Anda di halaman 1dari 13

BUDAYA ORGANISASI

Sistem makna bersama yang dianut oleh


anggota-anggota yang membedakan
organisasi itu dari organisasi-organisasi
lain.

Ada dua faktor yang


menentukan kekuatan
budaya organisasi
1. Kebersamaan
2. Intensitas

1.

Budaya Organisasi Kuat

Ciri Cirinya adalah :


a) Anggota-anggota organisasi loyal kepada organisasi
b) Pedoman bertingkah laku bagi orang-orang di
dalam perusahaan digariskan dengan jelas,
dimengerti, dipatuhi dan dilaksanakan oleh orangorang di dalam perusahaan sehingga orang-orang
yang bekerja menjadi sangat kohesif.
c) Nilai-nilai yang dianut organisasi tidak hanya
berhenti pada slogan, tetapi dihayati dan
dinyatakan dalam tingkah laku sehari-hari secara
konsisten oleh orang-orang yang bekerja dalam
perusahaan.

2.

Budaya Organisasi Lemah


Ciri cirinya adalah :
a) Mudah terbentuk kelompok-kelompok
yang bertentangan satu sama lain.
b) Kesetiaan kepada kelompok melebihi
kesetiaan kepada organisasi.
c) Anggota organisasi tidak segan-segan
mengorbankan kepentingan
organisasi untuk kepentingan
kelompok atau kepentingan diri
sendiri.

LANGKAH- LANGKAH UNTUK


MEMPERKUAT
BUDAYA ORGANISASI
1. Memantapkan nilai-nilai dasar budaya
organisasi
2. Melakukan pembinaan terhadap anggota
organisasi
3. Memberikan contoh atau teladan
4. Membuat acara-acara rutinitas
5. Memberikan penilaian dan penghargaan
6. Tanggap terhadap masalah eksternal dan
internal
7. Koordinasi dan kontrol

FUNGSI BUDAYA ORGANISASI

1.Batas
2.Identitas
3.Komitmen
4.Stabilitas

Cerita

Acara-Acara simbolis
(Ritual)

Bagaimana Para
Karyawan
Mempelajaari
Budaya

Simbol-Simbol
Kebendaan

Bahasa

BUDAYA ORGANISASI SEBAGAI BEBAN?


Menurut Robbins budaya berpotensi disfungsional terhadap
keefektifan suatu organisasi
1. Hambatan untuk perubahan. Kultur menjadi kendala manakala nilai-nilai yang dimiliki bersama tidak sejalan dengan
nilai-nilai yg dapat meningkatkan efektivitas organisasi
2. Hambatan bagi keberagaman. Kultur membatasi rentang nilai
dan gaya yang dapat diterima, dimana perbedaan-perbedaan
dengan mayoritas anggota akan menciptakan paradoks.
3. Hambatan bagi akuisisi dan merger. Keputusan akuisisi dan
merger tidak hanya mempertimbangkan keuntungan finansial
saja tetapi juga kesesuaian budaya menjadi fokus utama.

Karakteristik Budaya yang


Berorientasi Pelanggan
Tipe Karyawan

Tipe lingkungan kerja

Pemberdayaan

Kejelasan peran

Keinginan yang tak pernah

Saran bagi para Manajer


Pekerjakan
orang-orang
dengan
berbagai
kepribadian dan sifat sejalan dengan paradigma
pelayanan
pelanggan:
bersahabat,
penuh
perhatian, antusias, sabar, mampu menjadi
pendengar yang baik.
Rancanglah skema pekerjaan yang memberikan
kebebasan seluas mungkin bagi para karyawan
untuk memuaskan pelanggan, tanpa harus
dibelenggu oleh aturan-aturan dan prosedur yang
kaku
Bagi para karyawan yang terlibat langsung di
berbagai aktivitas pelayanan pelanggan, berikan
mereka kewenangan untuk mengambil keputusan
harian menyangkut hal-hal yang terkait dengan
pekerjaan rutinnya.
Minimalkan ketidakjelasan tentang apa yang boleh
dan tidak boleh dilakukan oleh para karyawan yang
berkecimpung
langsung
dalam
pelayanan
pelanggan, dengan cara memberikan pelatihan
yang terus menerus tentang pengetahuan produk,
kemampuan mendengar & perilaku lainnya.
Pertegas komitmen organisasi untuk 11
selalu

Spiritualitas dan Budaya Organisasi.


Spiritualitas tempat kerja.
Pengakuan bahwa orang memiliki kehidupan batiniah,
yang dipelihara dan memelihara (dikembangkan dan
mengembangkan) dengan melalui suatu pekerjaan
yang bermakna dalam konteks komunitas.

Karakteristik Organisasi Spiritual


Strong sense of purpose
Focus on individual development
Trust and openness
Employee empowerment
Toleration of employees expression

Sekian
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai