Anda di halaman 1dari 4

Aspek dan Indikator Kompetensi

Profesional Guru Bimbingan


dan Konseling
Posted on 2 Februari 2012 by AKHMAD SUDRAJAT
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2012/02/02/kompetensi-profesional-guru-
bimbingan-dan-konseling/

Dalam Permendiknas No. 27 tahun 2009 tentang Standar


Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor dinyatakan bahwa kompetensi yang harus
dikuasai guru Bimbingan dan Konseling/Konselor mencakup 4 (empat) ranah kompetensi,
yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional. Keempat rumusan kompetensi ini menjadi dasar bagi Penilaian
Kinerja Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor.

Jika diperbandingkan antara ekspektasi kinerja Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor


dengan kinerja guru mata pelajaran. Guru mata pelajaran tampak lebih dominan dalam
penguasaan ranah kompetensi pedagogik, sedangkan Guru Bimbingan dan
Konseling/Konselor lebih dominan dalam penguasaan ranah kompetensi profesional.

Dengan tidak bermaksud mengesampingkan ranah atau wilayah kompetensi lainnya,


berikut ini disajikan aspek dan indikator kompetensi profesional yang harus dikuasai
seorang Guru Bimbingan dan Konseling atau Konselor:

A. Menguasai konsep dan praksis penilaian (assessment) untuk memahami kondisi,


kebutuhan, dan masalah konseli. Mendeskripsikan hakikat asesmen untuk keperluan
pelayanan konseling, memilih teknik penilaian sesuai dengan kebutuhan pelayanan
bimbingan dan konseling, menyusun dan mengembangkan instrumen penilaian untuk
keperluan bimbingan dan konseling, mengadministrasikan asesmen untuk mengungkapkan
masalahmasalah peserta didik, memilih dan mengadministrasikan teknik penilaian
pengungkapan kemampuan dasar dan kecenderungan pribadi peserta didik, memilih dan
mengadministrasikan instrumen untuk mengungkapkan kondisi aktual peserta didik
berkaitan dengan lingkungan, mengakses data dokumentasi tentang peserta didik dalam
pelayanan bimbingan dan konseling, menggunakan hasil penilaian dalam pelayanan
bimbingan dan konseling dengan tepat, menampilkan tanggung jawab profesional dalam
praktik penilaian:
1. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat mengembangkan instrumen
nontes (pedoman wawancara, angket, atau format lainnya) untuk keperluan
pelayanan Bimbingan dan Konseling.
2. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat mengaplikasikan instrumen nontes
untuk mengungkapkan kondisi aktual peserta didik/konseli berkaitan dengan
lingkungan.
3. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat mendeskripsikan penilaian yang
digunakan dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling yang sesuai dengan
kebutuhan peserta didik/konseli.
4. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat memilih jenis penilaian (Instrumen
Tugas Perkembangan/ITP, Alat Ungkap Masalah/AUM, Daftar Cek Masalah/DCM,
atau instrumen non tes lainnya) yang sesuai dengan kebutuhan layanan bimbingan
dan konseling.
5. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat mengadministrasikan penilaian
(merencanakan, melaksanakan, mengolah data) untuk mengungkapkan kemampuan
dasar dan kecenderungan pribadi peserta didik/konseli.
6. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat mengadministrasikan penilaian
(merencanakan, melaksanakan, mengolah data) untuk mengungkapkan masalah
peserta didik/konseli (data catatan pribadi, kemampuan akademik, hasil evaluasi
belajar, dan hasil psikotes).
7. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat menampilkan tanggung jawab
profesional sesuai dengan azas Bimbingan dan Konseling (misalnya kerahasiaan,
keterbukaan, kemutakhiran, dll.) dalam praktik penilaian.

B. Menguasai kerangka teoretik dan praksis Bimbingan dan Konseling.


Mengaplikasikan hakikat pelayanan bimbingan dan konseling,mengaplikasikan arah
profesi bimbingan dan konseling, mengaplikasikan dasardasar pelayanan bimbingan dan
konseling, mengaplikasikan pelayanan bimbingan dan konseling sesuai kondisi dan
tuntutan wilayah kerja, mengaplikasikan pendekatan/model/jenis pelayanan dan kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling, mengaplikasikan dalam praktik format pelayanan
bimbingan dan konseling.

1. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat mengaplikasikan hakikat


pelayanan Bimbingan dan Konseling (tujuan, prinsip, azas, fungsi, dan landasan).
2. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat menentukankan arah profesi
bimbingan dan konseling (peran sebagai Guru Bimbingan dan Konseling/konselor).
3. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat mengaplikasikan dasardasar
pelayanan Bimbingan dan Konseling.
4. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat mengaplikasikan pelayanan
Bimbingan dan Konseling sesuai kondisi dan tuntutan wilayah kerja.
5. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat mengaplikasikan pendekatan
/model/jenis pelayanan dan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.
6. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat mengaplikasikan praktik format
(kegiatan) pelayanan Bimbingan dan Konseling.

C. Merancang Program Bimbingan dan Konseling. Menganalisis kebutuhan konseli,


menyusun program bimbingan dankonseling yang berkelanjutan berdasar kebutuhan
konseli secara komprehensif dengan pendekatan perkembangan, menyusun rencana
pelaksanaan program bimbingan dan konseling, merencanakan sarana dan biaya
penyelenggaraan program bimbingan dan konseling.
1. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat menganalisis kebutuhan peserta
didik/konseli.
2. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat menyusun program pelayanan
Bimbingan dan Konseling yang berkelanjutan berdasar kebutuhan peserta
didik/konseli secara komprehensif dengan pendekatan perkembangan.
3. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat menyusun rencana pelaksanaan
program pelayanan Bimbingan dan Konseling.
4. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat merencanakan sarana dan biaya
penyelenggaraan program pelayanan Bimbingan dan Konseling.

D. Mengimplementasikan Program Bimbingan dan Konseling yang komprehensif.


Melaksanakan program bimbingan dan konseling, melaksanakan pendekatan kolaboratif
dalam pelayanan bimbingan dan konseling, memfasilitasi perkembangan akademik, karier,
personal, dan sosial konseli, mengelola sarana dan biaya program bimbingan dan
konseling.

1. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat melaksanakan program pelayanan


Bimbingan dan Konseling.
2. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat melaksanakan pendekatan
kolaboratif dengan pihak terkait dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling.
3. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat memfasilitasi perkembangan
akademik, karier, personal/ pribadi, dan sosial peserta didik/konseli.
4. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat mengelola sarana dan biaya
program pelayanan Bimbingan dan Konseling.

E. Menilai proses dan hasil kegiatan Bimbingan dan Konseling. Melakukan evaluasi
hasil, proses, dan program bimbingan dan konseling, melakukan penyesuaian proses
pelayanan bimbingan dan konseling, menginformasikan hasil pelaksanaan evaluasi
pelayanan bimbingan dan konseling kepada pihak terkait, menggunakan hasil pelaksanaan
evaluasi untuk merevisi dan mengembangkan program bimbingan dan konseling.

1. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat melakukan evaluasi proses dan


hasil program pelayanan Bimbingan dan Konseling.
2. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat melakukan penyesuaian kebutuhan
peserta didik/konseli dalam proses pelayanan Bimbingan dan Konseling.
3. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat menginformasikan hasil
pelaksanaan evaluasi pelayanan Bimbingan dan Konseling
4. kepada pihak terkait.
5. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat menggunakan hasil pelaksanaan
evaluasi untuk merevisi dan mengembangkan program pelayanan Bimbingan dan
Konseling berdasarkan analisis kebutuhan.

F. Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional. Memberdayakan


kekuatan pribadi, dan keprofesionalan Guru Bimbingan dan Konseling/konselor,
meminimalkan dampak lingkungan dan keterbatasan pribadi Guru Bimbingan dan
Konseling/konselor, menyelenggarakan pelayanan sesuai dengan kewenangan dan kode
etik profesional Guru Bimbingan dan Konseling/konselor, mempertahankan obyektivitas
dan menjaga agar tidak larut dengan masalah peserta didik, melaksanakan referal sesuai
dengan keperluan, peduli terhadap identitas profesional dan pengembangan profesi,
mendahulukan kepentingan peserta didik daripada kepentingan pribadi Guru Bimbingan
dan Konseling/konselor.

1. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat memberdayakan kekuatan pribadi,


dan keprofesionalan Guru Bimbingan dan Konseling/konselor.
2. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat meminimalisir dampak lingkungan
dan keterbatasan pribadi Guru Bimbingan dan Konseling/konselor.
3. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat menyelenggarakan pelayanan
Bimbingan dan Konseling sesuai dengan kewenangan dan kode etik profesional
Guru Bimbingan dan Konseling/konselor.
4. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat mempertahankan objektivitas dan
menjaga agar tidak larut dengan masalah peserta didik/konseli.
5. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat melaksanakan layanan pendukung
sesuai kebutuhan peserta didik/konseli (misalnya alih tangan kasus, kunjungan
rumah, konferensi kasus, instrumen bimbingan, himpunan data)
6. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat menghargai identitas profesional
dan pengembangan profesi.
7. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat mendahulukan kepentingan peserta
didik/konseli daripada kepentingan pribadi Guru Bimbingan dan
Konseling/konselor.

G. Menguasai konsep dan praksis penelitian dalam Bimbingan dan Konseling.


Mendeskripsikan berbagai jenis dan metode penelitian, mampu merancang penelitian
bimbingan dan konseling, melaksanakan penelitian bimbingan dan konseling,
memanfaatkan hasil penelitian dalam bimbingan dan konseling dengan mengakses jurnal
pendidikan dan bimbingan dan konseling.

1. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat mendeskripsikan jenis dan metode


penelitian dalam Bimbingan dan Konseling.
2. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor mampu merancang penelitian dalam
Bimbingan dan Konseling.
3. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat melaksanakan penelitian dalam
Bimbingan dan Konseling.
4. Guru Bimbingan dan Konseling/Konselor dapat memanfaatkan hasil penelitian
dalam Bimbingan dan Konseling dengan mengakses jurnal yang relevan.

Refleksi:

Berkaitan dengan Penilaian Kinerja Guru BK/Konselor, begitu banyak indikator yang
harus dipenuhi. Untuk menguasai semuanya secara paripurna tentu hal yang tidak mudah
atau mungkin bisa dibilang mustahil. Maka hal terpenting bagi kita, mari kita berusaha
untuk menguasai indikator-indikator itu sebanyak mungkin. Semakin banyak Anda
menguasai indikator, niscaya akan semakin lebih baik hasil kinerja Anda.

Anda mungkin juga menyukai