SI Ilmu Keperawatan FIKES UMMGL 2015 5 Basic Skills of Wound Caring 1. Anfis integumentum 2. Memahami 3 tahapan proses penyembuhan luka (inflamasi, proliferasi dan maturasi) 3. Pengkajian luka 4. Cleansing Luka 5. Memilih topikal terapi Kelenjar Batang rambut minyak Urat saraf
Penerima sensor Kelenjar keringat
Serabut saraf sensor
Vena Arteri Akar Folikel rambut
rambut 5 MAIN OBJECTIVES 1. Mendapatkan informasi yang relevan tentang pasien dan luka 2. Memonitor proses penyembuhan luka 3. Menentukan program perawatan luka pada pasien 4. Mengevaluasi keberhasilan perawatan 5. Memudahkan perawat untuk mensistematiskan intervensi yang dimulai dari pengkajian Efek GULA DARAH TINGGI A. Neuropati sensorik (baal, kurang peka terhadap stimulan invasif) B. Neuropati motorik (kelemahan otot, atropi) C. Neuropati otonom (kaki kering et causa defisit fungsi kelenjar keringat) D. Disfungsi Sel darah putih Gambaran Luka Kronis MONITORING OBSERVATION INSPECTION Daily monitoring of a patient skin, observation the dressing, especially if dressing stay in place for several days Documentation : Dressing dry and intact, surrounding skin within normal limits HOLISTIC ASSESSMENT 1. Identitas, RPS, RPD 2. Etiology 3. Duration of the wound / age 4. Factor that impede healing 1. ETIOLOGY. Ex:Dekubitus/ulkus DM Kerusakan jaringan kulit akibat adanya penekanan antara jaringan lunak dengan daerah tulang yang menonjol pada support surface yang keras, dalam jangka waktu yang panjang dan terus menerus ETIOLOGY : LUKA DIABETIKUM
Penyebab kejadian : kombinasi dari gangguan
vaskular, peripheral neuropathy dan peningkatan faktor resiko infeksi pada penderita Luka kronis yang sulit proses penyembuhannya 2. Duration of wound The age of the wound Guidelines for pressure ulcer and arterial wounds that has not improve, 2 4 weeks recommend biopsy 3. Factor that impede healing Comorbid condition (malignancies, diabetics, etc) Medications (chemotherapy, corticosteroid) Decreasse oxygeation and tissue perfussion Alteration in nutrition and hydration Psychosocial barriers (Family factors, financial, etc) Wound Location Betes Jensen Wound Assessment 1. Ukuran luka 8. Jumlah eksudat 2. Kedalaman luka 9. Warna kulit sekitar luka 3. Tepi luka 10. Jaringan edema 4. GOA 11. Pengerasan jaringan tepi 5. Tepi jaringan nekrosis 12. Jaringan granulasi 6. Jumlah jaringan nekrosis 13. Jaringan epitelisasi 7. Tipe Eksudat Bates-Jensen Wound Assessment Tool.pdf (1)Ukuran dan (2)kedalaman luka Pengkajian 2 dimensi (Panjang x lebar) Metode WOUND TRACING Menggunakan plastic transparan DIGITAL WOUND IMAGING (Aranz Medical Silhoutte Mobile) Pengukuran luka 3D Panjang x lebar x kedalaman Pengukuran kedalaman luka (3)Tepi luka Tepi luka yang baik adalah halus, tipis dan lunak. Tepi luka yang tebal harus ditipiskan, yang kasar harus dihaluskan, yang kotor harus dibersihkan dan yang keras harus dilunakkan. Luka akan mengalami penyembuhan yang optimal jika sekitar luka utuh, tidak bengkak, tidak kemerahan, tidak nyeri, tidak mengeras, tidak sianosis. (4)GOA/cavity/undermining/sinus Mengkaji GOA (5)Tipe jaringan nekrosis Wajib dihilangkan Kerusakan jaringan sebagai efek defisit oksigen Jenis: Slough, black necrosis Maggot Debridement Therapy Maggot Debridement Therapy Raynaud Phenomenon Raynaud PHENOMENON in LUPUS (6)Jumlah jaringan nekrosis (7)Tipe eksudat Eksudatcairan hasil reaksi inflamasi ekstravaskular dengan berat jenis tinggi (diatas 1.020) dan seringkali mengandung air, elektrolit, nutrient, mediator inflamasi, trombosit, enzim pencerna protein, growth factor Tipe eksudat Tipe eksudat Tipe eksudat (8)Jumlah eksudat Kategori jumlah eksudat Warna kulit sekitar luka (9)Warna kulit sekitar luka KULIT SEKITAR LUKA / PERIWOUND SKIN a. Gatal b. Maserasi (Kulit terus menerus dalam keadaan basah. Kulit menjadi lebih lunak, berubah warna menjadi putih, dan dapat dengan mudah terinfeksi oleh bakteri dan jamur) c. Peripheral edema d. hiperpigmentasi (10)Jaringan edema Faktor pencetus edema pada luka kronis Faktor pencetus edema pada luka kronis (11)Pengerasan tepi luka Pengerasan tepi luka adalah permasalahan tersendiri saat pengkajian luka karena jika hal tersebut dibiarkan luka ketika sembuh akan menjadi hipergranulasi. Maka dari itu solusinya bisa dengan dilunakkan terlebih dahulu kemudian bisa dilakukan cutting pada area yang berlebih Pengerasan tepi luka Kegagalan penutupan terjadi jika tepi luka : a. Peripheral Edema b. Nekrosis c. infeksi Pengkategorian wound induration 1 = Tidak ada 2= Pengerasan < 2 cm di sebagian kecil sekitar luka 3= Pengerasan 2-4 cm menyebar < 50% di tepi luka 4= Pengerasan 2-4 cm menyebar > 50% di tepi luka 5= Pengerasan > 4 cm di seluruh tepi luka wound induration (12)Jaringan granulasi SKORING 1= kulit utuh atau stage 1 2= terang 100 % jaringan granulasi 3= terang 50 % jaringan granulasi 4= granulasi 25 % 5= tidak ada jaringan granulasi Jaringan Granulasi Jaringan granulasi adalah jaringan fibrosa yang terbentuk dari bekuan darah sebagai bagian dari proses penyembuhan luka Ciri: berwarna merah, lembab, lembut jika disentuh, dan memiliki penampilan yang bergelombang Jaringan Granulasi Pembentukan granulasi berfungsi a. untuk menyuplai vitamin, mineral, glukosa, dan asam amino ke fibroblas b. Untuk memaksimalkan pembentukan kolagen c. Untuk membebaskan jaringan dari nekrosis, benda asing, dan infeksi sehingga mempercepat penyembuhan Warna dasar luka a. Red : granulasi (merah cerah) / epitelisasi (merah muda) b. Yellow : Kuning, lembek menempel di area kulit sebagai dampak kematian bakteri di area luka. Sifat avaskuler, KKI (kontaminasi, kolonisasi, infeksi) c. Black : Hitam, keras, wajib dihilangkan, KKI. (13)Jaringan epitelisasi 1 =100 % epitelisasi 2 = 75 % - 100 % epitelisasi 3 = 50 % - 75% epitelisasi 4 = 25 % - 50 % epitelisasi 5 = < 25 % epitelisasi Epitelisasi (Fase Proliferasi) Fibroblas mengeluarkan keratinocyte growth factor (KGF) yang berperan dalam stimulasi mitosis sel epidermal. Keratinisasi akan dimulai dari pinggir luka dan akhirnya membentuk barrier yang menutupi permukaan luka Ciri: warna merah muda, mulai terjadi penutupan luka BAU TIDAK SEDAP / ODOR Bau dapat disebabkan oleh adanya kumpulan bakteri yang menghasilkan protein
Apocrine sweat glands
(kaki, ca mamae, ketiak) CA MAMAE CA CERVIX CA CERVIX TANDA INFEKSI ? Proses inflamasi / peradangan yang memanjang : kemerahan (rubor), odema (tumor), nyeri (dolor), panas (kalor), functio laesa (defisit fungsi organ) Cara Pengambilan Kultur a. Siapkan alat pengambilan kultur dan balutan b. Cuci tangan c. Buka balutan luka lama d. Cuci luka dengan larutan normal saline JANGAN antiseptik e. Keringkan dengan kasa steril f. Tunggu sampai eksudat keluar g. Lakukan pengambilan sampel kultur dengan mengusap zig zag sebanyak 10 kali usapan yang mewakili seluruh area luka h. Sampel dikirim ke lab, jika tertunda pengiriman harus disimpan dalam almari es / suhu dingin Cara Pengambilan Kultur Pengambilan Kultur Pengambilan Kultur WOUND PAIN An unpleasant sensory and emotional experience with tissue damage Hypnonursing management : pain relief Wong Baker FACES