Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak

merupakan rangkaian perubahan yang teratur dari satu tahap ke

tahap berikutnya, yang secara keseluruhan dimulai sejak terjadinya

konsepsi dalam kandungan ibu, yang secara berkelanjutan makin

lama semakin dapat diamati secara jelas setelah anak lahir ke

dunia (Moersintowarti, 2004). Tumbuh kembang anak merupakan

hasil dari interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan.

Periode penting pada masa tumbuh kembang terjadi pada masa

balita (0 - 5 tahun). Sebab pada masa ini anak mengalami

perkembangan dalam kemampuan berbahasa, kreativitas (motorik

kasar dan halus), kesadaran sosial, emosional dan intelegensi,

masa perkembangan ini disebut juga golden year atau masa

keemasan. Kemudian perkembangan pada masa ini akan menjadi

landasan bagi perkembangan anak berikutnya (Yuriastien.E, 2009).

Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak disebut

perkembangan motorik. Perkembangan motorik sangat dipengaruhi

oleh gizi, status kesehatan, dan perlakuan gerak yang sesuai

dengan masa perkembangannya. Masa lima tahun pertama

kehidupan seorang anak adalah masa emas bagi perkembangan

motoriknya, karena pada usia tersebut kondisi tubuh masih dalam


keadaan lentur dan mudah diarahkan. Secara umum

perkembangan motorik bisa dibagi menjadi dua, yaitu motorik kasar

dan motorik halus. Motorik kasar adalah bagian dari aktivitas

motorik yang mencakup keterampilan otot otot besar dimulai dari

tengkurap, duduk, merangkak, berdiri hingga berjalan (Suhartini:

177 185). Motorik halus adalah bagian dari aktivitas motorik

yang mencakup keterampilan otot otot kecil, seperti memegang

kerincingan atau mengambil sesuatu dengan menggunakan ibu jari

dan telunjuknya, menggambar, menulis, dan makan. Motorik

halus berkembang setelah motorik kasar berkembang.

Epidemiologi kasus Delayed Milestone di Rumah Sakit Dr.

Soetomo Surabaya periode 1 Januari 31 Desember 2015

sebanyak 448 anak atau 11,94% dari total jumlah kasus besar di

RS Dr. Soetomo Surabaya (Sumber Instalasi Rehab Medik RS Dr.

Soetomo Surabaya).

Peran fisoterapi sangat penting dalam memperbaiki

keterlambatan motorik pada anak. Pemberian terapi latihan

disesuaikan dengan usia dan problematika yang dialami. Sehingga

dari permasalahan tersebut penulis tertarik untuk membahas

Terapi Latihan Pada Balita Dengan Motor Delay Menggunakan

Metode Bobath

1.2 Tujuan Penulisan

1. Umum
Mengetahui peran fisioterapi dengan terapi latihan pada

balita dengan motor delay

2. Khusus

a. Mengetahui proses tumbuh kembang anak normal

b. Mengetahui hal hal yang terkait dengan motor delay serta

peran fisoterapi didalamnya

1.3 Manfaat Penulis

1. Bagi Penulis

Mampu mengaplikasikan terapi latihan pada pasien motor delay

2. Bagi Masyarkat Umum

Memberikan informasi dan pengetahuan tentang pertumbuhan

dan perkembangan pada balita yang mengalami keterlambatan


BAB 2

TIJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Tumbuh Kembang

Tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yaitu

pertumbuhan (growth) dan perkembangan (development) yang sifatnya

berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan

berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran, atau dimensi

tingkat sel, organ maupun individu yang bisa diukur dengan ukuran berat

(kg/gr) atau ukuran panjang (meter/centimeter) (Soetjiningsih, 1995).

Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan

(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola

yang teratur dan dapat dipertimbangkan sebagai hasil dari proses

pematangan. (Soetjiningsih, 1995).

2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang

1. Genetik

Faktor genetik ditentukan oleh pembawa faktor keturunan (gen)

yang terdapat dalam sel tubuh. Gen akan diwariskan orang tua

kepada keturunannya. Misal, orang tua yang memiliki postur tubuh

pendek keturunanya akan relatif pendek juga faktor (Widyastuti,2001)

2. Lingkungan
Faktor lingkungan berperan dalam proses tumbuh kembang

anak (Widyastuti,2001: 6). Sanitasi lingkungan yang kurang baik,

kurangnya sinar matahari, paparan sinar radioaktif, zat kimia

mempunyai dampak negatif terhadap pertumbuhan anak, serta

lingkungan biologis seperti gizi anak, hormon, dan adanya penyakit

kronis (Pedoman Pelaksanaan KEMENKES, 2013:7).

3. Psikososial

Faktor psikososial juga berpengaruh dalam proses tumbuh

kembang anak, yang termasuk didalamnya antara lain stimulasi yang

terarah dan teratur akan lebih cepat berkembang dibandingkan

dengan anak yang kurang mendapatkan stimulasi, motivasi belajar,

kondisi psikologis anak, serta sosio-ekonomi yang rendah akan

menghambat pertumbuhan anak (Soetjiningsih,2012)

Anda mungkin juga menyukai