PENDAHULUAN
ekonomi daerah dan nasional untuk meningkatkan penerimaan devisa, lapangan kerja
komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat
sangat besar karena kecenderungan permintaan pasar global yang terus meningkat.
Rumput laut merupakan salah satu komoditi perikanan yang berpotensi untuk
meningkatkan kesejahteraan nelayan, sekaligus devisa bagi Negara. Selain itu dapat
negeri maupun sebagai komoditas ekspor. Budidaya rumput laut merupakan salah
1
Pengembangan budidaya rumput laut di Indonesia dirintis sejak tahun 1980-
an dalam upaya merubah kebiasaan penduduk pesisir dari pengambilan sumber daya
alam kearah budidaya rumput laut yang ramah lingkungan dan usaha budidaya ini
2004).
Budidaya rumput laut yang pada umumnya dapat dilakukan oleh para
menuntut adanya kerjasama antara pihak-pihak yang terkait dalam bentuk pola
kemitraan usaha yang ideal antara petani atau nelayan dengan yang pada umumnya
berada pada pihak produksi dengan pengusaha yang umumnya berada pada pihak
Dari segi ekonomis, rumput laut merupakan komoditas yang potensial untuk
dikembangkan mengingat nilai gizi yang dikandungnya. Selain itu rumput laut dapat
dijadikan sebagai bahan makanan seperti agar-agar, sayuran, kue dan menghasilkan
bahan algin, karaginan dan fluseran yang digunakan dalam industri farmasi,
Budidaya rumput laut yang pada umumnya dapat dilakukan oleh para
menuntut adanya kerjasama antara pihak-pihak terkait dalam bentuk pola kemitraan
2
usaha yang ideal antara petani atau nelayan sebagi pihak produksi dengan pengusaha
yang umumnya berada pada pihak yang mengusai pengolahan dan pemasaran.
mencapai lebih dari 50 persen kebutuhan rumput laut di dunia. Namun, mayoritas
pasokan masih berupa gelondongan. Rumput laut juga menjadi salah satu produk
unggulan KKP yang akan ditingkatkan produksinya hingga sepuluh juta ton pertahun
pada 2014 sehingga pengembangan industri atau pabrik pengolahan rumput laut
menjadi upaya bersama yang dilakukan KKP dengan kementerian terkait. KKP juga
kecamatan sehingga dengan kapasitas produksi mulai 500.000 ton hingga 2.000.000
ton per hari mampu mempercepat penutupan ekspor rumput laut gelondongan (Info
kenaikan yang signifikan, dimana sebuah keberhasilan yang diperlihatkan atas tingkat
produksi rumput laut yang mencapai 3.082.113 ton, mengalami kenaikan rata-rata
sebesar 23 % per tahun. Nilai ini mampu melampaui target produksi tahun 2010
sebesar 115,3 % dari target 2.672.800 ton. Kondisi ini memberi rasa optimis terhadap
target proyeksi tahun 2014 sebesar 10.000.000 ton dapat tercapai. (Cocon, 2011)
KKP mencatat, pasar lokal hanya menyerap 15% - 20% produksi rumput laut
ekspor rumput laut pada 2010 mencapai US$ 135,939 juta. Pada periode Januari
hingga Juni 2011, ekspor rumput laut telah mencapai US$ 83,283 juta, naik 41% dari
3
nilai ekspor pada periode sama tahun 2010 sebesar US$ 59,02 juta (Christina,B.,
2011).
rumput laut sudah diakui Internasional, namun masih perlu peningkatan industri
pengolahan rumput laut dalam negeri. Tahun 2009, dengan jumlah produksi rumput
laut 14.300 ton kering, yang telah dimanfaatkan menjadi end products baru sebanyak
20 items. Tentu saja hal ini masih sangat sedikit dibandingkan dengan produksi bahan
baku yang dapat kita hasilkan. Pemerintah selama ini berusaha mengembangkan
industri rumput laut Nasional yang sejalan dengan program pembangunan sektor dan
pengembangan komoditi lainnya, terutama dalam hal pro-job, pro-poor, dan pro-
Berkaitan dengan produksi dan ekspor rumput laut, data statistik Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukan bahwa total produksi rumput laut pada
tahun 2008 2012 mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 2,14 juta ton. Tahun
2009 meningkat menjadi 2,96 .juta ton, tahun 2010 menjadi 3,92 juta ton, tahun 2011
menjadi 5,17 juta ton dan pada tahun 2012 menjadi 6,51 juta ton. Sedangkan volume
dan nilai ekspor rumput laut pada tahun 2012 sebesar 174.011 ton atau senilai
US$177.922 juta. Dengan pasar ekspor terbesar yaitu 64,78 persen ke pasar Asia
terutama China dilanjutkan dengan Eropa 21,59 persen, Amerika 4,25 persen,
Australia 0,75 persen, Canada 0,05 persen, sisanya 8,58 ke Negara lainnya (Tim
Penyusun, 2013). Pasar Eropa akan sangat potensial, karena benua itu
4
memberlakukan kebijakan back to nature dimana semua produk kosmetik harus
berbahan baku alami. Saat ini, terdapat 23 perusahaan yang bergerak di industri
bahan baku dimana sebanyak 80 persen ekspor merupakan produk rumput laut kering
sehingga kurang memberi nilai tambah khususnya tambahan devisa bagi Indonesia
sangat besar dalam memenuhi permintaan rumput laut dunia dimana sementara ini
kuota ekspor yang baru terpenuhi sebesar 20.74 %. Kenaikan prosentase rata-rata
ekspor rumput laut menurut Negara tujuan dari tahun 2008 2012 dapat dilihat pada
5
Tabel 1. Volume Eksport Rumput Laut Menurut Negara Tujuan 2008 -2012
Kenaikan
Tahun (Ton)
Negara Tujuan Rata-Rata (%)
2008 2009 2010 2011 2012 (2008 2012)
Jumlah Total 99,949 94,003 123,075 159,075 174,011 15.90
Jepang 94 225 261 629 1,281 100.24
Hongkong 2,835 2,323 5,252 6,402 4,366 24.52
Republik Korea - 5,019 3,056 8,085 5,822 -
Taiwan 369 529 316 255 317 1.94
China 43,620 51,086 72,213 101,230 123,402 30.14
Thailand 118 148 88 104 136 8.28
Singapura 1 3 5 0 130 465,534.88
Malaysia 583 891 599 550 561 3.45
Philipina 12,414 6,701 12,512 10,404 11,212 7.91
Saudi Arabia - - - - 2 -
Australia 129 256 431 546 563 49.3
Amerika Serikat 414 1,764 1,584 2,257 614 71.32
Canada 120 72 24 72 0 -1.67
Inggris 326 1,038 720 408 1,043 74.93
Belanda 0 120 - 0 125 -
Perancis 2,927 3,058 2,211 2,803 1,932 -6.88
Jerman 315 273 809 1,460 1,610 68.43
Belgia & Luxemburg 251 327 318 15 0 -41.94
Denmark 1,849 577 1,661 667 1,227 35.81
Spain 1,076 2,039 670 1,139 780 15.19
Polandia - 21 0 0 39 -
Rusia 0 42 42 84 136 2,735.90
Negara Lainnya 32.506 17.452 20.271 21.945 18.500 -9.40
Sumber : Tim Penyusun, 2013.
36.281,46 ton, produksinya meningkat lagi tahun 2009 sebesar 50.000 ton, pada
tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 38.814,66 ton. Pada tahun 2011 produksi
rumput laut Maluku mengalami kenaikan menjadi 814.169,10 ton (Tim Penyusun,
6
2013). Pada tahun 2011 produksi rumput laut Maluku naik melebihi produksi tahun
2009. Kontribusi produksi rumput laut Kabupaten Seram Bagian Barat bagi produksi
rumput laut Maluku mengalami peningkatan dari tahun 2009 sampai 2011. Pada
tahun 2009 produksi rumput laut Kabupaten Seram Bagian Barat sebesar 1.828,2 ton,
kemudian mengalami kenaikan tahun 2010 sebesar 2.020,8 ton, dan tahun 2011
menjadi komoditas primadona selain rempah-rempah (cengkih dan pala). Untuk itu
hanya sebagai penyedia bahan baku tetapi juga sebagai penghasil produk-produk
penyediaan prasarana dan sarana, penyiapan skim kredit untuk usaha budidaya,
peningkatan mutu produk olahan, menjalin hubungan kemitraan usaha dan penyiapan
Sedangkan di Kabupaten Seram Bagian Barat budidaya rumput laut di teluk Kotania
7
usaha secara simultan sehingga produksi rumput laut yang dihasilkan masih dibawah
standar.
untuk dilakukan mengingat besarnya potensi dan lahan yang dimiliki dengan
perkiraan produksi yang cukup besar. Dengan wilayah perairan yang luas dan
strategis serta memiliki potensi sumber daya perairan yang cukup besar, namun
sampai saat ini potensi sumber daya kawasan pesisir teluk Kotania untuk kegiatan
2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pula-Pulau Kecil serta Peraturan
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil merupakan payung hukum yang
yang memiliki potensi yang tinggi untuk mengelola sumber daya alam dan
mausianya.
kesesuaian perairan untuk budidaya rumput laut. Potensi yang baru dimanfaatkan
8
seluas 929,9 Ha, dengan melibatkan 1.125 pembudidaya dari 125 kelompok
umumnya sektor budidaya perikanan dan pemanfaatan sumberdaya laut memang merupakan
mata pencaharian utama dari sebagian besar masyarakat Kabupaten Seram Bagian Barat.
produksi sehingga masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir akan mempunyai tanggung
Potensi sumber daya tersebut, bila dikelola dengan baik maka akan
kawasan teluk Kotania dan sekaligus berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Kabupaten Seram Bagian Barat. Hingga saat ini, berbagai upaya telah
Seram Bagian Barat terutama dalam perencanaan dan tata kelola wilayah. Dengan
perencanan yang baik, diharapkan kegiatan budidaya rumput laut dapat berkembang
dengan baik. Untuk itu diharapkan semua stakeholder terkait dapat bekerja secara
optimal sehingga budidaya rumput laut menjadi primadona bagi Kabupaten Seram
Bagian Barat, sekaligus wujud dari upaya menjadikan rumput laut sebagai komoditas
unggulan.
Dalam penelitian ini, yang menjadi fokus pembahasan hanya pada analisis
9
dalam menyokong keuntungan secara finansial bagi pembudidaya. Kajian ini
masukan bagi pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan yang tepat bagi
1.2. Permasalahan
penelitian adalah yang berkaitan dengan Analisis Kelayakan Usaha dan Strategi
Pengembangan Rumput Laut di Kabupaten Seram Bagian Barat, dengan titik fokus
permasalahan adalah :
Barat?
2. Bagaimana strategi yang tepat dalam usaha pengembangan budidaya rumput laut
Bagian Barat.
10
1.4. Lingkup Penelitian
1. Titik fokus penelitian ini adalah strategi pengembangan dan analisis kelayakan
laut dapat memberikan pendapatan yang layak bagi masyarakat pesisir serta
2. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) minggu, untuk memperoleh data
primer dan data sekunder kegiatan budidaya rumput laut yang telah dilakukan.
3. Lokasi Penelitian
penelitian sejenis.
2. Sebagai bahan masukan bagi pelaku usaha budidaya rumput laut agar
pengetahuan.
pesisir.
11