Mekanika Teknik 2 (Minggu 3)
Mekanika Teknik 2 (Minggu 3)
PERTEMUAN 3
Dalam menghitung tegangan khususnya tegangan lentur yang diakibatkan oleh gaya dalam
momen dan tegangan geser yang diakibatkan oleh gaya dalam geser atau lintang dibutuhkan
Momen Inersia suatu penampang homogen.
Sedangkan Momen Inersia suatu penampang juga ditentukan oleh faktor titik berat masa. Untuk
dapat menghitung tegangan lentur dan tegangan geser perlu diketahui dulu letak titik berat
penampang.
Titik tangkap gaya berat disebut Titik Tengah Masa atau Titik Berat.
Massa
y
Titik Berat
F (gaya berat) G
y
Luasan
(A)
Gambar II.1 Titik Berat Massa dengan Koordinat Sumbu x dan Sumbu Y
II.2 Titik Berat dan Momen Inersia Penampang Homogen
Pada umumnya bentuk penampang suatu konstruksi adalah gabungan dari bentuk empat persegi
panjang. Misalkan bentuk I adalah gabungan dari bentuk :
titik berat
titik berat
titik berat
Gambar II.2 Penampang Konstruksi
Dapat dikatakan gabungan bentuk tersebut mempunyai bentuk dasar empat persegi panjang.
Titik berat bentuk empat persegi panjang dapat diketahui dari perpotongan diagonalnya. Titik
berat penampang empat persegi panjang ada di koordinat setengah panjang dan setengah
lebarnya.
l
y
1/2.b
b x
1/2.l
Gambar II.3 Koordinat Titik Berat Bentuk Empat Persegi Panjang
Berarti pada bentuk empat persegi panjang tersebut bila sudah diketahui letak titik beratnya,
dapat dikatakan sumbu x dan sumbu y yang melalui titik berat tersebut adalah sumbunya sendiri
(Lihat gambar II.3). bila penampang yang terdiri dari gabungan beberapa bentuk segi empat
untuk mencari titik berat penampangnya diperlukan perhitungan Statis Momen.
Statis Momen adalah perkalian luas penampang dasar ke sumbu baru.
y'
x1 digabungkan
titik berat menjadi titik berat
titik berat
penampang 1 penampang L
penampang 1
x'
y2
x2
titik berat titik berat
penampang 2 penampang 2
Titik berat penampang 1 melalui sumbunya sendiri yaitu x 1 dan y1. Demikian juga titik berat
penampang 2 melalui sumbu x2 dan y2 yang merupakan sumbunya sendiri.
Agar konstruksi setimbang, maka jumlah statis momen dari setiap bentuk dasar haruslah sama
dengan statis momen penampangnya.
5 cm
1
20 cm
5 cm
2
20 cm
Penyelesaian :
5 cm y'
2
B
20 cm x'
?
1 5 cm
A
b
a. Titik A adalah titik berat bidang 1 dan titik B adalah titik berat bidang 2.
Menentukan titik berat bidang 1 dan bidang 2 dengan menarik garis diagonal masing-
masing penampang. Perpotongan diagonal adalah titik berat penampang.
5 cm
2
B
20 cm
1 5 cm
A
20 cm
b. Penentuan garis bantu a dan b sebagai titik acuan perhitungan. Garis a dan b dipilih garis
paling kiri dan bawah dari penampang L
a
5 cm
2
B
20 cm
1 5 cm
A
b
20 cm
Note : Menentukan garis a dan b biasanya diambil garis paling kiri ataupun kanan dan
garis paling atas ataupun bawah penampang dimaksud.
g. Statis Momen = S1 + S2 = SL
Terhadap garis a
A1.10 cm + A2.2,5 cm = (A1 + A2).x
100 cm2.10 cm + 75 cm2.2,5 cm = (100 cm2 + 75 cm2).x
1000 cm + 187,5 cm = 175 cm2.x
1187,5
x= =6,78 cm dari garis a
175
Terhadap garis b
A1.2,5 cm + A2.12,5 cm = (A1 + A2).y
100 cm2.2,5 cm + 75 cm2.12,5 cm = (100 cm2 + 75 cm2).y
250 cm + 937,5 cm = 175 cm2.y
1187,5
y= =6,78 cm dari garis b
175
5 cm
1
20 cm
? (6,78; 6,78)
x'
2
20 cm 5 cm