Anda di halaman 1dari 24

6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1.Sistem Termodinamika

Sistem termodinamika adalah bagian dari seluruh jagat raya yang harus

diperhitungkan. Klasifikasi dari sistem termodinamika berdasarkan pada sifat-sifat

batas dari sistem lingkungan dan perpindahan materi, kalor dan entropi antara

sistem dan lingkungan.

2.1.1. Hukum-hukum Termodinamika

1. Hukum Termodinamika ke Nol

Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang

dengan sistem ketiga, maka ketiga sistem tersebut saling setimbang

satu dengan yang lainnya.

2. Hukum Termodinamika Pertama

Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan

bahwa perubahan energi dalam satu sistem termodinamika tertutup


7

sama dengan total dari jumlah energi kalor yang disuplai kedalam

sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem.

3. Hukum Termodinamika Kedua

Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini

menyatakan bahwa total entropi dari suatu sistem termodinamika

terisolasi cenderung untuk menungkat seiring dengan meningkatnya

waktu, mendekati nilai maksimum.

4. Hukum Termodinamika ketiga

Hukum ketiga ini terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini

menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol

absolut, semua proses akan berhenti dan entropi sistem akan

mendekati nilai minimum. Hukum ini juga meyatakan bahwa

entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur nol

absolut bernilai nol.

2.1.2. Siklus Termodinamika

Siklus termodinamika adalah rangkaian proses termodinamika dalam

mentransfer panas dan kerja dalam berbagai keadaan teknan, temperatur, dan

keadaan lainnya. Dalam hukum pertama termodinamika menyebutkan bahwa

jumlah panas yang masuk setara dengan jumlah panas yang keluar. Jadi pada

akhir siklus, semua sifat akan memiliki nilai yang sama dengan kondisi awal.

Proses ini menjadi konsep yang penting karena prosesnya terjadi secaara

berulang-ulang dan berlanjut.


8

2.2. Perpindahan Panas

2.2.1. Konduksi

Konduksi adalah proses perpindahan panas antara dua partikel dalam suatu

benda padat dengan cara kontak langsung antara partikel yang satu lebih panas

terhadap partikel yang lebih rendah.

2.2.2. Konveksi

Konveksi adalah proses perpindahan panas dari suatu titik dalam suatu

ruangan ketitik lain karena adanya perpindahan dari partikel itu sendiri, yang

pada umumnya partikel tersebut berbentuk cair atau gas.

2.2.3. Radiasi

Radiasi adalah perpindahan panas dari satu benda kebenda lain dengan

menggunakan gelombang elektromagnetik. Perpindahan energi secara radiasi

berlangsung jika foton-foton dipancarkan dari suatu permukaan ke permukaan

lain pada saat mencapai permukaan lain, foton yang diradiasikan juga diserap,

dipantulkan melalui permukaan

2.3. Dasar Pendinginan Ruangan

Proses pendinginan ruangan merupakan hasil dari efek pendinginan dari

sistem refrigerasi. Suatu sistem refrigerasi dari siklusnya menghasilkan efek

pendinginan dan efek pemanasan. efek pendinginan inilah yang kemudian

dikembangkan dan dimanfaatkan untuk pendinginan ruangan. Suatu sistem refrigerasi


9

terdiri dari 4 komponen utama yaitu, evaporator, kompresor, kondensor, dan katup

ekspansi

2.3.1. Evaporator

Evaporator adalah alat penukar kalor yang berfungsi untuk menyerap kalor

dari bend dan flluida. berbeda dengan kondensor, evaporator ditempatkan

didalam ruangan pendinginan. kompresor yang sedang bekerja menghisap

bahan pendingin gas dari evaporator, sehingga tekanan didalam evaporator

menjadi rendah. penyerapan kalor pada evaporator membuat bahan pendingin

menguap dari fase cair menjadi fase gas. maka dari itu erencanaan evaporator

harus mencakup penguapan yang efektif dari bahan pendingin dengan

penurunan tekanan yang minimum dan pengambilan panas dari zat yang

diinginkan secara efisien dengan cara bahan pendingin berfase gas ketika

memasuki kompresor.

2.3.2. Kompresor

Kompresor bekerja menghisap uap refrigeran dari sisi keluar evaporator.

Pada sisi evaporator, tekanannya diusahakan tetap rendah supaya refrigeran

selalu berada dalam fasa gas dan bertemperatur rendah. Didalam kompresor,

uap refrigeran ditekan sehingga tekanan dan temperaturnya tinggi untuk

menghondari terjadinya kondensasi dengan membuang energi kelingkungan.

Dalam proses kompresi, energi diberikan kepada uap refrigerant, pada uap

refrigerant akan dihisap masuk kedalam kompresor yang bertemperatur

rendah, tetapi selama proses kompresi berlangsung temperatur dan tekanannya


10

naik. Jumlah refrigerant yang bersirkulasikan tergantung pada jumlah uap yag

diserap masuk ke kompresor.

2.3.3. Kondensor

Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar panas (heat exchanger)

yang berfungsi untuk mengkondisikan fluida kerja pada tekanan dan

temperatur yang cukup tinggi yang berguna untuk membuang kalor dan

mengubah wujud refrigerant dari uap menjadi cair. Kondensor ditempatkan

diluar ruangan yang sedang didinginkan agar dapat melepas keluar terhadap

zat yang mendinginkannya. Tekanan refrigerant yang meninggalkan

kondensor harus cukup tinggi untuk mengatasi gesekan pada pipa dan tahanan

dari alat ekspansi, begitu sebaliknya jika tekanan didalam kondensor sangat

rendah dapat menyebabkan refrigerant tidak mampu mengalir malalui alat

ekspansi. Uap refrigerant yang keluar dari generator akan memasuki

kondensor. Uap yang bersuhu tinggi ini sebelum masuk ke evaporator terlebih

dahulu didinginkan di kondensor. Panas uap dari refrigeran secaraa konveksi

akan mengalir ke pipa kondensor. Panas akan mengalir ke sirip-sirip

kondensor sehingga panas tersebut dibuang ke udara bebas melalui sirip

dengan cara konveksi ilmiah.

2.3.4. Katup Ekspansi

Katup ekspansi ini dipergunakan untuk menurunkan tekanan dan untuk

mengekspansikan secara adiabatik (perubahan dari fasa gas,dimana tidak ada

kalor yang masuk maupun keluar dari sistem) cairan yang bertekanan dan
11

bertemperatur rendah, atau mengekspansikan refrigerant cair dari tekanan

kondensasi ke tekanan evaporasi, refrigerant cair diinjeksikan keluar melalui

oriffice, refrigerant akan segera berubah menjadi kabut yang bertekanan dan

bertemperatur rendah. Selain itu, katup ekspansi juga berfungsi sebagai alat

kontrol refrigerasi yang berfungsi :

1. Mengatur jumlah refrigerant yang mengalir dari pipa cair menuju

evaporator sesuai dengan laju penguapan pada evaporator.

2. Mempertahankan perbedaan tekanan antara kondensor dan evaporator

agar penguapan pada evaporator berlangsung pada tekanan kerjanya.

2.4. Pengkondisian Udara pada Bangunan

Kebanyakan unit pengkondisian udara digunakan untuk kenyamanan, yaitu untuk

menciptakan suatu kondisi yang nyaman bagi penghuni ruangan. Pada musim panas,

sistem pendinginan sangatlah penting dan menjadi suatu kebutuhan pokok bagi

seluruh bangunan besar, bagunan besar perlu didinginkan untuk menyerap kalor yang

dikeluarkan oleh orang-orang, alat elektronik, lampu-lampu, dan segala macamnya.

Pada bangunan besar, biasanya jenis pengkondisian udara yang digunakan sering

adalah pengkondisian udara sentral. Sistem tersebut mungkin terdiri dari satu atau

lebih mesin pendingin air dan mesin pemanas air yang diletakkan didalam suatu rung

mesin. Ruangan yang dikondisikan menggunakan satu atau lebih sistem saluran udara

segar dan udara balik, dapat juga dalam bentuk aliran air panas atau dingin melalui
12

pipa penukar kalor (heat exchanger) yang terdapat didalam ruangan tersebut.

Gambar 2.4 sistem pendingin gedung (pak yuri document)

2.5. Sistem Pengkondisian Udara

Sistem pengkondisian udara terbagi dalam 4 bagian, yaitu:

Sistem saluran penuh

Sistem air udara

Sistem air penuh

Sistem penyegr udara tunggal

2.5.1. Sistem saluran udara penuh

Sistem saluran udara penuh menggunakan sistem pengkondisian udara

sentral, dimana mesin dan peralatan pengkondisian udara diletakkan pada

tempat yang agak jauh pada ruangan yang akan dikondisikan. Misalnya untuk

pengkondisian gedung bertingkat yang menggunakan sistem pengkondisian

udara sentral, mesin, dan peralatan pendingin diletakkan pada lantai terats dan
13

lantai terbawah/dasar. Dari mesin dan perlatan inilah akan disalurkan udara

melaalui pipa-pipa ke ruangan yang akan dikondisikan.

2.5.2. Sistem air udara

Sistem air udara menggunakan sebuah unit koil kipas udara atau unit

induksi yang dipasang di dalam ruangan yang akan dikondisikan. Air dingin

atau air panas di alirkan kedalam unit tersebut, sedangkan udara ruangan di

alirkan melalui unit tersebut sehingga menjdi dingin atau panas. Selanjutnya

udara tersebut akan bersirkulasi didalam ruangan. Untuk keperluan ventilasi,

udara luar yang telah didinginkan dan dikeringkan atau udara yang telah

dipanaskan dan dilembabkan di alirkan dari mesin penyegar sentral ke

ruangan yang akan disegarkan. Karena berat jenis dan kalor spesifik air

lebihbesar dari pada udara, maka baik daya dan ukuran pipa yang digunakan

untuk mengalirkan air dalam pemindahan kalor yang sama menjadi lebih

kecil. Dengan demikian, untuk mengatasi beban kalor dari ruangan yang akan

dikondisikan, banyaknya udara yang mengalir dari mesin penyegar udara

sentral adalah lebih kecil, maka ruangan yang diperlukan untuk menempatkan

saluran udara menjadi lebih kecil. Disamping itu, ukuran mesin penyegar

maupun daya yang diperlukan adalah lebih kecil jika dibandingkan dengan

yang diperlukan oleh sistem udara penuh.

2.5.3. Sistem air penuh

Pada sistem air penuh, air dingin dialirkan melalui unit koil kipas udara

untuk penyegaran udara dan tidak menggunakan udara primer seperti yang

terdapat pada sistem air udara. Untuk ventilasi, udara dimasukkan sebagai
14

infiltran melalui celah-celah pintu atau jendela atau udara luar yang terisap

langsung melalui lubang masuk pada dinding disebelah belakang unit koil

kipas udara.

2.5.4. Sistem penyegar udara tunggal

Sistem ini terdiri dari kipas udara, koil udara pendingin dan mesin

refrigerasi yang berada didalam satu kotak, dengan terminal pipa air

pendingin dan daya listrik dibagian luarnya. Ada 4 jenis penyegar udara yang

termasuk dalam kelompok ini, yaitu jenis paket, jenis jendela, jenis lantai, dan

jenis atap. Unit penyegar udara tunggal biasanya hanya dipergunakan untuk

keperluan pendingin saja. Tetapi dengan menambahkan pemanas listrik

ataupun koil air panas dan pelembab udara, maka sistem tersebut dapat juga

dipergunakan untuk pemanas ruangan.

2.6 Siklus Kompresi Uap

Siklus kompresi uap merupakan salah satu siklus yang digunakan dalam

proses pendinginan, siklus kompresi uap memerlukan beberapa komponen

utama agar siklus ini dapat bekerja dengan baik seperti kompresor, kondensor,

katup ekspansi, dan evaporator. Untuk memahami proses proses yang terjadi

pada kompresi uap, diperlukan pembahasan siklus termodika yang di

gunakan. Universitas Mercu Buana Pembahasan diawali dengan daur carnot

yang merupakan daur ideal dan daur kompresi uap nyata.


15

2.6.1 Daur carnot

Daur carnot adalah daur reversible yang didefenisikan oleh dua

proses isotermal dan dua proses isentropik. Karena proses reversible dan

adiabatik, maka perpindahan hanya terjadi selama proses isotermal. Dari

kajian termodinamika, daur carnot dikenal sebagai mesin kalor carnot

yang menerima enegi kalor pada suhu tinggi. Sebagian di ubah menjadi

kerja dan sisanya dikeluarkan sebagai kalor pada suhu rendah Apabila

daur mesin kalor carnor dibalik, yaitu proses pengambilan panas dari

daerah yang bersuhu rendah ke daerah yang bersuhu tinggi. Skematis

peralatan dan diagram T S daur Refrigerasi Carnot, ditunjukkan pada

Gambar 2.6.1

Gambar 2.6.1 Daur Refrigrasi Carnot Dan Diagram T S Daur Refrigrasi

Carnot (google.com)

Keterangan proses :

1 2 : kompresi adiabatic
16

2 3 : pelepasan panas isothermal

3 4 : ekspansi adiabatic

4 - 1 : pemasukan panas isothermal

2.6.2 Daur Kompresi Uap Ideal

Daur kompresi uap ideal ditunjukkan pada Gambar 2.2, Apabila daur

carnot diterapakan pada kompresi uap, maka seluruh proses akan terjadi

dalam fasa campuran. Untuk itu fluida kerja yang masuk kompresor

diusahakan tidak berupa campuran, yang tujuannya mencegah kerusakan.

Pada daur carnot ekspansi isentropic terjadi pada turbin, daya yang dihasilkan

digunakan untuk mengerakkan kompresor. Dalam hal ini mengalami suatu

kesulitan teknis, maka untuk memperbaikinya digunakan katup ekspansi atau

pipa kapiler dengan demikian proses berlangsung pada entalpi konstan.

Gambar 2.6.2 Daur Kompresi Uap Ideal. (google.com)

Berdasarkan Gambar 2.6.2 dapat dijelaskan:


17

1 2 : kompresi adiabatik dan reversible, dari uap jenuh menuju tekana

konstan

2 - 3 : pelepasan kalor reverseibel pada tekanan konstan, menyebabkan

penurunan panas lanjut dan pengembunan refrigerant.

3 4 : ekspansi irreversible pada entalpi konstan,dari cairan jenuh menuju

tekanan evaporator.

4 1 : penambahan kelor reverdibel pada tekanan tetap yang

menyebabkan penguapan menuju uap jenuh.

2.6.3 Daur Kompresi Uap Nyata

Daur kompresi uap nyata mengalami pengurangan efisiensi dibandingkan

dengan daur uap standard. Pada daur kompresi uap nyata proses kompresi

berlangsung tidak isentropic, selam fluida berkerja melewati evaporator dan

kondensor akan mengalami penurunan tekanan. Fluida kerja mendinginkan

kondensor dalam keadaan sub dingin dan meninggalkan evaporator dalam

keadaan panas lanjut. Penyimpangan daur kompresi uap nyata dari daur uap

ideal dapat diperhatikan pada

Gambar 2.6.3 (google.com)


18

Gambar 2.6.3 Perbandingan Antara Siklus Kompresi Uap Standart Dan

Nyata. Pada daur kompresi uap nyata preses kompresi berlangsung tidak

isentropic, hal ini disebabakan adanya kerugian mekanis dan pengaruh suhu

lingkungan selama prose kompresi. Gesekan dan belokan pipa menyebebkan

penurunan tekanan di dalam alat penukar panas sebagai akibatnya kompresi

pada titik 1 menuju titik 2 memerlukan lebih banyak kerja dibandingkan

dengan daur ideal (standard). Untuk menjamin seluruh refrigerant dalam

keadaan cair dalam sewaktu memasuki alat ekspansi diusahakan refrigerant

meniggalkan kondensor dalam keadaan sub dingin. Kondisi panas lanjut yang

meninggalkan evaporator disarankan untuk mencegah kerusakan kompresor

akibat terisap cairan.

2.6.4 Keuntungan Refrigrasi Kompresi Uap

Siklus refrigerasi kompresi uap memiliki dua keuntungan yaitu: 1.

Sejumlah besar energi panas diperlukan untuk merubah cairan menjadi uap,

dan oleh karena itu banyak panas yang dapat dibuang dari ruang yang

disejukkan. Sifat-sifat isothermal penguapan membolehkan pengambilan

panas tanpa menaikan suhu fluida kerja ke suhu berapapun didinginkan. Hal

ini berarti bahwa laju perpindahan panas menjadi tinggi, sebab semakin dekat

suhu fluida kerja mendekati suhu sekitarnya akan semakin rendah laju

perpindahan panasnya.
19

2.7 Pengertian Chiller

Chiller atau mesin refrigerasi adalah peralatan yang biasanya

menghasilkan media pendingin utama untuk bangunan gedung, dengan

mengkonsumsi energi secara langsungberupa energi listrik, termal atau

mekanis, untuk menghasilkan air dingin (chilled water) danmembuang kalor

ke udara (atmosfir) melalui menara pendingin (cooling tower) ataukondensor.

Fungsi Chiller dalam sistem tata udara adalah mendinginkan media air,

dimanaair disinggungkan pada bagian evaporator chiller. Air kemudian

dialirkan ke AHU (AirHandling Unit) untuk diambil dinginnya dan

dihembuskan ke ruangan. Pada Chiller terdapat beberapa parameter yang

menunjukkan unjuk kerjanya, antara lain; suhu air masuk (inlet) keevaporator

dan suhu air keluar (outlet) dari evaporator, tekanan discharge, serta

tekanansuction. Dengan pembacaan suhu inlet dan outlet maka dapat ketahui

kapasitas ataukemampuan chiller untuk mendinginkan air. Pembacaan

tekanan discharge dan tekanansuction untuk mengetahui konsumsi refrigerator

pada chiller tersebut dan juga untuk mengetahui apabila terjadi kekurangan

atau kelebihan tekanan akibat adanya anomaly tertentu.

Jenis chiller berdasarkan jenis compressornya :

1. reciproacting

2. screw

3. centrifugal

Jenis chiller berdasarkan jenis cara pendinginan kondensernya :

1.Air Coller
20

2. Water Coller

Gambar 2.7 bagian bagian water cooler (google.com)

Ditinjau dari medium pendingin kondenser, water chiller system digolongkan

menjadi dua bagian, yaitu :

a. Air cooled water chiller

b. Water cooled water chiller

Ada dua tipe kompresor yang paling umum digunakan pada water chiller

system yaitu :

a. Reciprocating water chiller

b. Centrifugal water chiller.

Sistem pengaturan kapasitas chiller tergantung pada tipe chiller :

o Reciprocating Chiler menggunakan kombinasi cylender Unloading

dan On-Off sikus kompresor dari satu atau lebih kompresor


21

o Centrifugal Chiller menggunakan pengaturan inlet cuide vane untuk

mengatur laju aliran refrigerant

o Screw chiller menggunakan slide valve untuk mengatur panjang

lintasan kompresi Pada penerapannya kapasitas centrifugal dan Srew chiller

pada umumnya dapat diatur dari 100% s/d 10% beban. Sedangkan

Reciprocating Chiller, untuk chiller dengan kapsitas rendah pada umumnya

menggunakan on-off siklus kompresor; untuk chiller dengan kapasitas

sedang dan besar dengan multiple kompresor unit, menggunakan sistem

unloading dan kapasitas chiller dapat diatur sampai 12,5% beban.

2.7.1. Reciprocating Water Chiller

Water chiller dengan kompresor jenis reciprocating (torak) sangat luas

pemakaiannya, karena mempunyai rentang yang lebar dari 20 TR sampai

dengan 400 TR. Kompresor torak adalah resin dengan perpindahan positif,

gas diisap masuk kedalam silinder dan langsung dikompresikan sehingga

dapat mengalirkan volume refrigerant dengan laju yang konstan pada rentang

tekanan yang lebar.

Ada tiga tipe kompresor torak yang umum digu nakan pada water chiller

yaitu:

a. Fully Hermetic

b. Semi Hermetic

c. Direct-drive Open

Refrigerant yang umum dipakai adalah R-12 dan R-22


22

Karakteristik Performansi Hal yang khusus pada kompresor torak adalah

karakteristik kenaikan tekanan versus kapasitas. Kenaikan tekanan kecil

pengaruhnya terhadap kenaikan laju aliran volume dari kompresor dan

dengan demikian Reciprocating Water Chiller tetap berada disekitar kapasitas

pendinginan penuh walaupun bekerja diatas temperratur wet-bulb

perencanaan. Reciprocating water chiller cocok untuk pemakaian kondensor

berpendingin udara (Air Cooled Condenser) dan sistem refrigerasi temperatur

rendah.

Metode pengontrolan kapasitas dari kompresir reciprocating dilakukan

dengan cara sebagai berikut :

a. Unloading of Compresor Cylinder

b. On-off siklus kerja kompresor

c. Hot-gas bypass

d. Compresor speed control

e. Kombinasi darisemua cara diatas.

2.7.1.1 Bagian-bagian Reciprocating Water Chiller

Water Chiller ini terdiri dari :

o Kompresor torak (Reciprocating Compressor)

o Cooler (Evaporator)

o Water Coled Condenser

o Thermostatic Expansion Valve

o Control Box
23

Mekanisme kerja dari masing-masing komponen ini dijelaskan sebagai

berikut;

a. Kompresor

Gas refrigerant dan evaporator dihisap masuk kedalam Kompresor dan

mengalami proses kompresi sehingga tekanan dan temperaturnya naik,

kemudian mengalir ke

kondenser.

b. Kondenser

Didalam kondenser terjadi proses pekepasan kalor dari gas refrigerant

ke medium pendinging kondenser (air), sehingga refrigerant mengalami

perubahan fasa dari fas agas ke fasa cair sedangkan temperatur air

pendingin setelah keluar kondenser naik

c. Cooler (evaporator)

Refrigerant cair dari kondenser mengalir masuk ke cooler (evaporator)

setelah mengalami ekspansi di katup ekspansi. Pada waktu masuk cooler

temperatur dan tekanan refrigerant turun dalam fasa campuran. Kemudian

refrigerant menguap pada temperatur rendah sambil menyerap kalor dari

air dingin, fasa refrigerant seluruhnya menjadi uap dan dihisap kembali

kedalam kompresor.

d. Katup Ekspansi

Refrigerant yang kelur dari kondenser dalam keadaan fasa cair dengan

temperatur dan tekanan yang tinggi


24

Pada saat masuk kedalam katup ekspansi terjadi proses penurunan

tekanan refrigerant sehingga refrigerant dapat menguap (sambil menyerap

kalor) pada temperatur rendah didalam cooler.

e. Pengontrol

Freeze Protection Thermostat

Sensor alat ini mendeteksi temperatur air dingin yan keluar dari

cooler. Bila temperatur air dingin terlalu rendah, lebih rendah dari set

point thermostat, kontroler akan mematikan kompresor. Pada

umumnya tempratur air dingin keluar dari cooler adalah pada rentang

4-10 o C

Oil Pressure Cut Off

Kontoler ini akan mematikan motor kompresor jika perbedaan antara

Suction Kompresor dan Discharge Pompa Oli berada dibawah harga

minimum yang aman. Pada umumnya switch kontroler akan

membuka (open) jika harga differensialnya sekitar 10 psi dan kaan

menutup kembal jika naik sekitar 15 psi.

High & Low Pressure Cut Off

High pressure switch akan mematikan motor kompresor sebelum

tekanan Discharge kompresor mencapai harga setting relief

valve.Sebagai contoh : untuk sistem yang menggunakan R-12

membuka pada 175 psi dan menutup pada 125 psi. sedangkan sistem

yang menggunakan R-22 membuka pada 275 psi dan menutup pada

225 psi.
25

Low Pressure Switch akan mematikan motor kompresor sebelum

tekanan cooler (evaporator) mencapai harga yang bersesuaian dengan

temperatur refrigerant 32 o F. sebagai contoh untuk sistem yang

menggunakan R-12 akan menutup pada posisi 50 psi dan akan

membuka pada 33 psi.

Capacity Control

Fungsi dari Kontrol kapasitas ssitem adalah untu mengatur kapasitas

pemompaan refrigerant dari kompresor secara otomatis yang

disesuaikan dengan beban peningin yang ada. Sensor dari alat ini

mendeteksi temperatur air dingin yang masuk kecooler.

Sinyal darisensor masuk ke arangkaian Kontroler. Jika tempratur air

dingin berada di bawah/atas setpoint thermostat, kontroler akan

mengatur bukanan selenoid valve yang selanjutnya secara sekuensial

akan mengatur pembebanan dari satu atau dua set slilinder kompresor

f. Compresr Crankoase Chiller

Fungsi dari Cranckoase Oil Heater adalah untuk memepertahankan

konsentrasi refrigerant didalam conckrase pada batas minimum yang

disyarakan untuk kompresor. Cranckase Heater ini harus terus menerus

hidup, baik kompresor dalam ekadaan operaso maupun dalam keadaan

sedang tidak jalan.


26

2.7.2 Centrifugal Water Chiller

Kompresor sentrifugal adalah tipe non-positive displacement, yaitu gas yang

diisap masuk ke kompresor dipercepat alirannya oleh sebuah impeller yang

kemudian mengubah energi kinetik untuk menaik kan tekanan. Kapasitasnya

dapat diatur secara kontinyu pada rentang yang lebar untuk berbagai batas

tentang rasio tekanan.

Karena Centrifugal Water Chiller dapat diatur kapsitasnya dalam rentang

kondisi beban yang lebar dengan perubahan yang proporsional terhadap

konsumsi daya, maka jenis ini dapat digunakan untuk pengendalian

temperatur yang ketat dan konservasi energi.Dibandingkan denga kompresor

Torak pada kompresor sentrifugal sangat sedikit bantalan-bantalan poros dan

bagian-bagian permukaan yang saling bergesekan yang dapat menyebabkan

keausan dan getaran.

Pada saat ini kapasitas dari Centrifugal Water Chiller yang ada berkisar antara

80-2400 TR pada kondisi air dingin keluar dari cooler 44 o F (6,7 oC) dan air

pendingin keluar dari Kondenser 95 o F (35 o C). Refrigerant yang populer

digunakan pada sistem adalah R-12 dan R-22

2.7.2.1 Bagian-bagian Centrifugal Water Chiller

Sistem pendingin kondenser dari Water chiller tipe ini pada umumnya Water

cooled condeser (kondenser berpendingin air). Seperti halnya Reciprocating

Water Chiller komponen-komponen dari sistem ini yaitu kompresor,

kondenser, katup ekspansi, dan cooler (evaporator) Mekanisme kerja siklus


27

refrigerasi dan beberapa bagian alat kontrol pengaman ng terdapat pada

Reciprocating Water Chiller. Uap /gas refrigerant dari cooler (Evaporator)

masuk kedalam kompresor sentrifugal, alirannya dipercepat oleh impeller,

kemudian masuk ke bagian diffuser. Dimana pada bagian ini terjadi

perubahan energi kinetik menjadi energi tekanan. Gas bertekanan dan

bertemperatur tinggi tersebut masuk ke Kondenser dan mengalami kondensasi

sambil melepas kalor ke air pendingin kondenser. Sebelum masuk ke cooler

(Evaporator) refrigerant cair mengalami ekspansi di katup ekspansi. Di dalam

cooler (Evaporator) refrigerant menyerap kalor dan air dingin sehingga pada

waktu keluar dari cooler temperatur air dingin turun. Siklus refrigerant

berulang seperti semula.

2.7.2.2 Sistem Pengontrolan Kapasitas

Kapasitas pendinginan dari Water Chiller ini dapat diatur dari 10%-100% dari

kapsitasnya dengan putaran berkisar antara 1800-1900 rpm.Pengaturan

kapasitas kompresor sentrifugal dapat dilakukan dengan empat metoda atau

kombinasi diantaranya yaitu :

1. Variabel kecepatan putaran

2. Pengaturan bukan Inlet Guide Vane

3. Throtting Suction Gas

4. Variabel tekanan condenser

Dari keempat metode pengaturan kapasitas tersebut pengaturan dengan

bukaan vane yang umum digunakan karena yang paling efsien.Pengaturan


28

kapasitas chiller didasarkan pada temperatur air dingin yang keluar dari

cooler yang dideteksi oleh sebuah sensor (biasanya thermistor). Sinyal dari

sensor masuk ke rangkaian kontroler yang akan membuka dan menutup relay

diabagian modulator. Relay akan menggerakkan kedua katup selenoid

sedemikian, sehingga oli mengalir dan menggerakkan piston hidrolis, dimana

piston ini yang akan mengendalikan posisi dari inlet Guide Vanes. Jika

temperatur air dingin yang keluar dari cooler naik, posisi IGV akan bergerak

ke arah pembuka sebaliknya apabila temperatur air dingin turun, posisi IGV

bergerak ke arah menutup.

2.7.2.3 Sistem Pelumasan

Ada dua fungsi sistem pelumasan yaitu untuk memberi pelumasan pada

bantalan-bantalan kompresor dan sebagai fluida kerja dari sistem

pengontrolan kapasitas. Komponen utama sistem pelumasan ini antara lain

adalah : pompa oli, filter oli, pendingin oli dan oil separator.Minyak pelumas

(oli) yang berasal dari kompresor masuk ke alam tangko oli. Di bagian

separator, campuran refrigerant dan oli dipisahkan, refrigerant kembali ke

bagian suction kompresor sedangkan oli dimasukkan ke bagian pendingim oli

dan didinginkan kemudian masuk ke filter oli sebagian masuk ke kompresor

dan sebagian masuk ke dalam sistem pengontrolan.

2.8 Pengukuran Performa Chiller

Energi input dalam KW :

(Motor Kompressor dalam KW 1 )= V . I . COS . 3


29

(Pompa Colling Tower dalam KW 2) = V . I . COS . 3

(Colling Tower FAN Motor dalam KW 3) = V . I . COS . 3

(Chiller System Control dalam KW 4) = V . I . COS

(Pompa Oli Dalam KW 5) = V . I . COS . 3

Output (Cooling Capacity Delivered - Tons)

(TS) Temperatur Supply, Chilled Water Supply Temperature - F

(TR) Tempratur Return, Chilled Water Return Temperature - F

(FCW) Chilled Water Flow Rate Gallons/Minute GPM

Chiller Performance = Total KW Input/Tons Output = KW1 + KW2 + KW3 +

KW4 + KW5/ Tons Capacity, dimana: Tons Capacity = FCW (gal/min) x 8.34

lb/gal x (Cp) 1 Btu/lb.F x (TR TS) x 60 mins./hr divided by 12,000

Btu/hr/Ton

Anda mungkin juga menyukai