Anda di halaman 1dari 1

Pencemaran dan/atau perusakan lingkungan merupakan perbuatan melawan hukum yang

banyak dilakukan oleh baik perorangan maupun korporasi, Namur didalam prakteknya masih
banyak korporasi yang belum dimintakan pertanggungjawaban. Dalam tesis permasalahan yang
diajukan adalah Pertama, Bagaimana pertanggungjawaban korporasi dalam pengelolaan
lingkungan hidup, Kedua, Bagaimana penerapan sanksi perdata terhadap korporasi dalam
sengketa lingkungan hidup. .Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan yuridis normatif, yang
bersifat deskriptif analitis, sumber data yang dipergunakan untuk mendukung penelitian ini
adalah data sekunder, yang meliputi bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan
hukum tertier. Analisis data dilakukan secara kualitatif yang ditafsirkan secara logis dan
sistematis, kerangka berpikir deduktif dan induktif akan membantu penelitian ini khususnya
dalam taraf konsistensi, serta konseptual dengan prosedur dan tata cara sebagaimana yang
telah ditetapkan oleh asas-asas hukum yang berlaku umum dalam perundang-undangan. Hasil
penelitian menempatkan bahwa Tanggungjawab korporasi dalam pengelolaan lingkungan hidup
dapat berbentuk pertanggungjawaban pidana, perdata dan administrasi. Pertanggungjawaban
ini dapat dimintakan karena korporasi paling banyak berperan dalam usaha pemanfaatan
lingkungan hidup yang dapat mengakibatkan dampak terhadap lingkungan hidup, Penerapan
sanksi perdata terhadap korporasi dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup Penerapan
sanksi perdata terhadap korporasi dalam penyelesaian sengketa lingkungan hidup dilakukan
melalui pengadilan atau di luar pengadilan, yang menyangkut masalah tuntutan besarnya
kerugian dan/atau kerusakan yang pertanggungjawaban kepada korporasi adalah pemberian
ganti rugi yang dibayarkan kepada korban atau pemerintah sebagai pengawas lingkungan.
Disarankan kepada setiap perusahaan wajib melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup
dengan melakukan audit lingkungan dan memperbaiki serta melengkapi izin dalam
membangun, pengelolaan, serta menjalankan kegiatan operasioal dengan memiliki izin analisis
mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dan/atau UKL-UPL. Kemudian diperlukan sebuah
standar operasional prosedur dalam penerapan sanksi perdata khususnya mengenai pemberian
ganti rugi terhadap korban pencemaran dan/atau perusakan lingkungan yang dilakukan oleh
korporasi.

Anda mungkin juga menyukai