentu
karena didasarkan pada aturan, norma, baik buruk, atau pemikiran
mendalam. Sementara remaja sering kali berpikir lebih sederhana dan
praktis, melakukan sesuatu berdasarkan apa yang disukai atau tidak disukai,
atau berdasarkan keinginan sesaat. Pola konflik pun beraneka ragam, ada
yang justru terjadi antara orang tua dan anak yang sesama jenis (misalnya:
ayah dengan anak laki-laki; ibu dengan anak perempuan) atau antara anak
dan orang tua yang berlainan jenis (misalnya: anak laki-laki menjadi
sangat memusuhi ibunya, atau anak perempuan menjadi sangat memusuhi
ayahnya). Untuk dapat meminimalkan munculnya generation gap dan
konflik antara orang tua dengan anak remaja, langkah awal yang perlu
dilakukan adalah mengenali apa yang menjadi penyebab suatu konflik atau
perbedaan pendapat.

b. Faktor penyebab konflik antara anak dan orang tua

- Perbedaan kepentingan

- Perbedaan individu

- Perbedaan latar belakang


c. Dampak-dampak konflik antara anak dan orang tua

- Anak menjadi terkengkang, sering menyendiri, dan anak tersebut


tidak pernah bermain dengan teman sepermainannya.

- Karena tidak ada komunikasi antara anak dan orang tuanya sehingga
anak salah memilih pergaulan dan akhirnya terjadilah pergaulan bebas.

- Karena orang tuanya sibuk dengan pekerjaannya, sehingga anaknya


keseharian dengan dunia maya. Dan akhirnya terjadilah pergaulan
bebas karena kecerobohan orang tua terhadap anaknya.

- Karena orang tua yang tidak peduli dengan kesehatan anak, maka
banyak terjadi gizi buruk yang terdapat pada anak.

- Orang tua yang menjual anaknya kepada orang lain karena krisis
ekonomi bisa berdampak pada anak, anak bisa menjadi budak
terhafdap orang dewasa tanpa dibayar dan anak sering dipukul bosnya
karena tidak mendapatkan uang banyak yang akan diberikan kepada
bosnya.
f. Solusi / Penyelesaian

Solusi untuk menanggulangi konflik antara anak dan orang tua yaitu kita
harus melihat profesi pada seorang anak. Apakah si anak itu mempunyai bakat
menjadi artis apa tidak? Kemudian, untuk menjdi seorang petani apakah si anak
mempunyai bakat? Kalau si anak itu bakatya pada bidang artis, si anak harus bisa
membuktikan pada orang tuanya kalau dia layak menjadi seorang artis.
Kemudian untuk profesi petani, bisa dilimpahkan kepada orang lain dengan
perjanjian bagi hasil. Selain itu, antara si anak dan orang tua harus sering-sering
komunikasi agar orang tua mengetahui sejauh mana si anak mendalami profesi
sebagai artis.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa:

Konflik antara anak dan orang tua itu terjadi dengan perselisihan karena
pihak anak tidak sependapat dengan pihak orang tua. Dalam konflik itu
dapat terselesaikan jika pihak orang tua mau mengalah dengan pihak anak,
karena tak baik jika pihak orang tua terlalu memaksakan si anak untuk
mengikuti profesi yang diinginkan pihak orang tua sedangkan si anak tidak
mempunyai bakat di bidang itu.

B. Saran

Demikianlah makalah yang dapat penulis buat, apabila terdapat


kata-kata yang kurang berkenan penulis minta maaf yang
sebesar-sebesarnya. Penulis juga merasa kalau makalah yang dibuat ini
belum sempurna, untuk itu penulis menginginkan si pembaca untuk
memberikan saran agar bisa membenahi makalah ini dan untuk
makalah-makalah lainnya agar jauh lebih baik dari makalah ini. Dan
penulis berharap agar makalah ini bermanfaat buat si pembaca.

Anda mungkin juga menyukai