Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Dinamis,Volume I, No.

11, Juni 2012 ISSN 0216-7492

OPTIMALISASI EFISIENSI TERMIS BOILER MENGGUNAKAN


SERABUT DAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKAR

Grata Patisarana 1 , Mulfi Hazwi 2


1, 2
Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara
Medan 20155
e-mail : patisaranagrata@ymail.com

Abstrak

Penggunaan metode langsung (direct method) dalam mengevaluasi efisiensi termis boiler
memiliki kelemahan karena tidak memberikan petunjuk tentang penyebab dan berbagai
kehilangan yang berpengaruh didalam sistem. Untuk menjawab masalah tersebut maka peneliti
menggunakan metode tidak langsung (indirect method). Metode ini memiliki keuntungan yaitu
dapat mengetahui neraca bahan dan energi yang lengkap untuk setiap aliran, yang dapat
memudahkan dalam mengidentifikasi opsi-opsi untuk meningkatkan efisiensi termis boiler.
Dalam aplikasinya, metode ini harus melewati serangkaian uji eksperimen terhadap sampel
yang digunakan yaitu serabut dan cangkang sawit yang hasilnya tersebut pada akhirnya
digunakan untuk selanjutnya dianalisis. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
pemakaian bahan bakar 75% untuk serabut (fiber) dan 25% untuk cangkang (shell)
dibandingkan dengan metode langsung (indirect method) diperoleh selisih yang cukup
signifikan melebihi 5% yang ditetapkan oleh peneliti. Selain itu diperoleh efisiensi termis
tertinggi pada komposisi bahan bakar 25% serabut : 75% cangkang sebesar 89,29% dan
efisiensi terendah pada komposisi bahan bakar 0% serabut : 100% cangkang sebesar 61,76%.

Kata kunci : Rasio, Serabut, Cangkang, Efisiensi Termis

1. PENDAHULUAN energi air, angin, biomassa, tidal, panas


Krisis energi listrik di Indonesia bumi dan energi surya.
disebabkan karena semakin Salah satu potensi energi yang
menipisnya sumber energi dapat diperbarui adalah energi
konvensional seperti minyak bumi, gas biomassa limbah kelapa sawit. Selama
alam, dan batu bara yang tidak ini, kelapa sawit banyak digunakan
diimbangi dengan peningkatan sebagai penghasil minyak nabati tanpa
pertumbuhan penduduk. Relevansi mencoba menemukan potensi yang
krisis energi listrik dengan krisis bahan dimiliki limbah kelapa sawit. Limbah
bakar fosil tersebut terjadi karena kelapa sawit yang ditimbulkan oleh
banyak pembangkit tenaga listrik di pengolahan kelapa sawit memiliki
Indonesia menggunakan bahan bakar kandungan kalori yang cukup tinggi.
fosil sebagai bahan bakar utamanya. Bila dikelola dengan baik limbah kelapa
Solusi bagi krisis energi listrik dan sawit dapat digunakan sebagai energi
bahan baku fosil seperti tersebut di atas alternatif pengganti batu bara yang
adalah adanya sumber energi alternatif. biasa digunakan Pembangkit Listrik
Sumber energi alternatif tersebut harus Tenaga Uap (PLTU).
bisa menjadi bahan bakar substitusi Indonesia memiliki potensi besar
yang ramah lingkungan, efektif, efisien, untuk memanfaatkan produk samping
dan dapat diakses oleh masyarakat kelapa sawit sebagai sumber energi
luas. Selain itu, sumber energi alternatif terbarukan dan berkelanjutan. Kelapa
tersebut idealnya berasal dari sumber sawit di Indonesia merupakan salah
energi yang bisa diperbarui. Sumber satu komoditi yang mengalami
energi yang bisa diperbarui relatif tidak pertumbuhan sangat pesat. Demikian
berpotensi habis, sebaliknya, selalu pula halnya seperti pada PT.
tersedia dalam kuantitas dan kualitas Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha
yang lebih dari cukup, antara lain Kebun Gunung Bayu yang bergerak

22
Jurnal Dinamis,Volume I, No.11, Juni 2012 ISSN 0216-7492

dibidang agro industri menggunakan efisiensi boiler diatas 80%, maka


sumber energi biomassa limbah kelapa boiler tersebut kurang efisien.
sawit. Sumber energi biomassa yang Ketidakefisienan boiler,
digunakan adalah berasal dari limbah kemungkinan disebabkan oleh ekses
padat pengolahan. Limbah tersebut udara yang cukup besar serta
yang akan digunakan sebagai bahan kehilangan panas oleh gas buang,
bakar ketel uap. untuk itu efisiensi boiler perlu
Pemanfaatan biomassa serabut dan ditingkatkan lagi hingga mencapai
cangkang sawit secara optimal sangat tingkat efisiensinya [1]
berguna dalam hal peningkatan b. J. Barroso et al. (2003) dalam
efisiensi termis suatu ketel uap (boiler). jurnalnya menyimpulkan tingkat
Efisiensi termis boiler didefinisikan efisiensi termal ampas tebu pada
sebagai persen energi (panas) masuk boiler yang dihitung menggunakan
yang digunakan secara efektif pada metode tak langsung dapat dilihat
uap yang dihasilkan. Terdapat dua pada grafik dibawah ini :
metode pengkajian efisiensi boiler,
yaitu dengan menggunakan metode
langsung (direct method) dan metode
tidak langsung (indirect method).
Dari data sekunder yang diperoleh,
ketel uap yang digunakan yaitu Takuma
Water Tube Boiler Model N.600 SA,
dengan pemakaian bahan bakar 75%
untuk serabut (fiber) dan 25% untuk
cangkang (shell), efisiensi boiler yang
didapat sebesar 73% dihitung Gambar 1. Grafik laju aliran massa
menggunakan metode langsung (direct uap untuk empat rasio
method). Yang menjadikan kelemahan stoikiometrik ( ) terhadap
dalam mengevaluasi efisiensi boiler efisiensi termis boiler
menggunakan metode langsung adalah
metode tersebut tidak memberikan Untuk semua boiler yang dianalisis,
petunjuk tentang penyebab dan nilai optimal dari rasio stoikiometrik
berbagai kehilangan yang berpengaruh ini berkisar antara 1,5 dan 1,55,
didalam sistem. Hal ini mendorong untuk seluruh kisaran laju aliran
peneliti untuk meneliti fenomena massa uap, kontras dengan rasio
tersebut menggunakan metode tidak stoikiometrik yang digunakan
langsung (indirect method). sebelum penelitian ini yaitu 1,8.
Hasil ini sangat menyederhanakan
2. KAJIAN PUSTAKA pengambilan keputusan oleh
Dalam bagian ini diuraikan insinyur dan operator boiler, yang
mengenai penelitian sebelumnya yang sekarang dapat dengan mudah
telah dilakukan baik didalam negeri mengontrol boiler untuk kinerja yang
maupun diluar negeri. Penelitian optimal [2]
tersebut berasal dari jurnal penelitian
ilmiah yang diterbitkan sesuai dengan 3. METODE PENELITIAN
kajian ilmu yang dibahas dalam
penelitian yang dilakukan peneliti. 3.1 Lokasi Penelitian
Beberapa jurnal penelitian yang telah Penelitian ini dilaksanakan di dua
dipublikasikan antara lain ; tempat, yaitu di Laboratorium Motor
a. Dalimunthe (2006) dalam jurnalnya Bakar Teknik Mesin USU dan
mengutarakan bahwa tingkat Laboratorium Konversi Energi PTKI
efisiensi pembakaran gas alam cair (Pendidikan Teknologi Kimia Industri)
pada boiler menggunakan metode Medan. Alasan yang menjadi
tak langsung sebesar 71%. pertimbangan mengapa penelitian
Dibandingkan dengan tingkat dilakukan di dua tempat tersebut

23
Jurnal Dinamis,Volume I, No.11, Juni 2012 ISSN 0216-7492

dikarenakan adanya kekurangan


peralatan laboratorium penunjang Tahap II : Menghitung persen
kegiatan penelitian guna memperoleh kelebihan udara yang dipasok (EA)
data-data yang diinginkan.
persen O 100
3.2 Populasi dan Sampel 21 persen O
Populasi dari penelitian ini adalah
limbah biomassa kelapa sawit. Sampel Tahap III : Menghitung massa
yang diambil dari limbah biomassa udara sebenarnya yang dipasok/kg
kelapa sawit yaitu berupa serabut dan bahan bakar (AAS)
cangkang sawit. Teknik pengambilan
sampel dilakukan secara purposive EA
sampling, dimana didasarkan atas 1+ udara teoritis
100
pertimbangan-pertimbangan tertentu Tahap IV : Memperkirakan seluruh
dikarenakan jumlahnya secara kehilangan panas
kuantitatif cukup besar.
1. Persentase kehilangan panas yang
3.3 Pengumpulan Data diakibatkan oleh gas buang yang
Pengumpulan data untuk : kering
a. Variabel bebas, dilakukan dengan
menggunakan skala rasio (skala mC T T 100
perbandingan). Berikut ini adalah L =
tabel yang berisikan setiap elemen GCV
atau anggota dari populasi yang
diambil sebagai sampel beserta 2. Persentase kehilangan panas
skala rasio yang akan diuji : karena penguapan air yang
terbentuk karena adanya H dalam
Tabel 1: Tabel sampel beserta rasio bahan bakar

Sampel Rasio (%) 9 H 584 + C T T


- 25 40 60 75 100 L =
Serabut GCV
Cangkang 100 75 60 40 25 - 3. Persentase kehilangan panas
karena penguapan kadar air dalam
b. Variabel kontrol, dilakukan dengan bahan bakar
menggunakan metode tidak
langsung (indirect method) atau juga M 584 + C (T T )
dikenal dengan metode kehilangan L =
GCV
panas (heat loss). Standar acuan
4. Persentase kehilangan panas
untuk uji boiler dengan
karena kadar air dalam udara
menggunakan metode tidak
langsung adalah British Standard,
L
BS 845:1987 dan USA Standard
AAS kelembaban udara C T T 100
ASME PTC-4-1 Power Test Code =
Steam Generating Units [3]. Berikut GCV
adalah tahapan-tahapan yang
dilakukan dalam menggunakan 5. Persentase kehilangan panas
metode tidak langsung : karena bahan bakar yang tidak
terbakar dalam abu terbang/fly ash
Tahap I : Menghitung kebutuhan
udara teoritis L
total abu terkumpul per kg bahan bakar yang terbakar GCV
=
O GCV
(11,43 C) + 34,5 H 8 + (4,32 S)
100 kgkg bahan bakar

24
Jurnal Dinamis,Volume I, No.11, Juni 2012 ISSN 0216-7492

6. Persentase kehilangan panas acuan untuk uji boiler adalah British


karena bahan bakar yang tidak Standard, BS 845:1987 dan USA
terbakar dalam abu bawah/bottom Standard ASME PTC-4-1 Power Test
ash Code Steam Generating Units, maka
L dapat dilihat perbedaan nilai efisiensi
total abu terkumpul per kg bahan bakar yang terbakar GCV termis yang mampu dicapai dari setiap
=
GCV variasi komposisi bahan bakar yang
diuji pada grafik dibawah ini ;
7. Persentase kehilangan panas
karena radiasi dan koveksi serta
Efisiensi Termis vs Rasio Bahan Bakar
kehilangan lain yang tidak terhitung
100 89.29
84 83 84.38 83.96 Rasio :
Pada umumnya kehilangan akibat 90

80 0 : 100
radiasi dan konveksi lebih rendah

Efisiensi (%)
61.76
70
25 : 75
untuk boiler yang lebih besar dan 60

50 40 : 60
lebih tinggi untuk boiler yang lebih 40
60 : 40
kecil. Nilai kerugian radiasi dan 30

75 : 25
20

konveksi biasanya ditentukan dari 10


100 : 0
grafik standar American Boiler 0

0 : 100 25 : 75 40 : 60 60 : 40 75 : 25 100 : 0
Manufacturers Association (ABMA) Serabut : Cangkang (%)
[4] yang ditampilkan pada gambar
dibawah ini :
Gambar 3. Grafik variasi komposisi
bahan bakar serabut dan
cangkang sawit terhadap
efisiensi termis boiler

Tampak bahwa terdapat selisih


yang cukup tajam antara rasio 100%
cangkang dan rasio 100% serabut
terhadap efisiensi termis boiler, yaitu :
61,76% dan 83,96%. Kemungkinan hal
ini disebabkan ;
Gambar 2. Grafik yang menunjukkan a. Pembakaran pada cangkang sawit
kehilangan radiasi dan relatif lambat dikarenakan cangkang
konveksi sesuai dengan laju sawit mengandung unsur karbon
aliran massa uap yang yang tinggi yaitu sekitar 45,74%
dihasilkan boiler dibandingkan dengan serabut sawit
yaitu sekitar 44,97%
c. Variabel terikat, dalam hal ini adalah b. Pembakaran pada cangkang sawit
efisiensi termis boiler, dapat dihitung termasuk pembakaran yang tidak
dengan mengurangkan bagian sempurna. Hal ini menyebabkan
kehilangan panas dari 100, dengan perpindahan panas berkurang dan
demikian dapat dituliskan kedalam panas hilang karena ekses udara
persamaan : tinggi (O tinggi)
(%) = Pada grafik diatas dapat dilihat

adanya peningkatan efisiensi termis
boiler apabila dilakukan penambahan
rasio cangkang terhadap serabut walau
4. HASIL DAN PEMBAHASAN selisihnya sedikit, dan puncaknya
didapat dari campuran 25% serabut :
Dari hasil perhitungan yang 75% cangkang.
dilakukan menggunakan metode tidak
langsung (indirect method) atau juga
dikenal dengan metode kehilangan
panas (heat loss) dengan standar

25
Jurnal Dinamis,Volume I, No.11, Juni 2012 ISSN 0216-7492

5. KESIMPULAN

a. Laju peningkatan efisiensi termis


boiler terjadi apabila dilakukan DAFTAR PUSTAKA
penambahan rasio pada cangkang
sawit, dan mengalami penurunan [1] Dalimunthe, Darmansyah. (2006).
apabila dilakukan penambahan Konservasi Energi di Kilang Gas
rasio pada serabut sawit walaupun Alam Cair/ LNG Melalui
selisihnya tidak terlalu besar Peningkatan Efisiensi
b. Komposisi bahan bakar yang Pembakaran pada Boiler. Jurnal
memiliki efisiensi termis tertinggi Teknologi Proses (ISSN 1412-
diperoleh dari rasio bahan bakar 7814). Hlm. 156-162.
25% serabut : 75% cangkang, [2] Barroso, J. et al. (2003). On the
sedangkan bahan bakar yang optimization of boiler efficiency
memiliki efisiensi termis terendah using bagasse as fuel. Spain:
diperoleh dari rasio bahan bakar 0% University of Zaragoza
serabut : 100% cangkang [3] UNEP. (2006). Peralatan Energi
c. Besarnya selisih efisiensi termis Panas: Tungku dan Refraktori.
boiler yang dikaji menggunakan Diambil dari:
metode tidak langsung bila www.energyefficiencyasia.org
dibandingkan dengan hasil dari data [4] www.PDHcenter.com
sekunder yang didapat
menggunakan metode langsung
pada pemakaian bahan bakar 75%
untuk serabut (fiber) dan 25% untuk
cangkang (shell ) adalah melebihi
dari 5%, yaitu : 11,38%

26

Anda mungkin juga menyukai