Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PANITIA KHUSUS DPRD

KABUPATEN MALANG PEMBAHAS RANCANGAN PERATURAN


DAERAH TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatuh,

Selamat siang dan salam sejahtera kepada kita sekalian,

Yang terhormat,

Saudara Ketua dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Malang

Rekan-rekan Anggota DPRD Kabupaten Malang

Saudara Sekretaris DPRD Kabupaten Malang beserta staf,

Mengawali laporan hasil pembahasan Panitia khusus Pembahas


Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Sampah, terlebih dahulu
marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah kepada kita sekalian sehingga kita semua
dapat bertemu pada forum yang berbahagia ini dalam keadaan sehat
walafiat.

Semoga sholawat dan salam tetap tercurahkan Kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat dan penerus perjuangannya.

Saudara Pimpinan, segenap Anggota Dewan dan hadirin yang


saya hormati,

1
Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan pola konsumsi
masyarakat telah mengakibatkan bertambahnya volume, jenis, dan
karakteristik sampah yang semakin beragam.

Masalah persampahan perlu dilakukan pengelolaan


secara komprehensif dan terpadu agar memberikan manfaat
secara ekonomi, sehat bagi masyarakat dan aman bagi
lingkungan serta dapat mengubah perilaku masyarakat.

Dalam pengelolaan sampah diperlukan kepastian


hukum, kejelasan tanggungjawab dan kewenangan Pemerintah Daerah, serta
peran masyarakat dan dunia usaha sehingga pengelolaan sampah dapat
berjalan secara proporsional, efektif dan efisien.

Saudara Pimpinan, segenap Anggota Dewan dan hadirin yang


saya hormati,

Bertolak dari latar belakang tersebut di atas, DPRD yang


mempunyai hak dalam membentuk Rancangan Peraturan Daerah
menyampaikan nota penjelasan Rancangan Peraturan Daerah tentang
Pengelolaan Sampah di dalam Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Malang
pada tanggal 10 September 2012. Selanjutnya pada tanggal 26 September
2012 DPRD Kabupaten Malang dalam Rapat Paripurna (internal) telah
membentuk Panitia Khusus pembahas Rancangan Peraturan Daerah tentang
Pengelolaan Sampah yang tertuang dalam keputusan DPRD Kabupaten
Malang Nomor 38 Tahun 2012, yang mendapat kewenangan untuk
melakukan pembicaraan Tingkat I dengan Tim Raperda Pemerintah
Kabupaten Malang.
Dalam pembicaraan Tingkat I, Panitia Khusus telah melaksanakan
beberapa kegiatan antara lain, Konsultasi ke Direktorat Cipta Karya

2
Kementerian Pekerjaan Umum dan Koordinasi ke DPRD Kabupaten
Tulungagung, Kajian dengan akademisi, Sosialisasi kepada seluruh Satuan
Kerja Perangkat Daerah dan pemangku kepentingan serta rapat-rapat
dengan Tim Raperda Pemerintah Kabupaten Malang.

Saudara Pimpinan, segenap Anggota Dewan dan hadirin yang


saya hormati,

Didalam pembicaraan tingkat I antara Panitia Khusus dengan Tim


Raperda Pemerintah Kabupaten Malang dapat kami sampaikan bahwa
Raperda yang semula terdiri dari 15 (lima belas) BAB dan 27 (dua puluh
tujuh) pasal, dalam rapat kerja terjadi dinamika yang sangat alot dan akhirnya
dapat disepakati Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Sampah
terdiri dari 19 (sembilan belas) BAB dan 73 (tujuh puluh tiga) pasal, dengan
sistematika sebagai berikut :

1. Judul : PENGELOLAAN SAMPAH.


2. Konsideran terdiri dari:
Menimbang yang berisi 4 pertimbangan,
Mengingat yang terdiri dari 23 Dasar Hukum,
Memutuskan yang terdiri dari dictum menetapkan.
3. Batang Tubuh terdiri dari:
BAB I Ketentuan Umum terdiri dari 1 pasal (pasal 1)
BAB II Azas dan Tujuan terdiri dari 2 pasal (pasal 2 dan pasal 3)
BAB III Ruang Lingkup terdiri dari 1 pasal (pasal 4)
BAB IV Tugas dan Wewenang Pemerintah Daerah terdiri dari 3
pasal (pasal 5 s/d pasal 7)
BAB V Hak, Kewajiban dan Peran Masyarakat terdiri dari 3 pasal
(pasal 8 s/d pasal 10)
BAB VI Pengaturan Mekanisme terdiri dari 3 pasal (pasal 11 s/d
pasal 13)

3
BAB VII Kebijakan Pengelolaan Sampah terdiri dari 2 pasal (pasal
14 dan pasal 15)
BAB VIII Penyelenggaraan Pengelolaan Sampah terdiri dari 38
pasal (pasal 16 s/d pasal 53)
BAB IX Kerjasama dan Kemitraan terdiri dari 2 pasal (pasal 54 dan
pasal 55)
BAB X Ketentuan Perizinan terdiri dari 2 pasal (pasal 56 dan pasal
57)
BAB XI Ketentuan Larangan terdiri dari 1 pasal (pasal 58)
BAB XII Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian terdiri dari 1
pasal (pasal 59)
BAB XIII Ganti Rugi dan Kompensasi terdiri dari 3 pasal (pasal 60
s/d pasal 62)
BAB XIV Mekanisme Pengaduan dan Penyelesaian Sengketa
Persampahan terdiri dari 3 pasal (pasal 63 s/d pasal 65)
BAB XV Sanksi Administrasi terdiri dari 1 pasal (pasal 66)
BAB XVI Ketentuan Penyedikan terdiri dari 1 pasal (pasal 67)
BAB XVII Ketentuan Pidana terdiri dari 2 pasal (pasal 68 dan pasal
69)
BAB XVIII Ketentuan Peralihan terdiri dari 2 pasal (pasal 70 dan
pasal 71)
BAB XIX Ketentuan Penutup terdiri dari 2 pasal (pasal 72 dan pasal
73)
4. Penjelasan

Saudara Pimpinan, segenap Anggota Dewan dan hadirin sekalian


yang saya hormati,

Dalam laporan ini perlu kami sampaikan beberapa ketentuan penting


dalam Rancangan Peraturan Daerah ini, antara lain :

1. Subyek hukum dari Raperda ini adalah :

4
a. Pemerintah Daerah;
b. Pihak swasta/Pelaku Usaha yang bergerak dalam penyediaan
jasa pengelolaan sampah; dan
c. Anggota masyarakat yang melakukan swakelola pengelolaan
sampah.
2. Tujuan Raperda ini adalah :
a. Mengurangi kuantitas dan dampak yang ditimbulkan sampah;
b. Meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat;
c. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup; dan
d. Menjadikan sampah sebagai sumber daya.
3. Ruang lingkup dalam Raperda ini yaitu sampah rumah tangga,
sampah sejenis sampah rumah tangga dan sampah spesifik, akan
tetapi secara detail sampah spesifik belum diatur didalam raperda
ini dikarenakan Peraturan Pemerintah tentang Sampah spesifik
masih belum diterbitkan.
4. Sebelum sampah diangkut ke Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
akan dikelola di Tempat Pengelolaan Sampah 3R (reduce, reuse,
and recycle) sehingga sampah yang sampai di TPA tidak sampai
30 % dari sampah yang ditimbulkan oleh masyarakat.
5. Pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah
rumah tangga meliputi kegiatan pengurangan dan penanganan
sampah.
6. Pengurangan sampah meliputi kegiatan: pembatasan timbulan
sampah, pendauran ulang sampah dan pemanfaatan kembali
sampah.
7. Penanganan sampah meliputi: pemilahan, pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir.
8. Pengangkutan sampah dari rumah tangga ke TPS menjadi
tanggung jawab lembaga pengelola sampah di setiap RT/RW,

5
sedangkan pengangkutan dari TPS ke TPA menjadi tanggungjawab
Pemerintah Daerah.
9. Pemerintah Daerah dapat memberikan insentif maupun disinsentif
kepada perorangan, lembaga pengelola sampah dan Badan Usaha.
10. Insentif dari pemerintah kepada perorangan dan lembaga pengelola
sampah dapat berupa pemberian penghargaan dan/atau pemberian
subsidi sedangkan insentif bagi Badan Usaha dapat berupa :
a. pemberian penghargaan;
b. pemberian kemudahan perizinan dalam pengelolaan sampah;
c. pengurangan rektribusi daerah dalam kurung waktu tertentu;
d. penyertaan modal daerah;
e. pemberian subsidi.
11. Pemberian disinsentif dari pemerintah kepada perorangan dan
lembaga pengelola sampah dapat berupa penghentian subsidi
dan/atau denda dalam bentuk uang/barang/jasa, sedangkan
disinsentif kepada badan usaha dapat berupa :
a. penghentian subsidi;
b. penghentian pengurangan retribusi;dan/atau
c. denda dalam bentuk uang/barang dan jasa.
12. Pemerintah Daerah dapat melakukan kerjasama dan kemitraan
dengan pihak lain/badan usaha lain.
13. Setiap orang dalam raperda ini dilarang :
a. mencampur sampah dengan limbah berbahaya dan beracun;
b. mengelolah sampah yang menyebabkan pencemaran
dan/atau pengrusakan lingkungan;
c. membuang sampah disungai, parit, saluran irigsi, saluran
drainase, taman kota, tempat terbuka, fasilitas umum dan jalan;
d. membuang sampah spesifik;
e. membakar sampah plastik dan atau sampah yang mengandung
unsur plastik;
6
f. membakar sampah ditempat terbuka yang dapat menimbulkan
polusi dan atau mengganggu lingkungan;
g. menggunakan lahan untuk dimanfaatkan sebagai tempat
pemrosesan akhir; dan
h. mendatangkan sampah dari luar kota.
14. Konpensasi dan ganti rugi dapat diberikan oleh Pemerintah Daerah
terhadap dampak negatif yang ditimbulkan akibat pemrosesan akhir
sampah berupa :

a. relokasi penduduk;

b. pemulihan lingkungan;

c. biaya kesehatan dan pengobatan;

d. penyediaan fasilitas sanitasi dan kesehatan; dan/atau

e. kompensasi dalam bentuk lain.

15. Konpensasi terhadap masyarakat yang terkena dampak negatif dari


pengelolaan sampah harus dianggarkan dalam APBN dan/atau
APBD, dengan mekanisme bahwa apabila anggaran pada APBD
Kabupaten sudah tidak tersedia maka bisa diambilkan dari APBD
Provinsi atau APBN.
16. Penyelesaian sengketa yang timbul akibat pengelolaan sampah
dapat dilakukan di pengadilan maupun diluar pengadilan.
17. Bupati dapat menerapkan sanksi administratif kepada pengelola
sampah yang melanggar ketentuan persyaratan yang ditetapkan
dalam perizinan meliputi :
a. paksaan pemerintahan;
b. uang paksa; dan /atau
c. pencabutan izin.
18. Ketentuan pidana dapat dilakukan kepada setiap orang yang
melanggar larangan dan pengelola sampah yang tidak memiliki izin

7
diancan kurungan 3 (tiga) bulan dan denda paling banyak
50.000.000,- (lima puluh juta rupiah)
19. Pengelola kawasan permukiman, kawasan komersial, kawasan
industri, fasilitas umum, dan fasilitas lainnya yang belum memiliki
fasiltas pemilahan sampah pada saat diundangkan Peraturan
Daerah ini wajib membangun dan menyediakan fasilitas pemilahan
sampah paling lama 1 (satu) tahun Sejak Peraturan Daerah ini
diundangkan.

Saudara Pimpinan, segenap Anggota Dewan dan hadirin sekalian


yang saya hormati,

Sebelum mengakhiri laporan ini, kami mengingatkan kepada


eksekutif agar setelah Rancangan Peraturan Daerah ini ditetapkan menjadi
Peraturan Daerah serta diundangkan dalam lembaran daerah agar segera
menindaklanjuti amanat yang ada dalam Peraturan Daerah Tentang
Pengelolaan sampah ini, di antaranya adalah :

1. Menetapkan kebijakan dan strategi pengelolaan sampah daerah


untuk jangka pendek, jangka menegah dan jangka panjang, yang
terdiri atas :
a. kebijakan dan strategi pengurangan sampah;
b. kebijakan dan strategi penanganan sampah;
c. kebijakan dan strategi pengelolaan sampah spesifik.
2. Pemerintah Daerah dalam melakukan pengurangan dan
penanganan sampah dapat membentuk lembaga pengelola
sampah mulai tingkat RT/RW, desa/kelurahan dan kecamatan.
3. Menfasilitas pembentukan lembaga pengolaan sampah pada
kawasan pemukiman, kawasan komersial, kawasan industri,
fasilitas sosial, fasilitas umum dan fasilitas lainya.
4. Dapat membentuk Badan Layanan Umum Daerah (BLUD)
8
persampahan setingkat unit kerja pada SKPD untuk mengelola
sampah.
5. Menyusun sistem tanggap darurat dalam penanganan sampah
yang timbul akibat bencana.

Selanjutnya kepada Rapat Paripurna Dewan yang terhormat ini,


demikianlah laporan yang dapat kami sampaikan atas pembahasan terhadap
Rancangan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Sampah, sebagai bahan
pertimbangan bagi anggota DPRD dalam mengambil keputusan yang akan
dijadikan dasar persetujuan bersama dengan Bupati.

Sekian laporan Panitia Khusus Dewan Perwakilan Rakyat Daerah


Kabupaten Malang, Semoga apa yang telah dilaksanakan oleh Pansus
dengan Tim Raperda dapat memberikan kebaikan dan manfaat bagi DPRD,
Pemerintah Daerah dan Masyarakat Kabupaten Malang.

Ihdinashiratalmustaqim,
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MALANG


PANITIA KHUSUS
Ketua, Juru Bicara,

H. IMAM SYAFII, Lc, SHI, MPd GATOT SUROJO

9
LAPORAN PANITIA KHUSUS DPRD

KABUPATEN MALANG PEMBAHAS RANCANGAN PERATURAN DAERAH


TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

Disampaikan pada :
Rapat Paripurna (Internal)
DPRD Kabupaten Malang
Hari Kamis Tanggal 6 Desember 2012

10

Anda mungkin juga menyukai