Kenikir (Hepatoprotektor)
Kenikir (Hepatoprotektor)
Cosmos caudatus -
Cosmos caudatus
Abstract
treatments give for seven days.At 7th day, 30 minute after last dose, all rats give paracetamol. At the
Abstrak
Penggunaan parasetamol dalam dosis toksik dapat memicu terjadinya kerusakan liver yang ditandai
dengan terjadinya nekrosis dan kenaikan kadar enzim seperti SGPT dan SGOT (aminotransferase).
Penggunaan ekstrak etanol kenikir terbukti mampu mencegah kerusakan liver yang disebabkan
oleh paracetamol.Kenikir terbukti memiliki aktivitas antioksidan yang baik.Kenikir dalam bentuk
ekstrak etanol memiliki IC50
peluang yang lebih dalam pengembangkan hepatoprotektor.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
efektivitas fraksi etil asetat kenikir pada tikus yang diinduksi parasetamol. Kerusakan liver diinduksi
dengan menggunakan paracetamol (2,5 g/kg BB) dan parameter biokimia yang diteliti meliputi serum
glutamate oxalate transaminase (SGOT) and serum glutamate pyruvate transaminase (SGPT) dengan
menggunakan kurkuminoid 100 mg/kg BB) dan fraksi etil asetat kenikir dosis 281,25; 562,5; 1125 mg/
kg BB. Semua perlakuan diberikanselama tujuh hari. Pada hari ke-7, 30 menit setelah pemberian
dosis terakhir dilanjutkan dengan pemberian paracetamol.Pada hari ke-9, dilakukan pengukuran
parameter biokimia.Fraksi etil asetat kenikir mampu memberikan efek hepatoprotektor pada tikus yang
dan SGOT.
: Hepatoprotektor, Kenikir, paracetamol, etil asetat
kurkuminoid 100mg/kg BB dalam CMC 1 %, Normal 110,53 130,63 5,25 4,02 73,75 286,25
Dosis III 114,17 157,50 5,47 3,48 123,50* 376,50* paracetamol pada hari ke-7 dan dilakukan
pemeriksaaan parameter biokimia darah 48 jam
setelah induksi. Hal ini dilakukan dengan tujuan
untuk untuk melihat lebih jauh efek hepatoprotektor
dalam waktu yang lebih lama, sehingga akumulasi
pemberian sediaan uji diharapkan lebih mampu
mencegah terjadinya kerusakan liver.
Berdasarkan data di atas terlihat bahwa
kelompok kontrol negatif yang diberi induksi
paracetamol memiliki kadar SGPT dan SGOT
yang lebih tinggi dibandingkan dengan dua
kelompok lainya. Hasil analisa statistik dengan
menggunakan metode one way Anova terlihat
efek induksi Paracetamol dengan dosis toksik (2,5
g/kg BB) mampu memberikan kenaikan parameter
Gambar 1. Histogram pengaruh pemberaian Pemberian fraksi etil asetat kenikir dengan
tiga variasi dosis menunjukkan adanya efek
Pemberian induksi paracetamol dengan et al., 2011; Ali et al. 2013).Hasil uji aktiviitas
dosis toksis (2,5 g/kg BB) memberikan kerusakan antioksidan fraksi etil asetat kenikir secara in vitro
liver dengan model nekrosis tipe sentrizonal dengan menggunakan DPPH diperoleh IC50 14,229
(Zimmerman, 1978). Pada kerusakan liver terjadi
kerusakan membran sel dan organel yang akan melihat parameter biokimia dan keberadaan
menyebabkan enzim transaminase (SGPT dan penelitian lain terkait antioksidan (in vitro), maka
SGOT) dilepaskan ke dalam darah dari sitosol aktivitas hepatoprotektor fraksi etil asetat kenikir
dan organel subsel, seperti mitokondria, lisosom, melalui mekanisme antioksidan. Hal ini didukung
dan nucleus. Hal ini menyebabkan kadar enzim dengan penelitian lain yang mengkorelasikan
pembuluh darah meningkat dalam darah dapat efek hepatoprotektor dengan aktivitas antioksidan
(Bigoniya et al., 2009; Thapa and Walia, 2007; (Singh et al., 2011).Antioksidan menjadi salah
Hall, and Cash, 2011). Keberadaan fraksi etil satu target mekanisme hepatoprotektif didasarkan
asetat kenikir berperan penting untuk mencegah pada penggunaan paracetamol dalam dosis
kerusakan liver yang diakibatkan oleh metabolit berlebih memicu terbentuknya metabolit reaktif
reaktif NAPQI, sehingga meminimalisir kerusakan NAPQI.
membran serta naiknya SGPT dan SGOT.
Penelitian yang dilakukan oleh Devaraj, et al V.
(2011)terlihat korelasi antara induksi hepatotoksin Fraksi etil asetat kenikir mampu memberikan
yaitu paracetamol dan CCl4 dengan naiknya efek hepatoprotektor pada tikus yang diinduksi
rasio berat liver dan berat badan hewan uji.Dalam paracetamol. Fraksi etil asetat kenikir dengan
penelitian ini pemberian induksi paracetamol tidak
memberikan korelasi yang linear dengan naiknya
rasio berat liver dan berat badan hewan uji (Tabel ditunjukkan dengan penurunan parameter
I).Kelompok kontrol negatif paracetamol dibanding biokimia SGPT dan SGOT.
dengan kurkuminoid memberikan hasil yang lebih
tinggi pada kurkuminoid, namun hal ini berbading
terbalik dengan nilai parameter biokimia SGPT dan Abas, 2003, Antioxidative Radical Scavenging
SGOT.Hal ini menunjukkan induksi paracetamol Properties of the Constituent Isolated from
belum tentu memberikan efek yang linear dari segi Cosmos caudatus K.), Natural Product
kenaikan rasio liver.Kenaikan rasio liver belum Science 9 (4); 245-248.
tentu memberikan jaminan adanya kerusakan Ali, M., Qadir, M., Saleem, M., Janbaz, K.H., Gul,
liver. H., and Hussain, L., 2013, Hepatoprotective
Aktivitas hepatoprotektor kenikir dipicu potential of Convolvulus arvensis against
paracetamol-induced hepatotoxicity,
Quercetin memiliki efek hepatoprotector pada Bangladesh J Pharmacol; 8: 300-304
hewan uji yang diinduksi dengan hepatotoksin Bigoniya, P., Singh, C.S., and Shukla, A. 2009,
seperti thioacetamid maupun paracetamol (Jashita A Comprehensive Review of Different