Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan
Karunia-Nya, saya sebagai penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya
dan tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul Inseminasi Buatan dan Bayi Tabung, untuk
memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Qawaid Mashailul
Fiqihyiah. Selain itu juga, makalah ini diharapkan mampu menjadi sumber pembelajaran bagi
kita semua untuk mengerti lebih jauh tentang pandangan agama terhadap kemajuan teknologi
inseminasi buatan dan bayi tabung.Makalah ini dibuat dengan meninjau beberapa sumber dan
menghimpunnya menjadi kesatuan yang sistematis.
Terimakasih saya ucapkan kepada semua pihak yang menjadi sumber referensi bagi saya.
Terimakasih juga kepada dosen pembimbing dan semua pihak yang terkait dalam pembuatan
makalah ini.
Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca sekalian. Saya sebagai penyusun menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari bentuk penyusunan maupun
materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 2
C. Tujuan Penulis ........................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Inseminasi dan Bayi Tabung ....................................................................................... 3
1. Definisi Inseminasi .................................................................................................................... 3
2. Definisi Bayi Tabung ................................................................................................................. 4
B. Pandangan Agama Islam Terhadap Inseminasi Dan Bayi Tabung ........................................... 4
A. Latar Belakang
Sebagaimana diketahui, bahwa anak bagi orang tua ketika ia masih hidup dapat dijadikan
sebagai penenang, dan sewaktu ia pulang ke rahmatullah anak sebagai pelanjut dan lambang
keabadian. Oleh karena itu, bagi yang tidak memiliki anak akan berupaya untuk mendapatkan
anak. Ajaran syariat Islam mengajarkan kita untuk tidak boleh berputus asa dan menganjurkan
untuk senantiasa berikhtiar (usaha) dalam menggapai karunia Allah SWT. Demikian halnya
diantara panca maslahat yang diayomi oleh maqashid asy-syariah (tujuan filosofis syariah
Islam) adalah hifdz an-nasl (memelihara fungsi dan kesucian reproduksi) bagi kelangsungan dan
kesinambungan generasi umat manusia. Allah telah menjanjikan setiap kesulitan ada solusi
(QS.Al-Insyirah:5-6) termasuk kesulitan reproduksi manusia dengan adanya kemajuan teknologi
kedokteran dan ilmu biologi modern yang Allah karuniakan kepada umat manusia agar mereka
bersyukur dengan menggunakannya sesuai kaedah ajaran-Nya.
Dengan semakin berkembang dan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi informasi,
teknologi modern menemukan bahwa untuk mendapatkan anak tidak perlu melalui adopsi anak
yang sebenarnya tidak memiliki hubungan nasab dengan orang yang mengadopsinya, tetapi
dengan mengikuti program inseminasi maupun bayi tabung, seseorang dapat memiliki anak,
bahkan dilahirkan dari kandungan perempuan itu sendiri. Permasalahan inilah yang kemudian
dikaji dalam makalah ini.
Teknologi bayi tabung dan inseminasi buatan merupakan hasil terapan sains modern yang
pada prinsipnya bersifat netral sebagai bentuk kemajuan ilmu kedokteran dan biologi. Sehingga
meskipun memiliki daya guna tinggi, namun juga sangat rentan terhadap penyalahgunaan dan
kesalahan etika bila dilakukan oleh orang yang tidak beragama, beriman dan beretika sehingga
sangat potensial berdampak negatif dan fatal. Oleh karena itu kaedah dan ketentuan syariah
merupakan pemandu etika dalam penggunaan teknologi ini sebab penggunaan dan penerapan
teknologi belum tentu sesuai menurut agama, etika dan hukum yang berlaku di masyarakat.
Seorang pakar kesehatan New Age dan pemimpin redaksi jurnal Integratif Medicine, DR.
Andrew Weil sangat meresahkan dan mengkhawatirkan penggunaan inovasi teknologi
kedokteran tidak pada tempatnya yang biasanya terlambat untuk memahami konsekuensi etis dan
sosial yang ditimbulkannya. Oleh karena itu, Dr. Arthur Leonard Caplan, Direktur Center for
Bioethics dan Guru Besar Bioethics di University of Pennsylvania menganjurkan pentingnya
komitmen etika biologi dalam praktek teknologi kedokteran apa yang disebut sebagai bioetika.
Menurut John Naisbitt dalam High Tech - High Touch (1999) bioetika bermula sebagai bidang
spesialisasi pada 1960 an sebagai tanggapan atas tantangan yang belum pernah ada, yang
diciptakan oleh kemajuan di bidang teknologi pendukung kehidupan dan teknologi reproduksi.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Untuk memaparkan Apa yang di maksud dengan inseminasi dan bayi tabung dan bagaimana
pandangan agama terhadap inseminasi dan bayi tabung.
BAB II
PEMBAHASAN
Kedua ayat tersebut menunjukan bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan sebagai makhluk yang
mempunyai keistimewaan sehingga melebihi makhluk-makhluk Tuhan lainnya. Dan Tuhan
sendiri berkenan memuliakan manusia, maka sudah seharusnya manusia bisa menghormati
martabat sendiri dan juga menghormati martabat sesama manusia. Sebaliknya inseminasi buatan
dengan donor itu pada hakikatnya merendahkan harkat manusia sejajar dengan hewan yang
diinseminasi.
Hadits Nabi SAw:
Tidak halal bagi seseorang yang beriman pada Allah dan hari akhir menyiramkan airnya
(sperma) pada tanaman orang lain (vagina istri orang lain). hadits riwayat Abu daud, Al-
Tirmidzi. Berdasarkan hadits tersebut para ulama sepakat mengharamkan seseorang melakukan
hubungan seksual dengan wanita hamil dari istri orang lain. Dalil lain untuk kehalalan inseminasi
buatan pada manusia harus berasal dari sperma dan ovum dari pasangan yang sah menurut
syariah adalah kaidah hukum fiqih yang mengatakan darul mafsadah muqaddam ala jalbil
mashlahah (menghindari mafsadah tau mudharat) harus didahulukan daripada mencari atau
menarik mashlahah/kebaikan.
Sebagaimana kita ketahui bahwa inseminasi buatan pada manusia dengan donor sperma dan
ovum lebih banyak mendatangkan mudharat daripada mashlahat. Mashlahat yang dibawa
inseminasi buatan ialah membantu suami istri yang mandul, baik keduanya atau salah satunya
untuk mendapatkan keturunan atau yang mengalami gangguan pembuahan normal. Namun
mudharat dan mafsadahnya jauh lebih besar, antara lain berupa :
1. Pencampuran nasab, padahal islam sangat menjaga kesucian / kehormatan kelamin dan
kemurnian nasab.
2. Bertentangan dengan sunatullah atau hukum alam.
3. Inseminasi pada hakikatnya sama dengan prostitusi, karena terjadi pencampuran sperma pria
dengan ovum wanita tanpa perkawinan yang sah.
4. Bayi tabung lahir tanpa melalui proses kasih sayang yang alami, terutama bayi tabung lewat
ibu titipan yang menyerahkan bayinya kepada pasangan suami istri yang punya benihnya sesuai
kontrak, tidak terjalin hubungan keibuan secara alami.(Q.S Luqman :14 dan al-ahqaf : 14).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Inseminasi adalah suatu penghamilan buatan yang dilakukan terhadap seorang wanita
tanpa melalui cara yang alami, melainkan dengan cara memasukan sperma laki-laki ke dalam
rahim wanita tersebut dengan pertolongan dokter, istilah lainnya kawin suntik/permanian buatan
Inseminasi buatan dengan sel sperma dan ovum dari suami istri sendiri dan tidak ditransfer
embrionya kedalam rahim wanita lain (ibu titipan) diperbolehkan islam dengan alasan jika
keadaan kondisi suami istri yang bersangkutan benar-benar memerlukannya dan status anaknya
hasil inseminasi macam ini sah menurut islamInseminasi buatan dengan sperma atau ovum donor
seperti donor mani dari orang lain tanpa ada ikatan yang sah maka diharamkan (dilarang keras)
oleh agama islam, bahkan hukumnya sama dengan zina dan anak yang lahir dari hasil inseminasi
macam ini statusnya sama dengan anak yang lahir diluar perkawinan yang sah.
B. Saran
Dalam setiap melakukan tindakan apapun hendaknya memikirkan dahulu sebab dan
akibatnya agar tidak salah langkah, seperti pada inseminasi dan bayi tabung harus benar dilihat
dari bagaimana dari aspek agama dan hukumnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://makalahtarbiyah7s.blogspot.com/
http://www.abdulhelim.com/2012/06/anak-hasil-inseminasi-bayi-tabung-dalam.html
#ixzz2mh1yRPTR
http://referensiislam.blogspot.com/2011/11/hukum-bayi-tabung.html
http://hidayahnurul93.wordpress.com/2011/11/28/makalah-bayi-tabung-dalam-pandangan-islam/
Ali, Muhammad Daud. Kedudukan Islam dalam Sistem Hukum Islam . Jakarta :Yayasan. 1984.
Hasan, Ali, Masail fiqhiyah al-haditsah, PT RajaGrapindo, Jakarta.
Mahjuddin, Masailul Fiqhiyah, Kalam Mulya, Jakarta 2003
Setawan, Budi Utomo,, Fiqih aktual.Jakarta :Gema insane. 2003.