Anda di halaman 1dari 2

Suami Shalih adalah Imam Dalam Keluarga

Zulkifli, S.Pd.I 21/04/14 | 16:57 Pendidikan Keluarga Ada 3 komentar 30.358 Hits

dakwatuna.com Pernikahan adalah suatu akad yang mengandung beberapa rukun dan syarat (Fathul
Qarib: 22). Nikah juga diartikan suatu ikatan perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ajaran hukum
dan agama (Kamus Bahasa Indonesia). Nikah dalam kitab Tarifah diartikan suatu akad yang sengaja
untuk membolehkan memiliki manfaat budhu (Attarifah: 243).
Seorang laki-laki yang telah melakukan ikatan pernikahan, maka lelaki itu disebut dengan suami dan
yang wanita disebut dengan istri. Dan pernikahan ini adalah untuk membina keluarga yang sakinah,
mawaddah, dan warahmah.
Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya. Baik dari apa yang
ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui (Yassin: 36).
Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah (az-
Zariyat: 49).
Suami Itu Imam Bagi Keluarganya
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah melebihkan sebahagian
mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan Karena mereka (laki-laki) Telah menafkahkan
sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi
memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh Karena Allah Telah memelihara (mereka). wanita-wanita
yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur
mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari
jalan untuk menyusahkannya, Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha besar (an-Nisa: 34).
Dalam keluarga, suamilah yang berperan sebagai imam. Imam ialah yang membimbing keluarganya,
mencari nafkah, memberi keamanan dan kenyamanan juga menjaga keluarganya dari dosa dan
kemaksiatan, termasuk menjaga keluarga menutup aurat.
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan (At-Tahrim: 6).
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, Nasehatilah para wanita dengan baik, sesungguhnya
wanita diciptakan dari tulang rusuk (laki-laki) sebelah kanan, dan tulang rusuk yang paling bengkok
adalah bagian atasnya, maka seandainya engkau berusaha meluruskannya, niscaya dia akan patah dan
kalau engkau biarkan, ia akan tetap bengkok. Nasehatilah para wanita dengan baik. (HR. Bukhari-
Muslim).
Suami yang imamiah adalah suami yang mampu menjadi suri teladan dalam keluarganya, dan ia pun
harus berakhlak mulia serta memiliki ilmu agama yang dalam. Sehingga perahu rumah tangganya
mampu ia kemudikan seperti yang diharapkan, suami yang menjadi imam adalah suami yang diharapkan
setiap istri-istri yang shalihah.
Dalam memimpin keluarganya, suami harus bijaksana, arif, adil, menasehati anak dan istrinya. Juga
menjamin kehalalan nafkah yang dibawa pulang untuk anak istrinya.
Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang maruf. (al-Baqarah
: 233)
Sesunguhnya diantara kesempurnaan keimanan orang mukmin adalah mereka yang lebih bersikap kasih
sayang (berlaku lemah lembut) terhadap istrinya (HR. Turmudzi dan Hakim dari Aisyah).
Berkeluarga bukan saja sebagai tempat pelampiasan kebutuhan biologis semata, namun memberi
makna yang lebih dalam. Bahkan masuknya surga dan neraka seorang suami itu tergantung bagaimana
ia menjaga amanah (keluarganya). Seorang suami yang taat beribadah kepada Allah namun menyia-
nyiakan keluarganya, membiarkan istrinya membuka aurat atau menampakkan bentuk tubuhnya, atau
mengizinkan istrinya berhias dan memakai bau-bauan saat ia keluar rumah sehingga dicium oleh lelaki
lain, maka dosa itu tertumpu kepada suaminya.
Diriwayatkan dari Aisyah ra, ketika Rasulullah saw sedang duduk beristirahat di masjid, tiba-tiba ada
seorang perempuan golongan Muzainah terlihat memamerkan dandanannya di masjid sambil menyeret-
nyeret busana panjangnya. Rasulullah saw bersabda, Hai sekalian manusia, laranglah istri-istrimu
(termasuk anak-anak remaja perempuan yang mereka miliki) mengenakan dandanan seraya berjalan
angkuh di dalam masjid.
Rasulullah saw melanjutkan, Mana saja seorang perempuan yang mengenakan wewangian, kemudian
keluar rumah lalu melewati orang banyak dengan maksud agar mereka mencium bau harumnya, maka
perempuan itu termasuk golongan perempuan yang berzina dan setiap mata yang memandang itu
melakukan zina. (HR Ahmad, an-Nasai dan al-Hakim dari Ibnu Abu Musa al-Asyari)
Keluarga Yang Baik
Keluarga yang baik adalah keluarga yang didalamnya ditegakkan adab-adab Islam, baik individu maupun
seluruh anggota. Mereka berkumpul dan mencintai karena Allah, saling menasehati kejalan yang maruf
dan mencegah dari kemungkaran. Setiap anggota betah tinggal di dalamnya karena kesejukan iman dan
kekayaan ruhani. Rumah tangga yang menjadi panutan dan dambaan ummat yang di dalamnya selalu
ditemukan suasana sakinah, mawaddah dan rahmah.
Ciri-ciri keluarga yang baik adalah keluarga yang didirikan atas dasar ibadah, terjadi internalisasi nilai
Islam secara kaffah (sempurna), terdapat qudwah (keteladanan) yaitu keteladanan suami atau istri yang
dapat dicontoh oleh anak, adanya pembagian tugas yang sesuai dengan syariat, tercukupnya kebutuhan
materi secara wajar, menghindari hal-hal yang tidak Islami, dan berperan dalam pembinaan masyarakat.
Dan orang-orang yang berkata, Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan
keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang
bertaqwa. (al-Furqan :74).

Sumber: http://www.dakwatuna.com/2014/04/21/50068/suami-shalih-adalah-imam-dalam-
keluarga/#ixzz4lipWyFVe
Follow us: @dakwatuna on Twitter | dakwatunacom on Facebook

Anda mungkin juga menyukai