Anda di halaman 1dari 9

e-Journal JJPTE Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan S1 Pendidikan Teknik Elektro (Volume 3 Tahun 2014)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TKJ PADA
PELAJARAN JARINGAN DASAR DI SMK

Habib Toha, Nyoman Santiyadnya, Made Santo Gitakarma

Jurusan Pendidikan Teknik Elektro


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail: datu.bejo@gmail.com, santiyadnya@yahoo.com, santo.made@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran jaringan dasar pada materi pokok konsep jaringan komputer dan protokol
jaringan di kelas X TKJ 1 SMK Negeri 1 Praya melalui model pembelajaran berbasis
masalah (Problem Based Learning).
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (class action research) yang
dilaksanakan dalam 2 siklus, siklus I terdiri dari 3 kali pertemuan begitu juga dengan
siklus yang ke II. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X TKJ 1 SMK Negeri
1 Praya yang berjumlah 29 orang. Objek penelitian ini adalah hasil belajar siswa
dengan menerapkan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based
Learning).
Data yang diperlukan diperoleh dengan menggunakan metode tes yang berbentuk
pilihan ganda (Multiple Choice). Tes hasil belajar siklus I dan siklus II sebanyak 40
butir soal.
Berdasarkan analisis data mengenai hasil belajar pada mata pelajaran jaringan dasar
pada siklus I didapatkan persentase rata-rata hasil belajar siswa sebesar 74,31%.
Pada siklus II persentase rata-rata hasil belajar siswa sebesar 85,00%. Hasil tersebut
menunjukkan terjadinya peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 14,38%. Jadi,
kesimpulan dari penelitian ini terjadi peningkatan hasil belajar siswa melalui
penerapan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning).
Dengan demikian dapat dikatakan kelas tersebut telah memenuhi 85% kriteria
ketuntasan belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan
bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa kelas X TKJ 1 SMK Negeri 1 Praya
sehingga pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning ini dapat dijadikan salah satu alternatif pembelajaran.

Kata kunci: pembelajaran berbasis masalah, penelitian tindakan kelas, hasil belajar

Abstract
This study was carried out aimed to improve student learning outcomes in the
subjects of basic networking concepts in the subject matter of computer networks and
network protocols in class X TKJ 1 SMK 1 Praya through problem-based learning
model.
Type of research is a class action is conducted in two cycles, the first cycle consisted
of three meetings as well as to the second cycle. Subjects in this study were students
of class X TKJ 1 SMK 1 Praya totaling 29 people. The object of this research is the
student learning outcomes by applying problem-based learning.
Based on the data analysis of the results of the study subjects in the first cycle of
basic network obtained the average percentage of student learning outcomes at
74,31%. In the second cycle the average percentage of student learning outcomes at
85,00%. The results showed an increase from the first cycle to the second cycle of
e-Journal JJPTE Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan S1 Pendidikan Teknik Elektro (Volume 3 Tahun 2014)

14,38%. Thus, the conclusions of this study there was an increase in student learning
outcomes through the implementation of problem-based learning model.
Thus it can be said that the class has met the completeness criteria of 85% of student
learning. Based on these results it can be concluded that an increase in the results of
class X TKJ 1 student of SMK Negeri 1 Praya so learning by using learning model of
Problem Based Learning can be used as an alternative learning.

Keywords : problem-based learning, action research, learning outcomes

PENDAHULUAN berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan


Pendidikan merupakan titik sentral menjadi warga Negara yang demokratis
yang sangat berpengaruh untuk serta bertanggung jawab.
meningkatkan kemajuan suatu negara. Secara umun pendidikan
Melalui pendidikan harkat dan martabat didasarkan sebagai usaha untuk
bangsa dapat ditingkatkan dan dengan menumbuhkembangkan segala potensi
demikian tujuan untuk memajukan negara yang ada pada diri seseorang. Dalam hal
kearah yang lebih baik lagi dapat terwujud. ini diperlukan seorang yang mampu
Peningkatan mutu pendidikan telah mendidik agar segala pontensi yang ada
banyak dilakukan oleh setiap negara untuk pada diri seseorang tersebut dapat
memajukan negaranya. Salah satunya berkembang dan bermamfaat bagi orang
adalah Indonesia yang menjadikan lain dan dirinya sendiri. Tugas mendidik
pendidikan sebagai jalan untuk pada dasarnya dilakukan oleh seorang
mencerdaskan kehidupan bangsa seperti pendidik (guru) dan seseorang yang
yang tercamtum dalam pembukaan UUD dididik adalah seorang anak (siswa).
1945. Dalam peningkatan mutu Salah satu lembaga pendidikan
pendidikan ini diharapkan dapat formal yang diharapkan mampu
menghasilkan manusia yang dapat melaksanakan tujuan pendidikan nasional
memberikan banyak kontribusi bagi adalah Sekolah Menengah Kejuruan
masyarakat, bangsa dan negara sehingga (SMK), yang menghasilkan siswa yang
mampu hidup dan bersaing dalam era terampil, cakap serta siap bekerja dalam
globalisasi yang akan datang tanpa dunia usaha. Salah satu lembaga
kehilangan identitas nasionalnya. pendidikan formal tersebut adalah SMK
Negeri 1 Praya, yang memiliki bidang
Pendidikan menjadi suatu hal yang keahlian Teknik Komputer Jaringan,
sangat penting untuk dikembangkan, dimana para lulusan diharapkan mampu
sehingga pembangunan sumber daya bersaing didunia usaha khususnya
manusia dibidang pendidikan merupakan dibidang Teknik Komputer Jaringan. Salah
modal utama dalam pembangunan satu mata pelajaran produktif yang
bangsa. Untuk menghadapi persaingan mendukung tercapainya mutu lulusan
dalam era globalisasi, pemerintah yang terampil dan kreatif adalah Jaringan
berusaha mengantisipasi melalui Dasar. Pada mata pelajaran jaringan
peningkatan kualitas sumber daya dasar ini, siswa diharapkan mampu
manusia, dilakukan dengan peningkatan mengaplikasikan dan mengamalkan
kualitas pendidikan. Dalam Undang- ilmunya dibidang Teknik Komputer
undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Jaringan. Untuk itu siswa harus benar-
pendidikan nasional, menyatakan bahwa: benar menguasai dasar-dasar dari
pendidikan nasional berfungsi jaringan komputer, salah satunya adalah
mengembangkan kemampuan dan menguasai mata pelajaran jaringan dasar.
membentuk watak serta peradaban Tetapi dari hasil wawancara yang
bangsa yang bermartabat dalam rangka telah dilakukan di sekolah SMK Negeri 1
mencerdaskan kehidupan bangsa, Praya, didapatkan bahwa nilai pada mata
bertujuan untuk mengembangkan potensi pelajaran Jaringan Dasar belum sesuai
peserta didik agar menjadi manusia yang dengan kriteria nilai ideal ketuntasan
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan belajar rata-rata yang ditetapkan oleh
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, sekolah yaitu 80. Berdasarkan daftar nilai
e-Journal JJPTE Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan S1 Pendidikan Teknik Elektro (Volume 3 Tahun 2014)

ujian pada guru bidang studi Teknik dan menggunakan dengan tepat model
Komputer Jaringan semester genap pembelajaran yang sesuai dengan tujuan
diperoleh tabel data nilai hasil evaluasi pembelajaran, materi yang diajarkan, dan
mentah siswa kelas X tahun lalu sebagai karakteristik siswa agar tujuan yang telah
berikut. ditetapkan dapat tercapai dengan optimal.
Menguasai mata pelajaran jaringan
Tabel 1. Daftar Nilai Ujian Semester dasar, merupakan salah satu mata
Genap pelajaran yang diajarkan pada jenjang
Prosentase pendidikan menengah kejuruan
Kategori Jumlah
Ketuntasan secara khususnya pada bidang keahlian Teknik
Nilai siswa
Klasikal Komputer Jaringan termasuk di SMK
80 6 38,88 % Negeri 1 Praya. Dari hasil pengamatan
penulis yang ditindaklanjuti dengan guru
< 80 23 61,12%
Kompetensi Jaringan Dasar, di sekolah ini
Jumlah 29 100,00% menunjukan bahwa proses pembelajaran
Rata-rata hasil yang dilaksanakan selama ini masih
61,38
belajar siswa berorientasi pada pola pembelajaran yang
Sumber: Dokumen Guru Mata Pelajaran lebih banyak didominasi guru, dengan
Jaringan Dasar. kata lain guru masih menggunakan model
pembelajaran Konvensional dimana guru
Dari tabel diatas maka siswa hanya menerangkan materi pembelajaran
belum bisa menuntaskan hasil belajarnya dan siswa mendengar, memahami dan
dengan ketuntasan belajar yang menulis apa yang disajikan guru di depan.
ditetapkan oleh sekolah. Dan untuk Proses ini hanya menekankan pada
meningkatkan nilai siswa tersebut telah pencapaian tuntutan kurikulum dan
diadakan ujian ulangan (remedial). penyampaian tekstual semata daripada
Rendahnya hasil belajar yang pengembangan kemampuan belajar
dialami oleh siswa dapat disebabkan oleh siswa. Keterlibatan siswa selama
banyak faktor. Menurut Syah (2009:145) pembelajaran belum optimal sehingga
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berakibat pada perolehan hasil belajar
belajar siswa dapat dibedakan menjadi 3 siswa tidak optimal pula. Disini peran
(tiga) macam, yaitu (1) faktor internal siswa tidak lagi sebagai subyek belajar
(faktor dari dalam diri siswa), yakni melainkan sebagai objek pembelajaran.
keadaan/kondisi jasmani dan rohani Tanggung jawab siswa terhadap tugas
siswa, (2) faktor eksternal (faktor dari luar belajarnya seperti dalam hal kemampuan
diri siswa), yakni kondisi lingkungan mengembangkan, menemukan,
disekitar diri siswa, (3) faktor pendekatan menyelidiki, dan mengungkapkan
belajar (approach tu learning), yakni jenis pengetahuan yang dimiliki masih sangat
upaya belajar siswa yang meliputi strategi kurang.
dan model yang digunakan siswa untuk Untuk mengantisipasi masalah ini,
melakukan kegiatan pembelajaran materi- guru perlu menerapkan model
materi pelajaran. Sehingga sebagian pembelajaran yang dapat membantu
besar hasil belajar siswa tidak mencapai siswa dalam belajarnya, menumbuhkan
nilai batas ketuntasan belajar yang kembali motivasi dan minat siswa dalam
ditetapkan. Hal ini bukan berarti siswa belajar. Pengertian ini mengandung
tidak mampu dalam mata pelajaran makna bahwa guru hendaknya mampu
jaringan dasar, tetapi masih banyak unsur menerapkan suatu model pembelajaran
yang terkait dalamnya. yang dapat meningkatkan kemampuan
Untuk itu, guru harus mengusai siswa dalam mengembangkan,
bahan yang diajarkan, terampil menemukan, menyelidiki, dan
mengajarkannya, dan mampu menguasai mengungkap ide siswa sendiri, serta
berbagai kendala yang ditemui dalam melakukan proses penilaian yang
pembelajaran. Salah satu hal yang dapat berkelanjutan untuk mendapatkan hasil
dilakukan guru adalah mampu memilih belajar siswa yang optimal. Dengan kata
e-Journal JJPTE Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan S1 Pendidikan Teknik Elektro (Volume 3 Tahun 2014)

lain diharapkan kiranya guru mampu mengajukan pertanyaan, memberikan


meningkatkan kemampuan berpikir dan kemudahan suasana berdialog, dan
memecahkan masalah siswa dalam memberikan fasilitas penelitian, serta
menguasai mata pelajaran jaringan dasar melakukan penelitian. Kegiatan ini dapat
dan melakukan penelitian yang dilakukan guru saat pembelajaran di kelas
berkelanjutan. melalui latihan yang cukup.
Salah satu model pembelajaran Berdasarkan uraian di atas, penulis
yang dapat membantu siswa tertarik untuk melakukan penelitian
memecahkan masalah adalah model dengan judul PENERAPAN MODEL
pembelajaran berdasarkan masalah PEMBELAJARAN BERBASIS
(Problem Based Learning). Pola MASALAH (PROBLEM BASED
pengajaran yang menggunakan model LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN
pembelajaran berdasarkan masalah HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TKJ
(Problem Based Learning) seperti ini 1 SEMESTER GANJIL PADA MATA
digunakan guru untuk membantu siswa PELAJARAN JARINGAN DASAR DI
dalam menyelesaikan soal-soal berbentuk SMK NEGERI 1 PRAYA TAHUN
masalah, mengaktifkan siswa dalam PELAJARAN 2014/2015.
belajar, memotivasi siswa untuk
mengemukakan ide dan pendapat RUMUSAN MASALAH
mereka, dan bahkan para siswa tidak Berdasarakan latar belakang di
enggan untuk bertanya pada guru jika atas, maka yang menjadi fokus
mereka belum paham terhadap materi permasalahan dalam penelitian ini adalah:
yang disajikan guru seperti ini digunakan Apakah penerapan model pembelajaran
guru untuk membantu siswa dalam Problem Based Learning dapat
menyelesaikan soal-soal berbentuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X
masalah, mengaktifkan siswa dalam TKJ 1 pada mata pelajaran jaringan dasar
belajar, memotivasi siswa untuk di SMK Negeri 1 Praya?
mengemukakan ide dan pendapat
mereka, dan bahkan para siswa dituntut TUJUAN PENELITIAN
untuk bertanya pada guru jika mereka Sejalan dengan rumusan masalah,
belum paham terhadap materi yang maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk
disajikan guru. Model ini merupakan mengetahui apakah model pembelajaran
pendekatan pembelajaran siswa pada Problem Based Learning dapat
masalah autentik (nyata) sehingga siswa meningkatkan hasil belajar siswa pada
dapat menyusun pengetahuannya sendiri, mata pelajaran jaringan dasar di kelas X
menumbuhkembangkan keterampilan TKJ SMK Negeri 1 Praya.
yang tinggi dan inkuiri, memandirikan
siswa, dan meningkatkan kepercayaan METODE
dirinya (Arends, 1997 yang dikutip Trianto Data mengenai hasil belajar siswa
2010 : 92 ). C.Emi.S.Car (2008) dikumpulkan dengan metode tes. Berikut
Berpendapat bahwa hasil belajar peserta adalah analisis data yang digunakan
didik yang diberikan dengan dalam penelitian ini.
menggunakan model pembelajaran
berbasis masalah jauh lebih baik a) Menghitung rata-rata skor hasil belajar
dibandingkan pembelajaran yang siswa pada mata pelajaran jaringan
konvensional. hal ini terbukti dari kenaikan dasar
prestasi peserta didik ketika peserta didik X
mengerjakan soal-soal yang sudah M
dipersiapkan guru. N
Dengan model pembelajaran ini, b) Menghitung persentase rata-rata hasil
secara tidak langsung peserta didik diajak belajar siswa pada mata pelajaran
untuk berpikir kritis dan nalar. Lebih lanjut jaringan dasar
dinyatakan bahwa dalam model ini peran
guru adalah mengajukan masalah,
e-Journal JJPTE Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan S1 Pendidikan Teknik Elektro (Volume 3 Tahun 2014)

M diperoleh hasil belajar siswa masih


M (%) x100% tergolong rendah yaitu 6,90 % siswa
SMI tidak tuntas ( lampiran 3) dari nilai
c) Menghitung persentase ketuntasan tugas dan tes masih belum mengalami
belajar siswa pada mata pelajaran peningkatan dari Kriteria Ketuntasan
jaringan dasar Minimal (KKM) 80.
n 80 2. Model pembelajaran yang bersifat
x100 %
N sentralistik yang masih banyak
d) Kriteria Ketuntasan Hasil belajar Siswa menitikberatkan pada metode ceramah
sehingga pembelajaran masih bersifat
Tabel 2. Pedoman Konversi PAP Skala satu arah, karena siswa masih
Lima tentang Tingkatan Hasil Belajar menganggap pusat pembelajaran
Siswa pada Mata Pelajaran Jaringan pada guru.
Dasar. 3. Kemampuan siswa yang heterogen
terhadap pelajaran yang diberikan,
Kriteria Hasil akan berdampak pada siswa yang lain.
No Persentase Dimana siswa yang memiliki
Belajar
1 90-100 Amat Baik kemampuan lebih akan jarang
2 80-89 Baik membantu dan memberikan informasi,
3 65-79 Cukup bekerja sama bahkan enggan
4 55-64 Kurang memberikan motivasi kepada siswa
5 0-54 Sangat Kurang lainnya.
4. Penggunaan media guru mata
HASIL DAN PEMBAHASAN pelajaran jaringan dasar kelas X TKJ 1
Penelitian ini adalah penelitian SMK Negeri 1 Praya yang sangat
tindakan kelas yang dilaksanakan dalam minim. Hal ini juga berpengaruh
dua siklus. Pelaksanaan tindakan pada terhadap aktivitas siswa dalam
setiap siklus dilaksanakan dalam 3 kali menyerap dan memahami pelajaran.
pertemuan, 2 kali pertemuan untuk
pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan 1 B. Perencanaan Tindakan I
kali pertemuan untuk pelaksanakan tes Berdasarkan permasalahan yang
hasil belajar siswa. Penelitian ini diperoleh maka pada siklus I ini diterapkan
dilaksanakan dalam waktu 10 minggu dari model pembelajaran berbasis masalah
tanggal 8 juli 2014 sampai 13 september (Problem Based Learning) pada mata
2014 pada siswa kelas X TKJ 1 SMK pelajaran jaringan dasar. Adapun langkah-
Negeri 1 Praya yang berjumlah 29 orang. langkah yang ditempuh dalam rencana
Data yang dikumpulkan pada tindakan I adalah : (1) Membuat RPP yang
penelitian ini adalah data hasil belajar berisikan langkah-langkah kegiatan dalam
siswa setelah diterapkan model pembelajaran dengan model
pembelajaran berbasis masalah (Problem pembelajaran berbasis masalah (Problem
Based Learning) Based Learning), (2) Membuat Lembar
Kerja Siswa (LKS) untuk membantu
Hasil Penelitian Siklus I dan II kelancaran proses pembelajaran, (3)
A. Permasalahan Membuat tes siklus I untuk mengukur
Pada tahap refleksi awal peneliti tingkat kemampuan siswa pada mata
melakukan wawancara dan observasi pelajaran Jaringan Dasar, (4)
terhadap proses pembelajaran yang Menyediakan alat, bahan dan materi ajar
dilakukan oleh guru mata pelajaran lain yang mendukung.
jaringan dasar kelas X TKJ 1 SMK Negeri
1 Praya ditemukan sebagai berikut: C. Pelaksanaan Tindakan I
Pemberian tindakan adalah
1. Pengamatan terhadap pelaksanaan dengan melakukan kegiatan belajar
pembelajaran yang dilakukan oleh mengajar sesuai dengan rencana yang
guru X TKJ 1 di SMK Negeri 1 Praya, telah disusun, dimana peneliti bertindak
e-Journal JJPTE Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan S1 Pendidikan Teknik Elektro (Volume 3 Tahun 2014)

sebagai guru dalam kelas. Pembelajaran 4. Mendorong setiap anggota kelompok


dilakukan dengan menerapkan model saling bertanya kepada teman yang
pembelajaran berbasis masalah (Problem lebih paham dan mengerti akan
Based Learning) dan materi yang memecahkan masalah supaya semua
diajarkan konsep jaringan komputer. anggota kelompok mengerti dalam
Adapun kegiatan belajar mengajar memecahkan setiap masalah dalam
yang dilakukan pada pertemuan I, dan LKS.
pertemuan II yang dilaksanakan pada
tahap ini yaitu: Fase-4 (Mengembangkan dan menyajikan
hasil kerja)
Fase-1 (Orientasi siswa pada masalah) 1. Membimbing siswa mempresentasikan
1. Guru menginformasikan tujuan dari hasil kerja kelompoknya di depan
pembelajaran kelas.
2. Guru mengarahkan siswa pada 2. Memotivasi kelompok di luar penyaji
masalah melalui LKS yang dibagikan untuk menanggapi hasil pekerjaan
kepada setiap siswa. temannya dan menanyakan jika ada
3. Dari LKS yang dibagikan, guru hal yang tidak dipahami dengan
mendorong setiap siswa presentasi kelompok penyaji serta
mengemukakan ide-ide secara memotivasi kelompok penyaji untuk
terbuka. dapat menanggapi saran maupun
pertanyaan dari kelompok lain.
Fase-2 (Mengorganisasikan siswa belajar)
1. Guru membagi siswa dalam 5 Fase-5 (Menganalisis dan mengevaluasi
kelompok dimana setiap kelompok proses pemecahan masalah)
beranggotakan 5-6 orang. Pembagian 1. Menunjuk salah satu kelompok yang
kelompok dilakukan secara heterogen tidak melakukan presentasi
tanpa memandang ras, suku, atau menanggapi hasil pekerjaan kelompok
jenis kelamin. penyaji ataupun memberikan
2. Mendorong siswa mampu pertanyaan kepada kelompok penyaji.
menyelesaikan soal dengan beberapa 2. Di akhir siklus I, siswa diberikan tes
cara, dari berbagai sudut pandang dan yang telah dibahas yang dikerjakan
menyelesaikan masalah dengan secara individu yang bertujuan untuk
mampu menemukan gagasan yang mengetahui peningkatan hasil belajar
baru. siswa serta mengetahui letak
kesulitan siswa dalam menyelesaikan
Fase-3 (Membimbing penyelidikan tes.
individual maupun kelompok) D. Hasil observasi dah evaluasi I
1. Guru mengamati jalannya diskusi
kelompok dan mendatangi kelompok Kegiatan observasi pada siklus I,
yang mengalami kesulitan dalam dilakukan selama pembelajaran
memecahakan soal dalam LKS I dan berlangsung. Berdasarkan hasil observasi
LKS II. yang dilakukan pada saat pelaksanaan
2. Membimbing siswa untuk memberi pembelajaran diperoleh hasil sebagai
kemudahan dalam pengerjaan berikut:
memecahkan masalah, misalnya 1) Pada pelaksanan pembelajaran
membantu siswa dalam memahami dengan menerapkan pembelajaran
masalah dalam LAS I dan LAS II berbasis masalah, suasana kelas
sehingga siswa mampu memikirkan menjadi kurang efektif. Itu disebabkan
cara menyelesaikannya. karena siswa belum mengetahui
3. Mengarahkan siswa dalam kelompok langkah-langkah penerapan model
melakukan kerjasama yang baik, pembelajaran berbasis masalah
dimana setiap anggota kelompok (Problem Based Learning).
harus dapat bagian dalam 2) Dalam mengerjakan LKS bersama
memecahkan masalah. kelompok, didominasi oleh siswa yang
e-Journal JJPTE Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan S1 Pendidikan Teknik Elektro (Volume 3 Tahun 2014)

berkemampuan lebih sedangkan siswa M % = 74,31 % M % 85,00%


yang memiliki kemampuan rendah
hanya diam dan menunggu jawaban c. Menghitung Persentase Ketuntasan
dari temannya. Belajar (KB)
3) Dalam kegiatan diskusi kelompok,
beberapa siswa masih terlihat kurang Siklus I Siklus II
aktif, baik itu bertanya, menjawab, dan N 80 n 80
mengemukakan pendapat untuk x100 % x100%
memecahkan masalah yang diberikan N N
oleh guru. 13 27
= x100 % x100%
4) Siswa belum disiplin untuk 29 29
memanfaatkan waktu yang diberikan = 44,82% = 93,10%
oleh guru untuk melakukan kerja
kelompok, sehingga dalam d. Kriteria Tingkatan Hasil Belajar siswa
mengerjakan LKS dan tes hasil pada mata pelajaran Jaringan Dasar
belajar, siswa belum
menyelesaikannya dalam alokasi Tabel 3. Pedoman Konversi PAP Skala
waktu yang ditetapkan oleh guru. Lima tentang Tingkatan Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Kegiatan evaluasi ini dilaksanakan Jaringan Dasar Siklus II
pada pertemuan ketiga untuk mengetahui Persentase Kriteria Hasil
peningkatan hasil belajar siswa setelah Belajar
pembelajaran dilaksanakan. Pada saat 90-100 Sangat Tinggi
evaluasi siklus I, siswa diberikan waktu 80-89 Tinggi
selama 60 menit untuk mengerjakan tes 65-79 Cukup
berupa pilihan ganda sebanyak 40 butir 55-64 Rendah
soal. 0-54 Sangat Rendah
E. Analisis Data
a. Menghitung rata-rata skor hasil belajar F. Refleksi II
siswa pada mata pelajaran jaringan
dasar Setelah dilaksanakan tindakan
pada siklus II, hasil yang dicapai siswa
mengalami peningkatan. Masalah dan
Siklus I Siklus II kendala yang dihadapi pada siklus I,

M
X M
x sudah dapat terpecahkan di siklus II.
Walapun dalam pembelajaran masih ada
N N beberapa anak yang mengalami
2155 2465 kekurangan maupun kendala-kendala
M M
29 29 kecil, tapi secara keseluruhan hasil belajar
M = 74,31 M 85,00 siswa dapat dikatakan mengalami
peningkatan secara bertahap.
b. Menghitung persentase rata-rata hasil Pada siklus ini, siswa sudah
belajar siswa pada mata pelajaran mampu mengikuti penerapan model
jaringan dasar pembelajaran berbasis masalah (Problem
Based Learning). Hal ini terlihat dari
Siklus I Siklus II peningkatan hasil belajar siswa dari
kriteria cukup pada siklus I menjadi kriteria
M M
M (%) x100% M % x100% tinggi pada siklus II, dengan persentase
SMI SMI peningkatan hasil belajar dari siklus I
sebesar 74,31% dan pada siklus II
74,31 85,00 sebesar 85,00%. Ketuntasan belajar yang
M (%) M% x100%
x100% 100 dicapai dari siklus I yaitu 44,82% pada
100
siklus II mencapai 93,10%.
e-Journal JJPTE Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan S1 Pendidikan Teknik Elektro (Volume 3 Tahun 2014)

Karena indikator keberhasilan


setiap siklus dalam penelitian ini telah 100
80
tercapai, maka tujuan dalam penelitian ini 60 Hasil Belajar
telah tercapai sehingga pembelajaran 40
dihentikan dan tidak dilanjutkan ke siklus 20
berikutnya. Dengan demikian berdasarkan 0 Ketuntasan
tes yang diberikan kepada siswa pada Belajar
siklus ke dua ini diperoleh bahwa model
pembelajaran berbasis masalah (Problem
Based Learning) dapat meningkatkan hasil Gambar 1. Grafik peningkatan hasil
belajar siswa pada materi pokok konsep belajar siswa pada mata pelajaran
jaringan komputer dan protokol jaringan di jaringan dasar kelas X TKJ 1 SMK Negeri
kelas X TKJ 1 SMK Negeri 1 Praya . 1 Praya dari
Dari pemaparan di atas, dapat refleksi awal, siklus I dan siklus II
disimpulkan bahwa persentase
peningkatan hasil belajar siswa pada mata Tindakan dalam penelitian ini
pelajaran jaringan dasar pada siklus I ke dapat dikatakan berhasil karena sudah
siklus II sebesar 14,38%, yakni perolehan memenuhi kriteria keberhasilan yang
nilai rata-rata pada siklus I sebesar 74,31 ditentukan oleh peneliti yaitu: (1) Adanya
dengan kriteria cukup, menjadi 85,00 peningkatan hasil belajar siswa, dengan
dengan kriteria tinggi pada siklus II. ketuntasan belajar mencapai 93,10%, dan
Ketuntasan belajar siswa juga mengalami secara individu seluruh siswa telah
peningkatan yaitu dari sklus I sebesar mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh
44,82% dengan 13 orang siswa yang sekolah yaitu 80. Dengan demikian, dapat
berada diatas KKM, dan pada siklus II dinyatakan bahwa penerapan model
ketuntasan belajar siswa mencapai pembelajaran berbasis masalah (Problem
93,10% karena hasil belajar yang dicapai Based Learning) dalam pembelajaran
oleh 27 orang siswa sudah berada diatas jaringan dasar kelas X TKJ I pada
KKM yang ditetapkan oleh sekolah yaitu semester ganjil SMK Negeri 1 Praya tahun
80. Berikut ini disampaikan rekapitulasi pelajaran 2014/2015 dapat meningkatkan
data selama penelitian tentang hasil hasil belajar siswa.
belajar siswa pada mata pelajaran Dilihat dari hasil-hasil yang
jaringan dasar. diperoleh, secara umum penelitian ini
dapat dikatakan telah dapat menjawab
Tabel 4. Rekapitulasi data Tingkat permasalahan yang telah dirumuskan.
Kemampuan Siswa Setiap Siklus Dengan kata lain, penelitian ini telah dapat
Tot Rata- mencapai tujuan yang diharapkan.
Ketunt
Taha al Rata Kate
asan
pan sk Persen gori SIMPULAN DAN SARAN
Belajar
or tase Berdasarkan pembahasan hasil
Refle 17 61.72 Kura 6.90% penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan
ksi 90 % ng bahwa hasil belajar siswa pada mata
awal pelajaran Jaringan Dasar dengan
Siklu 21 74,31 Cuku 44,82 menggunakan model pembelajaran
sI 55 % p % berbasis masalah (Problem Based
Siklu 24 85,00 Ting 93,10 Learning) mengalami peningkatan yang
s II 80 % gi % sangat baik, hal ini bisa dilihat dari
persentase skor rerata pada siklus I
Data peningkatan hasil belajar sebesar 74,31% dengan kategori cukup,
siswa pada mata pelajaran jaringan dasar dan kemudian pada siklus II mencapai
kelas X TKJ 1 SMK Negeri 1 Praya dari 85,00% dengan kategori tinggi dengan
refleksi awal, siklus I dan silus II dapat peningkatan sebesar 14,38%. Hal tersebut
disajikan dalam grafik sebagai berikut. membuktikan bahwa hasil belajar siswa
e-Journal JJPTE Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan S1 Pendidikan Teknik Elektro (Volume 3 Tahun 2014)

mengalami peningkatan khususnya pada mengadakan penelitian di SMK Negeri


pembelajaran Jaringan Dasar dengan 1 Praya.
menggunakan penerapan model
pembelajaran berbasis masalah (Problem DAFTAR PUSTAKA
Based Learning). Abdurrahman, Mulyono. 2003.
Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan
Adapun saran yang dapat diambil Belajar.Jakarta: Rineka Cipta.
dari hasil penelitian menggunakan model Amir, M. Taufik. 2009. Inovasi Pendidikan
pembelajaran berbasis masalah (Problem Melalui Problem Based
Based Learning) ini, yaitu : Learning:Bagaimana Pendidikan
1. Kepada guru mata pelajaran jaringan Memberdayakan Pemelajar Di Era
dasar hendaknya mulai menerapkan Pengetahuan,Jakarta: Kencana
model yang berpusat pada siswa, Prenada Media Group.
salah satunya penggunaan model Arikunto, S. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi
pembelajaran Problem Based Learning Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
dengan variasi media untuk Arikunto, dkk. 2009. Penelitian Tindakan
meningkatkan hasil belajar siswa dan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
diharapkan selalu mengadakan Djamarah, S dan Aswan, Z. 2006. Strategi
evaluasi dan refleksi pada akhir Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka
pembelajaran yang telah dilakukan. Cipta.
2. Agar siswa tertarik dan termotivasi Nurkacana, Wawan. 1986. Evaluasi
dalam belajar, hendaknya guru selalu Pendidikan. Surabaya: Usaha
melibatkan siswa secara aktif dan Nusantara
membuat suasana yang Sanjaya, Wina. 2008. Strategi
menyenangkan dalam proses belajar Pembelajaran Berorientasi Standar
mengajar sehingga siswa tidak merasa Proses Pendidikan, Jakarta:
bosan pada saat diberikan penjelasan. Kencana.
3. Kepada peneliti lanjutan agar hasil dan Arikunto, Suharsimi. 2008. Penelitian
perangkat penelitian ini dapat dijadikan Tindakan Kelas. Jakarta : PT. Bumi
pertimbangan untuk menerapkan Aksara.
model pembelajaran Problem Based Sardiman. 2005. Interaksi dan Motivasi
Learning pada materi menerapkan Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
media jaringan ataupun pokok Pers.
bahasan lain yang dapat Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor
dikembangkan untuk penelitian yang Mempengaruhinya.
selanjutnya. Jakarta:Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil
UCAPAN TERIMAKASIH Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Pada kesempatan ini peneliti Remaja Rosdakarya.
mengucapkan terima kasih kepada. Sumarno, Alim. 2012. Cara Mengatasi
1. Bapak Made Santo Gitakarma, S.T. Kesulitan Belajar. http://cara-
M.T., selaku Ketua Jurusan mengatasikesulitan-belajar htm
Pendidikan Teknik Elektro Universitas (diakses 3 Juni 2014 pukul 14:00
Pendidikan Ganesha sekaligus WIB).
sebagai Pembimbing II. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative
2. Bapak Dr. Nyoman Santiyadnya, Learning, Teori & Aplikasi
S.Si.,M.T. Selaku Pembimbing I yang PAIKEM.Yogyakarta: Pustaka
sudah banyak memberikan bimbingan Pelajar.
hingga skripsi ini dapat selesai tepat
waktu.
3. Bapak Wakidi, S.Pd., selaku Kepala
SMK Negeri 1 Praya yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk

Anda mungkin juga menyukai