ALIRAN PROGRESSIVISME
KELOMPOK 10
Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT, karena nikmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah tentang Aliran Progressivisme. Makalah ini merupakan
tugas dari mata kuliah Filsafat Pendidikan..
Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada pimpinan umat Nabi Muhammad
SAW sebagai suri teladan bagi umat Islam, kelurga, sahabat dan kepada siapa saja yang
mengikuti anjuran beliau.
Akhir kata penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan baik dari segi penulisan
maupun dari segi isinya. Penulis juga menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kesempurnaan.
Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun penulis untuk
masa yang akan datang.
Kelompok 10
i
DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................1
A.LATAR BELAKANG..................................................................................................1
B.RUMUSAN MASALAH..2
C.TUJUAN DAN MANFAAT.....2
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai hasil dari pemikiran para filosofi, filsafat telah melahirkan berbagai macam
pandangan dan aliran yang berbeda-beda. Pandangan-pandangan filosuf itu ada kalanya
saling menguatkan dan ada juga yang saling berlawanan. Hal ini antara lain disebabkan oleh
pendekatan yang mereka pakai juga berbeda-beda walaupun untuk objek dan masalah yang
sama. Karena perbedaan dalam pendekatan itu, maka kesimpulan yang didapat juga akan
berbeda. Perbedaan pandangan filsafat tersebut juga terjadi dalam pemikiran filsafat
pendidikan, sehingga muncul aliran-aliran filsafat pendidikan.
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan
konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu
sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam
dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Pendidikan
adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik
potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi
dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal.
Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis,harmonis,
dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan.
Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-
masalah pendidikan. Ada beberapa aliran filsafat pendidikan, dan yang akan Penulis uraikan
di sini adalah filsafat pendidikan progresivisme. Dalam pandangannya progresivisme
berpendapat tidak ada teorirealita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat
dinamis dan temporal, menyela. tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta
pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-
pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kebudayaan.
Belajar berfungsi untuk mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks.
Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap
waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
1
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana munculnya aliran progressivisme?
2. Apa saja peranan dan fungsi aliran progressivisme?
3. Siapa saja tokoh aliran progressivisme dan pengaruhnya?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui munculnya aliran progressivisme?
2. Mengetahui peranan dan fungsi aliran progressivisme?
3. Mengetahui tokoh aliran progressivisme dan pengaruhnya?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. MUNCULNYA
Pengertian Progressivisme
Progresivisme menurut bahasa dapat diartikan sebagai aliran yang menginginkan
kemajuan-kemajuan secara cepat. Dalam konteks filsafat pendidikan progresivisme adalah
suatu aliran yang menekankan, bahwa pendidikan bukanlah sekedar pemberian sekumpulan
pengetahuan kepada subjek didik, tetapi hendaklah berisi aktivitas-aktivitas yang mengarah
pada pelatihan kemampuan berfikir mereka sedemikian rupa, sehingga mereka dapat berfikir
secara sistematis melalui care-care ihniah seperti memberikan analisis, pertimbangan, dan
perbuatan kesimpulan menuju pemilihan alternatif yang paling memungkinkan untuk
pemecahan masalah yang dihadapi.(Muhmidayeli: 161-162).
Progresivisme juga merupakan pandangan hidup yang mempunyai sifat-sifat:
Fleksibel ( Tidak kaku, tidak menolak perubahan,dan tidak terikat oleh dokrin tertentu )
Curious ( Ingin mengetahui, ingin menyelidiki )
Toleran dan open-minded ( Mempunyai hati terbuka )
Aliran progresivisme memiliki sifat-sifat umum yaitu:
a. Sifat Negatif
Sifat itu dikatakan negatif dalam arti bahwa, progresivisme menolak otoritarisme dan
absolutisms dalam segala bentuk, seperti misalnya terdapat dalam agama, politik, etika dan
epistemologi.
b. Sifat Positif....
Positif dalam arti, bahwa progresivisme menaruh kepercayaan terhadap kekuatan
alamiah dari manusia, kekuatan-kekuatan yang diwarisi oleh manusia sejak ia lahir man's
natural powers. Terutama yang dimaksud adalah kekuatan kekuatan manusia untuk terus-
menerus melawan dan mengatasi kekuatan-kekuatan, takhayul-takhayul dan kegawatan-
kegawatan yang timbul dari lingkungan hidup yang selamanya mengancam.
Progresivisme yakin bahwa manusia mempunyai kesanggupan-kesanggupan untuk
mengendalikan hubungannya dengan alam, sanggup meresapi rahasiarahasia alam, sanggup
menguasai alam. Namur disamping keyakinan-keyakinan tersebut ada juga kesangian dimana
apakah manusia itu sendiri mampu belajar bagaimana mempergunakan kesanggupan itu,
tetapi meskipun demikian progresivisme tetap bersikap optimis, tetap percaya bahwa manusia
3
dapat menguasai seluruh lingkungannya, baik lingkungan alam maupun lingkungan social
(Zuhairi : 20-21).
Sejarah Munculnya
Secara historis, progresivisme ini telah muncul pada abad ke-19, namun
perkembangannya secara pesat baru terlihat pada awal abad ke-20, terutama di negara
Amerika Serikat.
Sebagai sebuah aliran filsafat pendidikan, progresivisme lahir sebagai protes terhadap
kebijakan-kebijakan pendidikan konvensional yang bersifat formalis tradisionalis yang telah
diwariskan oleh filsafat abad 19 yang dianggapnya kurang kondusif dalam melahirkan
manusia-manusia yang sejati. Dalam kesejarahannya, progersivisme muncul dari tokoh-tokoh
filsafat pragmatisme seperti Charles S. Pierce, William James dan John Dewey dan
eksprimentalisme, seperti Prancis Bacon. Tokoh lain yang memicu lahimya aliran ini adalah
John Locke dengan ajaran tentang teori kebebasan politiknya dan J.J Rousseau dengan
keyakinannya bahwa kebaikan berada dalam dirt manusia dan telah dibawanya sejak lahir
dan ialah yang mesti mempertahankan kebaikan itu agar selalu ada dalam dirinya. Tuhan
menganugerahkan manusia freedom sebagai suatu kapasitas yang akan menggerakkan
manusia untuk memilih dan menetapkan mana perbuatan yang baik dan bajik dan mana yang
tidak baik dan tidak bajik untuk dirinya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dimulai sejak zaman
renaisance juga turut ambit bagian dalam membentuk pole fikir manusianya. Munculnya
aliran progresivisme ini pun merupakan salah satu2. Jawaban atas berbagai persoalan yang
berkenaan dengan problem pendidikan sebagai upaya menjadikan manusia sebagai manusia
sejatinya (Muhmidayeli: 162-165).
Progesivisme bukan merupakan suatu bangunan filsafat atau aliran filsafat yang berdiri
sendiri, melainkan merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun
1918. Selama 20 tahunnan merupakan suatu gerakan yang kuat di Amerika Serikat. Banyak
guru yang ragu-ragu terhadap gerkan ini, karena guru telah mempelajari dan memahami
filsafat Dewey, sebagai reaksi terhadap filsafat lainnya. Kaum progresif sendiri mengkritik
filsafat Dewey. Perubahan masyarakat yang dilontarkan oleh Dewey adalah perubahan secara
evolusi, sedangkan kaum progesif mengharapkan perubahan yang sangat cepat, agar lebih
cepat mencapai tujuan. Aliran progesivisme didasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan
berpusat pada anak (chil centered) bukan hanya fokus pada guru atau kurikulum.
4
Gerakan progesif terkenal luas karena karena reaksinya terhadap formaline dan sekolah
tradisional yang membosankan, yang menekankan disiplin keras belajar pasif, dan banyak
hal-hal kecil yang tidak bermanfaat dalam pendidikan. Lebih jauh gerakan ini dikenal karena
dengan imbauannya kepada guru-guru. kami mengharapkan perubahan, serta kemajuan yang
lebih cepat setelah perang dunia pertama. Banyak guru yang mendukungnya, sebab gerakan
pendidikan progesifisme merupakan semacam kendaraan mutahhir, untuk digelarkan.
Biasanya aliran progesifisme ini dihubungkan dengan pandangan hidup liberal The
liberal road to culture. yang dimaksudkan dengan ini ialah pandangan hidup yang mempunyi
sifat-sifat berikut: fleksibel (tidak kaku, tidak menolak perubahan, tidak terikat oleh suatu
doktrin tertentu), corious (ingin mengetahui, ingin menyelidiki), toleran dan open-minded
(mempunyai hati terbuka).
5
Aliran ini mempunyai konsep yang mempercayai manusia sebagai subyek yang
memiliki kemampuan dalam menghadapi dunia dan lingkungan hidupnya, mempunyai
kemampuan untuk mengatasi dan memecahkan masalah yang akan mengancam manusia itu
sendiri. Pendidikan dianggap mampu mengubah dan menyelamatkan manusia demi masa
depan. Tujuan pendidikan selalu diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus
menerus dan bersifat progresif. Sedangkan sifat negatifnya adalah aliran ini kurang
menyetujui adanya pendidikan yang bercorak otoritas dan absolute dalam segala
bentuk seperti terdapat dalam agama, moral, politik, dan ilmu pengetahuan.
a. Dasar Filosofis Progresivisme
Progresivisme beranggapan bahwa kemajuan -kemajuan yang telah dicapai oleh
manusia tidak lain adalah karena kemampuan manusia dalam mengembangkan berbagai ilmu
pengetahuan berdasarkan tata logic dan sistematisasi berfikir ilmiah. Oleh karena itu, tugas
pendidikan adalah melatih kemampuan-kemampuan subjek didiknya dalam memecahkan
masalah kehidupan yang mengarah pada pengembangan ilmu pengetahuan yang berguna bagi
kehidupannya dalam masyarakat.
Ilmu pengetahuan diperoleh manusia dari proses interaksinya dengan berbagai realita,
baik melalui pengalaman langsung ataupun tidak langsung. sebagai pragmatisme, aliran ini
memandang ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang bermanfaat, karena pengetahuan itu
adalah saran bagi kemajuan manusia.
Dengan demikian, ilmu pengetahuan disini sangat dinamis dan berubah sesuai dengan
perubahan-perubahan dalam masyarakat. Ilmu pengetahuan adalah bukti nyata suatu
kemajuan manusia dalam menjalani kehidupan. Semakin banyak ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dihasilkan oleh manusia maka semakin maju pulalah suatu masyarakat.
Aliran ini memandang, bahwa yang rill adalah segala sesuatu yang dapat dialami dan
dipraktekkan dalam kehidupan nyata. Manusia adalah makhluk fisik yang berevolusi secara
biologic, social dan psikologis dan karena itu manusia terus menerus akan berkembang ke
arah yang lebih baik dan pengembangan, karena memang ia adalah organisms yang aktif,
yang secara terus menerus merekonstruksi, menginterpretasi dan mereorganisasikan kembali
berbagai pengalamannya, sehingga manusia akan selalu menemukan pengetahuan untuk,
kemajuan dirinya tanpa henti. Jadi, manusia sesuatu yang hakikatnya ini akan selalu
menunjuk ke arah kemajuan. Esensi kemanusiaan adalah semangat untuk mengadakan
perubahan-perubahan menuju kemajuan-kemajuan. Dan oleh karena itu, lembaga pendidikan
mestilah berfungsi sebagai wahana penumbuhkembangan days kreafivitas subjek didiknya
agar memiliki kemampuan dalam mengatasiberbagai problem diri dan masyarakatnya,
6
sehingga memiliki semangat mengadakan pembaharuan-pembaharuan yang berguna bagi
pengembangan diri dan masyarakatnya progresivisme berpendapat bahwa akal manusia
bersifat aktif dan selalu ingin mencari tabu dan meneliti, sehingga ia tidak mudah menerima
begitu saja suatu pandangan atau pendapat sebelum ia benar-benar membuktikan
kebenarannya secara empiris (Muhmidayeli: 166-168).
9
Filsafat yang dianut Dewey adalah bahwa dunia fisik itu real dan perubahan itu bukan
sesuatu yang tak dapat direncanakan. Perubahan dapat diarahkan oleh kepandaian
manusia. Sekolah mesti membuat siswa sebagai warga negara yang lebih demokratik,
berpikir bebas dan cerdas. Bagi Dewey ilmu pengetahuan itu dapat diperoleh dan
dikembangkan dengan mengaplikasikan pengalaman, lalu dipakai untuk menyelesaikan
persoalan barn. Pendidikan dengan demikian adalah rekonstruksi pengalaman. Untuk
memecahkan problem, Dewey mengajarkan metode ilmiah dengan langkah-langkah
sebagai berikut : sadari problem yang ada, definiskan problem itu, ajukan sejumlah
hipotesis untuk memecahkannya,uji telik konsekuensi setiap hipotesis dengan melihat
pengalaman silam, alami dan tes solusi yang paling memungkinkan.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
11
pelajaran bagi setiap individu yang berbeda, baik dalam hal mental, fisik, emosi,
dan perbedaan sosial.
7. Mutu pendidikan tidak ditentukan dengan menerapkan suatu ukuran standar
kebaikan, kebenaran, dan keindahan, tetapi pendidikan diartikan sebagai suatu
rekonstruksi pengalaman yang berkesinambungan secara terus menerus.
8. Kurikulum pendidikan yang tepat di sini adalah yang mempunyai nilai edukatif,
yang memperhatikan semua jenis belajar yang bahan-bahannya dapat membantu
perkembangan anak, pemuda maupun orang dewasa. Selain itu, kurikulum juga
harus dapatmendorong perkembangan pribadi yang mencakup perkembangan
minat berpikir maupun kemampuan praktis.
9. Pendidikan menurut aliran progresivisme ini menekankan kreativitas murid, di
mana ia dengan bebas mengekspresikan apa yang menarik dalam pikirannya. Guru
hanya bertugas untuk membimbing dan mengarahkan maksud dan tujuan murid,
tidak boleh lebih dari itu. Kurikulum bersumber dari murid dan kemudian ia
difasilitasi oleh sekolah semaksimal mungkin. Aliran ini tidak berpatokan kepada
kurikulum yang sifatnya baku, sehingga untuk menilai hasil dari pendidikan itu
menjadi sangat sulit. Dan inilah yang menjadi kelemahannya.\
10. SMK sebagai bagian pendidikan di Indonesia sudah sepantasnya terus
dikembangkan dan menjadi prioritas pendidikan di Indonesia. Hal ini dirasakan
perlu mengingat lulusan SMA bahkan perguruan Tinggi yang tidak memiliki
spesialisasi cenderung menjadi pemasok utama tingkat pengangguran di Indonesia.
Dengan dikembangkannya SMK dengan berbagai minat, bakat dan kreatifitas,
ditambah dengan kerjasama-kerjasama dengan berbagai perusahaan pemilik modal
diharapkan lulusan SMK akan menjadi tenaga terampil siap pakai baik di
perusahaan sponsor, maupun dengan membuka lapangan kerja sendiri.
12
DAFTAR PUSTAKA
Nur Ahmad Fadhil Lubis. 2001. Pengantar Filsafat Umum. Medan : Penerbit IAIN Press.
13