Anda di halaman 1dari 24

PAPER

SISTEM MUSKULOSKELETAL 1

ANATOMI DAN FISIOLOGI


SISTEM MUSKULOSKELETAL

Disusun oleh:

Dini Surya Noviyanti (101420108016)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
2012
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini kami menyatakan bahwa :

Kami mempunyai salinan dari makalah ini yang bisa kami serahkan ulang jika
makalah yang dikumpulkan hilang atau rusak.

Makalah ini adalah hasil karya kami sendiri dan bukan merupakan karya orang
lain kecuali yang telah kami tuliskan dalam referensi , serta tidak ada seorangpun
yang membuatkan makalah ini untuk kami.

Jika dikemudian hari terbukti adanya ketidakjujuran akademik , kami bersedia


mendapatkan sanksi sesuai peraturan yang berlaku .

Bangkalan, 14 September 2012


TTD

Penulis
BAB 1
ANATOMI FISIOLOGI MUSCULOSKELETAL

1.1. SISTEM MUSCULOSKELETAL


Sistem muskuloskeletal meliputi tulang, sendi, otot dan jaringan
konektif yang berhubungan (kartilago, tendon dan ligamen). Sistem skeletal
adalah sistem yang terdiri dari tulang (rangka) dan struktur yang
membangun hubungan (sendi) di antara tulang-tulang tersebut.

1.1.1. SISTEM TULANG

a. Definisi
1). Kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan
melindungi organ lunak,dan sebagai pengungkit pada
gerakan otot rangka.
2). Dipelihara oleh Sistem Haversian yaitu sistem yang
berupa rongga yang di tengahnya terdapat pembuluh darah.
3). Terjadi proses pembentukan jaringan tulang baru dan
reabsorpsi jaringan tulang yang telah rusak.
b. Fungsi Tulang
1). Menyokong memberikan bentuk
2). Penyimpanan garam mineral.
3). Menyediakan bentuk untuk menopang tubuh,
4). Sebagai alat gerak pasif,
5). Melindungi organ-organ internal dari trauma mekanik,
6). Menyimpan dan melindungi sumsum tulang selaku sel
hemopoietic (red bone marrow),
7). Menyediakan tempat untuk menyimpan kelebihan kalsium,
dan
8). Menyimpan lemak (yellow bone marrow).

c. Pembagian Tulang
1). Tulang axial ( tulang pada kepala dan badan)
Seperti : tl. tengkorak, tl. vertebrae, tl. rusuk dan sternum.
2). Tulang appendicular (tulang tangan dan kaki)
Seperti : extremitas atas (scapula, klavikula, humerus,
ulna, radius, telapak tangan), extremitas bawah (pelvis,
femur, patela, tibia, fibula, telapak kaki).
d. Histologi Tulang
1). Ada 2 tipe tulang :
a). Kompaktum kuat, tebal, padat.
b). Kankellous lebih kopong, renggang
2). Di antara lapisan tersebut terdapat ruang kecil lacuna
3). Cairan yang mengisi Osteocyte
4). Osteocyte adalah sel pembentuk tulang.
5). Osteoblast (sel pembentuk) dan osteoclast (reabsorbsi
tulang).
6). Suplai darah pada tulang didapat dari arteriole sepanjang
kanal Haversin.
7). Tulang juga dipersyarafi oleh syaraf-syaraf.
e. Struktur Jaringan Tulang

1). Tulang terdiri dari sel-sel dan matriks ekstraseluler, sel-sel


tersebut adalah osteosit, osteoblas, osteoklas.
2). Matriks tulang tersusun dari serat-serat kolagen organik
yang tertanam pada substansi dasar dan garam anorganik
tulang seperti fosfor dan kalsium.
a). Substansi dasar terdiri dari sejenis proteo glikan
yang tersusun dari kondroidtin sulfat dan sejumlah
kecil asam hialuronad yang bersenyawa dengan
protein.
b). Garam tulang berada dalam bentuk kristal kalsium
fosfat yang disebut hidroksiapatit.
c). Persenyawaan antara kolagen dan kristal
hidroksiapatit bertanggung jawab atas daya regang
dan daya tekan tulang yang besar.
3). Tulang Cancellus (Berongga) dan Tulang Kompak
memiliki komposisi yang sama tetapi porositasnya
berbeda.

a). Tulang kompak adalah jaringan yang tersusun rapat


dan terutama ditemukan sebagai lapisan di atas
jaringan tulang cancellus. Mengandung pembuluh
darah yang berhubungan dengan saluran havers.
b). Tulang cancellus tersusun dari batang tulang halus
dan ireguler yang bercabang dan saling bertumpang
tindih untuk berbentuk jaring spikula tulang dengan
rongga yang mengandung sumsum.
(Sloane, Ethel. 2003)
f. Klasifikasi Tulang Berdasarkan Bentuknya
1). Tulang panjang (tl. humerus, radius), mengandung epifisis,
kartilago artikular, diafisis, periosteum dan rongga medular.
a). Epifisis
Terletak di pangkal tulang panjang. Pada bagian ini otot
berhubungan dengan tulang dan membuat sendi
menjadi stabil.
b). Kartilage artikular
Membungkus pangkal tulang panjang dan membuat
permukaan tulang panjang menjadi halus.
c). Diafisis
Bagian tulang panjang yang utama memberikan
struktural pada tubuh.
d). Metafisis
Bagian tulang yang mengembang di antara epifisis dan
diafisis.
e). Periosteum
Jaringan konektif fibrosa yang membungkus tulang.
f). R. medular
Terletak di tengah-tengah diafisis.
2). Tulang pendek seperti karpal, tarsal
3). Tulang pipih, melindungi organ tubuh dan sebagai tempat
melekatnya otot.
4). Tulang sesamoid, bentuknya kecil, melingkar, berhubungan
dengan sendi dan melindungi tendon, seperti patela.
5). Tulang tidak beraturan, yaitu tulang vertebra dan tulang
wajah.
6). Tulang pneumaticum : memiliki ruang berisi udara(sinus) :
os frontale.
g. Jenis Tulang
Berdasarkan jenisnya, tulang dibagi menjadi dua yaitu tulang
rawan (kartilago) dan tulang keras (osteron).
1). Tulang rawan (kartilago)
Tulang rawan adalah tulang yang lunak. Tulang rawan
dibentuk oleh sel-sel tulang rawan (kondrosit) dan bahan
dasar (matriks). Diantara tulang rawan terdapat banyak zat
perekat (kolagen) dan sedikit zat kapur sehingga tulang
rawan bersifat lentur dan elastis. Cth: tulang daun telinga,
tulang hidung, rangka fetus. Tulang rawan dibagi menjadi
tiga yaitu tulang rawan hialin, tulang rawan elastis dan
tulang rawan fibrosa.
a). Tulang rawan hialin
Tulang rawan hialin bersifat halus, lentur, transparan
dan memiliki matriks yang homogen. Tulang rawan ini
terdapat pada permukaan persendian serta dinding
trakea.

b). Tulang rawan elastic


Tulang rawan elastis bersifat lentur dan matriks
memiliki serabut elastis yang bercabang-cabang.
Tulang rawan elastis terdapat pada ujung hidung dan
daun telinga.
c). Tulang rawan elastic
Tulang rawan fibrosa
Tulang rawan fibrosa bersifat kurang lentur dan matriks
mengandung banyak serabut-serabut kolagen. Terdapat
di antara ruas-ruas tulang belakang dan tulang rawan
pada lutut.

2). Tulang Keras (Osteon)


Matriks tulang yang rapat dan padat akan membentuk
tulang keras. Tulang keras berasal dari tulang rawan.
Bagian dalam dari tulang berisi sum-sum tulang.
Berdasarkan bentuknya tulang keras dapat dibedakan
menjadi tiga macam yaitu tulang pendek, tulang pipih dan
tulang pipa.
a). Tulang pendek
Tulang pendek berbentuk silinder kecil. Cth: ruas-ruas
tulang belakang, tulang pergelangan kaki dan tulang
pergelangan tangan.

b). Tulang pipih


Tulang pipih berbentuk pipih dan lebar. Cth: tulang
dada, tempurung kepala, tulang rusuk, tulang belikat.

c). Tulang pipa


Tulang pipa berbentuk panjang seperti pipa. Cth: tulang
paha, tulang betis, tulang lengan atas.
h. Pembagian tulang rangka :

1). Tengkorak (cranium)


2). Tulang belakang (vertebral)
3). Tulang dada (thorax)
4). Tulang panggul (Pelvis)
5). Tulang gerak (extremitas superior dan inferior)

i. Pertumbuhan dan Metabolisme Tulang

1). Pertumbuhan dan perkembangan tulang merupakan suatu


proses pembentukan tulang dalam tubuh. Karena adanya
matriks yang keras dalam tulang,maka pertumbuhan
interstisial tulang,seperti yang terjadi pada kartilago, tidak
mungkin terjadi dan tulang terbentuk melalui penggantian
jaringan yang sudah ada.
2). Tulang mempertahankan bentuk eksternalnya selama masa
pertumbuhan akibat proses reorganisasi konstan, disertai
proses pengerassan tulang dan proses resorpsi yang terjadi
pada pada permukaan di dalam tulang.
3). Tulang adalah jaringan plastik yang hidup. Tulang
mengadaptasikan bentuk dan arsitekturnya terhadap stress,
aktifitas, saat pemakaian, saat tidak dipakai, dan penyakit
melalui keseimbangan kerja osteoblas dan osteoklas yang
dikendalikan oleh faktor hormon dan nutrisi.
a). Hormon yang mempengaruhi proses pertumbuhan juga
reorganisasi kehidupan antaran lain hormon
pertumbuhan, hormon tiroid, kalsitonin, hormon
paratiroid, dan hormon kelamin (androgen dan
estrogen).
b). Faktor nutrisi yang penting untuk pertumbuhan dan
perkembangan tulang yang sempurna meliputi kalsium,
fosfor , dan vitamin A dan D.
(Sloane, Ethel. 2003)
j. Penyembuhan Tulang

1). Haematom :

a). Dalam 24 jam mulai pembekuan darah dan haematom


b). Setelah 24 jam suplay darah ke ujung fraktur meningkat
c). Haematom ini mengelilingi fraktur dan tidak diabsorbsi
selama penyembuhan tapi berubah dan berkembang
menjadi granulasi.
2). Proliferasi sel :
a). Sel-sel dari lapisan dalam periosteum berproliferasi
pada sekitar fraktur
b). Sel ini menjadi prekusor dari osteoblast, osteogenesis
berlangsung terus, lapisan fibrosa periosteum melebihi
tulang.
c). Beberapa hari di periosteum meningkat dengan fase
granulasi membentuk collar di ujung fraktur.
3). Pembentukan callus :

a). Dalam 6-10 hari setelah fraktur, jaringan granulasi


berubah dan terbentuk callus.
b). Terbentuk kartilago dan matrik tulang berasal dari
pembentukan callus.
c). Callus menganyam massa tulang dan kartilago sehingga
diameter tulang melebihi normal.
d). Hal ini melindungi fragmen tulang tapi tidak
memberikan kekuatan, sementara itu terus meluas
melebihi garis fraktur.
4). Ossification

a). Callus yang menetap menjadi tulang kaku karena


adanya penumpukan garam kalsium dan bersatu di
ujung tulang.
b). Proses ossifikasi dimulai dari callus bagian luar,
kemudian bagian dalam dan berakhir pada bagian
tengah
c). Proses ini terjadi selama 3-10 minggu.

5). Consolidasi dan Remodelling

a). Terbentuk tulang yang berasal dari callus dibentuk dari


aktivitas osteoblast dan osteoklast.

1.1.2. SISTEM PERSENDIAN


Artikulasi/persendian : hubungan antara dua tulang atau lebih,
Terjadi saat permukaan daridua tulang bertemu,adanya pergerakan
atau tidak bergantung pada samungannya. Persendian dapat
diklasifikasikan menurut struktur ( berdasarkan ada tidaknya
rongga persendian dan jenis jaringan ikat yang berhubungan) dan
fungsi persendian berdasarkan jumlah gerakan yang mungkin
dilakukan pada persendian.
a. Klasifikasi Struktural Persendian
1). Persendian fibrosa tidak memiliki rongga sendi dan
diperkokoh dengan jaringan ikat fibrosa.
2). Persendian kartilago tidak memiliki rongga sendi dan
diperkokoh dengan jaringan kartilago.
3). Persendian sinovial memiliki rongga sendi dan diperkokoh
dengan kapsul dan ligamen artikular yang membungkusnya.
b. Klasifikasi Fungsional Persendian
1). Synarthrosis :
Sendi yang tidak dapat melakukan pergerakan sama sekali.
a). Sutura
b). Sinkondrosis
2). Amphiarthrosis :
Sendi dengan pergerakan sedikit/terbatas, seperti tl.
simphisis pubis.
a). Simfisis
b). Sindesmosis
c). Gomposis
3). Diarthrosis
Sendi yang dapat bergerak bebas, disebut juga sendi
sinovial. Sendi ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan
sinovial, suatu kapsul sendi (artikular) yang menyambung
kedua tulang ini, dan ujung tulang pada sendi sinovial
dilapisi kartilago artikular.
a). Lapisan terluar : Terbentuk dari jaringan ikat fibrosa
rapat berwarna putih yang memanjang sampai bagian
periosteum tulang yang menyatu pada sendi.
(1). Ligamen adalah penebalan kapsul yang berfungsi
untuk menopang kapsul sendi dan memberikan
stabilitas.
(2). Ligamen dapat menyatu dalam kapsul atau terpisah
dari kapsul melalui envaginasi kapsul.
b). Lapisan terdalam : Membran sinovial yang melapisi
keseluruhan sendi, kecuali pada kartilago artikular.
(1). Membran sinovial mensekresi cairan sinovial,
materi kental jernih seperti putih telur, terdiri dari
95% air dengan pH 7,4.
(2). Cairan sinovial berfungsi untuk melumasi dan
memberi nutrisi pada permukaan kartilago artikular,
juga mengandung sel fagosit untuk mengeluarkan
fragmen jaringan mati dari rongga sendi yang
cedera atau terinfeksi.
(3). Pada beberapa sendi sinovial (persendian lutut)
terdapat diskus artikular (meniskus) fibrokartilago.
(4). Bursa : kantong tertutup yang dilapisi membran
sinovial, dan ditemukan diluar rongga sendi,
dibawah tendon atau otot dan dapat ditemukan di
area percabangan tendon atau otot di atas tulang
yang menonjol, seperti siku dan tempurung lutut.
c. Klasifikasi Persendian Sinovial berdasarkan Bentuk
Permukaan yang Berartikulasi

1). Sendi sferoidal (sendi panggul dan sendi bahu)


2). Sendi engsel (sendi lutut dan sendi siku)
3). Sendi kisar / pivot joint (sendi kepala proksimal tulang
radius dan ulna)
4). Persendian kondiloid (sendi antara tulang radius dan tulang
karpal, sendi antara kondilus oksipital tengkorak dan atlas)
5). Sendi pelana (persendian antara tulang karpal dan
metakarpal pada ibu jari)
6). Sendi peluru (persendian intervertebra, tulang karpal, dan
tulang tarsal)
d. Pergerakan pada sendi sinovial

1). Fleksi
Gerakan yang memperkecil sudut antara dua tulang atau dua
bagian tubuh.
a). Dorsofleksi
Adalah gerakan menekuk telapak kaki dipergelangan
kearah depan.
b). Plantar Fleksi
Adalah gerakan meluruskan telapak kaki pada
pergelangan kaki.
2). Ekstensi
Adalah gerakan yang memperbesar sudut antara dua tulang
atau dua bagian tubuh.
a). Ekstensi
Adalah bagian tubuh kembali keposisi anatomis, seperti
gerak meluruskan persendian pada siku dan lutut
setelah fleksi.
b). Hiperekstensi
Mengacu pada gerakan yang memperbesar sudut pada
bagian tubuh melebihi 180o, seperti menekuk kepala
kearah belakang.
3). Abduksi
Adalah gerakan bagian tubuh menjauhi garis tengah tubuh.
4). Aduksi
Kebalikan dari abduksi, gerakan bagian tubuh saat kembali
ke aksis utama tubuh atau aksis longitudinal tungkai.
5). Rotasi
Adalah gerakan tulang yang berputar disekitar aksis pusat
tulang itu sendiri tanpa mengalami dislokasi lateral, seperti
saat menggelengkan kepala.
a). Pronasi
Rotasi medial lengan bawah dalam posisi anatomis,
yang mengakibatkan telapak tangan menghadap
kebelakang.
b). Supinasi
Rotasi lateral lengan bawah yang mengakibatkan
telapak tangan menghadap kedepan.
6). Sirkumduksi
Kombinasi dari semua gerakan angular dan berputar untuk
membuat ruang berbentuk kerucut, seperti saat
mengayunkan lengan berbentuk putaran.
7). Inversi
Gerakan sendi pergelangan kaki yang memungkinkan
telapak kaki menghadap ke dalam atau ke arah medial.
8). Eversi
Gerakan endi pergelangan kaki yang memungkinkan
menghadap ke arah luar. Sangat berguna untuk berjalan di
atas daerah yang rusak dan berbatu-batu.
9). Protraksi
Memajukan bagian tubuh seperti saat menonjolkan rahang
bawah ke depan.
10). Retraksi
Gerakan menarik bagian tubuh ke arah belakang seperti
saat meretraksi mandi bula atau meretraksi girdel pektoral
untuk membusungkan dada.
11). Elevasi
Pergerakan struktur ke arah superior, seperti saat
mengatupkan mulut atau mengangkat bahu.
12). Depresi
Adalah menggerakan struktur ke arah inferior seperti saat
membuka mulut.

e. Gangguan pada Persendian


1). Terkilir
Adalah cedera sendi yang dapat merenggangkan atau
mungkin melukai ligamen atau tendon yang membungkus
sendi.
2). Dislokasi
Dislokasi, juga disebut luksasi, mengacu pada keadaan
dimana terjadi kesalahan letak permukaan artikulasi suatu
persendian.
3). Bursitis
Peradangan pada bursa yang menyatu dengan sendi, terjadi
akibat eksersi sendi yang berlebihan atau karena infeksi.
4). Artritis
Adalah sebutan umum untuk semua jenis penyakit
persendian.
a). Artritis Reumatoid
Suatu penyakit sistemik yang menyerang jaringan ikat
dengan inflamasi persendian yang ditandai dengan
penebalan membran sinovial, kerusakan kartilago
artikular.
b). Osteoartritis
Suatu penyakit persendian digenaratif yang kelihatannya
berkaitan dengan proses penuaan, obesitas, dan trauma
persendian.
5). Artritis Gout
Yang menyerang sebagian besar laki-laki dewasa, akibat
kelainan metabolisme asam nukleat yang menyebabkan
penumpukan asam urat dalam persendian tertentu.
6). Artritis Infeksius
Terjadi saat bakteri atau produk bakteri tersebut berdiam
dalam persendian dan menyebabkan peradangan.
a). Artritis Gonokokus
Menyebabkan nyeri akut akibat invasi organisme
penyebab gonore kedalam sendi.
b). Artritis Stafilokokus
Infeksi dari bakteri stafilokokus
(Sloane, Ethel. 2003)
DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2010. Sistem Muskuloskeletal.


http://hmkuliah.wordpress.com/2010/09/22/sistem-muskuloskeletal/.
Diakses 13 September 2012. Pukul 16.00 WIB

Anonimus. 2011. Anfis Sistem Muskuloskeletal. http://hadijah-


arsyad.blogspot.com/2011/11/anfis-sistem-muskuloskeletal.html. Diakses
13 September 2012. Pukul 17.00 WIB

Anonimus. 2012. Pengkajian sistem muskuluskeletal.


http://nurse87.wordpress.com/2012/04/20/pengkajian-sistem-
muskuloskeletal/. Diakses 13 September 2012. Pukul 19.00 WIB

Nia. 2012. Makalah Anatomi Fisiologi Sistem.


http://ukhtiniaumagapi.blogspot.com/2012/04/makalah-anatomi-fisiologi-
sistem.html. Diakses 13 September 2012. Pukul 16.30 WIB

Pearce, C Evelyn . 2008 . Anatomi & Fisiologi untuk Paramedis . Jakarta : PT


Gramedia Pustaka Utama.

Sloane, Ethel . 2003. Anatomi dan Fisiologi untuk pemula . Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai