SKIN GRAFT
A. Pengertian
Graft adalah jaringan hidup yang dicangkokkan, misalnya kulit, tulang,
sumsum tulang, kornea dan organ-organ lain seperti ginjal, jantung, paru-paru,
pankreas serta hepar (Brooker, 2001:184).
Menurut Heriady (2005), skin graft adalah menanam kulit dengan
ketebalan tertentu baik sebagian maupun seluruh kulit yang diambil atau
dilepaskan dari satu bagian tubuh yang sehat (disebut daerah donor) kemudian
dipindahkan atau ditanamkan ke daerah tubuh lain yang membutuhkannya
(disebut daerah resipien). Skin graft adalah penempatan lapisan kulit baru
yang sehat pada daerah luka (Blanchard, 2006:1). Diantara donor dan resipien
tidak mempunyai hubungan pembuluh darah lagi sehingga memerlukan suplai
darah baru untuk menjamin kehidupan kulit yang dipindahkan tersebut
(Heriady, 2001:1).
B. Indikasi
Skin graft dilakukan pada pasien yang mengalami kerusakan kulit yang
hehat sehingga terjadi gangguan pada fungsi kulit itu sendiri, misalnya pada
luka bakar yang hebat, ulserasi, biopsi, luka karena trauma atau area yang
terinfeksi dengan kehilangan kulit yang luas. Penempatan graft pada luka
bertujuan untuk mencegah infeksi, melindungi jaringan yang ada di bawahnya
(2006), kulit kepala dapat digunakan pada prosedur FTSG untuk melapisi
daerah wajah yang luas dan terutama berguna untuk luka bakar yang hebat
dengan ketersediaan daerah donor yang terbatas. Untuk luka pada tangan,
daerah lengan atas bagian dalam dapat dipertimbangkan untuk dijadikan
daerah donor.
1. Perlekatan dasar
Setelah graft ditempatkan, perlekatan dasar luka melalui jaringan
fibrin yang tipis merupakan proses sementara hingga sikulasi dan
hubungan antar jaringan telah benar-benar terjadi.
2. Penyerapan Plasma
Periode waktu antara pemindahan kulit dengan revaskularisasi
pada graft merupakan fase penyerapan plasma. Graft akan
menyerap eksudat pada luka dengan aksi kapiler melalui struktur
seperti spon pada graft dermis dan melalui pembuluh darah
dermis.Ini berfungsi untuk mencegah pengeringan terutama pada
pembuluh darah graft dan menyediakan makanan bagi graft.
Keseluruhan proses ini merupakan respon terhadap kelangsungan
hidup graft selama 23 hari hingga sirkulasi benar-benar adekuat.
Selama tahap ini berlangsung, graft akan mengalami edema dan
beratnya akan meningkat hingga 30-50%.
3. Revaskularisasi
Revaskularisasi pada graft dimulai pada hari ke 2-3 post skin graft
dengan mekanisme yang belum diketahui. Tanpa memperhatikan
mekanisme, sirkulasi pada graft akan benar-benar diperbaiki pada
hari ke 6 7 setelah operasi. Tanpa adanya perlekatan dasar,
imbibisi plasma dan revaskularisasi, graft tidak akan mampu
bertahan hidup.
4. Pengerutan luka
Pengerutan pada luka merupakan hal yang serius dan merupakan
masalah yang berhubungan dengan segi kosmetik tergantung pada
lokasi dan tingkat keparahan pada luka. Pengerutan pada wajah
mungkin dapat menyebabkan terjadinya ektropion, serta retraksi
pada hidung. Kemampuan skin graft untuk melawan terjadinya
pengerutan berhubungan dengan komponen ketebalan kulit yang
digunakan sebagai graft.
5. Regenerasi
Epitel tubuh perlu untuk beregenerasi setelah proses
pencangkokkan kulit berlangsung. Pada STSG, rambut akan
tumbuh lebih jarang atau lebih sedikit pada daerah graft yang
sangat tipis. Graft mungkin akan kering dan sangat gatal pada
tahap ini. Pasien sering mengeluhkan kulit yang tampak
kemerahan. Salep yang lembut mungkin akan diberikan pada
pasien untuk membantu dalam menjaga kelembaban pada daerah
graft dan mengurangi gatal.
6. Reinnervasi
Reinnervasi pada graft terjadi dari dasar resipien dan sepanjang
perifer. Kembalinya sensibilitas pada graft juga merupakan proses
9
sentral. Proses ini biasanya akan dimulai pada satu bulan pertama
tetapi belum akan sempurna hingga beberapa tahun.
7. Pigmentasi
Pigmentasi pada FTSG akan berlangsung lebih cepat dengan
pigmentasi yang hampir serupa dengan daerah donor. Pigmentasi
pada STSG akan terlihat lebih pucat atau putih dan akan terjadi
hiperpigmentasi dengan kulit tampak bercahaya atau mengkilat.
Untuk mengatasi hal ini biasanya akan dianjurkan untuk
melindungi daerah graft dari sinar matahari secara langsung selama
6 bulan atau lebih.
H. Komplikasi
Skin graft banyak membawa resiko dan potensial komplikasi yang
beragam tergantung dari jenis luka dan tempat skin graft pada tubuh.
Komplikasi yang mungkin terjadi antara lain (Blanchard, 2006:2):
1. Kegagalan graft
Menurut Revis (2006), skin graft dapat mengalami
kegagalan karena sejumlah alasan. Alasan yang paling sering
terjadi adalah adanya hubungan yang kurang baik pada graft atau
kurangnya perlekatan pada dasar daerah resipien. Timbulnya
hematom dan seroma dibawah graft akan mencegah hubungan dan
perlekatan pada graft dengan lapisan dasar luka. Pergerakan pada
graft atau pemberian suhu yang tinggi pada graft juga dapat
menjadi penyebab kegagalan graft.
I. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian yang akan dilakukan lebih berfokus pada keadaan kulit
pasien antara lain (Smeltzer & Bare, 2002:1831): mengkaji keadaan
umum kulit meliputi warna, suhu, kelembaban, kekeringan, tekstur
kulit, lesi, vaskularitas, mobilitas dan kondisi rambut serta kuku.
Turgor kulit, edema yang mungkin terjadi dan elastisitas kulit dinilai
dengan palpasi. Pengkajian sirkulasi pada kulit sangat penting
diperhatikan dengan tujuan untuk memperoleh data apakah telah
terjadi komplikasi akibat pemasangan graft dan untuk memantau
kelangsungan hidup graft pada daerah resipien. Bila graft berwarna
Tujuan:
Tidak terjadi kerusakan integritas kulit dan jaringan yang lebih parah.
Kriteria hasil :
a. Klien menyatakan ketidaknyamanan hilang
b. Pasien menunjukkan perilaku/ teknik untuk mencegah
kerusakan kulit/ memudahkan penyembuhan kulit.
c. Mencapai penyembuhan luka sesuai waktu.
Intervensi
1. Kaji integritas kulit pasien.
2. Kaji kulit untuk luka terbuka, benda asing, kemerahan,
perdarahan, perubahan warna.
3. Ubah posisi dengan sering.
4. Tempatkan balutan pada area fraktur.
5. Kaji posisi pada alat traksi.
6. Observasi untuk potensial area yang tertekan.
7. Kaji jumlah dan karakteristik cairan luka.
8. Lakukan perawatan luka.
C. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
cedera pada jaringan sekitar area luka
Tujuan:
Klien dapat melakukan mobilitas fisik sesuai dengan toleransi.
Kriteria hasil:
a. Klien aktif dalam dalam rencana keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA