Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN

ALIRAN PROGRESSIVISME

KELOMPOK 10

1. ELSA RAHMAYUNI (15033104)


2. NOFRIZAL HARYANTO (14086375)
3. YULIA DESRIYANTI (15033049)

DOSEN : Dra. ZUWIRWA, M.Pd.

MATA KULIAH UMUM


UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanyalah milik Allah SWT, karena nikmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah tentang Aliran Progressivisme. Makalah ini merupakan
tugas dari mata kuliah Filsafat Pendidikan..

Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada pimpinan umat Nabi Muhammad
SAW sebagai suri teladan bagi umat Islam, kelurga, sahabat dan kepada siapa saja yang
mengikuti anjuran beliau.

Akhir kata penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan baik dari segi penulisan
maupun dari segi isinya. Penulis juga menyadari bahwa tulisan ini jauh dari kesempurnaan.
Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun penulis untuk
masa yang akan datang.

Padang, 21 April 2017

Kelompok 10

i
DAFTAR ISI
KATA PENGHANTAR ............................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................1
A.LATAR BELAKANG..................................................................................................1
B.RUMUSAN MASALAH..2
C.TUJUAN DAN MANFAAT.....2
BAB II PEMBAHASAN

A. MUNCULNYA ALIRAN PROGRESSIVISME.. 3


B. PERANAN DAN FUNGSINYA. ...5
C. TOKOH DAN PENGARUHNYA .............................................................................9

BAB III PENUTUP .................................................................................................................11


A.KESIMPULAN.11
DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Sebagai hasil dari pemikiran para filosofi, filsafat telah melahirkan berbagai macam
pandangan dan aliran yang berbeda-beda. Pandangan-pandangan filosuf itu ada kalanya
saling menguatkan dan ada juga yang saling berlawanan. Hal ini antara lain disebabkan oleh
pendekatan yang mereka pakai juga berbeda-beda walaupun untuk objek dan masalah yang
sama. Karena perbedaan dalam pendekatan itu, maka kesimpulan yang didapat juga akan
berbeda. Perbedaan pandangan filsafat tersebut juga terjadi dalam pemikiran filsafat
pendidikan, sehingga muncul aliran-aliran filsafat pendidikan.
Filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan
konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan sebagai suatu
sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara mendalam
dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Pendidikan
adalah upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik
potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi
dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal.
Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis,harmonis,
dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan.
Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-
masalah pendidikan. Ada beberapa aliran filsafat pendidikan, dan yang akan Penulis uraikan
di sini adalah filsafat pendidikan progresivisme. Dalam pandangannya progresivisme
berpendapat tidak ada teorirealita yang umum. Pengalaman menurut progresivisme bersifat
dinamis dan temporal, menyela. tidak pernah sampai pada yang paling ekstrem, serta
pluralistis. Menurut progresivisme, nilai berkembang terus karena adanya pengalaman-
pengalaman baru antara individu dengan nilai yang telah disimpan dalam kebudayaan.
Belajar berfungsi untuk mempertinggi taraf kehidupan sosial yang sangat kompleks.
Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang eksperimental, yaitu kurikulum yang setiap
waktu dapat disesuaikan dengan kebutuhan.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana munculnya aliran progressivisme?
2. Apa saja peranan dan fungsi aliran progressivisme?
3. Siapa saja tokoh aliran progressivisme dan pengaruhnya?

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui munculnya aliran progressivisme?
2. Mengetahui peranan dan fungsi aliran progressivisme?
3. Mengetahui tokoh aliran progressivisme dan pengaruhnya?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. MUNCULNYA
Pengertian Progressivisme
Progresivisme menurut bahasa dapat diartikan sebagai aliran yang menginginkan
kemajuan-kemajuan secara cepat. Dalam konteks filsafat pendidikan progresivisme adalah
suatu aliran yang menekankan, bahwa pendidikan bukanlah sekedar pemberian sekumpulan
pengetahuan kepada subjek didik, tetapi hendaklah berisi aktivitas-aktivitas yang mengarah
pada pelatihan kemampuan berfikir mereka sedemikian rupa, sehingga mereka dapat berfikir
secara sistematis melalui care-care ihniah seperti memberikan analisis, pertimbangan, dan
perbuatan kesimpulan menuju pemilihan alternatif yang paling memungkinkan untuk
pemecahan masalah yang dihadapi.(Muhmidayeli: 161-162).
Progresivisme juga merupakan pandangan hidup yang mempunyai sifat-sifat:
Fleksibel ( Tidak kaku, tidak menolak perubahan,dan tidak terikat oleh dokrin tertentu )
Curious ( Ingin mengetahui, ingin menyelidiki )
Toleran dan open-minded ( Mempunyai hati terbuka )
Aliran progresivisme memiliki sifat-sifat umum yaitu:
a. Sifat Negatif
Sifat itu dikatakan negatif dalam arti bahwa, progresivisme menolak otoritarisme dan
absolutisms dalam segala bentuk, seperti misalnya terdapat dalam agama, politik, etika dan
epistemologi.
b. Sifat Positif....
Positif dalam arti, bahwa progresivisme menaruh kepercayaan terhadap kekuatan
alamiah dari manusia, kekuatan-kekuatan yang diwarisi oleh manusia sejak ia lahir man's
natural powers. Terutama yang dimaksud adalah kekuatan kekuatan manusia untuk terus-
menerus melawan dan mengatasi kekuatan-kekuatan, takhayul-takhayul dan kegawatan-
kegawatan yang timbul dari lingkungan hidup yang selamanya mengancam.
Progresivisme yakin bahwa manusia mempunyai kesanggupan-kesanggupan untuk
mengendalikan hubungannya dengan alam, sanggup meresapi rahasiarahasia alam, sanggup
menguasai alam. Namur disamping keyakinan-keyakinan tersebut ada juga kesangian dimana
apakah manusia itu sendiri mampu belajar bagaimana mempergunakan kesanggupan itu,
tetapi meskipun demikian progresivisme tetap bersikap optimis, tetap percaya bahwa manusia

3
dapat menguasai seluruh lingkungannya, baik lingkungan alam maupun lingkungan social
(Zuhairi : 20-21).

Sejarah Munculnya
Secara historis, progresivisme ini telah muncul pada abad ke-19, namun
perkembangannya secara pesat baru terlihat pada awal abad ke-20, terutama di negara
Amerika Serikat.
Sebagai sebuah aliran filsafat pendidikan, progresivisme lahir sebagai protes terhadap
kebijakan-kebijakan pendidikan konvensional yang bersifat formalis tradisionalis yang telah
diwariskan oleh filsafat abad 19 yang dianggapnya kurang kondusif dalam melahirkan
manusia-manusia yang sejati. Dalam kesejarahannya, progersivisme muncul dari tokoh-tokoh
filsafat pragmatisme seperti Charles S. Pierce, William James dan John Dewey dan
eksprimentalisme, seperti Prancis Bacon. Tokoh lain yang memicu lahimya aliran ini adalah
John Locke dengan ajaran tentang teori kebebasan politiknya dan J.J Rousseau dengan
keyakinannya bahwa kebaikan berada dalam dirt manusia dan telah dibawanya sejak lahir
dan ialah yang mesti mempertahankan kebaikan itu agar selalu ada dalam dirinya. Tuhan
menganugerahkan manusia freedom sebagai suatu kapasitas yang akan menggerakkan
manusia untuk memilih dan menetapkan mana perbuatan yang baik dan bajik dan mana yang
tidak baik dan tidak bajik untuk dirinya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dimulai sejak zaman
renaisance juga turut ambit bagian dalam membentuk pole fikir manusianya. Munculnya
aliran progresivisme ini pun merupakan salah satu2. Jawaban atas berbagai persoalan yang
berkenaan dengan problem pendidikan sebagai upaya menjadikan manusia sebagai manusia
sejatinya (Muhmidayeli: 162-165).
Progesivisme bukan merupakan suatu bangunan filsafat atau aliran filsafat yang berdiri
sendiri, melainkan merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun
1918. Selama 20 tahunnan merupakan suatu gerakan yang kuat di Amerika Serikat. Banyak
guru yang ragu-ragu terhadap gerkan ini, karena guru telah mempelajari dan memahami
filsafat Dewey, sebagai reaksi terhadap filsafat lainnya. Kaum progresif sendiri mengkritik
filsafat Dewey. Perubahan masyarakat yang dilontarkan oleh Dewey adalah perubahan secara
evolusi, sedangkan kaum progesif mengharapkan perubahan yang sangat cepat, agar lebih
cepat mencapai tujuan. Aliran progesivisme didasarkan pada keyakinan bahwa pendidikan
berpusat pada anak (chil centered) bukan hanya fokus pada guru atau kurikulum.

4
Gerakan progesif terkenal luas karena karena reaksinya terhadap formaline dan sekolah
tradisional yang membosankan, yang menekankan disiplin keras belajar pasif, dan banyak
hal-hal kecil yang tidak bermanfaat dalam pendidikan. Lebih jauh gerakan ini dikenal karena
dengan imbauannya kepada guru-guru. kami mengharapkan perubahan, serta kemajuan yang
lebih cepat setelah perang dunia pertama. Banyak guru yang mendukungnya, sebab gerakan
pendidikan progesifisme merupakan semacam kendaraan mutahhir, untuk digelarkan.
Biasanya aliran progesifisme ini dihubungkan dengan pandangan hidup liberal The
liberal road to culture. yang dimaksudkan dengan ini ialah pandangan hidup yang mempunyi
sifat-sifat berikut: fleksibel (tidak kaku, tidak menolak perubahan, tidak terikat oleh suatu
doktrin tertentu), corious (ingin mengetahui, ingin menyelidiki), toleran dan open-minded
(mempunyai hati terbuka).

B. PERANAN DAN FUNGSINYA


Aliran progesifisme mengakui dan berusaha mengembangkan asas progesifisme dalam
semua realita kehidupan, dengan tujuan agar manusia dapat bertahan menghadapi semua
tantangan hidup. Aliran ini dinamai pula sebagai aliran intrumentalisme, karena aliran ini
beranggapan bahwa kemampuan intelgensi manusia sebaga alat untuk hidup, untuk
kesejahteraan, dan untuk mengembangkan kepribadian manusia. Selain itu, aliran ini juga
dinamai ekprementalisme, karena aliran ini menyadari dan memraktikkan asas eksperimen
untuk menguji kebenaran suatu teori. Selanjutnya aliran ini juga dinamai environmentalisme,
karena aliran ini menganggap lingkungan hidup itu mempengaruhi pembinaan kepribadian.
Menurut aliran progesivisme, suatu keterangan itu baru dapat dikatakan benar jika
sesuai dengan realitas, atau suatu keterangan akan dikatakan benar kalau sesuai dengan
kenyataan. Dengan pandangan yang demikian itu, aliran progesifisme tercatat sebagai
pelopor yang membawa kemajuan, dalam bidang kehidupan maupun dalam bidang ilmu
pengetahuan, karena setiap ilmu yang dikembangkan oleh aliran ini selalu dikaitkan
manfaatnya untuk kemajuan manusia. Aliran ini mencoba mengembangkan ilmu biologi
(ilmu hayat), dan ilmu ini manusia diharapkan dapat mengetahui semua masalah kehidupan.
Mereka juga mengembangkan antropologi sebagai alat untuk mendapatkan pengalaman
hidup, penciptaan budaya dan mencapai hal-hal baru. Selanjutnya, mereka mengembangkan
psikologi, dan dengan ilmu inilah manusia akan berfikir tentang dirinya sendiri, lingkungan,
pengalaman, sifat-sifat alam, serta dapat menguasai, dan mengatur alam. Dengan berbagai
kemampuan yang dicapai tersebut maka manusia akan mencapai kemajuan.

5
Aliran ini mempunyai konsep yang mempercayai manusia sebagai subyek yang
memiliki kemampuan dalam menghadapi dunia dan lingkungan hidupnya, mempunyai
kemampuan untuk mengatasi dan memecahkan masalah yang akan mengancam manusia itu
sendiri. Pendidikan dianggap mampu mengubah dan menyelamatkan manusia demi masa
depan. Tujuan pendidikan selalu diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus
menerus dan bersifat progresif. Sedangkan sifat negatifnya adalah aliran ini kurang
menyetujui adanya pendidikan yang bercorak otoritas dan absolute dalam segala
bentuk seperti terdapat dalam agama, moral, politik, dan ilmu pengetahuan.
a. Dasar Filosofis Progresivisme
Progresivisme beranggapan bahwa kemajuan -kemajuan yang telah dicapai oleh
manusia tidak lain adalah karena kemampuan manusia dalam mengembangkan berbagai ilmu
pengetahuan berdasarkan tata logic dan sistematisasi berfikir ilmiah. Oleh karena itu, tugas
pendidikan adalah melatih kemampuan-kemampuan subjek didiknya dalam memecahkan
masalah kehidupan yang mengarah pada pengembangan ilmu pengetahuan yang berguna bagi
kehidupannya dalam masyarakat.
Ilmu pengetahuan diperoleh manusia dari proses interaksinya dengan berbagai realita,
baik melalui pengalaman langsung ataupun tidak langsung. sebagai pragmatisme, aliran ini
memandang ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang bermanfaat, karena pengetahuan itu
adalah saran bagi kemajuan manusia.
Dengan demikian, ilmu pengetahuan disini sangat dinamis dan berubah sesuai dengan
perubahan-perubahan dalam masyarakat. Ilmu pengetahuan adalah bukti nyata suatu
kemajuan manusia dalam menjalani kehidupan. Semakin banyak ilmu pengetahuan dan
teknologi yang dihasilkan oleh manusia maka semakin maju pulalah suatu masyarakat.
Aliran ini memandang, bahwa yang rill adalah segala sesuatu yang dapat dialami dan
dipraktekkan dalam kehidupan nyata. Manusia adalah makhluk fisik yang berevolusi secara
biologic, social dan psikologis dan karena itu manusia terus menerus akan berkembang ke
arah yang lebih baik dan pengembangan, karena memang ia adalah organisms yang aktif,
yang secara terus menerus merekonstruksi, menginterpretasi dan mereorganisasikan kembali
berbagai pengalamannya, sehingga manusia akan selalu menemukan pengetahuan untuk,
kemajuan dirinya tanpa henti. Jadi, manusia sesuatu yang hakikatnya ini akan selalu
menunjuk ke arah kemajuan. Esensi kemanusiaan adalah semangat untuk mengadakan
perubahan-perubahan menuju kemajuan-kemajuan. Dan oleh karena itu, lembaga pendidikan
mestilah berfungsi sebagai wahana penumbuhkembangan days kreafivitas subjek didiknya
agar memiliki kemampuan dalam mengatasiberbagai problem diri dan masyarakatnya,
6
sehingga memiliki semangat mengadakan pembaharuan-pembaharuan yang berguna bagi
pengembangan diri dan masyarakatnya progresivisme berpendapat bahwa akal manusia
bersifat aktif dan selalu ingin mencari tabu dan meneliti, sehingga ia tidak mudah menerima
begitu saja suatu pandangan atau pendapat sebelum ia benar-benar membuktikan
kebenarannya secara empiris (Muhmidayeli: 166-168).

b. Pemikiran Progresivisme Tentang Pendidikan


Asas pokok aliran ini adalah bahwa manusia selalu tetap survive terhadap semua
tantangan kehidupannya yang secara praktis akan senantiasa mengalami kemajuan. Oleh
karena itu aliran ini selalu memandang bahwa pendidikan tidak lain tidak bukan adalah
proses perkembangan, sehingga seorang pendidik mesti selalu siap untuk senantiasa
memodifikasi berbagai metode dan strategi dalam pengupayaan ilmu-ilmu pengetahuan
terbaru dan berbagai perubahan-perubahan yang menjadi kecenderungan dalam suatu
masyarakat.
Aliran progresivisme sangat memberikan penghargaan yang tinggi terhadap
individualisms anak didik, namun ia juga menjunjung tinggi sikap sosialitas, sehingga corak
aktivitas pembelajaran yang ditonjolkan lebih pada kooperasi dari kompetisi. Progresivisme
juga menempatkan pengajaran bahasa asing keno dan modern sebagai suatu yang dibutuhkan
bagi subjek didik sekolah tingkat menengah pertama, sebab hanya dengan cara demikian pars
subjek didik akan dapat mengenal dunia secara baik dan luas (Muhmidayeli: 168-169).

c. Keyakinan-Keyakinan progresivisme tentang pendidikan


Istilah progresivisme dalam bagian ini akan dipakai dalam hubungannya dengan
pendidikan, dan menunjukkan sekelompok keyakinan-keyakinan yang tersusun secara
harmonis dan sistematis dalam hal mendidik.Keyakinankeyakinan yang didasarkan pada
sekelompok keyakinan filsafat yang lazim disebut orang pragmatism, instrumentalisme, dan
eksperimentalisme.
Progresivisme sebagai filsafat dan progresifisme sebagai pendidikan eras sekali
hubungannya dengan kepercayaan yang sangat luas dari John Dewey dalam lapangan
pendidikan. Hal ini dapat dilihat dalam bukunya Democracy And Aducation. Disini Dewey
memperlihatkan keyakinan-keyakinan dan wawasanya tentang pendidikan, serta
mempraktekkannya disekolah-sekolah yang ia dirikan Menurut Dewey tujuan umum
pendidikan ialah warga masyarakat yang demokratis. Isi pendidikanya lebih mengutamakan
bidang studi yang berguna atau langsung bisa dirasakan oleh masyarakat seperti IPA, Sejarah,
7
dan keterampilan.Progresivisme tidak menghendaki adanya mats pelajaran yang diberikan
secara terpisah, melainkan hams diusahakan terintegrasi dalam unit. Karena suatu perubahan
selalu terjadi maka diperlukan fleksibilitas dalam pelaksanaannya, dalam arti tidak kaku,
tidak menghindar, dari perubahan, tidak terikat le suatu dokrin tertentu, bersifat ingin tabu,
toleran, berpandangan luas serfs terbuka.

Implikasi aliran progesivisme terhadap pendidik dalam pendidikan:


Menurut progesivisme proses pendidikan mempunyai dua segi, yaitu psikologis dan
sosiologis. Dari segi psikologis, pendidik harus dapat mengetahui tenaga-tenaga atau daya-
daya yang ada pada anak didik yang akan dikembangkan. Dari segi sosiologis, pendidik harus
mengetahui ke mana tenaga-tenaga itu harus dibimbingnya.
Guru dalam melakukan tugasnya dalam praktek pendidikan berpusat pada anak,
mempunyai peranan-peranan sebagai berikut:
1.Fasilitator, atau orang yang menyediakan dirinya untuk memberikan jalan bagi
kelancaran proses belajar sendiri siswa.
2. Motifator, atau orang yang mampu membangkitkan minat siswa untuk terus giat belajar
sendiri menggunakan semua alat dirinya.
3. Konselor, atau orang yang dapat membantu siswa menemukan dan mengatasi sendiri
masalah-masalah yang telah dihadapi setiap siswa dalam kegiatan belajar sendiri.
Guru perlu mempunyai pemahaman yang baik tentang katakteristik siswa, dan teknik-
teknik memimpin perkembangan siswa, serta kecintaan kepada anak, agar dapat
melaksanakan peranan-peranan yang baik. Peranan guru adalah membimbing siswa-siswa
dalam dalam kegiatan pemecahan masalah dan kegiatan proyek. Mungkin akan banyak guru
yang kurang senang terhadap peran ini, karena didasarkan atas suatu anggapan bahwa siswa
mampu berpikir dan mengadakan penjelajahan teradap kebutuhan dan minat sendiri.
Guru harus menolong siswa dalam menentukan dan memilih masalah-masalah yang
bermakna, menemukan sumber-sumber data yang relevan, menafsirkan dan menilai akurasi
data, serta merumuskan kesimpulan. Guru harus mampu mengenali siswa, terutama pada saat
apakah dia memerlukan bantuan khusus dalam suatu kegiatan, sehingga ia dapat meneruskan
penelitiannya. Guru dituntun untuk sabar, fleksibel, berfikir interdisipliner, kreatif dan cerdas.
Dalam prinsip-prinsip pendidikan peranan guru tidak langsung, melainkan memberi
petunjuk kepada siswa. Kebutuhan dan minat siswa akan menentukan apa yang mereka
pelajari. Anak harus diizinkan untuk merencanakan perkembangan diri sendiri, dan guru
harus membimbing kegiatan belajar.
8
C. TOKOH DAN PENGARUHNYA DALAM PENDIDIKAN

1. William James (11 Januari 1842 - 26 Agustus. 1910).


Ia lahir di New York pada tanggal 11 januari 1842 dan meninggal pada tanggal 26
Agustus 1910 di Choruroa, New Hemshire. Selain sebagai seorang psikolog, ia juga
sebagai filosof Amerika yang sangat terkenal. Paham, ajaran, dan kepribadiannya sangat
berpengaruh di berbagai negara Eropa dan Amerika, selain sebagai penulis yang sangat
brilian, dosen, dan penceramah dibidang filsafat, ia juga dikenal sebagai pendiri aliran
pragmatisme. James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari
eksitensi organik, harus mempunyai fungsi biologis dan nilai kelanjutan hidup. Dia
menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran
pokok dari ilmu pengetahuan alam.
James berkeyakinan bahwa otak atau pikiran, seperti juga aspek dari eksistensi
organik, barns mempunyai fungsi biologic dan nilai kelanjutan hidup. Dan dia
menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran
pokok dari ilmu pengetahuan alam. Jadi James menolong untuk membebaskan ilmu jiwa
dari prakonsepsi teologis, dan menempatkannya di atas dasar ilmu perilaku.

2. John Dewey (1859 - 1952).


Ia lahir pada tanggal 20 Oktober 1859 di Burlington, Vermon, dan meninggal pada
tanggal 1 Januari 1952 di New York. Ia juga tercatat sebagai salah seorang pendiri filsafat
pragmatisme. Ide filsafatnya yang utama berkisar pada problema pendidikan yang
konkret, baik teorinmaupun praktik. Reputasi internasionalnya terletak pada sumbangan
pemikirannya dalam bidang filsafatpendidikan progesifisme di Amerika. Dewey juga
tidak hanya berpengrauh di kalangan ahli filsafat profesional, tetapi juga karena
perkembangan idenya yang fundamental dalam bidang ekonomi, hukum, antropologi,
teori politik, dan ilmu jiwa. selain itu, ia juga tercatat sebagai juru bicara tentang cara-
cara kehidupan demokratis yang sangat terkenal di Amerika Serikat.
Teori Dewey tentang sekolah adalah "Progressivism" yang lebih menekakan pada
anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri. Maka muncullah "Child
Centered Curiculum", dan "Child Centered School". Progresivisme mempersiapkan anak
masa kini dibanding masa depan yang belum jelas.

9
Filsafat yang dianut Dewey adalah bahwa dunia fisik itu real dan perubahan itu bukan
sesuatu yang tak dapat direncanakan. Perubahan dapat diarahkan oleh kepandaian
manusia. Sekolah mesti membuat siswa sebagai warga negara yang lebih demokratik,
berpikir bebas dan cerdas. Bagi Dewey ilmu pengetahuan itu dapat diperoleh dan
dikembangkan dengan mengaplikasikan pengalaman, lalu dipakai untuk menyelesaikan
persoalan barn. Pendidikan dengan demikian adalah rekonstruksi pengalaman. Untuk
memecahkan problem, Dewey mengajarkan metode ilmiah dengan langkah-langkah
sebagai berikut : sadari problem yang ada, definiskan problem itu, ajukan sejumlah
hipotesis untuk memecahkannya,uji telik konsekuensi setiap hipotesis dengan melihat
pengalaman silam, alami dan tes solusi yang paling memungkinkan.

3. Hans Vaihinger (1852-1933).


Hans Vaihinger berpendapat bahwa tahu itu hanya mempunyai arti praktis.
Persesuaian dengan obyeknya tidak mungkin dibuktikan; satu-satunya ukuran bagi
berpikir ialah gunanya (dalam bahasa Yunani Pragma) untuk mempengaruhi kejadian-
kejadian di dunia. Segala pengertian itu sebenarnya buatan semata-mata; jika pengertian
itu berguna. untuk menguasai dunia, bolehlah dianggap benar, asal orang tahu saja bahwa
kebenaran ini tidak lain kecuali kekeliruan yang berguna saja.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:


1. Filsafat progresivisme dalam wujud yang murni memperkenalkan bahwa
pendidikan selalu ada dalam nuansa proses pengembangan. Pendidikan harus siap
untuk memodifikasi metode dan kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan
perkembangan pengetahuan dan perubahan yang baru dalam lingkungan.
2. Pendidikan progresif harus memperkenalkan konsep anak secara utuh sebagai
satu jawaban atas apa yang mereka pertimbangkan; terhadap anggapan atau
penafsiran sebagian sifat anak. Dengan demikian, sekolah menjadi pusat perhatian
anak dimana proses belajar ditentukan oleh setiap anak.
3. Pandangan progresivisme terhadap anak, adalah sebagai organism yang memahami
satu proses pengalaman. Anak merupakan bagian dari lingkungan, hidup dalam
dan dengan interaksi dengan segala apa yang ada di lingkungannya. Anak selaku
makluk alamiah terhubung dengan benda-benda alamiah lainnya, sekaligus sebagai
suatu perkembangan sendiri. Masalah sentral dalam pendidikan anak adalah
mengembangkan kecerdasannya agar dapat menjadi anak yang lebih baik.
4. Dengan tetap berpijak pada ide demokrasi, progresivisme menekankan
perkembangan kecerdasan kooperatif untuk mencapai pribadi yang integral.
Pribadi yang integral tidak cukup hanya dengan menyumbangkan potensi dari
dalam, tetapi harus dinteraksikan dengan individuindividu lainnya.
5. Tujuan pendidikan progresivisme adalah memberikan keterampilan dan alat-alat
yang bermanfaat untuk berinteraksi dengan lingkungannya yang berada dalam
proses perubahan secara terus-menerus. Yang dimaksud dengan alat-alat adalah
keterampilan pemecahan masalah yang dapat digunakan oleh individu untuk
menentukan, menganalisis, dan memecahkan masalah. Proses belajar terpusatkan
pada perilaku kooperatif dan disiplin diri, dimana kebudayaan sangat dibutuhkan
dan sangat berfungsi dalam masyarakat.
6. Anak harus memahami pengalaman pendidikan sebagai hal yang terjadi di sini
dan sekarang, memiliki landasan filosofi pendidikan adalah hidup dan belajar
dengan melakukan. Para progresivis mendorong sekolah agar menyediakan

11
pelajaran bagi setiap individu yang berbeda, baik dalam hal mental, fisik, emosi,
dan perbedaan sosial.
7. Mutu pendidikan tidak ditentukan dengan menerapkan suatu ukuran standar
kebaikan, kebenaran, dan keindahan, tetapi pendidikan diartikan sebagai suatu
rekonstruksi pengalaman yang berkesinambungan secara terus menerus.
8. Kurikulum pendidikan yang tepat di sini adalah yang mempunyai nilai edukatif,
yang memperhatikan semua jenis belajar yang bahan-bahannya dapat membantu
perkembangan anak, pemuda maupun orang dewasa. Selain itu, kurikulum juga
harus dapatmendorong perkembangan pribadi yang mencakup perkembangan
minat berpikir maupun kemampuan praktis.
9. Pendidikan menurut aliran progresivisme ini menekankan kreativitas murid, di
mana ia dengan bebas mengekspresikan apa yang menarik dalam pikirannya. Guru
hanya bertugas untuk membimbing dan mengarahkan maksud dan tujuan murid,
tidak boleh lebih dari itu. Kurikulum bersumber dari murid dan kemudian ia
difasilitasi oleh sekolah semaksimal mungkin. Aliran ini tidak berpatokan kepada
kurikulum yang sifatnya baku, sehingga untuk menilai hasil dari pendidikan itu
menjadi sangat sulit. Dan inilah yang menjadi kelemahannya.\
10. SMK sebagai bagian pendidikan di Indonesia sudah sepantasnya terus
dikembangkan dan menjadi prioritas pendidikan di Indonesia. Hal ini dirasakan
perlu mengingat lulusan SMA bahkan perguruan Tinggi yang tidak memiliki
spesialisasi cenderung menjadi pemasok utama tingkat pengangguran di Indonesia.
Dengan dikembangkannya SMK dengan berbagai minat, bakat dan kreatifitas,
ditambah dengan kerjasama-kerjasama dengan berbagai perusahaan pemilik modal
diharapkan lulusan SMK akan menjadi tenaga terampil siap pakai baik di
perusahaan sponsor, maupun dengan membuka lapangan kerja sendiri.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hamdani Ali. 1993. Filsafat pendiikan. Yogyakarta : kota kembang.


Ismail Thoib. 2008. Wacana Baru Pendidikan Meretas Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta:
Genta Press.
Muhmidayeli. 2005. Filsafat Pendidikan Islam. Pekanbaru: LSFK2P.

Nur Ahmad Fadhil Lubis. 2001. Pengantar Filsafat Umum. Medan : Penerbit IAIN Press.

Usiono. 2006. Pengantar Filsafat Pendidikan. Jakarta : Hijri Pustaka Utama.

Zen, Zelhendri. 2014. Filsafat Pendidikan. Padang : Sukabina..

Zuhairi dkk. 2008. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

13

Anda mungkin juga menyukai