Anda di halaman 1dari 6

limbah cair yan jasa ataupun tempat-tempat umum lainnya (Asmadi dan Suharno, 2012).

yaitu kegiatan analisa

laboratorium. 2.6 Limbah Cair Laboratorium

Menurut Nurhayati (2013) limbah cair laboratorium merupakan limbah sisa kegiatan dan aktivitas yang
dilakukan di laboratorium. Aktiiitas tersebut pada umumnya berupa penelitian dan pengujian yang
banyak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya. Adapun beberapa sumber utama pengahasil
limbah cair laboratorium, antara lain:
3.7.1 Analisis Karakteristik Limbah Cair Laboratorium dan Adsorben

Setelah dilakukan pengolahan limbah cair dengan proses adsorpsi menggunakan adsorbm ampas tebu
teraktivasi dan non aktivasi, kemudian dianalisis kandungan logam berat Cr total dan pH pada limbah
cair tersebut. Analisa kandungan logam Cr dan pH dilakukan sebelum dan setelah proses adsorpsi.
Analisa kandungan logam dilakukan dengan menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom dan analisa
pH dilakukan menggunakan alat pH meter. Pengujian karakteristik pada arang ampas tebu

perlu dilakukan untuk mendukung data kualitas arang aktif berdasarkan SNI No. 063730-1995.

3.7.2 Penentuan Efisiensi dan Kapasitas Adsorpsi

Hasil dari proses adsorpsi dari tiap perlakuan, kemudian disaring dan filtrat yang diperoleh diukur
kandungan logam Cr dan pH akhir. Kemudian dibandingakan dengan konsentrasi kandungan logam Cr
dan pH awal pada limbah. Selanjutnya dihitung efesiensi penyerapan adsorpsi dengan Persamaan (2.1)
dan kapasitas penyerapan adsorpsi dengan Persamaan Langmuir (2.6) dan Freundlich (2.10), sedangkan
nilai pH dihitung rata-rata pada setiap pengulangan untuk masing-masing variasi waktu kontak.

3.7.2.1 Tahapan Perhitungan Model Isoterm Untuk Menghitung Kapasitas

Langkah pertama, buatlah tabel kemudian masukkan data penelitian seperti waktu kontak, massa
adsorben (m), konsentrasi adsorbat setelah diadsorpsi (C), dan (x) yaitu hasil dari perhitungan
konsentrasi adsorbat awal dikurang akhir dikali volume limbah. Langkah kedua, lakukan penghitungan
data seperti x dibagi m (x/m), selanjutnya hittmg nilai ln dari data (x/m), setelah itu data (x/m) dibagi 1,
untuk data C lakukan perhitungan yang sama yaitu data C dibagi 1 dan hitung nilai ln dari data C. Data-
data
berath,Cr,FedanMnyangmaembmkedalzmtmmh,baikmelahdpermukaan ataupimairtanaharchamJ992).

2.10 Pencemaran Lingkungan

Pememmanhngkmgandapatdidehmsikansebagaipembahanhngkmganyangddak
mmgtmumgkamsebagimkmemundakanmnusiadisebabkanpenmahmpohpengorganisme. Perbuatan ini
dapat mempengaruhi langsung terhadap manusia atau tidak
langsmgmelahdair,hasnpenaman,petemakan,benda-benda,pernakudalam
apmsiasidanrekrensidialambebascmnaJOOO).

2.11 Logam Berat

Logam berat adalah komponen alamiah lingkungan yang mendapatkan perhatian lebih akibat
ditambahkan ke dalam tanah dalamjumlah yang semakin meningkat dan bahaya yang mungkin
ditimbulkan. Logam berat menunjuk pada logam yang mempunyai berat jenis lebih tinggi dari 5 atau
6g/ern3 , namun paa kenyataannya dalam pengertian logam berat ini, dimasukkan pula unsur-unsur
metaloid yang mempunyai sifat berbahaya seperti logam berat sehingga jumlah seluruhnya mencapai
lebih kurang 40 jenis. Beberapa logam berat yang beracun tersebut adalah As, Cd, Cr, Cu, Pb, Hg, Ni, dan
Zn.

Secmaumumlogmnbaattehhdigmakmsecmaluastennamadalambidangkimiadan industri. Secara umum


logam berat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Memiliki kemampuan yang baik sebagai penghantar daya listrik (konduktor)

2. Memiliki rapat massa yang tinggi

3. Dapat membentuk alloy dengan logam lainnya

4. Logam yang padat dapat ditempa dan dibentuk

Unsur-iman atau kandungan logam yang terdapat dalam atmosfir ditemukan dalam bentuk partikel atau
merupakan senyawa. Unsur logam ditemukan secara luas di seluruh permukaan bumi yang dapat
bersifat toksik yang berbahaya bagi manusia apabila masuk
ke dalam tubuh dimana logam tersebut biasanya terdapat dalam makanan, air dan udara (Palar, 1994).

2.11.1 Pencemaran Logam Berat

Karakteristik dari logam berat adalah memiliki spesifikasi gravitasi yang sangat besar, mempunyai nomor
atom 22-34 dan 40-50 serta unsur-unsur lantanida dan aktinida, dan mempunyai respon biokimia khas
pada organisme hidup (Palar, 1994).

Keberadaan logam-logam dalam badan perairan dapat berasal dari sumber alamiah dan dari aktiiitas
manusia. Sumber alamiah dapat berasal dari pengikisan batuan mineral. Partikel logam yang ada di
udara dengan adanya hujan dapat menjadi sumber logam dalam perairan. Logam yang berasal dari
aktifitas manusia dapat berupa buangan industri ataupun buangan dari rumah tangga Kelarutan dari
unsur-unsur logam dan logam berat dalam badan perairan dikontrol oleh derajat keasaman air, jenis dan
konsentrasi logam dan khelat serta keadaan komponen mineral teroksidasi dan sistem yang
berlingkungan redoks (Palar, 1994).

Logam-logam di perairan bereaksi dengan ligand-ligand yang mempunyai konsentrasi lebih tinggi
dibandingkan konsentrasi logam yang membentuk senyawa komplek. Sementara untuk logam-logam
seperti Pb (Il), Zn (II), Cd (II) dan Hg (11), mempunyai kemampuan untuk membentuk komplek sendiri
dengan ion-ion klorida dan atau sulfat pada konsentrasi yang sama dengan yang ada di air laut. Keadaan
logam di perairan juga dipengaruhi oleh interaksi yang terjadi antara air dengan sedimen di bagian dasar
perairan. Pada dasar sungai ion-ion logam dan kompleknya membentuk partikel-partikel yang lebih
besar apabila kontak dengan partikulat yang melayang-layang dalam badan perairan (Palar, 1994).

Umumnya logam-logam yang terdapat dalam tanah dan perairan dalam bentuk persenyawaan, seperti
senyawa hidroksida, oksida, karbonat dan sulfida yang sangat mudah larut dalam air. Namun pada
perairan yang mempunyai derajat keasaman mendekati normal (pH 7-8) kelarutannya cenderung stabil.
Semakin naik derajat asam pada badan
perairan maka kelarutan dari senyawa-senyawa logam tersebut semakin kecil. Derajat keasaman yang
tinggi akan menggeser karbonat ke hidroksida yang mudah sekali membentuk ikatan permukaan dengan
partikel yang berada pada badan perairan. Lamakelamaan akan mengendap dan membentuk lumpur
(Palar, 1994).

2.11.2 Kadmium (Cd)

Berdasarkan sifat-sifat fisiknya kadmium merupakan logam yang lunak dan berwarna putih seperti perak.
Bila dimasukkan ke dalam larutan yang mengandung ion OH+, ionion Cd2+ akan mengalami proses
pengendapan (Palar, 1994). Kadmium melarut secara lambat dengan asam encer dengan melepaskan
hydrogen, ini disebabkan karena poten

sial elektrodenya yang negatif (Vogel, 1990).

LOgam kadmium sangat banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari manusia, prinsip dasar
penggunaan kadmium adalah sebagai bahan stabilitas, sebagai bahan pewarna dalam industri plastik
dan pada elaktroplating. Dalam industri baterai pesawat terbang banyak digunakan. Pencemaran
kadmium dan persenyawaannya ditemukan dalam industri pencelupan, fotografi dan lain-lain (Palar,
1994).

Kadmium dihasilkan dari hasil samping ekstrasksi timbal dan seng. Kadmium juga dihasilkan dari
pembakaran plastik dan rokok (Lestari, 2004). Unsur ini digunakan untuk keperluan aliansi (paduan
logam) dengan titik leleh rendah. Kadmium juga sering digunakan sebagai lapisan tahan korosi pada baja
atau plastik, dalam penyepuhan listrik, pada pembuatan baterai alkali, sebagai pigmen pada keramik
dan sebagai bahan cat warna, plastik, percetakan, dan tekstil. Pada proses pembuatan cat, keramik dan
beberapa plastik, kadmium digunakan sebagai zat warna kuning, orange dan merah(Palar, 1994).

Kadmium (Cd) jika berakumulasi dalam jangka waktu yang lama dapat menghambat kerja paru-paru,
bahkan mengakibatkan kanker paru-paru, mual, muntah, diare, kram, anemia, dermatitis, pertumbuhan
lambat, kerusakan ginjal dan hati. Kadmium dapat pula merusak tulang (osteomalacia, osteoporosis) dan
meningkatkan tekanan darah.

Anda mungkin juga menyukai