Disusun Oleh :
Pembimbing :
Dr. Senyum Indrakila, dr., Sp.M.
A. IDENTITAS
Nama : Tn. YNA
Umur : 21 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Tukang las
Alamat : Ngemplak, Mojosongo, Jawa Tengah
Tanggal periksa : 18 Agustus 2017
No. RM : 01389343
Cara Pembayaran : BPJS
B. ANAMNESIS
1. Keluhan utama
Mata kanan terasa mengganjal
5. Kesimpulan Anamnesis
Mata kanan mengganjal, merah,perih, dan tampak titik hitam saat
melihat sejak 2 hari SMRS
Riwayat trauma : (+) terkena serpihan gram gerinda
saat
mengelas
Riwayat obat dan tetes mata : (+) tetes mata insto
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesan umum
Keadaan umum baik, compos mentis, gizi kesan cukup
2. Vital Sign
TD : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit
HR : 84 x/menit T : 36.70C
3. Pemeriksaan subyektif
OD OS
A. Visus Sentralis
>3/60 (di IGD) >3/60 (di IGD)
1. Visus sentralis jauh
6/6 (di Poli) 6/6 (di Poli)
a. pinhole Tidak dilakukan Tidak dilakukan
b. koreksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
c. refraksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
2. Visus sentralis dekat Tidak dilakukan Tidak dilakukan
B. Visus Perifer
1. Konfrontasi tes Tidak dilakukan Tidak dilakukan
2. Proyeksi sinar Tidak dilakukan Tidak dilakukan
3. Persepsi warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan
4. Pemeriksaan Obyektif
1. Sekitar mata OD OS
2. Supercilia
6. Kelopak mata
a. pasangannya
b. gerakannya
c. rima
1.) lebar 10 mm 10 mm
d. kulit
9. Tekanan intraocular
10. Konjungtiva
a. konjungtiva palpebra
superior
b. konjungtiva palpebra
inferior
c. konjungtiva fornix
d. konjungtiva bulbi
semilunaris
11. Sclera
12. Kornea
a. ukuran 12 mm 12 mm
14. Iris
a. warna Cokelat Cokelat
15. Pupil
a. ukuran 3 mm 3 mm
16. Lensa
D. KESIMPULAN PEMERIKSAAN
OD OS
A. Visus sentralis jauh 3/60 (di IGD) 3/60 (di IGD)
Pinhole Tidak dilakukan Tidak dilakukan
B. Visus perifer
Konfrontasi tes Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Proyeksi sinar Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Persepsi warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan
C. Sekitar mata Dalam batas normal Dalam batas normal
D. Supercilium Dalam batas normal Dalam batas normal
E. Pasangan bola mata Dalam batas normal Dalam batas normal
dalam orbita
F. Ukuran bola mata Dalam batas normal Dalam batas normal
G. Gerakan bola mata Dalam batas normal Dalam batas normal
H. Kelopak mata Oedem (+), Dalam batas normal
hiperemis (+)
I. Sekitar saccus lakrimalis Dalam batas normal Dalam batas normal
F. DIAGNOSIS BANDING
1. OD Corneal foreign bodies / corpus alienum kornea
2. OD Keratitis
3. OD Konjungtivitis
G. DIAGNOSIS
OD Corpus Alienum Kornea
H. PLANNING
1. Amotio corpal
2. LFX eye drop 4 dd gtt 1 OD
3. Ditutup dengan kassa steril. Kontrol bila ada keluhan ke poli mata
pada jam kerja.
I. PROGNOSIS
OD
1. Ad vitam Bonam
2. Ad fungsionam Bonam
3. Ad sanam Bonam
4. Ad kosmetikum Bonam
BAB II
PENDAHULUAN
A. ANATOMI KORNEA
Kornea (Latin, cornum = seperti tanduk) membentuk bagian anterior
bola mata merupakan jaringan transparan dan avaskular, mempunyai peranan
dalam refraksi cahaya. Indeks refraksi korna adalah 1,377 dan kekuatan
refraksi sebesar 43 Dioptri, merupakan 70% dari kekuatan refraksi mata.
Permukaan anterior kornea berbentuk agak elips dengan diameter
horizontal rata-rata 11,5-11,7 mm dan 10,5 - 10,6 mm pada diameter
vertikal sedangkan permukaan posterior berbentuk sirkuler dengan diameter
11,7 mm. Pada orang dewasa ketebalan kornea bervariasi dengan rata-rata
0,65 1 mm di bagian perifer dan 0,55 mm di bagian tengah. Hal ini
disebabkan adanya perbedaan kurvatur antara permukaan anterior dan
posterior kornea. Radius kurvatur anterior kornea kira-kira 7,8 mm sedangkan
radius kurvatur permukaan posterior rata-rata 6,5 6,8 mm. Kornea menjadi
lebih datar pada bagian perifer, namun pendataran tersebut tidak simetris.
Bagian nasal dan superior lebih datar dibanding bagian temporal dan inferior.
Luas permukaan luar kornea kira-kira 1,3 cm 2 atau 1/14 dari total area bola
mata (Wong &Tien Yin, 2001; Karesh J. W., 2003).
1. Epitel
Tebalnya 50 m , terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang
saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel polygonal dan sel gepeng.
Pada sel basal sering terlihat mitosis sel dan sel muda ini terdorong kedepan
menjadi lapis sel sayap dan semakin maju kedepan menjadi sel gepeng, sel
basal berikatan erat dengan sel basal disampingnya dan sel polygonal
didepannya melalui desmosom dan macula okluden; ikatan ini menghambat
pengaliran air, elektrolit dan glukosa yang merupakan barrier.
Terdapat dua fungsi utama epitel: (1) membentuk barier antara
dunia luar dengan stroma kornea dan (2) membentuk permukaan refraksi
yang mulus pada kornea dalam interaksinya dengan tear film. Barier
dibentuk ketika sel-sel epitel bergerak dari lapisan basal ke permukaan
kornea, secara progresif berdiferensiasi hingga sel-sel superfisial
membentuk dua lapisan sel tipis yang melingkar yang dihubungkan oleh
tight junction (zonula okluden), merupakan membran yang bersifat
semipermiabel dan resistensi tinggi. Barier ini mencegah masuknya cairan
dari tear film ke stroma dan juga melindungi struktur kornea dan
intraokuler dari infeksi oleh patogen. Mikrovili pada hampir seluruh
permukaan superfisial sel-sel epitel dilindungi oleh glikokaliks sehingga
dapat berinteraksi dengan lapisan musin tear film agar permukaan kornea
tetap licin. Berbagai proses metabolik, biokemikal dan fisikal tampaknya
mempunyai tujuan primer mempertahankan keadaan lapisan sel epitel
yang berfungsi sebagai barier dan agar permukaan kornea tetap licin.
Permukaan kornea yang licin berperan penting dalam terbentuknya
penglihatan yang jelas (Watsky M. A. & Olsen T. W., 2003).
2. Membrana Bowman
Membrana Bowman merupakan lapisan superfisial pada stroma,
yang berfungsi sebagai barier terhadap stroma. Kepadatan lapisan
Bowman menghalangi penyebaran infeksi ke dalam stroma yang lebih
dalam. Lapisan ini tidak dapat beregenerasi sehingga bila terjadi trauma
akan diganti dengan jaringan parut (Watsky M. A. & Olsen T. W., 2003;
Edelhauser H. F, 2005)
3. Stroma
Stroma tersusun atas matriks ekstraselular seperti kolagen dan
proteoglikan. Matriks ekstraselular ini memegang peranan penting dalam
struktur dan fungsi kornea. Stroma terdiri atas kolagen yang diproduksi
oleh keratosit dan lamella kolagen. Karena ukuran dan bentuknya
seragam menghasilkan keteraturan yang membuat kornea menjadi
transparan. Serat-serat kolagen tersusun seperti lattice (kisi-kisi), pola
ini berfungsi untuk mengurangi hamburan cahaya (Edelhauser H. F, 2005;
Liesegang T. J., 2008-2009).
Transparansi juga tergantung kandungan air pada stroma yaitu
70%. Proteoglikan yang merupakan substansi dasar stroma, memberi sifat
hidrofilik pada stroma. Hidrasi sangat dikontrol oleh barier epitel dan
endotel serta pompa endotel (Watsky M. A. & Olsen T. W., 2003;
Liesegang T. J., 2008-2009).
4. Membrana Descemet
Merupakan membrana aselular dan merupakan batas belakang stroma
kornea dihasilkan sel endotel dan merupakan membrane basalnya.
Membrana Descemet bersifat elastis dan berkembang terus seumur hidup,
mempunyai tebal 40 m. Membran ini lebih resisten terhadap trauma dan
penyakit, dari pada bagian lain dari kornea (Watsky M. A. & Olsen T. W.,
2003; Edelhauser H. F, 2005).
5. Endotel
Lapisa in merupakan lapisan kornea yang paling dalam, tersusun dari
epitel selapis gepeng atau kuboid rendah. Berasal dari mesotelium, bentuk
heksagonal, besar 20-40 m. Endotel melekat pada membran descement
melalui hemidosom dan zonula okluden. Sel-sel ini mensintesa protein yang
mungkin diperlukan untuk memelihara membran Descement. Sel-sel ini
mempunyai banyak vesikel dan dinding selnya mempunyai pompa Natrium
yang akan mengeluarkan kelebihan ion-ion natrium ke dalam kamera okuli
anterior. Ion-ion klorida dan air akan mengikuti secara pasif. Kelebihan
cairan di stroma akan diserap oleh endotel sehingga stroma dipertahankan
dalam keadaan sedikit dehidrasi, suatu faktor yang diperlukan untuk
mempertahankan kualitas refraksi kornea.
Dua faktor yang berkontribusi dalam mencegah edema stroma dan
mempertahankan kandungan air tetap pada 70% adalah fungsi barier dan
pompa endotel. Fungsi barier endotel diperankan oleh adanya tight
junction diantara sel-sel endotel (Edelhauser H. F, 2005).
Stroma kornea memiliki konsentrasi Na+ 134 mEq/L sedangkan
humor aquous 143 mEq/L. Perbedaan osmolaritas tersebut menyebabkan
air berpindah dari stroma ke humor aquous melalui osmosis. Mekanisme
ini diatur oleh pompa metabolik aktif sel-sel endotel. Pompa metabolik ini
dikontrol oleh Na+ / K+ ATPase yang terletak di lateral membrane.
Dalam menjalankan fungsinya pompa endotel tergantung pada oksigen,
glukosa, metabolisme karbohidrat dan adenosine triphosphatase.
Keseimbangan antara fungsi barier dan pompa endotel akan
mempertahankan keadaan deturgesensi kornea (Edelhauser H. F, 2005).
A. Simpulan
Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan oftalmologi, pasien
didiagnosa dengan OD corpus alienum corneal. Adapun penatalaksanaan
pasien ini adalah dengan amotia corpal atau mengevakuasi corpal,
memberikan tetes mata LFX sebagai antibiotik, dan menutup mata
kanan dengan kassa steril terutama ketika terkena udara yang kotor atau
berpolusi.
B. Saran
Dokter umum sebaiknya mengenali, mampu mendiagnosis dan
memberikan tatalaksana dari corpus alienum sehingga dapat memberikan
penatalaksanaan awal yang tepat dan mencegah adanya komplikasi lebih
lanjut. Selain itu dokter umum juga harus dapat merujuk dengan indikasi
rujukan yang tepat bagi pasien sehingga mengurangi resiko kebutaan dan
komplikasi lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bashour M., 2008.Corneal Foreign Body. Citied on August 18, 2017. Available
on http://emedicine.medscape.com/article/1195581-overview
Edelhauser HF. The cornea and the sclera, chapter 4 in Adlers Physiology of The
eye Clinical'Aplication. 10 th ed. St.louis, Missouri, Mosby, 2005 : 47-
103
Eva PR, Biswell R. Cornea In Vaughn D, Asbury T, eds. General Ophtalmology
17th ed. USA Appleton Lange; 2008. p. 126-49
Karesh, JW. Topografic anatomy of the eye, In: Duane's Clinical
Ophthalmology. (CD-ROOM). Lippincott Williams & Wilkins. USA :
2003
Liesegang TJ,Deutsch TA. External Disease and Cornea. Section 8, AAO, San
Fransisco, 2008-2009: 181 9
Vaughan, Daniel. Oftalmologi Umum, Edisi 17. 2010. Widya Medika Jakarta.
Watsky MA, Olsen TW., Cornea and Sclera, In: Duanes Clinical
Ophthalmology, (two volume, chapter four), (CD-ROOM). Lippincott
Williams & Wilkins. USA : 2003
Wong, Tien Yin, The Cornea in The Ophthalmology Examination Review.
Singapore, World Scientific 2001 : 89 90