4421
Original Article
Tujuan dari penelitian ini untuk menemukan organisme yang Sekret telinga Jumlah Pasien Pesentase
berkaitan dengan OMSK dengan cara ear swab untuk dikultur Durasi (tahun)
dan menilai tingkat sensitivitasnya terhadap pengobatan pasien 1-5 66 66
dengan topikal / kombinasi ciprofloxacin. Hasil dari pengobatan
6-10 19 19
akan dipelajari dan kemudian dianalisis.
>10 15 15
MATERIALS AND METHODS Jumlah
Penelitian ini menggunakan studi cross sectional yang dilakukan
Sedikit 13 13
pada 100 pasien yang datang ke bagian poliklinik telinga hidung
tenggorok (THT) pada pelayanan tersier dari bulan oktober 2012 Sedang 23 23
sampai september 2013, dengan OMSK episode akut. Selama Banyak 64 64
penelitian ini, peneliti melakukan seleksi pemilihan subjek dengan
Sifat
mengikuti kriteria inklusi dan eksklusi (tabel 1). Pasien dengan
sekret yang aktif (Tabel 2). Subjek yang telah memenuhi syarat Mukoid 96 96
untuk mengikuti penelitian dijelaskan oleh peneliti mengenai kondisi Purulent 4 4
mereka dan kemudian melakukan informed consent.
[Table-2]: Sekret telinga
Group a Group B
diabetes melitus,
tuberkulosis Op
era
si
A oto
[Table-3]: Bakteri isolated di
sekret telinga d log
a ica
n l
Group a y tah
Ada 18 (36%) a un
Tidak Ada 32 (64%) lal
i u
Chi-square 0.17, p-value 0.91, NS
m
[Tabel-4]: Otorrhea m
u
n A
Kultur Group A d
o
Klebsiella 9 (18%) d a
Staphylococcus aureus 3 (6%) e n
f y
Pseudomonas 2 (4%) a
i
Proteus 2 (4%) s
E-coli 1 (2%) i t
Tidak Tumbuh 15 (30%) e u
n b
Tidak Dilakukan 18 (36%)
s a
[Tabel-5a]: Culture on repeat swab i
. t
Otitis i
Sensitivitas Group a
Media supuratif m
Positive 10 (20%) kronis tipe p
Negative 7 (14%) aticoantral a
n
[Tabel-5b]: Sensitivitas
o
s
Group a O t
t o
Terobati 18 (36%)
o m
Meningkat 25 (50%) m i
Gagal 7 (14%) y
c
Chi-square : 0.44, p-value 0.80, NS
o
[Tabel-6]: Hasil setelah 2-minggu pengobatan s P
i e
Gr s r
f
Pemberian antibiotik > 1minggu 10 (20%)
o
Pengobatan suportif 15 (30%) r
Mengganti antibiotik yg lebih tinggi 7 (14%) K a
o s
[Tabel-7]: Rencana setelah 2 minggu pengobatan m i
p
Group l
a
i
Ada 6 (12%) k
k
Tidak ada 25 u
a
t
Chi-square : 2.17, p-value 0.14, NS s
i
[Tabel-8]: Otorrhoea a
Polip
k
aural
i
Kriteria Eksklusi yang
b
Akut (< 21 hari) perforasi besar
a
membran timpani (Otitis di
t
media akut) teling
Adanya alergi quinolon a
tenga t
atau benzalkonium klorida r
h
(pengawet) a
Ada penyakit kronis yang Telah menggunakan u
mendasari seperti banyak terapi antibiotik m
bulan lalu a
2
G S Renukananda et al., Comparative Efficacy of Topical Ciprofloxacin Ear Drops vs Combination of Topical and Oral www.jcdr.net
Ciprofloxacin.
masih memiliki otore yang S bakterisida yang dapat [Table/Fig-11]: Perbandinganpilihan pemberia
persisten dilanjutkan I membunuh bakteri
antibiotik oral dapat
pengobatannya selama satu L secara progresif
sangat bermanfaat ketika
minggu dengan pegobatan Penelitian ini dilakukan pada dengan memperluas
efek sistemik antibiotik
suportif agent anti inflamasi pasien usia 18 tahun dan mereka kemana konsentrasi
yang diinginkan seperti
dan dilihat kembali di akhir dipenelitian ini berada diusia obat dapat
pada pasien OMSK
minggu ketiga (tabel 6). antara 20-69 tahun. Dari 100 disampaikan melebihi
dengan rinosinusitis
Dua minggu setelah pasien, 60 pasien (60%) adalah konsentrasi hambat
bersamaan akut atau
pengobatan, pasien dengan pria dan 40 pasien (40%) adalah minimum (MIC).
kronis, adenotonsillitis,
group A yang tidak sembuh wanita. 67 pasien memiliki Kemungkinan untuk
faringitis dan infeksi
dilanjutkan obat tetes unilateral OMSK dan 33 pasien muncul efek samping
saluran pernapasan atas
ciprofloxacin (jika masih memiliki OMSK bilateral. Jadi, tampak jauh lebih
[14].
sensitif dengan ciprofloxacin) total semua telinga yang diperiksa rendah ketika melalui
atau diganti dengan antibiotik ada 133. pemberian secara K
sistemik (jika tidak lagi peka Pseudomona aeruginosa adalah topikal dibandingkan E
terhadap ciprofloxacine) selama organisme yang paling banyak obat yang diberikan
S
satu minggu lebih dan dinilai ditemukan pada 45 pasien diikuti secara sistemik [8].
diakhir minggu ketiga (tabel 7). Administrasi antibiotik
I
Klebsiella pada 30 pasien (tabel
Pada kunjungan ketiga jika 10). Semua organisme tersebut dalam media asam M
pasien yang melanjutkan obat sesnitif terhadap ciprofloxacin. membantu P
tetes telinga masih mengalami mengembalikan dan U
otore, mereka diklasifikasikan Terbanyak memperkuat
Kedua L
sebagai GAGAL TERAPI dan Terbanyak
mekanisme A
diganti dengan antibiotik pertahanan tubuh yang N
Loy et al., [4] Pseudomonas Staphylococcus
sistemik sesuai hasil tes kultur normal, oleh karena itu
aeruginosa (33.3%) aureus Pada penelitian saya,
dan uji sensitivitas. dapat meningkatkan Pseudomonas
Dua minggu setelah terapi, kemanjuran antibiotik aeruginosa merupakan
pasiend grup B yang tidak Gul et al., [5] Pseudomonas digunakan [9]. Sifat
Staphylococcus organisme tersering
aeruginosa (52.2%) aureus
sembuh diminta melanjutkan lainnya dari pemberian diikuti Klebsiella.
terapi kombinasi (jika sensitif Poorey et al., [6] Pseudomonas Klebsiella
antibiotik secara
aeruginosa (35.2%) aerogincs Ciprofloxacin topikal
terhadap ciprofloxacin) atau topikal adalah tidak sama efektifnya dengan
Ettehad et al., [3] Staphylococcus Pseudomona
diganti dengan antibiotik aureus (31.5%) adanya efeksamping
s aeruginosa kombinasi ciprofloxacin
sistemik (jika tidak sensitif dari pemberian secara
(26.23%) oral dan topikal obat
terhadap ciprofloxacin) selama Present study Pseudomona sistemik. Karena tidak
Staphylococcus tetes meskipun
satu minggu dan dievaluasi s aeruginosa aureus
ada pengiriman yang kemungkinan
(35.48%)
diakhir minggu ketiga. Diakhir cukup besar pada kekambuhan ditemukan
[Table/Fig-10]: Memperlihatkan organisme bakteri terbanyak yang terisolasi
minggu ketiga jika pasien yang pemberian topikal, lebih banyak ketika obat
diberbagai penelitian
melanjutkan pengobatan *NA - Not available
sehingga flora normal tetes telinga topikal
kombinasi ciprofloxacin masih dalam saluran digunakan sebagai agen
mengalami otore, mereka pernafasan dan tunggal dalam
diklsifikasikan sebagai GAGAL pencernaan tidak pengelolaan lini pertama
K
TERAPI. Dan diganti dengan terkena antibiotik [3]. pemakaian otitis media
antibiotik sistemik yang lain
E antibiotik Ototopical supuratif kronis.
sesuai dengan hasil tes kultur S umumnya lebih murah
dan tes sensitivitas. I daripada obat sistemik, R
Semua pasien difollow up pada M sehingga mengurangi E
minggu ke-8 untuk menilai P biaya pengobatan F
apakah terjadi resolusi atau U [Tabel -11]. E
gejala yang berulang (Tabel-9), L R
kecuali mereka yang sembuh
A Penelitian drugs administered
E
atau mendapatkan terapi
N N
operasi.
Antibiotik Topikal sama Kasemsuwan et al., [10] C
Ciprofloxacin tetes telinga
Data dikategorikan dengan
efektifnya dengan E
menggunakan analisis X2 test
antibiotik oral. Larutan Macfadyen et al., [11] Ciprofloxacin tetes telinga
dan Z-test untuk proporsi dua S
Tobramycin tetes telinga
antibiotik dengan [1] Kiris M, Berktas M, Egeli E, et
kelompok.
konsentrasi tinggi Jaya et al., [12] Ciprofloxacin tetes telinga al. The efficacy of topical
Mereka yang memiliki Povidone iodine tetes telinga
ciprofloxacin in the treatment
dapat diberikan
intolerens terhadap obat di Eposito et al., [13] Ciprofloxacin oral of chronic suupurative otitis
langsung ke sumber media. Ear Nose Throat J.
penelitian ini dimasukkan Ciprofloxacin topical
infeksi dengan 1998;20(77):
kedalam kriteria withdrawl. 904-5, 909.
[2] Wintermeyer SM. Efficacy
of ototopical ciprofloxacin [11] Macfadyen CA, Acuin JM, [13] Eposito S, Noviello S,
in paediatric patients Gamble et al. Systemic DErrico G, Montanaro C.
with otorrhea. American antibiotic versus topical Topical and oral treatment
Academy of treatments for chronically of chronic otitis media with
Otolaryngology Head discharging ears with ciprofloxacin. Arch
and Neck Surgery. underlying eardrum Otolaryngol Head Neck
1997;116(4): 450-53. perforations. Cochrane Surg.
[3] Ettehad GH, Refahi S, Database Syt Rev. 2006; 1: 1990;116(5):557.
Neemati A, Pirzadeh A, CD005608. [14] Nawabusi C, Ologe FE.
Daryani A. Microbial and [12] Jay C, Job A, Mathai E, Pathogenic agents of
antimicrobial susceptibility Antonisamy B. Evaluation chronic suppurative otitis
patterns from patients of topical povidone- iodine media in Ilorin Nigeria. East
with chronic otitis media in chronic suppurative otitis African Medical Journal.
in Ardebil. International media. Arch Otolaryngol 2002; 79(4):202-05.
Journal of Tropical Head Neck Surg.
Medicine. 2006; 1(2):62- 2003;129(10):1098
5.
[4] Loy AHC, Tan AL, Lu
PKS. Microbiology of chronic
suppurative otitis media in
Singapore. Singapore Medical
Journal. 2002;43(6):296-99.
[5] Gul AA, Ali L, Rahim E,
Ahmed S. Chronic
suppurative otitis media
frequency of
pseudomonas aeruginosa
in patients and its
sensitivity to various
antibiotics. Professional
Medical Journal.
2007;13(3):411-15.
[6] Poorey VK, Iyer A.
Study of bacterial
flora in CSOM and its
clinical significance.
Indian Journal of
Otolaryngology and
Head and Neck
Surgery.
2002;54(2):91-5.
[7] Supiyaphun P,
Tonsakulrungruang K,
Chochaipanichnon L, et
al. The treatment of
chronic suppurative otits
media and otits externa
with 0.3 % ciprofloxacin
otic solution:a
clinicomicrobiological
study. J Med Assoc Thai.
1995; 78:18-21.
[8] Micro N. Controlled
multicenter study on
chronic suppurative otits
media treated with
topical applications of
ciprofloxacin 0.2%
solution in single dose
containers or
combination of
polymyxin B, neomycin
and hydrocortisone
suspension. Otolaryngol
Head Neck Surg. 2000;
123:617-23.
[9] Dohar, Alper C M,
Elizabeth A, Doyle W J.
Treatment of Chronic
Suppurative Otits
Media with topical Ciprofloxacin.
Ann Otol Rhino Laryngol.
1998;107: 865-71.
[10] Kasemsuwan L,
Clongsuesuek P. A
double blind prospective
trial of topical
ciprofloxacin versus
normal saline solution in
the treatment of
otorrhea. Clin Otolaryngol
Allied Sci. 1997:22 (1):
44-6
3
G S Renukananda et al., Comparative Efficacy of Topical Ciprofloxacin Ear Drops vs Combination of Topical and Oral www.jcdr.net
Ciprofloxacin.
PaRtiCuLaRS oF ContRiButoRS:
1. Professor & Unit Chief, Department of Otorhinolaryngology, J.J.M. Medical College, Davangere, Karnataka, India.
2. Professor, Department of Otorhinolaryngology, J.J.M. Medical College, Davangere, Karnataka, India.
3. Postgraduate, Department of Otorhinolaryngology, J.J.M. Medical College, Davangere, Karnataka, India.
naMe, addReSS, e-MaiL id oF the CoRReSPondinG authoR:
Dr. Nitha Mary George,
Postgraduate, Department of Otorhinolaryngology & Head and Neck Surgery Kaveri Ladies Hostel, Room 213,
JJM Medical College Davangere, Karnataka-577004, India.
Phone: 0091- 9591982920, E-mail: nithageorge05@gmail.com Date of Submission: nov 09, 2013
Date of Peer Review: Jan 28, 2014
FinanCiaL oR otheR CoMPetinG inteReStS: None. Date of Acceptance: apr 16, 2014
Date of Publishing: Jun 20, 2014
4
5 Journal of Clinical and Diagnostic Research. 2014 Jun, Vol-8(6): KC01-KC04