Yang terhormat,
Semoga sholawat dan salam tetap tercurahkan Kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan penerus perjuangannya.
1
Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan pola konsumsi
masyarakat telah mengakibatkan bertambahnya volume, jenis, dan
karakteristik sampah yang semakin beragam.
2
Kementerian Pekerjaan Umum dan Koordinasi ke DPRD Kabupaten
Tulungagung, Kajian dengan akademisi, Sosialisasi kepada seluruh Satuan
Kerja Perangkat Daerah dan pemangku kepentingan serta rapat-rapat
dengan Tim Raperda Pemerintah Kabupaten Malang.
3
BAB VII Kebijakan Pengelolaan Sampah terdiri dari 2 pasal (pasal
14 dan pasal 15)
BAB VIII Penyelenggaraan Pengelolaan Sampah terdiri dari 38
pasal (pasal 16 s/d pasal 53)
BAB IX Kerjasama dan Kemitraan terdiri dari 2 pasal (pasal 54 dan
pasal 55)
BAB X Ketentuan Perizinan terdiri dari 2 pasal (pasal 56 dan pasal
57)
BAB XI Ketentuan Larangan terdiri dari 1 pasal (pasal 58)
BAB XII Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian terdiri dari 1
pasal (pasal 59)
BAB XIII Ganti Rugi dan Kompensasi terdiri dari 3 pasal (pasal 60
s/d pasal 62)
BAB XIV Mekanisme Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa
Persampahan terdiri dari 3 pasal (pasal 63 s/d pasal 65)
BAB XV Sanksi Administrasi terdiri dari 1 pasal (pasal 66)
BAB XVI Ketentuan Penyedikan terdiri dari 1 pasal (pasal 67)
BAB XVII Ketentuan Pidana terdiri dari 2 pasal (pasal 68 dan pasal
69)
BAB XVIII Ketentuan Peralihan terdiri dari 2 pasal (pasal 70 dan
pasal 71)
BAB XIX Ketentuan Penutup terdiri dari 2 pasal (pasal 72 dan pasal
73)
4. Penjelasan
4
a. Pemerintah Daerah;
b. Pihak swasta/Pelaku Usaha yang bergerak dalam penyediaan
jasa pengelolaan sampah; dan
c. Anggota masyarakat yang melakukan swakelola pengelolaan
sampah.
2. Tujuan Raperda ini adalah :
a. Mengurangi kuantitas dan dampak yang ditimbulkan sampah;
b. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat;
c. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup; dan
d. Menjadikan sampah sebagai sumber daya.
3. Ruang lingkup dalam Raperda ini yaitu sampah rumah tangga,
sampah sejenis sampah rumah tangga dan sampah spesifik, akan
tetapi secara detail sampah spesifik belum diatur didalam raperda
ini dikarenakan Peraturan Pemerintah tentang Sampah spesifik
masih belum diterbitkan.
4. Sebelum sampah diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
akan dikelola di Tempat Pengelolaan Sampah 3R (reduce, reuse,
and recycle) sehingga sampah yang sampai di TPA tidak sampai
30 % dari sampah yang ditimbulkan oleh masyarakat.
5. Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah
rumah tangga meliputi kegiatan pengurangan dan penanganan
sampah.
6. Pengurangan sampah meliputi kegiatan: pembatasan timbulan
sampah, pendauran ulang sampah dan pemanfaatan kembali
sampah.
7. Penanganan sampah meliputi: pemilahan, pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir.
8. Pengangkutan sampah dari rumah tangga ke TPS menjadi
tanggung jawab lembaga pengelola sampah di setiap RT/RW,
5
sedangkan pengangkutan dari TPS ke TPA menjadi tanggungjawab
Pemerintah Daerah.
9. Pemerintah Daerah dapat memberikan insentif maupun disinsentif
kepada perorangan, lembaga pengelola sampah dan Badan Usaha.
10. Insentif dari pemerintah kepada perorangan dan lembaga pengelola
sampah dapat berupa pemberian penghargaan dan/atau pemberian
subsidi sedangkan insentif bagi Badan Usaha dapat berupa :
a. pemberian penghargaan;
b. pemberian kemudahan perizinan dalam pengelolaan sampah;
c. pengurangan rektribusi daerah dalam kurung waktu tertentu;
d. penyertaan modal daerah;
e. pemberian subsidi.
11. Pemberian disinsentif dari pemerintah kepada perorangan dan
lembaga pengelola sampah dapat berupa penghentian subsidi
dan/atau denda dalam bentuk uang/barang/jasa, sedangkan
disinsentif kepada badan usaha dapat berupa :
a. penghentian subsidi;
b. penghentian pengurangan retribusi;dan/atau
c. denda dalam bentuk uang/barang dan jasa.
12. Pemerintah Daerah dapat melakukan kerjasama dan kemitraan
dengan pihak lain/badan usaha lain.
13. Setiap orang dalam raperda ini dilarang :
a. mencampur sampah dengan limbah berbahaya dan beracun;
b. mengelolah sampah yang menyebabkan pencemaran
dan/atau pengrusakan lingkungan;
c. membuang sampah disungai, parit, saluran irigsi, saluran
drainase, taman kota, tempat terbuka, fasilitas umum dan jalan;
d. membuang sampah spesifik;
e. membakar sampah plastik dan atau sampah yang mengandung
unsur plastik;
6
f. membakar sampah ditempat terbuka yang dapat menimbulkan
polusi dan atau mengganggu lingkungan;
g. menggunakan lahan untuk dimanfaatkan sebagai tempat
pemrosesan akhir; dan
h. mendatangkan sampah dari luar kota.
14. Konpensasi dan ganti rugi dapat diberikan oleh Pemerintah Daerah
terhadap dampak negatif yang ditimbulkan akibat pemrosesan akhir
sampah berupa :
a. relokasi penduduk;
b. pemulihan lingkungan;
7
diancan kurungan 3 (tiga) bulan dan denda paling banyak
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
19. Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan
industri, fasilitas umum, dan fasilitas lainnya yang belum memiliki
fasiltas pemilahan sampah pada saat diundangkan Peraturan
Daerah ini wajib membangun dan menyediakan fasilitas pemilahan
sampah paling lama 1 (satu) tahun Sejak Peraturan Daerah ini
diundangkan.
Ihdinashiratalmustaqim,
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
9
LAPORAN PANITIA KHUSUS DPRD
Disampaikan pada :
Rapat Paripurna (Internal)
DPRD Kabupaten Malang
Hari Kamis Tanggal 6 Desember 2012
10