Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Sainstek Vol. VI No.

1: 24-29, Juni 2014 ISSN: 2085-8019

STUDI INTERAKSI LIGAN PEPTIDOID DAN PEPTIDA DENGAN


ENZIM PROTEASE NS3/NS2B VIRUS DENGUE

Fitri Amelia
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Air Tawar Barat Padang, 25131
Email : fitri.amelia2@gmail.com

ABSTRACT
Peptide has a high bioactivity and specificity, possess low interaction to other drugs
and has a low toxicity values . However, peptide -based drugs have drawbacks, which are
rapidly degraded in the digestive system due to the activity of the protease enzyme that
peptide drugs are not suitable to be developed as an oral medication. The purpose of this
study to determine whether the value of K i peptidoid is higher than the peptide and to
analize the influences between interaction and K i . G of Peptidoid KGPE is the higher
than its peptide, -16.13874 kkal/mol. The high number of hydrogen donor for Hydogen
bonding derived ligand can lower the value of Ki

Key words: peptidoid,peptide-base drug, protease NS3/NS2B

PENDAHULUAN Salah satu strategi yang dapat dilakukan


untuk membuat antiviral adalah dengan cara
Dengue virus (DENV) merupakan salah
menginhibisi protein yang dibutuhkan oleh
satu virus yang berasal dari genus Flavivirus virus untuk menginfeksi ataupun memperba-
yang telah menjadi masalah kesehatan dunia. nyak diri di dalam tubuh manusia. Protein NS3
Hal ini disebabkan hampir 50 juta orang yang
(yang dibantu oleh NS2B sebagai kofaktor) me-
terinfeksi dan menyebabkan 20.000 orang
rupakan salah satu protein yang memiliki pe-
meninggal setiap tahunnya (Guzman, Halstead ranan penting dalam proses proteolitik paska
et al. 2010). translasi, replikasi virus dan pematangan virion
Berdasarkan serotipenya, DENV terdiri
dengue. Pentingnya peranan protein NS3 dan
atas DENV-1, DENV-2, DENV-3, DENV-4.
telah diketahuinya sisi katalitik enzim pada
Morfologi dan genom keempat serotipe tersebut His51, Asp75, and Ser135 membuat protein ini
sama, namun jenis antigen yang merangsang merupakan target untuk desain agen terapetik
respon imun tubuh berbeda (Whitehorn and
untuk infeksi DENV (Yin, Patel et al. 2006).
Farrar 2010). Infeksi DENV dapat menye-
Penggunaan peptida sebagai obat/anti-
babkan Dengue Fever (DF), Dengue Hemorra- viral merupakan strategi yang sangat menjanji-
agic Fever (DHF) dan dengue shock syndrome kan. Hal ini dikarenakan obat berbasis peptida
(DSS). Sampai saat ini, belum ada vaksin mau-
memiliki bioaktivitas dan spesifisitas yang ting-
pun obat khusus berlisensi untuk mengatasi in-
gi, memliki interaksi yang rendah terhadap obat
feksi DENV yang tersedia di pasaran. Hal ini lain dan memiliki nilai toksisitas yang rendah
dikarenakan banyaknya rancangan obat DENV (Tambunan, Zahroh et al. 2014).
yang belum memiliki efektifitas yang tinggi un-
Yin (2006) telah mensintesis 21 peptida
tuk mengurangi jumlah titer DENV pada pa-
untuk menghambat aktifitas NS3 DENV. Dari
sien. Disamping itu, beberapa obat yang dike- 21 peptida yang telah disintesis, terdapat 3 pep-
tahui telah dapat menurunkan titer DENV da- tida yaitu Bz-Nle-Lys-Arg-Arg-H, Bz-Nle-Lys-
lam darah belum melewati tahap clinical trial
Arg-Arg-CF3, Bz-Nle-Lys-Arg-Arg-B(OH)2
pada manusia (Hammamy, Haase et al. 2013).

24
Fitri Amelia, Studi Interaksi Ligan Peptidoid dan Peptida dengan Enzim Protease NS3/NS2B Virus Dengue

merupakan peptida yang efektif untuk meng- timasi dengan cara 1) penghilangan molekul air
hambat aktifitas NS3. Senada dengan penelitian pada protein, 2) protonasi menggunakan tool
tersebut, Velmurugan (2013) telah melaporkan compute>protonate 3D, 3) penambahan atom
tetrapeptide (Lys-Gly-Pro-Glu), pentapeptide hidrogen pada dengan hydrogen fix dan pe-
(Ser-Ile-Lys-Phe-Ala) and hexapeptide (Ala- ngaturan muatan parsial enzim menggunakan
Ile-Lys-Lys-Phe-Ser) dapat dijadikan sebagai partial charge, dengan parameter method yang
kandidat obat untuk menghambat aktifitas NS3 digunakan adalah current force field. 4) Mini-
ditinjau dari nilai Ki (konstanta inhibisi) misasi energi dengan force field MMF94x,
Obat berbasis peptida memiliki kelema- solvasi yang digunakan selama proses optimasi
han, yaitu mudah terdegradasi dalam sistem adalah gas phase, dan RMS gradient 0.05
pencernaan akibat aktivitas enzim protease se- kcal/Ǻ mol. Parameter yang lainnya meng-
hingga obat peptida tidak cocok dikembangkan gunakan default dan file output dalam format
sebagai obat oral (Tan, Chan et al. 2012). Un- moe.
tuk itu, pada penelitian ini dilakukan modifikasi
Molecular Docking
peptida hasil penelitian Velmurugan menjadi
Proses docking dilakukan dengan soft-
peptidoid. Tujuan penelitian ini untuk menge-
ware MOE 2008.10 tool simulation>dock.
tahui apakah nilai Ki peptidoid hasil rancangan
Placement method yang digunakan adalah
lebih tinggi daripada peptida utama dan menge-
triangle matcher dengan banyaknya jumlah pu-
tahui pengaruh interaksi yang terbentuk antara
taran 1000. Fungsi scoring yang digunakan ada-
ligan dengan protein NS3 terhadap nilai
lah London dG dengan menampilkan data ter-
𝐾𝑖 dengan molecular docking. (Velmurugan,
baik sebesar 100. Selanjutnya dari 100 tampilan
Mythily et al. 2013)
data terbaik tersebut dilakukan pengukuran u-
lang (refinement) dengan menggunakan refine-
METODE PENELITIAN ment force field dengan konfigurasi ukuran pe-
Perancangan Peptidoid ngulangan populasi sebesar 1000 sesuai dengan
Peptidoid dirancang dengan melakukan default MOE. Tampilan hasil keseluruhan pro-
modifikasi peptida ligan hasil penelitian Vel- ses docking yang dipilih adalah 1 data terbaik.
murugan (2013). Ligan peptidoid dan peptida Parameter lainnya sesuai dengan default dari
dirancang menggunakan software ChemSketch MOE dan file output dalam format .mdb.
yang dibuat dalam bentuk bentuk zwitter ion- Analisis Docking
nya. Hasil perancangan ligan dalam bentuk dua Nilai Energi Bebas Ikatan (ΔG binding)
dimensi kemudian disimpan dalam format Energi bebas ikatan hasil docking dilihat
MDL Mofile (Gambar 1). Format penyimpanan pada output dalam format mdb. Kompleks
ligan kemudian dirubah menjadi MDL Mol de- enzim-ligan yang dipilih adalah kompleks yang
ngan menggunakan software Vega ZZ. memiliki nilai energi bebas ikatan terkecil un-
Ligan dioptimasi dengan meminimalisa- tuk kemudian dilakukan analisis lebih lanjut.
sikan energi ligan menggunakan software Interaksi Protein-Ligan
MOE. Proses optimasi dilakukan dengan bebe- Interaksi antara protein dan ligan yang
rapa tahap yaitu 1) proses wash pada database. akan dianalisis adalah ikatan hidrogen dan kon-
2) Pengaturan muatan parsial menggunakan tak residu antara enzim-ligan. Ikatan hidrogen
tool compute>partial charge dengan parameter yang terjadi pada kompleks enzim-ligan terbaik
method : MMFF94x, solvation: gas phase. 3) hasil docking diidentifikasikan menggunakan
minimisasi energi dengan tool compute>energy software MOE 2009.10. Format file input yang
minimize dengan parameter RMS gradient digunakan untuk identifikasi dan analisis adalah
0.001 kcal/Ǻ mol yang dilakukan pada ligan. mdb. Kontak residu kompleks enzim-ligan hasil
Parameter yang lainnya menggunakan default docking diidentifikasikan dan kemudian dilaku-
dan file output dalam format mdb. kan visualisasi dengan menggunakan software
Preparasi Protein NS3/NS2B MOE 2009.10 pada tool ligan interaction
Struktur 3D Protein NS3/NS2B dengan (LigX).
kode PDB 2FOM diunduh pada situs RSCB
www.rcsb.org. Struktur 3D NS3/NS2B diop-

25
Jurnal Sainstek Vol. VI No. 1: 24-29, Juni 2014 ISSN: 2085-8019

HASIL DAN PEMBAHASAN cara spontan (Sotriffer 2011). Berdasarkan data


Tabel 1 terlihat bahwa ligan peptidoid dan pep-
Nilai Energi Bebas Ikatan (ΔG binding) tida bernilai negatif sehingga dapat disimpulkan
Secara termodinamika, interaksi inter-
bahwa interaksi antara peptidoid NS3/NS2B de-
molekuler dan pembentukan kompleks protein-
ngan ligan berlangsung secara spontan.
ligan ditentukan oleh perubahan energi bebas
gibss (G). Jika harga bernilai negatif, maka
keseluruhan proses atau reaksi berlangsung se-

Tabel 1 Data Energi Bebas Ikatan (G) Hasil Molecular Docking


Peptidoid Peptida
G
No Ligan GZ (kkal/mol) No Ligan
(kkal/mol)
1 Peptidoid KGPE -16.14 1 Peptida KGPE -15.35
2 Peptidoid SIKFA -14.57 2 Peptida SIKFA -18.54
3 Peptidoid AIKKFS -15.35 3 Peptida AIKKFS -17.44

Peptidoid SIKFA dan AIKKFS memiliki patkan bahwa hanya peptidoid KGPE yang me-
nilai G yang lebih rendah daripada pepti- miliki 𝐾𝑖 yang rendah.
danya, sedangkan peptidoid KGPE memiliki
Ikatan Hidrogen dan kontak residu
G yang lebih tinggi dari peptidanya. Pada ke- Pada ligan yang digunakan sebagai obat,
adaan setimbang diketahui bahwa : ikatan ligan-protein biasanya terjadi melalui in-
Enzim + Inhibitor Enzim-Inhibitor teraksi nonkovalen. Interaksi fisik ini di-
Nilai G inhibisi= -RT ln 𝐾𝑖 atau 𝐾𝑖 = dasarkan pada teori gaya elektromagnetik atau
𝐸𝑥𝑝( G /(𝑅𝑇) (Chang 2003). Semakin tinggi kuantum mekanik. Interaksi nonkovalen di-
tinggi nilai G, maka nilai 𝐾𝑖 (konstanta pengaruhi oleh gaya elektrostatik seperti pem-
Inhibisi) akan semakin rendah dan kemampuan bentukan jembatan garam, ikatan hidrogen, dan
ligan untuk berinteraksi dengan enzim akan se- gaya van der waals (Sotriffer 2011).
makin besar. Berdasarkan teori tersebut, dida-

Tabel 2 Interaksi Ikatan Hidrogen Ligan-Protein


Jumlah Ikatan Donor H Donor H Kontak Residu
No Ligan
Hidrogen Protein pada Ligan Asam Amino
Ala38, Thr48, His51, Asp75,
1 Peptidoid KGPE 6 1 5
Ser135, Asn152
His51, Ala164, Lys74, Asp75,
2 Peptidoid SIKFA 7 4 3
Asn152, Gly153,
Lys74, Asp75, Val126, Ser135,
3 Peptidoid AIKKFS 7 2 5
Asn152, Tyr150, Ser163
Thr48, Asp75, Lys74, Gly153,
4 Peptida KGPE 5 1 4
asn152
5 Peptida SIKFA 5 1 4 Thr48, Thr53, Asp75, Lys74
Tyr23, Tyr23, Val40, Ala38,
6 Peptida AIKKFS 13 5 8 Asp75, Lys74, Met49, Thr48,
Thr48, Ile36, Gly39, Ser137
Keterangan: dicetak tebal merupakan penyumbang Hidrogen dari protein

26
Fitri Amelia, Studi Interaksi Ligan Peptidoid dan Peptida dengan Enzim Protease NS3/NS2B Virus Dengue

Berdasarkan Tabel 1 diketahui hanya ni- hidrogen pada ikatan yang terbentuk pada
lai G ligan peptidoid KGPE yang lebih tinggi umumnya berasal dari protein. Berdasarkan ha-
dari peptidanya. Hal ini dimungkinkan karena sil penelitian ini diasumsikan bahwa jumlah
jumlah ikatan hidrogen yang terbentuk pada penyumbang hidrogen yang berasal dari ligan
peptidoid KGPE lebih banyak dari peptidanya lebih banyak dari penyumbang hidrogen dari
(Tabel 2). Berbeda halnya dengan peptidoid protein dapat menurunkan nilai 𝐾𝑖 . Banyaknya
AIKKFS, ligan peptidoid AIKKFS memiliki hidrogen yang berasal dari protein yang po-
ikatan hidrogen lebih banyak dibandingkan tensial membentuk ikatan hidrogen dapat meng-
peptidanya namun nilai G pada interaksi pep- ganggu fleksibilitas ligan dalam menemukan
tidoid AIKKFS lebih rendah dari peptidanya. sisi terbaik dalam berikatan.
Hal ini disebabkan karena jumlah penyumbang

Gambar 1 Struktur Peptidoid

Pada penelitian ini, diketahui bahwa sisi dapat dilihat dari terbentuknya ikatan hidrogen
katalitik pada NS2B/NS3 yang selalu berin- pada salah satu sisi aktif (catalitic triad: His51,
teraksi dengan ligan adalah Asp75. Atom ele- Asp75, and Ser135) yaitu pada Asp 75 (Gambar
ktronegatif yang terlibat pada Asp adalah atom 2). Dengan adanya ikatan hidrogen yang ter-
Oksigen (O) pada gugus karbonil yang berada bentuk dengan protein pada sisi aktif enzim
pada R asam amino tersebut. diharapkan fleksibilitas protein menjadi ber-
Ketiga peptidoid yang dianalisis berada kurang dan perubahan konformasi enzim men-
di dalam sisi aktif enzim (Gambar 3). Hal ini jadi terganggu.

27
Jurnal Sainstek Vol. VI No. 1: 24-29, Juni 2014 ISSN: 2085-8019

Gambar 2 Interaksi ligan dengan protein enzim protease NS3/NS2B

Peptidoid KGPE Peptidoid SIKFA Peptidoid AIKKFS

Keterangan : Ikatan hidrogen ( ) Interaksi hidrofobik ( )


Gambar 3 Posisi Ligan pada Sisi Aktif Enzim

KESIMPULAN nyiratkan bahwa interaksi antara peptidoid


KGPE dengan enzim jauh lebih mudah terjadi
Berdasarkan hasil molecular docking di-
dibandingkan dengan peptidanya.
ketahui bahwa nilai G peptidoid KGPE lebih Jumlah ikatan hidrogen yang terbentuk
tinggi dari peptidanya sehingga nilai konstanta pada peptidoid KGPE lebih banyak dari pepti-
inhibisinya menjadi lebih rendah. Hal ini me-

28
Fitri Amelia, Studi Interaksi Ligan Peptidoid dan Peptida dengan Enzim Protease NS3/NS2B Virus Dengue

danya. Peptida AIKKFS juga memiliki ikatan Tambunan USF, Zahroh H, et al. 2014. Scree-
hidrogen lebih banyak dibandingkan peptidoid- ning of commercial cyclic peptide as
nya. Tingginya nilai G pada peptidoid KGFE inhibitor NS5 methyltransferase of
dan peptida AIKKFS disebabkan jumlah pe- Dengue virus through Molecular Doc-
nyumbang hidrogen yang berasal dari ligan king and Molecular Dynamics Simu-
lebih banyak dari penyumbang hidrogen dari lation. Bioinformation 10(1): 23-27.
protein sehingga dapat menurunkan nilai 𝐾𝑖 . Ke Tan CW, Chan YF, et al. 2012. Inhibition of
enam ligan yang dianalisis berada di dalam sisi Enterovirus 71 (EV-71) Infections by a
aktif enzim dan berinteraksi pada sisi katalitik Novel Antiviral Peptide Derived from
enzim Asp 75. Ikatan hidrogen terbentuk de- EV-71 Capsid Protein VP1. PLoS ONE
ngan atom oksigen pada gugus karbonil pada 7(5): e34589.
rantai R Asp. Velmurugan DU, Mythily et al. 2013. Design
and Docking Studies of Peptide Inhibi-
tors as Potential Antiviral Drugs for De-
DAFTAR KEPUSTAKAAN ngue Virus NS2B/NS3 Protease. Protein
Pept Lett 20(7).
Chang R. 2003. Kimia Dasar: Konsep-konsep Whitehorn J and Farrar J2010. Dengue. British
inti. Jakarta: Erlangga. Medical Bulletin. 95: 161-173.
Guzman MS, Halstead et al. 2010. Dengue: A Yin ZS, Patel J, et al. 2006. Peptide inhibitors
Continuing Global Threat. Nat Rev of dengue virus NS3 protease. Part 1:
Microbiol 8: 7-16. Warhead. Bioorganic & Medicinal Che-
Hammamy MZ, Haase C et al. 2013. mistry Letters 16(1): 36-39
Development and Characterization of
New Peptidomimetic Inhibitors of the
West Nile Virus NS2B–NS3 Protease.
ChemMedChem 8(2): 231-241.
Sotriffer C. 2011. Virtual Screening: Princi-
ples, Challenges, and Practical Guide-
lines, Jhon Wiley VCH.

29

Anda mungkin juga menyukai