Anda di halaman 1dari 8

V.

HASIL EVALUASI

A. Pendekatan Sistem

Menurut Ryans, sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang saling

dihubungkan oleh suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai salah satu

kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan.

Pendekatan sistem adalah suatu pendekatan analisa organisasi yang

menggunakan sifat-sifat dasar sistem sebagai titik pusat analisa.

1. Masukan (input), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat

dalam sistem dan yang diperlukan untuk dapat berfungsinya sistem

tersebut.
2. Proses (process), adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat

dalam sistem dan yang berfungsi untuk mengubah masukan menjadi

keluaran yang direncanakan.


3. Keluaran (output), adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan

dari berlangsungnya proses dalam sistem.

4. Lingkungan (environment), adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola

oleh sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem.

5. Umpan balik (feedback), adalah kumpulan bagian atau elemen yang

merupakan keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan bagi sistem

tersebut.
6. Dampak (impact), adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran suatu sistem.

44
Gambar 7 : Pendekatan sistem

B. Identifikasi Masalah

Suatu masalah ditetapkan jika terdapat kesenjangan antara keluaran dengan

tolak ukurnya, sedangkan penyebab masalah ditentukan bila ada kesenjangan

antara unsur sistem lainnya dengan tolok ukur. Proses identifikasi masalah

dilakukan secara bertahap, dimulai dari keluaran (output) program kerja

Puskesmas, kemudian apabila ditemukan adanya kesenjangan antara tolak

ukur dengan data keluaran tersebut maka harus dicari kemungkinan penyebab

masalah pada unsur masukan (input, proses, atau lingkungan). Identifikasi

masalah dimulai dengan melihat adanya kesenjangan antara pencapaian.

Berdasarkan hasil indentifikasi masalah yang telah dilakukan berdasarkan

teori diatas, didapatkan hasil dari program pemberantasan DBD (Demam

Berdarah Dengue). Kedamaian bukan merupakan daerah endemis DBD,

namun setiap tahunnya, angka kejadian demam berdarah cukup tinggi, dimana

45
di dapatkan laporan kasus terjadi di desa Kedamaian tiap tahun nya dilaporkan

terdapat kasus DBD.

Berikut hasil pencapaian program pemberantasan penyakit DBD di puskesmas

Satelit periode tahun 2014.

Tabel 1 . Pencapaian program pemberantasan penyakit DBD di puskesmas


Satelit periode tahun 2014

Variabel Keluaran Tolak Ukur Pencapaian Masalah


1. Mengurangi Target Angka 26/100.000 (-)
kecenderungan Kesakitan/IR
peningkatan tidak lebih dari
jumlah kasus 30/100.000
DBD penduduk).
2. Menurunkan Target pencapaian
2,5 % per tahun
0%
(-)
Angka
Kematian/CFR
yang disebabkan
DBD Target pencapaian
3. Meningkatkan lebih dari 95%
Angka Bebas 90, 10 % (+)
Jentik (ABJ) lebih

Masalah yang ditemukan pada program pemberantasan penyakit DBD yaitu

angka bebas jentik yang masih rendah. Masalah ini ditegakkan karena adanya

perbedaan antara hasil yang diharapkan dengan tolak ukur dimana hasil yang

diperoleh adalah 90,10 %. Sedangkan target pencapaian angka bebas jentik

adalah lebih dari 95 %

C. Kerangka Konsep

46
Untuk mempermudah identifikasi faktor penyebab masalah program

pemberantasan penyakit DBD diperlukan kerangka konsep dengan

menggunakan pendekatan sistem.

Gambar 8 : Kerangka konsep pelaksanaan program pemberantasan


penyakit DBD

Dana yang tersedia


(input)

Sarana dan prasarana Promosi kesehatan


penunjang,serta obat (input)
(input)

Pemeriksaan Petugas kesehatan PSP masyarakat mengenai


laboratorium (proses) (input) penyakit DBD
(lingkungan)

Penentuan suspek DBD


sesuai klinis (proses) Balai pengobatan
swasta (lingkungan)

Pengobatan pasien Pelaksanaan program Penemuan kasus (proses)


DBD (proses) pemberantasan penyakit
DBD(ouput)

Pemberantasan
penyakit DBD
baru (dampak) Keikutsertaan masyarakat
dalam program
(lingkungan)

D. Identifikasi Faktor Penyebab Masalah

47
Sesuai dengan pendekatan sistem, ketidakberhasilan pencapaian angka bebas

jentik yang diharapkan di tahun 2014 merupakan suatu output / hasil yang

tidak sesuai dengan target. Untuk mengatasinya, dengan pendekatan sistem

harus diperhatikan kemungkinan adanya masalah pada komponen lain pada

sistem, mengingat suatu sistem merupakan keadaan yang berkesinambungan

dan saling mempengaruhi.

Terdapat dua faktor utama yang mempengarui keberhasilan program yaitu

faktor internal dan eksternal. Faktor internal antara lain

1. Pendanaan kegiatan
2. Pelaksana / SDM (Petugas balai pengobatan dan laboran)
3. Penetapan pasien suspek untuk dilakukan pemeriksaan Laboratorium
4. Sarana-prasarana dan obat
5. Promosi Kesehatan

Faktor eksternal antara lain ;

1. Pengetahuan, sikap dan perilaku (PSP) masyarakat mengenai penyakit

DBD
2. Balai Pengobatan swasta

Setelah mengetahui faktor atau masalah dominan, langkah berikutnya adalah

mencari akar masalah dalam hal ini kami mencari akar masalah dengan

menggunakan diagram fishbone.

Gambar 9. Diagram Fishbone

48
Pendanaan Promosi kesehatan Sarana- prasarana dan obat

Peralatan
APBD dan non- laboratorium
APBD penunjang
penyuluhan pemeriksaan

Angka bebas Jentik yang masih


dibawah target
Petugas Petugas jumantik
laboratorium
BP swasta
Petugas PSP masyarakat
penyuluhan Petugas balai
pengobatan mengenai DBD

Sumber daya manusia Lingkungan

Dari diagram fishbone di atas, masih perlu mencari masalah-masalah yang

paling memiliki peranan dalam mencapai keberhasilan program.

Permasalahan Internal

Tabel 2. Teknik Kriteria Matriks Pemilihan Prioritas Penyebab Masalah

No I T R JUM
Daftar Masalah P S RI DU SB PB PC
IxTxR
1. SDM

Petugas 2 3 2 2 3 2 2 3 2 90
penyuluhan

Petugas balai

pengobatan 2 2 2 1 3 2 2 3 2 84

Petugas

laboratorim 2 2 2 1 2 2 2 2 2 52

Petugas Jumantik

2 2 2 2 2 3 2 3 2 90
2. Sarana dan Prasarana

Peralatan 2 2 2 2 2 2 1 2 2 52

laboratorium

49
penunjang

Permasalahan eksternal

Tabel 3. Teknik Kriteria Matriks Pemilihan Prioritas Penyebab Masalah

No I T R JUM
Daftar Masalah P S RI DU SB PB PC
IxTxR
1 Lingkungan

PSP masyarakat 3 2 2 3 3 2 2 2 2 102

DBD (termasuk di

dalamnya

kegiatan Jumat

bersih dan 3M

plus)

Balai pengobatan 1 1 2 2 2 2 3 2 2 52

swasta

Setelah dilakukan pemilihan prioritas masalah, didapatkan masalah yang ada

yakni petugas penyuluhan, petugas pemantau jentik dan PSP (pengetahuan,

sikap dan perilaku) masyarakat yang kurang mengenai kegiatan 3M plus dan

Jumat bersih yang merupakan program untuk meningkatkan angka bebas

jentik yang mengakibatkan angka bebas jentik belum mencapai target. Hal ini

terjadi karena pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat DBD, petugas

penyuluhan yang masih kurang, dan kurangnya tenaga pemantau jentik.

Seharusnya penyuluhan kepada masyarkat dapat dilakukan lebih sering

terutama pada desa-desa endemis sehingga masyarakat memiliki pengetahuan,

sikap dan perilaku DBD sehingga mampu menjalankan kegiatan 3M secara

50
berkala. Selain itu juga harus ada juru pemantau jentik agar terpantau angka

bebas jentik secara berkala. Selama ini kegiatan penyuluhan yang dilakukan

hanya saat terjadi kasus di suatu wilayah dan tidak dilakukan pemantauan

secara berkala pada daerah tersebut. Akibatnya, angka bebas jentik menjadi

rendah dan angka kejadian DBD semakin meningkat setiap tahunnya.

51

Anda mungkin juga menyukai