Anda di halaman 1dari 13

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisa Berdasarkan Parameter Kimiawi (Chemical Indication)


4.1.1 Analisa DO (Dissolved Oxygen)
Dari hasil analisa terhadap DO (Disolved Oxyegen) didapat nilai sebesar
4.00 ppm. Adapun untuk air yang jernih berarti pemakaian Chemical Oxygen baik
dan kedap terhadap udara yang bebas untuk masuk kedalam pipa sedangkan untuk
perubahan warna menjadi warna biru muda.
.

Sampel oxygen chemets hasil uji pembacaan


Gambar 4.1 Analisa DO ( Dissolved Oxygen)

4.1.2 Analisa pH
Untuk pembacaan pH dengan menggunkan kertas pH meter yang berfungsi
untuk mengetahui tingkat keasaman pada suatu zat. Dari hasil analisa di dapat
hasil 8.00 untuk sampel pada Line IND-31, mengapa pH harus diukur sesuai
dengan standar baku mutu air yang di tetapkan, hal ini dikarenakan apabila pH air
yang digunakan melebihi standar baku mutu maka akan membentuk pH basa
dimana hal ini akan menyebabkan scale dan apabila sebaliknya pH air ini terlalu
rendah maka akan membentuk asam dimana asam ini akan menyebabkan suatu
pengkaratan atau korosi pada peralatan yang digunakan yang nantinya akan
menghambat jalannya prosuksi.

23
Sampel Kertas pH

Gambar 4.2 Analisa pH

4.1.3 Analisa Kandungan Fe


Dari hasil pembacaan alat spectrometer didapat nilai sebesar 0,37 ppm
untuk sampel Line IND-31. Mengapa perlunya menganalisa Fe sesuai baku mutu
air yang ditetapkan hal ini disebabkan apabila kandungan Fe didalam air injeksi
yang digunakan melebihi batas yang ditentukan maka akan berdampak buruk bagi
jalannya suatu produksi migas hal ini karena Fe merupakan banyaknya kandungan
besi yang terkandung didalam air injeksi, maka apabila semakin besar nilai Fe
pada air injeksi yang digunakan maka akan semakin besar pula dampak terjadinya
korosi pada peralatan yang digunakan.

Gelas Ukur zat kimia (sulfide) spectrometer

Gambar 4.3 Analisa Kandungan Fe

24
4.1.4 Analisa SRB (Sulphate Reducing Bacteri)
Analisa kualitas air injeksi dengan menggunakan salah satu metodenya SRB
(Surfate Reducing Bacteri) dengan menggunakan media seperti jelly ataupun agar
ataupun aplikator. Adapun untuk mengetahui kegunaan chemical seperti
sentachem biocide bekerja dengan maksimal atau tidak dilihat pada saat
pembacaan sampel yang selama 3 hari dan maksimal 7 hari mengalami perubahan
warna, apabila perubahan warna terjadi menjadi warna hitam berarti menandakan
bahwa bakteri berkembang pada air, maka kerja dari chemical sentachem biocide
bekerja dengan tidak sempurna. Cara mengatasinya dengan menambahkan
chemical sentachem biocide lebih dari kapasitas awal yang digunakan agar dapat
membunuh bakteri jahat yang berkembang pada air, apabila sampel yang jangka
waktu minimal 3 hari dan maksimal 7 hari tidak mengalami perubahan warna
tetap jernih berarti bakteri yang ada pada air tidak berkembang maka kegunaan
chemical santachem biocide sempurna dan tidak perlu penambahan chemical lagi.
Berdasarkan dari pengamatan maka hasil yang didapat dari analisis
tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada hari pertama belum ada
tanda-tanda pada aplikator SRB yang mengindikasikan bahwa belum terlihat atau
belum tampak adanya pertumbuhan bakteri namun pada hari kelima sudah bisa
dilihat dengan jelas bahwa pertumbuhan bakteri telah ada yang ditandai dengan
adanya warna hitam pada aplikator tang merupakan indikasi adanya bakteri yang
terkandung didalam air injeksi tersebut. Hasil yang didapat dari analisa yaitu
sebesar 10-100.

Sanicheck Masukan Sumbu Botol Analisis Hasil Analisis

Gambar 4.4 Analisis kandungan Bakteri

25
4.2 Analisa Berdasarkan Parameter Fisika (Physical Indication)
4.2.1 Analisa TSS (Total Susspended Solid)
Dari hasil analisa diatas didapatlah hasil sebesar 32.80 ppm untuk sampel
Line IND-31 . Mengapa perlu dilakukan analisa kandungan Total Suspended Solid
karena analisa TSS ini mempersentasekan banyaknya kandungan solid yang
terlarut didalam air injeksi yang digunakan, apabila hal ini tidak ditangani maka
akan menyebabkan suatu kerusakan dan kerugian pada sistem produksi migas
karena apabila semakin besar kandungan solid yang terlarut didalam air maka
akan menyebabkan flack pada lapisan formasi produktif hal ini akan berdampak
buruk, karena akan menyebabkan mengecilnya permeabilitas batuan yang akan
menyebabkan penurunan produksi, sebaliknya apabila semakin kecil nilai solid
yang terlarut didalam air injeksi yang digunakan maka akan semakin baik pula air
tersebut digunakan.

Kertas Saring Neraca Digital

Gambar 4.5 Analisa TTS (Total Suspended Solid)

4.2.2 Analisa TDS (Total Dissolved Solid)


Dengan cara analisa yaitu sampel yang telah disaring menggunakan kertas
filter kemudian sampel dikeringkan menggunakan oven, setelah kering kemudian
timbang sampel kering sehingga mendapatkaan hasil sebesar 13250 ppm.
Mengapa perlu dilakukan analisa TDS (Total Dissolved Solid) atau analisa yang
dilakukan untuk mengetahui persentasi dari nilai solid yang tidak terlarut didalam

26
air injeksi, hal ini apabila tidak dianalisa maka akan menghambat jalannya
produksi migas, karena apabila semakin besar nilai TDS yang didapat padaa suatu
air injeksi yang digunakan maka akan menyababkan terjadinya scale atau endapan
pada peralatan produksi sehingga akan berdampak buruk bagi jalannya produksi
yang dilakukan dan akan menambah tekanan untuk mendorong fluida yang akan
dialirkan karena scale akan memperkecil diameter lubang pipa dan lama-
kelamaan akan menyababkan kerusakan lainnya.

Kertas Saring Oven Sampel Neraca Digital

Gambar 4.6 Analisa TDA(Total Dissolved Solid)

4.2.3 Analisa Oil Content (OC)


Hasil dari analisa yang tercatat pada spectrometer DR-2800 untuk sampel
air yang dianaisa yaitu menunjukan kandungan oil content sebanyak 31.25 ppm.
Mengapa perlu dilakukan analisa Oil Content hal ini karena Oil Content
merupakan analisa yang dilakukn untuk melihat persentase dari nilai oil yang
masih terlarut didalam air injeksi yang digunakan, apabila masih terdapat cukup
banyak kandungan oil yang terlarut didalam air injeksi maka perlunya dilakukan
treatment secara khusus untuk memisahkan oil dan air tersebut., sehingga oil bisa
diproduksikan dan dapat menambah jumlah produksi sumur.

27
Sampel xylen hasil uji spectrometer
Gambar 4.7 Analisa Oil Content

4.2.4 Analisa Kejernihan Air Injeksi


Dari analisa tersebut akan menunjukan tingkat kejernihan dari sampel yang
dianalisa. Dari analisa yang telah dilakukan dengan menggunakan sampel air
injeksi maka didapatkan sebesar 9,99 NTU, mengapa perlunya menganalisa
tingkat kejernihan dari air injeksi yang digunakan hal ini dilakukan untuk
mengetahui tingkat kekeruhan air yang digunakan, semakin keruh air yang
digunakan maka akan mengindikasikan semakin besar pula persentase solid yang
dikandung, dan apabila sebaliknya semakin jernih air yang digunakan maka akan
semakin baik air yang digunakan.

Sampel Botol Kupet Turbidimeter

Gambar 4.8 Analisa Kejernihan Air

28
4.2.4 Analisa Chloride (Cl-)
Dari hasil analisa diperoleh sampel yang mengalami perubahaan warna
menjadi warna kuning dan terdapat endapan berarti ada mengandung Cl-
(Chlorida) maka ditirasi dengan AgNO3 dan untuk sampel yang diuji
mendapatkan hasil sebesar 45,76 ppm untuk sampel Line IND-31. Mengapa
perlunya dilakukan analisa kandungan Cl- yaitu untuk mengetahui tingkat salinitas
dari air yang digunakan, semakin besar kandungan Cl- didalam air yang
digunakan maka akan semakin buruk tingkat kualitas air injeksi yang digunakan
tersebut karena apabila terdapat kandungan Cl- yang melebihi batas standart baku
mutu air maka hal tersebut akan menyebabkan terjadinya suatu endapan atau scale
yang akan sangat merugikan bagi jalannya produksi migas.

Sampel PottasiumCromate Buret


Gambar 4.9 Analisa Chloride (Cl-)

4.3 Analisa ion-ion yang terkandung pada air formasi


Agar penginjeksian air berjalan dengan sempurna terlebih dahulu kita
analisa ion-ion yang terkandung dalam air formasi. Adapun ion-ion tersebut
seperti :
CO32-
HCO3-
Mg2+
Ca2+

29
Dari hasil analisa kandungan CO3- yang telah penulis lakukan dilaboratorium
maka didapatkan hasil sebesar 0,37 ppm.

Tabung Reaksi Phenolphetalein Buret


Gambar 4.10 Analisa CO32-

Dari hasil analisa kandungan HCO3- yang telah penulis lakukan dilaboratorium
maka didapatkan hasil sebesar 3,95 ppm.

Tabung Reaksi Methyl Orange Buret


Gambar 4.11 Analisa Bikarbonat (HCO3-)

Dari hasil analisa kandungan Mg2+ yang telah penulis lakukan dilaboratorium
maka didapatkan hasil sebesar 2.59 ppm.

30
Tabung Reaksi B.Sol + E black T Buret
Gambar 4.12 Analisa Mg2+

Dari hasil analisa yang telah dilakukan penulis untuk kandungan Ca2+ maka
didapatkan hasil sebesar 1.60 ppm.

Tabung Reaksi B.Sol + Murexide Buret


Gambar 4.13 Analisa Kandungan Ca2+

Dari hasil analisa yang telah dilakukan untuk spesific gravity didapatkan hasil
sebesar 1,01.

31
Sampel Gelas Ukur Spesipic Gravity
Gambar 4.14 Analisa Spesific Gravity

Dari hasil analisa yang telah dilakukan penulis untuk nilai spesific gravity
didapatkan nilai sebesar 1,01.

4.4 Hasil Analisa Air Injeksi


Pada tabulasi ini berisikan hasil penganalisaan air injeksi dari sampel yang
telah diambil pada Line IND-31, dan dari tabulasi ini kita bisa melihat dan
menganisa bahwa sampel yang terdapat pada Line IND-31 belum memenuhi
standar baku mutu air terproduksi, dan hal ini menunjukan adanya kesalahan yang
terjadi pada pengolahan air injeksi ini dan masih sangat perlunya perbaikan-
perbaikan pada sistem pengolahan air injeksi ini agar nantinya dapat
menghasilkan hasil yang sesuai pada parameter keberhasilan.
Pada tabulasi ini juga berisikan ion-ion yang terkandung didalam air
injeksi yang digunakan pada Line IND-31, dalam proses analisa ion-ion yang
terkandung dalam air injeksi ini salah satunya yaitu untuk dapat mengetahui
tingkat terjadinya dampak korosi dan scale pada pipa atau peralatan lainya yang
akan sangat merugikan perusahaan karena akan adanya penghambat proses
produksi migas atau bahkan dapat menyebabkan terhentinya proses produksi
migas karena beberapa masalah diantaranya kebocoran pipa. Dan berikut ini
adalah tabulasi hasil analisa yang telah dilakukan untuk Line IND-31.

32
Tabel 4.1 Hasil Analisa Ion Terkandung Pada Line IND-31
No Ion Mg/l Nilai

1 Natrium Na+ 8533.98 45.80

2 Kalsium Ca2+ 260.00 1.60

3 Magnesium Mg2+ 255.36 2.59

4 Karbonat CO32- 90.00 0.37

5 Bikarbonat HCO3- 1952.00 3.95

6 Sulfat SO42- 3.00 0.01

7 Klorida Cl- 13135.00 45.67

8 Besi Fe 0.37 0.00

Toal Dissolved Ion 24229.71 99.99

Pada hasil analisa yang telah dilakukan pada kandungan ion-ion didalam
air injeksi diatas maka didapati bahwa ada tiga ion yang mendominasi yaitu :
1. Natrium (Na+) 8533.98 mg/l
2. Bikarbonat (HCO3-) 1952.00 mg/l
3. Chloride (Cl-) 13135.00 mg/l
Maka berdasarkan analisa yang dilakukan dan didapatilah hasil dari ion-ion
yang mendominasi diatas tersebut kemungkinan besar untuk terjadinya Scale
sangat kecil. Dan menurut analisa berdasarkan parameter-parameter baku mutu
kualitas air injeksi didapati hasil yaitu :

33
Tabel 4.2 Kualitas Air Injeksi Line SPA-31
No Parameter Of UNIT METODE LIMIT SAMPEL
Test TAKEN
Chemical
Induction:
1 SI (Scale Index) - TITRATION - 1,23

2 DO (Dissolved PPM COLORMETRIC 0.


Oxygen) 2
3 BAKTERI CC 0
10-100
4 pH - POTENSIOMETRI 6.5-8 8.00
C
5 Fe PPM TITRATION 1 0.37

Physical
Indication
6 TSS PPM MEMBRANE 2 123
FILTER TEST
7 TDS PPM DRY OVEN - 1325013250
9 OC PPM 0
31.25
10 TURBIDITY - COLORMETRIC 5
9.99
11 CHLORIDE PPM TITRATION - 13145.00

12 WARNA AIR - VISUAL - KERUH


KEKUNINGAN

34
Dari parameter-parameter diatas untuk menganalisa air injeksi ada
beberapa parameter yang belum memenuhi baku mutu standar yang ditetapkan
seperti TTS, DO. Maka dari parameter-parameter diatas dapat disimpulkan bahwa
air injeksi yang telah dianalisa diatas belum memenuhi baku mutu standar yang
telah ditetapkan, maka perlunya peninjauan dan monitoring untuk mengatasi hal
ini.

35

Anda mungkin juga menyukai