Anda di halaman 1dari 14

UJI EFEK PENYEMBUHAN LUKA FASE AIR EKSTRAK IKAN

TOMAN (Channa micropeltes) PADA TIKUS PUTIH JANTAN


WISTAR YANG DIBERI LUKA SAYAT
Welly Febri Irwanda, Mohammad Andrie, Sri Luliana,
Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran, Universitas Tanjungpura Pontianak
welly.irwanda@yahoo.com

ABSTRAK

Ikan toman (Channa micropeltes) mengandung protein (albumin) yang


dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka sayat. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui efek fase air ekstrak ikan toman peroral terhadap
proses penyembuhan luka dan konsentrasi yang memberikan efek terbaik. Sampel
ikan toman sebanyak 13 ekor (11 kg) dan hewan uji 12 ekor tikus jantan wistar
yang diberi luka sayat pada punggung dengan panjang 2 cm dan kedalaman 2 mm,
tikus terbagi atas 4 kelompok, yaitu kelompok 1 (kontrol negatif), kelompok 2
(3,9 mL/kg BB tikus), kelompok 3 (7,85 mL/kg BB tikus), dan kelompok 4 (15,7
mL/kg BB tikus). Adapun pengamatan fase air ekstrak dilakukan pada hari ke-1,
3, 5, dan 7. Pengukuran luas area luka menggunakan program Macbiophotonic
Image J. Analisis data menggunakan program SPSS 17 for windows. Kelompok 4
(95,69%) memiliki efek terbaik dalam mempercepat proses penyembuhan luka
sayat daripada kelompok 2 (69,74%) dan kelompok 3 (82,10%). Hal ini
membuktikan bahwa ekstrak ikan toman memiliki efek penyembuhan luka sayat.

Kata kunci : Ikan toman, fase air ekstrak ikan toman, luka sayat, albumin.

ABSTRACT

The giant snakehead (Channa micropeltes) has content of protein (albumin)


that can accelerate the healing process of wounds. This study aimed to determine
the effect of giant snakehead water phase extract in healing wounds and the
concentration of giant snakehead extract that could give the best effect which is
given orally. The experimental sample consisted of 13 giant snakehead (11 kg)
and 12 white male Wistar rats each group was given cut on the back with a length
of 2 cm and a depth of 2 mm. Rats were grouped into 4 groups: group 1 (negative
control), group 2 (3,9 mL/kg rat weight), group 3 (7,85 mL/kg rat weight), and
group 4 (15,7 mL/kg rat weight). Furthermore, observed of giant snakehead water
phase extract on day 1, 3, 5, and 7. The wound area was measured by using
Macbiophotonic Image J programme. Data were analyzed using program SPSS 17
for windows. The group 4 (95,69%) has the best effect in accelerating the healing
process of wounds than group 2 (69,74%) and group 3 (82,10%). This was proof
that giant snakehead extract has a healing effect of wounds.

1
Keywords: giant snakehead, water phase extract giant snakehead, wounds,
albumin.

PENDAHULUAN dalam tubuh, sebagai sarana


pengangkut atau transportasi3.
Penggunaan hewan atau Albumin juga bermanfaat dalam
bagian-bagian hewan sebagai salah pembentukan jaringan tubuh yang
satu bahan alternatif dalam terapi baru pada saat usia pertumbuhan dan
pengobatan belum mengalami mempercepat penyembuhan jaringan
perkembangan yang berarti, padahal tubuh, misalnya sesudah operasi,
jika ditinjau dari segi sumber daya luka bakar dan saat sakit. Uji coba
alam khususnya perairan Indonesia pada instalasi gizi dan bagian bedah
sangat potensial untuk RSUD dr. Syaiful Anwar Malang
dikembangkan menjadi sumber kepada pasien setelah operasi dengan
bahan dalam terapi pengobatan. kadar albumin rendah (1,8 g/dL),
Secara empiris sebagian masyarakat pemberian diet kurang lebih 3 kg
Indonesia percaya dengan ikan gabus (Channa striata) masak
mengkonsumsi daging ikan toman tiap hari telah meningkatkan albumin
(Channa micropeltes) dapat darah pasien menjadi normal, yakni
membantu mempercepat kurang lebih 3,5-5,5 g/dL dan luka
penyembuhan luka. Pemanfaatan operasi menutup dalam waktu 8 hari
hewan-hewan laut maupun hewan- tanpa efek samping2.
hewan sungai sebagai bahan
pengobatan saat ini masih dalam Berdasarkan penelitian yang
tahap pengembangan, contohnya telah dilakukan ada hubungan yang
penggunaan ikan sebagai bahan signifikan antara kadar albumin
dalam terapi pengobatan1. dengan penyembuhan luka pada
pasien paska operasi laparatomy di
Salah satu kandungan dari ruang Mawar Rumah Sakit Slamet
Channa micropeltes yakni protein Riyadi Surakarta pasien dengan
albumin. Albumin merupakan kadar albumin tinggi, penyembuhan
protein globular yang sering lukanya terjadi lebih cepat3. Hasil
diaplikasikan secara klinis untuk penelitian lainnya, di dalam ekstrak
perbaikan gizi dan penyembuhan ikan gabus mengandung senyawa-
luka paska operasi. Albumin senyawa penting bagi proses sintesis
berfungsi mengatur tekanan osmotik jaringan, seperti albumin, mineral,
di dalam darah, menjaga keberadaan seng (Zn), tembaga (Cu), dan juga
air dalam plasma darah sehingga besi (Fe)4. Penelitian pemberian
dapat mempertahankan volume darah ekstrak ikan gabus pada penderita

2
hipoalbuminemia, dapat Yashica EZ w.501) bulb, gelas ukur
meningkatkan kadar albumin dan 250 mL(Pyrex), kain flanel, kompor
mempercepat penyembuhan luka gas (SNI), cawan porselin, panci
paska operasi5. kukus, pipet volume (Pyrex), tabung
Pengadaan albumin serum reaksi (Pyrex), timbangan analitik
sintetis terutama untuk kasus bedah (Precisa tipe XB 4200C), botol kaca
saat ini mencapai 91%, 2/3 albumin gelap 300 ml, erlenmeyer (Pyrex),
tersebut dipakai di bagian bedah dan alumunium foil, batang pengaduk,
sisanya 1/3 bagian dipergunakan penggaris (modifikasi), scalpel blade
untuk penanganan penyakit dalam. No. 11, pinset, spuit injeksi, dan
Harga serum albumin untuk infus sonde oral.
yang mahal yaitu mencapai kurang
lebih Rp. 1.500.000,- per botol Bahan
kemasan 100 ml-20% albumin, hal Bahan yang digunakan adalah
ini dirasa cukup memberatkan pasien daging ikan toman, fase air ekstrak
dalam hal biaya6. ikan toman, aquades, eter 10 %, dan
alkohol 70 %.
Berdasarkan hal tersebut di
atas, dilakukan penelitian
Hewan Uji
mengetahui apakah fase air ekstrak
ikan toman yang diberi secara oral Hewan uji yang digunakan
memiliki aktivitas mempercepat dalam penelitian ini adalah tikus
proses penyembuhan luka dan pada putih jantan galur wistar (Rattus
kelompok konsentrasi berapakah fase norvegicus).
air ekstrak ikan toman memberikan
efek tercepat dalam proses penutupan Determinasi Hewan
luka. Ikan toman yang diduga
memiliki kandungan albumin hampir Ikan toman (Channa
sama tingginya dengan ikan gabus micropeltes) yang digunakan
dimana dalam 100 mL ekstrak ikan dideterminasi di Laboratorium
gabus mengandung albumin 2,17 Biologi, Jurusan Biologi, Fakultas
gram7. Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Tanjungpura,
METODOLOGI PENELITIAN Pontianak.
Alat
Pengambilan dan Pengolahan
Alat yang digunakan adalah alat Sampel
press hidraulik (modifikasi), alat
sentrifugasi (PLC Series), beaker Ikan toman diperoleh dari
glass 500 mL (Pyrex), clean pack, tambak masyarakat, Kelurahan
digital camera 14,2 mega pixel (merk Benuis, Kecamatan Selimbau,

3
Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan aluminium foil10. Penyimpanan
Barat. Bahan baku pada penelitian ini ekstrak dilakukan pada suhu 4oC
menggunakan ikan toman yang untuk mencegah kerusakan ekstrak
berusia antara 6-12 bulan. Metode akibat oksidasi dan kontaminasi11.
pengumpulan sampel yang
digunakan adalah non-random Uji Albumin
sampling/non-probability sampling,
yakni cara pengambilan sampel yang Fase air ekstrak ikan toman
tidak memberikan yang diperoleh diambil sebanyak 5
kesempatan/peluang yang sama bagi ml, dipanaskan pada penangas air
setiap unsur atau anggota populasi selama 30 menit. Dilihat perubahan
untuk dipilih sebagai sampel8. 11 Kg yang terjadi pada ekstrak. Ekstrak
ikan toman dibersihkan sisiknya dan positif mengandung albumin jika
isi perutnya, kemudian ditimbang terdapat gumpalan putih yang
kembali beratnya sampel mengapung pada bagian atas
dimasukkan ke dalam panci dan ekstrak12,13.
ditambahkan air sampai batas tempat
sampel diletakkan serta dilakukan Pengujian Fase Air Ekstrak Ikan
pengukusan daging ikan toman pada Toman Terhadap Hewan Uji
suhu 70-80oC selama 30 menit9.
Daging ikan yang telah dikukus Pengelompokan hewan uji:
kemudian dibungkus dengan kain Sebanyak 12 ekor tikus putih
flanel dan dilakukan pengepresan jantan galur wistar dibagi menjadi 4
dengan alat press hidraulik. hasil kelompok sebanyak masing-masing
ekstrak ikan toman yang diperoleh 3 ekor.
dari pengepresan kemudian Kelompok 1: Diberi aquadest
disentrifuse selama 60 menit pada (kontrol negatif).
kecepatan 6000 rpm. Selanjutnya Kelompok 2 : Diberi fase air ekstrak
dari proses sentrifuse dilanjutkan ikan toman dengan dosis 3,9 mL/Kg
dengan pemisahan ekstrak dari BB tikus.
kotoran pada lapisan bawah dengan Kelompok 3 : Diberi fase air ekstrak
menuangkan secara teliti kedalam ikan toman dengan dosis 7,85 mL/Kg
corong pisah. Pada proses pemisahan BB tikus.
yang dilakukan dengan corong pisah Kelompok 4 : Diberi fase air ekstrak
terbentuk dua fase larutan di mana ikan toman dengan dosis 15,7 mL/Kg
lapisan atas merupakan fase minyak BB tikus.
dan fase bawah yang merupakan air. Sebanyak 12 ekor tikus
Fase air yang terdapat pada bagian dibagi dalam 4 kelompok dengan
bawah corong pisah kemudian masing-masing kelompok terdiri atas
diambil, disimpan dalam wadah 3 hewan uji. Kulit bagian punggung
gelap dan dibungkus dengan dari hewan uji sebelum dilakukan

4
perlukaan, bulu disekitar punggung Luka sayat pada hewan uji
dicukur dengan diameter 3 cm dan difoto dengan kamera beresolusi
dibersihkan dengan alkohol. tinggi. Masing-masing foto
Perlakuan ini dilakukan sama dilakukan kuantifikasi dengan
terhadap semua hewan uji. menggunakan parameter luas area
Tikus dianestesi luka sayat. Kuantifikasi dibantu
menggunakan eter dengan jalur program komputer macbiophotonics
inhalasi. Perlukaan dilakukan pada image J sampai diperoleh hasil
punggung tikus dengan membuat pengukuran luas area luka sayat.
sayatan sepanjang 2 cm dengan Sebelum dilakukan kuantifikasi
kedalaman 2 mm menggunakan menggunakan Macbiophotonic
skapel steril nomor 1114. Image J, terlebih dahulu dilakukan
Kelompok I dilakukan pengambilan gambar atau foto
kontrol negatif atau diberi aquadest terhadap perlukaan tikus pada suatu
secara oral Kelompok II diberi fase lapak pandang dibantu dengan frame
air ekstrak ikan toman dosis 1 secara berupa bingkai persegi panjang
oral, kelompok III diberi fase air dengan pengaris untuk mengatur
ekstrak ikan toman dosis 2 secara skalanya. Selanjutnya
oral, kelompok IV diberi fase air dikuantifikasikan menggunakan
15
ekstrak ikan toman dosis 3 secara program Image J .
oral. Pemberian dilakukan 1 kali
setiap hari tiap konsentrasi perlakuan Analisis Hasil
secara oral. Analisis dilakukan dari
hari ke-1 sampai hari ke-14 atau Analisis hasil yang dilakukan
sampai terjadinya penutupan luka dalam penelitian ini meliputi analisis
sayat yang sempurna pada kulit yang rata rata persentase penutupan luka
telah diberi fase air ekstrak ikan sayat. Luas area perlukaan
toman secara oral. Pengamatan dikuantifikasi dengan bantuan
dilakukan dengan menghitung program macbiophotonics image J .
perubahan luas luka pada setiap Data hasil kuantifikasi dianalisis
kelompok hewan uji dengan secara statistik menggunakan One
menggunakan program Way ANOVA pada SPSS 17 for
Macbiophotonic Image J. windows, selanjutnya dibandingkan
Selanjutnya data dianalisis antar kelompok perlakuan.
menggunakan uji One Way ANOVA.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengukuran Luas Area Perlukaan
menggunakan Program Uji Identifikasi Albumin Fase Air
Macbiophotonic Image J Ekstrak Ikan Toman

5
Identifikasi protein dapat Ekstrak yang telah
dilakukan dengan metode denaturasi disentrifus, terdiri dari 3 lapisan,
protein, yaitu dengan pemanasan fase lapisan terbawah merupakan lapisan
air ekstrak pada suhu + 90oC selama dari pengotor-pengotor yang terdapat
30 menit. Protein akan berkoagulasi dalam ekstrak setelah dilakukan
dan membentuk gumpalan berwarna pengepresan, lapisan tengah atau
putih16. Berdasarkan hasil uji lapisan di atas lapisan pengotor
identifikasi diperoleh bahwa fase air adalah fase air, dan lapisan teratas
ekstrak ikan toman positif merupakan lapisan fase minyak. Fase
mengandung albumin, yang ditandai air akan membentuk lapisan yang
dengan adanya gumpalan atau buih terpisah dari minyak akibat
yang mengambang pada ekstrak perbedaan berat jenis, dimana berat
(Gambar 1) jenis air lebih besar dibandingkan
berat jenis minyak sehingga lapisan
fase air akan berada di bawah.
Lapisan minyak berwarna kuning
bening dan terang terletak dibagian
atas, sedangkan lapisan air berwarna
kuning pucat dan berada dibagian
tengah ekstrak, sedangkan lapisan
zat-zat pengotor berwarna coklat dan
berada dibagian paling bawah. Hasil
sentrifugasi ekstrak dapat terlihat
pada Gambar 2.
Gambar 1. Uji Identifikasi
Albumin

Determinasi Hewan

Berdasarkan hasil determinasi


sampel ikan yang dilakukan di
Laboratorium Biologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam (FMIPA) Universitas
Tanjungpura Pontianak, menyatakan
bahwa sampel ikan yang digunakan
adalah ikan toman (Channa
micropeltes).
Gambar 2. Ekstrak Ikan Toman
Hasil Ekstraksi Daging Ikan Setelah Proses Sentrifugasi
Toman (Channa micropeltes)

6
Hasil ekstraksi kemudian tersisa dalam tabung reaksi. Hal ini
dipisahkan dari zat-zat pengotor bertujuan untuk mendapatkan ekstrak
dengan cara menuangkan ekstrak yang bebas dari zat-zat pengotor, dan
secara perlahan kedalam corong corong pemisah digunakan untuk
pemisah hingga seluruh lapisan memisahkan antara fase air dan fase
minyak dan lapisan air masuk minyak. Randemen hasil ekstraksi
kedalam wadah dan hanya daging ikan toman dapat dilihat pada
menyisakan zat-zat pengotor yang tabel 1

Tabel 1. Randemen Fase Air Ekstrak Ikan Toman

Bahan Randemen
No Perlakuan Hasil ( ) Pengamatan
Baku
Bau Khas Ikan
Volume Fase Air
1. 7,92 kg 1.381 mL, 17,43% Warna Kuning
Ekstrak Ikan Toman
Pucat Berbuih

Proses Perlukaan pada Tikus 3 cm dan dibersihkan dengan alkohol


Penelitian 70%. Perlakuan ini dilakukan sama
terhadap semua hewan uji14.
Uji praklinis dilakukan pada Tikus dianestesi
hewan uji sebelum diujikan terhadap menggunakan eter dengan jalur
manusia. Hewan uji yang digunakan inhalasi. Perlukaan dilakukan pada
berupa tikus putih (Rattus punggung tikus dengan membuat
novergicus) jantan galur Wistar sayatan sepanjang 2 cm dengan
(Lampiran 3). Tikus penelitian kedalaman 2 mm, menggunakan
diadaptasi selama 1 minggu agar skalpel steril nomor 1114 (gambar 3),
terbiasa dengan lingkungan barunya perlukaan terhadap tikus berdasarkan
sehingga dapat meminimalisir stress kedalaman luka yaitu pada stadium
yang mungkin timbul, kemudian 2, luka pada jaringan dermis namun
setelah tikus beradaptasi dengan tidak merusak jaringan otot29 pada
lingkungan yang baru, perlakuan hari ke-0 (gambar 4) dan proses
berupa luka sayat pada pungung penutupan luka sayat pada hari ke-7
tikus dapat dilakukan28. (gambar 5).
Perlukaan Sebanyak 12 ekor
tikus dibagi dalam 4 kelompok
dengan masing-masing kelompok
terdiri atas 3 hewan uji. Kulit bagian
punggung dari hewan uji sebelum
dilakukan perlukaan, bulu disekitar
punggung dicukur dengan diameter
Gambar 3. Perlukaan tikus

7
tikus, dibantu frame persegi panjang
dengan penggaris yang berfungsi
sebagai skala pengukuran dalam
menghitung luas luka sayat tikus.
Frame harus sejajar dengan
permukaan luka sayat tikus agar
Gambar 4. Luka Tikus Hari 0 skala pengukuran dapat mewakili
ukuran luka tikus yang sebenarnya
(gambar 6)

Gambar 5. Luka Tikus Hari 7

Analisis Hasil Uji Efek


Penyembuhan Luka Sayat Fase Gambar 6. Proses Pengambilan
Air Ekstrak Ikan Toman Gambar Luka Sayat Tikus

Gambar untuk pengukuran luas Pengukuran dilakukan satu per


area luka sayat tikus diambil satu hingga didapat luas area luka
menggunakan digital camera sayat tikus menggunakan program
(Yashica 14.2 Mp EZ W.501). Macbiophotonic Image J pada semua
Pengambilan gambar luka sayat kelompok perlakuan (Tabel 2).

Tabel 2. Luas Area Luka Sayat Tikus (n=3, SD)

Kelompok Rata-rata Luas Area Luka Sayat ( mm2 )


Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-5 Hari ke-7
1 23,00 0,10 20,40 0,30 15,33 0,57 9,43 0,15
2 23,03 0,20 18,60 0,26 13,33 0,45 7,23 0,30
3 23,30 0,20 18,27 0,31 11,47 0,15 4,30 0,10
4 23,10 0,10 17,90 0,10 9,47 0,25 1,03 0,15
Keterangan: n = Jumlah Sampel; = rata-rata; SD = Standar Devisiasi

Tabel 3. Persentase Penyembuhan Luka Sayat Tikus (n=3, SD)

Kelompok Rata-rata Persentase (%) Penyembuhan Luka Sayat


Hari ke-1 Hari ke-3 Hari ke-5 Hari ke-7
1 4,17 0,41 15,00 1,12 36,12 2,19 60,70 0,48
2 3,62 0,61 22,18 0,45 44,22 1,44 69,74 1,10
3 3,04 1,25 23,99 1,15 52,29 0,03 82,10 0,64
4 3,62 0,23 25,31 0,75 60,50 1,05 95,69 0,65
Keterangan: n = Jumlah Sampel; = rata-rata; SD = Standar Devisiasi

8
luka sayat tikus pada hari ke-0, 1, 3,
5, dan 7 telah terdistribusi normal
(p>0,05). Selanjutnya Test of
Homogeneity of Variances, luas area
luka sayat tikus pada hari ke-0, 1, 3,
5, dan 7 adalah identik / homogen
(p>0,05). Hasil uji One Way Anova
menunjukkan adanya perbedaan
yang signifikan pada kelompok
Gambar 7. Grafik Luas Area percobaan, sehingga dilanjutkan
Luka Sayat Tikus. Pada hari ke-5
dengan uji Post Hoc Test. Hasil uji
dan ke-7 Terdapat Perbedaan
Signifikan dengan Post Hoc Test pada hari ke-5
Keterangan : dan ke-7 menunjukkan bahwa semua
Kelompok 1 : Diberi aquadest (kontrol kelompok memiliki perbedaan yang
negatif).
Kelompok 2 : Diberi fase air ekstrak ikan signifikan (p<0,05).
toman dengan dosis 3,9 mL
/kg BB tikus. Berdasarkan grafik rata-rata
Kelompok 3 : Diberi fase air ekstrak ikan persentase kesembuhan luka sayat
toman dengan dosis 7,85 mL
/kg BB tikus. fase air ekstrak ikan toman, terdapat
Kelompok 4 : Diberi fase air ekstrak ikan perbedaan rata-rata persentase
toman dengan dosis 15,7 mL
kesembuhan luka sayat antar
/kg BB tikus.
kelompok. Persentase penyembuhan
luka sayat yang paling besar terdapat
pada kelompok 4 dengan persentase
kesembuhan sebesar 95,69 0,65 %
pada perlakuan hari ke-7, sedangkan
persentase kesembuhan luka sayat
yang paling kecil terdapat pada
kelompok 1 kontrol negatif dengan
persentase kesembuhan sebesar
60,70 0,48 % pada hari ke-7.
Gambar 8. Grafik Persentase
Penyembuhan Luka Sayat Ekstrak Berdasarkan data tersebut dapat
Ikan Toman. Pada hari ke-5 dan disimpulkan bahwa semakin besar
ke-7 Terdapat Perbedaan konsentrasi fase air ekstrak ikan
Signifikan toman yang diberikan, semakin cepat
proses penyembuhan luka sayat.

Hasil data tersebut diuji Peranan Fase Air Ekstrak Ikan


secara statistik menggunakan Toman dalam Mempercepat
program SPSS 17.0 for windows. Penyembuhan Luka Sayat
Pertama dilakukan One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test, luas area

9
Fase air ikan toman vaskularisasi). Proses ini sangat
mengandung Protein (albumin), penting, karena tidak ada jaringan
vitamin larut air (B dan C), dan baru yang dapat di bentuk tanpa
mineral-mineral, kandungan fase air suplay oksigen dan nutrien yang di
ekstrak ikan toman ini berperan bawa oleh pembuluh darah yang
penting dalam mempercepat baru. Fibroblas berproliferasi kira
penyembuhan luka. Tahap pertama kira 2 4 hari setelah cedera, dan
dalam proses penyembuhan luka memproduksi matriks (struktur
adalah fase inflamasi, ciri fase seperti tangga) kolagen di sekitar
inflamasi seperti kalor, rubor, tumor, pembuluh darah yag baru. Sel epitel
dolor, fungsio laesa. Pada tahapan bermigrasi seperti sebuah lembar
proses inflamasi albumin berperan yang berpindah sempurna atau
dalam mengatur tekanan osmotik di dengan lompatan seperti katakdi
dalam darah dan merupakan hampir sepanjang jaringan yang hidup29,30.
50% protein plasma26. Pada saat Fase proliferasi terjadi apabila tidak
terjadi luka pada suatu jaringan kulit, ada kontaminasi atau infeksi yang
kulit akan menunjukkan tanda bermakna. Fase proliferasi ditandai
inflamasi atau peradangan dimana dengan pembentukan jaringan
benda asing dari luar tubuh dapat granulasi pada luka. Jaringan
masuk melalui luka yang terbuka granulasi merupakan kombinasi dari
seperti luka sayat, masuknya benda elemen seluler termasuk fibroblast
asing ini memicu gangguan tekanan dan sel inflamasi dan bersamaan
hidrostatik dimana cairan intrasel dengan timbulnya kapiler baru
akan masuk kedalam sel karena tertanam dalam jaringan longgar
adanya perbedaan atau ekstra seluler dari matriks kolagen,
ketidakseimbangan konsentrasi fibronektin, dan asam hialuronik.
didalam dan diluar sel melalui jalur Fibroblast merupakan elemen utama
osmotik sehingga menyebabkan sel pada proses perbaikan untuk
mengalami edema atau pembentukan protein struktural yang
pembengkakan. Kondisi ini berperan dalam pembentukan
memerlukan nutrisi albumin yang jaringan. Fibroblast juga
dapat menjaga tekanan osmotik memproduksi kolagen dalam jumlah
didalam dan diluar sel, sehingga besar, kolagen merupakan unsur
edema yang terjadi tidak bertambah utama matriks luka ekstraseluler
parah dan fase penyembuhan luka yang berguna membentuk kekuatan
dapat berlanjut ketahapan proliferasi. pada jaringan parut. Penumpukan
kolagen pada saat awal terjadi
Selama fase proliferasi, berlebihan kemudian fibril kolagen
pembentukan pembuluh darah yang mengalmai reorganisasi sehingga
baru berlanjut disepanjang luka terbentuk jaringan reguler sepanjang
(angiogenesis atau neo luka31,32. Albumin mempengaruhi

10
tingkat dan kualitas penyembuhan hipoalbuminemia pada berbagai
luka, berperan dalam proses penyakit termasuk pasca operasi.
pengembangan jaringan granulasi Menurunnya kadar albumin dapat
dan proses penyembuhan kolagen menyebabkan luka sukar sembuh,
dan kekuatan kolagen59. Kolagen proses penutupan luka terjadi lebih
adalah protein utama yang menyusun lama, dan jaringan baru yang
komponen matrik ekstraseluler dan terbentuk lebih rapuh3.
merupakan protein yang paling
banyak ditemukan di dalam tubuh Pada fase maturasi, albumin
manusia. Kolagen tersusun atas triple berperan sebagai bahan dasar melalui
helix dari tiga rantai polipeptida32. perombakan katabolik tubuh untuk
Selain itu albumin merupakan membentuk kolagen. Kolagen
molekul protein di dalam sel darah berkembang cepat menjadi faktor
merah yang bergabung dengan utama pembentuk matrik. Serabut
oksigen dan karbon dioksida untuk kolagen pada permulaan terdistribusi
kemudian diangkut melalui sistem acak membentuk persilangan dan
peredaran darah ke sel-sel dalam beragregasi menjadi bundel-bundel
tubuh. Pasien yang normal memiliki fibril yang perlahan menyebabkan
kadar hemoglobin > 11 g/dl. Saat penyembuhan jaringan dan
post operasi minimal harus 10 g/dl meningkatkan kekakuan dan
apabila kurang dari jumlah tersebut kekuatan ketegangan. Pengembalian
akan menimbulkan hemodilusi kekuatan tegangan berjalan perlahan
(pengenceran darah) yang membuat karena deposisi jaringan kolagen
sirkulasi oksigen terganggu3. Selain terus menerus, remodeling serabut
menbawa oksigen albumin juga kolagen membentuk bundel-bundel
berfungsi sebagai transport berbagai kolagen lebih besar dan perubahan
macam substasi termasuk bilirubin, dari cross linking inter molekuler.
asam lemak, logam, ion, hormone, Remodeling kolagen selama
dan obat-obatan. Pada tahap pembentukan jaringan parut
proliferasi sel epitel memerlukan tergantung pada proses sintesis dan
energi untuk merangsang katabolisme kolagen yang
terbentuknya jaringan sel baru, dan berkesinambungan. Tahapan
albumin pada tahap proliferasi maturasi ini dimulai pada hari ke-21
berperan sebagai pembawa oksigen pasca operasi dan dapat berlanjut
serta substansi lain yang diperlukan hingga bertahun-tahun32,33.
dalam proses pembentukan energi Selain albumin nutrisi lain
bahkan infus albumin telah dipakai yang terkandung di dalam fase air
sejak puluhan tahun yang lalu ekstrak ikan toman adalah vitamin-
sebagai salah satu pilihan terapi vitamin larut air seperti vitamin B
dalam praktek medis. Tujuannya dan C serta mineral-mineral larut air,
adalah mengatasi kondisi vitamin C berperan dalam

11
pembentukan kolagen, sedangkan 2. Suprayitno. E.,
mineral seperti seng berperan dalam Penggunaan Albumin Ikan
memperkuat jaringan baru34. Gabus pada Penutupan
Luka, Artikel Ilmiah.
Berdasarkan pembahasan
(Online).
diatas maka peranan kandungan yang (http://proeddys.com/2009/0
terkandung didalam fase air ekstrak 2/pengaruh-pemberian-
ikan toman sangat penting dalam berbagai-serbuk.html, 2009.
mempercepat penyembuhan luka, Tanggal akses10 Februari
sehingga peneliti menilai penting 2014.
untuk dilakukan penelitian mengenai 3. Lilis, M. , Marjiyanto.
Hubungan kadar albumin
formulasi sediaan fase air ekstrak
dengan penyembuhan luka
ikan toman yang dapat dikonsumsi pada pasien post operasi
oleh masyarakat yang membutuhkan laparatomy di ruang mawar
serta juga dapat menaikkan Rumah Sakit Slamet Riyadi
pendapatan dari masyarakat yang Surakarta. Jurnal ilmiah.
membudidayakan ikan toman, 2013. Hal : 25.
dimana ikan toman merupakan ikan 4. Asikin. A, Pengaruh
Pemberian Menu Ekstra
endemik yang hidup di Kalimantan
Filtrat Ikan Gabus Pada
Barat. Penderita Pra dan Pasca
Operasi di Rumah Sakit
KESIMPULAN Saiful Anwar Malang,
Laporan kasus, Unibraw:
Berdasarkan hasil penelitian
Malang. 1999.
yang telah dilakukan, dapat 5. Nilasanti. I., Pemberian
disimpulkan sebagai berikut : Menu Ekstra Filtrat Ikan
a. Fase air ekstrak ikan Toman Gabus Dalam Diet Pasien
(Channa micropeltes) yang Hipoalbuminemia di Ruang
telah diteliti dapat rawat Inap Bapalkes RSU
mempercepat proses Ngudi Waluyo Wlingi-Blitar,
tugas akhir/skripsi,
penutupan luka sayat.
Poltekkes: Malang. 2003.
b. Dosis penggunaan yang 6. Nugroho, Matheus. Isolasi
memberikan efek terbaik albumin dan karakteristik
dalam mempercepat proses berat molekul hasil ekstraksi
penutupan luka sayat adalah secara pengukusan ikan
15,7 mL/ kg BB tikus. gabus (Channa striatus).
Jurnal Teknologi Pangan
Vol.4 No.1. Pasuruan. 2012.
DAFTAR PUSTAKA Hal: 2.
7. Annasari Mustafa, M. Aris
1. Ciptanto, Sapto. TOP 10 Widodo, Yohanes Kristianto.
Ikan Air Tawar. Lily Albumin And Zinc Content Of
Publisher. Yogyakarta,. Snakehead Fish (Channa
2010.hal: 138-143. striata) Extract And Its Role

12
In Health. IEESE 13. Poedjiadi, A. Dasar-Dasar
International Journal of Biokimia. UI Press: Jakarta,
Science and Technology 2006. Hal: 59-62, 115-119.
(IJSTE), Vol 1 & 2. 14. Kenisa YP, Istiati, Setyari
Universitas Brawijaya. JW. Effect of robusta coffee
Malang. 2012. beans ointment on full
8. Nasution, Rozaini. 2003. thickness wound healing.
Teknik Sampling. Fakultas Dent J (Maj. Ked. Gigi).
Kesehatan Masyarakat. 2012; 45(1): 52-56.
Universitas Sumatera Utara, 15. Zusuki, T. Macbiophotonic
hal: 2-5. Image J aplication. Nagoya
9. Sinambela HY. Optimasi Inc. Corp. Japan Deep Water
formulasi sediaan salep Exploration Journal. 2002.
minyak ikan gabus (Channa Hal: 205-207.
Striata Bloch) sebagai obat 16. Nugroho M. Pengaruh suhu
luka sayat dengan metode dan lama ekstraksi secara
simplex lattice design. pengukusan terhadap
Skripsi. Program Studi rendemen dan kadar albumin
Farmasi, Fakultas Kedokteran ikan gabus (Ophiocephalus
Universitas Tanjungpura striatus). Jurnal Teknologi
Pontianak. 2012. Pangan. 2012; 3(1): 69.
10. Hairima, Mohammad Andrie, 17. Nurlaili, Hasyim M.
Andhi Fahrurroji. Uji Mengukur massa jenis dan
aktivitas salep obat luka fase minyak tanah dengan
air ekstrak ikan toman menggunakan hukum
(Channa micropeltes) pada archimedes.
tikus putih jantan galur http://snyube2013.pnld.ac.id/
wistar. Skripsi. Program Studi download/ makalahR048.pdf.
Farmasi, Fakultas Kedokteran Hal: 336. Tanggal akses: 20
Universitas Tanjungpura Agustus 2014.
Pontianak. 2014. 18. Triyono B. Perbedaan
11. Hilda Rafika Waty. Inovasi Tampilan Kolagen Di
model teknologi Sekitar Luka Inisiasi Pada
penyimpanan minyak ikan Tikus Wistar Yang Diberi
skala industri. PKM-GT. Infiltrasi Penghilang Nyeri
Jurusan Teknologi Hasil Levobupivakain Dan Yang
Perairan, Institut Pertanian Tidak Diberi
Bogor. 2011. Levobupivakain, Tesis,
12. Gusdi. O., Formulasi Sediaan Program Magister Biomedik
Gel Ekstrak Ikan Gabus Dan PPDS Universitas
(Channa Striata) Sebagai Diponegoro: Semarang., hal
Obat Luka Sayat, Skripsi, 1-81.2005.
Program Studi Farmasi, 19. Sudjana, Nana, Ibrahim.
Fakultas Kedokteran Penelitian dan penilaian
Universitas Tanjungpura pendidikan. Bandung: Sinar
Pontianak. 2012.hal: 24-25. Baru Algensindo. 2001.
Hal: 31.

13
20. Dida A Gurnida, Melisa Jakarta. 1993. Hal: 1171,
Lilisari. Dukungan nutrisi 1172-1175.
pada penderita luka bakar. 28. Santoso, AH. Uji potensi
Fakultas Kedokteran ekstrak ikan gabus (Channa
Universitas Padjadjaran striatus) sebagai
Bandung. 2011. hepatoprotector pada tikus
21. Dida A Gurnida, Melisa yang diinduksi dengan
Lilisari. Dukungan nutrisi parasetamol. Jurnal publikasi.
pada penderita luka bakar. IPB press. Bogor. 2009. Hal :
Fakultas Kedokteran 14.
Universitas Padjadjaran 29. Mansjoer, A. Kapita Selekta
Bandung. 2011. Kedokteran. Edisi III,
22. Mansjoer, A. Kapita Selekta Penerbit Media Aesculapius
Kedokteran. Edisi III, FKUI: Jakarta. 2000. Hal:
Penerbit Media Aesculapius 396.
FKUI: Jakarta. 2000. Hal: 30. Suriadi, Manajemen
396. Penyembuhan Luka.
23. Omar MN, Ahlam NS, Pontianak : Stikep
Yusoff, Zainuddin NA dan Muhammadiyah. 2007.
Yunus K. -fatty acids from 31. Constantinnides P. General
malaysian giant snakehead pathobiology. 1st ed.
(Channa micropeltes) fish oil. Appleton and Lange.
Oriental Journal of Norwalk connecticut. 1994.
Chemistry. 2010; 26(1): 1-4. Hal: 173-186.
24. Gray D, Cooper P. Nutrisis 32. Mercandetti M, Cohen A.
dan penyembuhan luka. Wound healing, healing and
Jurnal Luka Care. 2001; repair. EMedicine.
10(3): 86-89. http://www.eMedicine
25. Pongsipulung GR, Paulina .com.Inc (diakses 1 Oktober
VY, Banne Y. Formulasi dan 2014).
pengujian salep ekstrak 33. Collagen plays a significant
bonggol pisang (musa role in all of wound healing.
paradisiaca var. Sapientum http://www.cyberadsstudio.
(L.)) terhadap luka terbuka com/envy/collagen.htm
pada kulit tikus putih jantan (diakses 1 Oktober 2014).
galur wistar (Rattus 34. Rusjianto. Pengaruh
norvegicus). Jurnal. 2013. Pemberian Suplemen Seng
Hal: 7-12. (Zn) dan Vitamin C
26. Murray, Robert K. Granner, Terhadap Kecepatan
Daryl K. Mayes, Peter A. Penyembuhan Luka Pasca
Rodwell, Victor W. Biokimia Bedah di Rumah Sakit
Harper. Edisi 27, EGC: Umum Daerah Kabupaten
Jakarta. 2009. hal: 605-623. Sukoharjo. Jurnal
27. Martin, A., Swarbrick, J., dan Kedokteran Indonesia Vol.
Arthur, C. Farmasi Fisik, 1/No. 1. 2009.
Edisi Ketiga, UI Press:

14

Anda mungkin juga menyukai