Langkah Awal
Saya berasumsi paling tidak pembaca artikel ini adalah orang
yang sudah pernah berurusan dengan SPSS. Paling tidak tahu
bagaimana memulai SPSS dan membuka file. Jadi saya akan
langsung berkisah mengenai cara melakukan analisis datanya.
Cara Pertama
Ada satu kebiasaan yang saya amati ketika teman-teman hendak
melakukan uji normalitas dengan SPSS. Biasanya mereka
memilih menu :
Analyze - Non Parametrik Test - 1 Sample KS
Setelah diklik pada menu ini, akan muncul dialog box seperti ini:
Dalam dialog ini kita memilih opsi Normality plots with tests,
kemudian klik Continue dan OK. SPSS akan menampilkan
beberapa hasil analisis seperti ini:
SPSS menyajikan dua tabel sekaligus di sini. SPSS akan
melakukan analisis Shapiro-Wilk jika kita hanya memiliki kurang
dari 50 subjek atau kasus. Uji Shapiro-Wilk dianggap lebih akurat
ketika jumlah subjek yang kita miliki kurang dari 50.
Grafik ini akan terlihat mengikuti distribusi normal jika data yang
kita miliki memiliki distribusi normal. Di sini kita lihat sebenarnya
data kita tidak dapat dikatakan terlihat normal, tapi bentuk
seperti ini ternyata masih dapat ditoleransi oleh analisis statistik
sehingga p yang dimiliki masih lebih besar dari 0.1.
Dari grafik ini kita juga dapat melihat ada satu data ekstrim yang
nilainya kurang dari 80 (data paling atas). Melihat situasi ini kita
perlu berhati-hati dalam melakukan analisis berikutnya.
Normal Q-Q Plots. Grafik Q-Q plots akan terlihat seperti
ini:
Titik 'nyeleneh' ini sering juga disebut Outlier. Titik yang berada
nun jauh dari keadaan subjek lainnya. Ada beberapa hal yang
dapat menyebabkan munculnya outlier ini:
1. Kesalahan entry data.
2. Keadaan tertentu yang mengakibatkan error
pengukuran yang cukup besar (misal ada subjek yang
tidak kooperatif dalam penelitian sehingga mengisi tes
tidak dengan sungguh-sungguh)
3. Keadaan istimewa dari subjek yang menjadi outlier.
Jika outlier disebabkan oleh penyebab no 1 dan 2, maka outlier
dapat dihapuskan dari data. Tetapi jika penyebabnya adalah no
3, maka outlier tidak dapat dihapuskan begitu saja. Kita perlu
melihat dan mengkajinya lebih dalam subjek ini.
Selain itu dalam data ini kita juga dapat melihat subjek yang
menjadi outlier, dan SPSS memberitahu nomor kasus dari subjek
kita ini; yaitu no 3. Jadi jika kita telusuri data kita dalam file
SPSS, kita akan menemukan subjek no 3 ini yang menjadi outlier
dalam data kita.