Anda di halaman 1dari 1

I.

Pendahuluan

Tujuan penulisan adalah untuk menyediakan informasi mengenai :


1. Akibat yang ditimbulkan oleh krisis moneter terhadap biaya operasi bis
dan keuntungan yang dapat diperoleh
2. Biaya relatif dan keuntungan yang diperoleh masyarakat umum dan
operator bis swasta

Konsultan mewawancarai operator bis individu yang meliputi :


1. 4 operator swasta pemilik bis mikro/kecil di Bandung
2. 1 operator swasta pemilik bis menengah (Kopaja) di Jakarta
3. 1 operator pemerintah pemilik bis besar (DAMRI) di Bandung
4. 1 operator pemerintah pemilik bis besar (PPD) di Jakarta

II. Hasil Studi

1. Sebelum dan sesudah krisis seluruh operator swasta pemilik bis dan DAMRI
dapat menutup biaya operasi dan biaya depresiasi.
2. Setelah krisis PPD mempunyai pembengkakan biaya administrasi sehingga
banyak kehilangan anggaran pada cash flownya
3. Sebelum krisis operator swasta pemilik bis dapat membayar biaya
depresiasi dan mendapat profit sebesar 15% sedangkan DAMRI dapat
memenuhi biaya depresiasi tetapi tidak mendapatkan profit.
4. Setelah krisis tidak ada satupun operator pemilik bis baik swasta maupun
pemerintah yang mendapatkan profit yang sama dengan suku bunga bank
sebesar 35%. Beberapa operator masih mendapatkan profit 5% sampai
10%. Penyebab menurunnya profit setelah krisis adalah sebagai berikut :
a. Menurunnya jumlah penumpang sampai 10% hingga 25%
b. Pembayaran WAP tidak mengalami kenaikan walaupun tarif angkutan
telah dinaikkan.

Anda mungkin juga menyukai