Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN

KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN KANKER COLON

Dosen Pembimbing : Ns. Ana nusantara, S.Kep

Oleh Kelompok 14:

1. Bayu Laksono (14201.06.14004)


2. Unilatin nikmah (14201.06.1400 )

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES HASHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG

PAJARAKAN PROBOLINGGO

TAHUN AJARAN 2015


HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan


Kanker Colon

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Ajar

Sistem pencernaan

Mengetahui,

Dosen Mata Ajar

Ns. Ana nusantara, S.Kep

i
iKATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas segala
limpah rahmat dan hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini,
dan sholawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada proklamator sedunia,
pejuang tangguh yang tak gentar menghadapi segala rintangan demi umat manusia, yakni Nabi
Muhammad SAW.

Adapun maksud penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas di STIKES
Hafshawaty, kami susun dalam bentuk kajian ilmiah dengan judul LAPORAN
PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KANKER
COLON dan dengan selesainya penyusunan makalah ini, kami juga tidak lupa menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:

1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH.MM sebagai pengasuh pondok


pesantren Zainul Hasan Genggong

2. Ns. Iin Aini Isnawaty, S.Kep.,M.Kes. sebagai ketua STIKES Hafshawaty Zainul
Hasan Genggong

3. Kusyairi, S.Kep., Ns., M.Kep. sebagai Ketua Prodi S1 Keperawatan

4. Ns. Nafolion Nur Rahmat S.Kep. sebagai Dosen Wali S1 Keperawatan Tingkat 2

5. Ns. Ana Nusantara S.Kep sebagai dosen mata ajar Sistem Pencernaan.

6. Santi Damayanti,A.Md. sebagai ketua perpustakaan STIKES Hafshawaty Zainul


Hasan Genggong

7. Teman-teman kelompok sebagai anggota penyusun makalah ini

Pada akhirnya atas penulisan materi ini kami menyadari bahwa sepenuhnya belum
sempurna. Oleh karena itu kami dengan rendah hati mengharap kritik dan saran dari pihak
dosen dan para audien untuk perbaikan dan penyempurnaan pada materi makalah ini.

ii Probolinggo, September 2015


DAFTAR ISI

Halaman Sampul...............................................................................................

Halaman Pengesahan........................................................................................i

Kata Pengantar..................................................................................................ii

Daftar Isi...........................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang....1
1.2Rumusan Masalah...2
1.3TujuanManfaat3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1Pengertian....4
2.2Etiologi6
2.3Patofisiologi8
2.4Manifestasi klinis9
2.5Pemeriksaan penunjang.10
2.6Penatalaksanaan.11
2.7Komplikasi.13

BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN

1.1Pengkajian.14
1.2Diagnosa Keperawatan 15
1.3Intervensi Keperawatan15

BAB 4 PENUTUP

4.1 Kesimpulan16

4.2 Saran...17

DAFTAR PUSTAKA iii

BAB I PENDAHULUAN

I.I. Latar belakang


Kanker usus besar adalah penyebab utama ketiga kematian akibat kanker di Amerika
Serikat. Studi terbaru melaporkan peningkatan proporsi kanker proksimal. Etiologi balik tren
epidemiologi ini tidak jelas, dan implikasinya terhadap hasil survival tidak diketahui. Analisis
lebih lanjut dari dampak situs anatomi penyakit antara populasi multietnis besar akan membantu
memfasilitasi penelitian dan pendidikan untuk meningkatkan usus skrining kanker dan
pengobatan. TUJUAN: Untuk menyelidiki hubungan antara lokasi tumor proksimal dan
kelangsungan hidup pada pasien dengan kanker usus besar. DESAIN DAN PESERTA: Sebuah
studi kohort retrospektif besar di AS memanfaatkan Surveillance, Epidemiologi, dan End Results
(SEER) registry kanker dianalisis hasil kelangsungan hidup pasien dengan kanker usus besar.
Regresi logistik multivariabel analisis diselidiki seks-spesifik, ras / etnis tertentu, dan anatomi
kesenjangan spesifik lokasi dalam kelangsungan hidup. TINDAKAN UTAMA: hasil survival
lima tahun dari kanker usus besar. HASIL: Studi kami menunjukkan rities dispa- signifikan
dalam kelangsungan hidup berdasarkan jenis kelamin, ras / etnis, dan situs anatomi. Di semua
periode waktu dan di antara yang paling kohort, pasien dengan kanker proksimal memiliki hasil
survival signifikan lebih buruk. Bila dibandingkan dengan kanker distal, pasien dengan kanker
proksimal adalah 13% lebih kecil kemungkinannya untuk bertahan hidup 5 tahun (OR 0.87; 95%
CI, 0,82-0,91). Bila dibandingkan dengan kulit putih non-Hispanik, kulit hitam 30% lebih kecil
kemungkinannya untuk bertahan hidup 5 tahun (OR 0.70; 95% CI, 0,68-0,73). Analisis regresi
multivariabel-tahap tertentu dari kanker lokal menunjukkan temuan serupa. KESIMPULAN:
Signifikan-ras tertentu, jenis kelamin tertentu, dan anatomi kesenjangan spesifik lokasi di usus
survival kanker ada. Kanker proksimal yang associatedwith peluang kelangsungan hidup yang
lebih buruk. Kesenjangan ini mungkin mencerminkan perbedaan dalam genotipe dan fenotipe
kanker usus besar di antara kelompok-kelompok ini. Sebuah alat penilaian risiko dimodifikasi
yang menggabungkan variasi ini mungkin lebih efektif dalam deteksi dini dan pengobatan data
kanker usus besar untuk klasifikasi ras / etnis diperluas dan tarif incorpo- data dari 13 negara:
Alaska, California, Connecticut, Georgia, Hawaii, Iowa, Kentucky, Louisiana, Michigan, New
Jersey, New Mexico, Utah, dan Washington.19,20

1.2. Rumusan Masalah

1. Menjelaskan tentang Definisi dari penyakit kanker colon.


2. Menjelaskan tentang Etiologi dari penyakit kanker olon.
3. Menjelaskan tentang Patofisiologi dari penyakit kanker colon.
4. Menjelaskan tentang Manifestasi klinis dari penyakit kanker colon.
5. Menjelaskan tentang Pemeriksaan penunjang.
6. Menjelaskan tentang Penatalaksanaan dari penyakit kanker colon.
7. Menjelaskan tentang Komplikasi dari penyakit kanker colon.
8. Menjelaskan tentang teori dari Asuhan keperawatan pada penyakit kanker colon.

1.3. Tujuan ( umum dan kusus)


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang penyakit kanker kolon
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui Etiologi
2. Untuk menggetahu Tanda dan gejala serta stadiunya
3. Untuk mengetahui Faktor resiko
4. Untuk mengetahui Patofisiologi
1.2 Manfaat

1.2.1 Bagi Institusi Pendidikan

Makalah ini bagi Institusi Pendidikan Kesehatan adalah untuk mengetahui tingkat
kemampuan mahasiwa sebagai peserta didik dalam menelaah suatu fenomena kesehatan
yang spesifik tentang penyakit Kanker kolon.

1.2.2 Bagi Profesi Keperawatan

Makalah ini bagi masyarakat adalah sebagai penambah wawasan terhapa


fenomena kesehatan yang saat ini menjadi momok tersendiri dikalangan masyarakat ini.

1.2.3 Bagi Mahasiswa/i

Manfaat makalah ini bagi mahasiswa baik penyusun mauoun pembaca adalah
untuk menambah wawasan terhadap seluk beluk tentang penyakit Kanker colon.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi
Kanker colon adalah suatu kanker yang berada di colon. Penyakit ini termasuk yang
mematikan karena penaykit ini sering tidak diketahui sampai tingkat yang lebih parah.
Pembedahan adalah satu-satunya cara uantuk mengubah kanker colon.

Kanker colon adalah penyebab kedua kematian dia merika serikat setelah kanker paru-
paru (ACS 1998)

Kanker kolon adalah keganasan yang terjadi di usus besar. American cancer
society(2009) memperkirakan bahwa 148.810 orang akan dapat didiagnosis dengan kanker
kolorektal dan 49.960 akan mati karena penyakit ini di amerika sserikat pada tahun 2008. Pada
tahun 2003, organisasi kesehatan dunia memperkirakan bahwa sekitar 940.00 individu dapat
didiagnosis dengan kanker kolorektal di seluruh dunia dan 492.000 meninggal pada tahun
tersebut.

Prognosis kanker kolon disesuaikan dengan stadium dari kanker kolon. Penilaian stadium
kanker kolon dengan menggunakan system TNM telah di sepakati untuk menentukan sebelum
kanker ( American cancer society,2009).merupak stadium patologis dari kanker kolon dengan
penilaian system TMN.

Kasus kanker usus besar yang diidentifikasi menggunakan Klasifikasi Internasional


Penyakit untuk Onkologi, edition.21 3 De- ekor informasi penyakit dan tumor lokalisasi yang
tersedia. Kanker terletak berdasarkan pada sistem SIER merekam situs anatomi penyakit: kolon
proksimal (sekum, usus buntu, usus besar asenden, dan lentur hati), usus besar tranversum, dan
usus distal (lentur limpa, descend- ing usus, kolon sigmoid, rektosigmoid junction , dan mendasi
tum). Bagian analisis yang dikecualikan kanker dubur juga disertakan. Tahap kanker didasarkan
pada sistem pementasan SIER: "lokal" kanker terbatas pada usus besar tanpa invasi transmural
atau luar serosa; "Daerah" kanker telah menyebar ke luar serosa atau memiliki bukti keterlibatan
kelenjar getah bening regional; "Canggih" kanker memiliki bukti keterlibatan kelenjar getah
bening jauh atau metastasis disease.

4
Tabel 7.13 pengelompokkan stadium dan prediksi bertahan hidup
TNM
Tumor primer Kelenjar getah Metastsis jauh
Stadium 1 Bertahan hidup
(t) bening regional (M)
setelah 5 tahun
(N)
Sadium 0 Carcinoma insitu (tis) NO MO
Stadium 1 Tumor menginvasi
submukosa (T1) atau NO MO 79%
propria muskularis (T2)
Stadium II Tumor menginvasi 73%
muskularis (T3) atau NO MO
organ dan struktur
jaringan sekitar (T4)
Stadium IIA T3 NO MO 65%
Stadium IIB T4 NO MO 51%
Stadium IIIA T1-4 N1 MO 49%
Stadium IIIB T1-4 N2-3 MO 15%
Stadium IV T1-4 NI-3 MO 5%
Sumber american cancer society . colorectal cancer. Facts and figure 2008-2009. American
cancer society statistics. Diambil maret 2.2009

Le voyer TE.sigurdson ER.hanlon AL.et al.colon cancer survival is associated with increasing
number of lymph nodes analyzed;a secondary survey of intergroup trial INT-0089.J CLIN
ONCOL . AGUSTUS 1 2003 ;21(15);2912-9
2.2. Etiologi

Penyebab dari kanker colon tidak diketahui. Diet dan pengurangan waktu perdaran pada
usus besar ( aliran depan feses) yang meliputi factor kkUStif. Petunjuk pencegahan yang teapt
dianjurkan oleh amerika serikat cancer society,the internasional cancer institute, dan organisasi
kanker lainnya.

Makanan-makanan yang dicurigai menyebabkan kanker pada usus besar. Makanan


tersebut juga mengurangi waktu peredaarn pada perut, yang mempercepat usus besar
menyebabkan terjadi kanker. Makanan yang tinggi lemak terutama lemak hewan dari daging
merah, meyebabkan sekersi asam dan bakteri anaerob, menyebabkan timbulnya kanker dalam
usus. Daging yang digoreng dan panggang juga dapat berisi zat-zat kimia yang menyebabkan
kanker . diet dengan karbohidrat urni yang mengandung serat dalam jumlah yang banyak dapat
mengurangi waktu peredaran dalam usus besar. Beberapa kelompok menyarankan diet yang
mengandung sedikit lemak hewan dan tinggi sayuran dan buah-buahan ( e,g Mormons,seventh
day Adventists).

Makanan yang harus dihindari Makanan yang harus dikonsumsi


e) Buah-buahan dan sayur-sayuran
a) Daging merah lemak hewan.
b) Lemak hewan. khususnya craciferrous vegetables dari
c) Daging dan ikan goring tau golongan kubis ( seperti ;
panggang. brokoli,Brussels sprouts).
d) Kabohidrat yang disaring f) Butir padi yang utuh.
( example: sari disaring) g) Cairan yang cukup terutama air.
Penyebab pasti masih belum di ketahui , tetapi beberap kondisi yang dikenal sebagai sindrom
polyposis adenomatosa memiliki predisposisi lebih besar menjadi resiko kanker kolon
( Dragovich,2009)

Sebagian besar kanker kolon muncul dar polip adenomatosa yang menutupi dinding
sebelah dalam usus besar. Seiring waktu, pertumbuhan abnormal ini memperbesar dan akhirnya
berkembang menjadi adenokarsinoma. Dalam kondisi ini,banyak adenomatosa mengembangkan
polip di kolon.yang akhirnya menyebabkan kanker usu besar . kanker biasanya terjadi
sebelummmmmm usia 40 tahun. Sindrom adenomatosa polyposis cenderung berjalan dalam
keluarga.

Kelompok lain lain sindrom kanker usus besar ,disebut sindrom keturunan nonpolyposis

kanker kolorektal(HNPCC=HEREDITARY NONPOLYPOSIS COLORETAL CANCER), juga berjalan


dalam keluarga. Dalam sindrom ini ., kanker kolon berkembang tanpa didahului dengan polip .
sindrom HNPCC berhubungan dengan kelainan genetic . kelainan ini telah diidentifikasi dan
orang yang berisiko dapat diidentifikasi melalui genetic. Sekali teridentifikasi sebagai pembawa
gen yang abnormal,orang-orang ini memerlukan konseling dan pemeriksaan rutin untuk
mendeteksi kanker pprakanker dan tumor (Munoz,2009)

Faktor lain yang beresiko tinggi untuk mengembangkan kanker kolon,meliputi hal-hal berikut.

1. Colitis ulseratif atau penyakit crohn (glick,2000)


2. Kanker payudara ,Rahim ,atau ovarium sekarang atau di masa lalu
( agrawal,2008).
3. Obesitas telah diidentifikasi sebagai factor resko kanker usus besar
(Gittens,2009) .
4. Merokok telah jelas di kaitkan dengan resiko y ang lebih tinggi untuk kanker usus
besar.
Apakah diet memainkan peran dalam mengembangkan kanker usus besar telah di
periksa . studi menunjukkan bahwa melakukan olahraga dan diet kaya buah-buahan serta
sayuran dapat membantu mencegah kanker usus besar(Cummings, 1998).
Penelitian efek obat menjukkan bahwa terapi pengganti estrogen dan OAINS
seperti aspirin dapat mengurangi resiko kanker kolorektal (Chan,2002)

2.3 Patofisiologi
Karsinoma colon sebagian besar menghasilakn adenomatus polip. Biasanya tumor ini
tumbuh tidak terditeksi sampai gejala-gejala munculsecara perlahan dan tampak
membahayakan. Tumor mungkin menyebar dalam tempat tertentu pada lapisan dalam di
perut, mencapai serosa dan mesenteric fat. Kemudian tumor mulai melekat pada organ yang
ada sekitarnya , kemudian meluas mendlam lumen pada usus besar tau menyebar ke limpa
pada system sirkulasi. System sirkulasi ini langsung masuk dari tumor utam melewati
pembuluh darah pada usus besar melalui limpa, setalah sel tumor masuk pada system
sirkulasi, biasanya sel bergerak menuju liver. Tempat yang kedua adalah tempat yang jauh
metastase ke paru-paru. Tempat metastase ke paru-paru. Temapt metastase yang lain
termasuk:
a) Kelenjar adrenalin
b) Ginjal
c) Kulit
d) Tulang
e) Otak
Dapat terjadi infeksi secara langsung dan menyebar melalui limpa dan system sirkulasi ,
tumor colon juga dapat menyebar pada bagian peritoneal sebelum pembedahan tumor
dilakukan. Penyebaran juga dapat terjadi ketika tumor dihilangkan dan sel kanker dari tumor
pecah menuju ke rongga peritoneal.
Secara genetic , kanker kolon meruapakn penyakit yang kompleks. Perubahan
genetic sering dikaitkan dengan perkembangan dari lesi premaligma (edenoma) untuk
adenokarsinoma invasive. Rangkaian peristiwa molekuler dan genetic yang menyebabkan
transformasi dari keganasan polip adenomatosa. Proses awal adalah mutasi APC
( adenomatosa polipis gen) yang pertama kali ditemukan pada individu dengan keluarga
adenomatosa polipis (FAP= familial adenomatous polypis). Protein yang di kodekan oleh
APC penting dalam aktivasi onkogen c-myc dan siklin D1 , yang mendorong pengembangan
menjadi fenotipe ganas (Vogelstin 1988).
Selain mutasi ,proses epigenetic seperti metilasi DNA yang abnormal juga dapat
menyebabkan penekanan gen supreor tumor atau aktivasi dari onkogen, kondisi ini
mengembangkan proses kompromi keseimbangan genetic dan akhirnya megarah ke
tranformasi maligna (Dragovich, 2009).
8
PATHWAY

Merokok Faktor Genetik Kolitis ulserasif, Kanker payudara, rahim Obesitas Konsumsi makan yang rendah

Penyakit crohn atau ovarium sekarang/di masa lau serat, banyak lemak dan protein

Kontak agen Polip


Karsinogenik 11
Nyeri Resiko ketidakseimbangan nutrisi Ansietas
a. Agen biologis
kurang
Bevacizumad ( Avastin) dari
adalah kebutuhan
obat tubuh
anti-angiogenesis pertama yang akan
metastasik. Obat ini merupakan antibody monoclonal pada factor pertumbuhan endotel
vascular (VEGF) dengan menjubkan perkembangan membaik dan kelangsungan hidup
secara keseluruhan ketika bevacizumad ini ditambahkan ke kometerapi ( IFL, fluororasil
ditambah irinocetan).
Sebuah analisis kohort dari pasien yang lebih tua ( umur 65 tahun atau lebih ) dari 2 uji
klinis acak memeriksa bevacizumad ditambah ditambah manfaat fluorourasil berbasis
kemoterapi lini pertama pengobatan kanker kolorektal metastik. Studi menyimpulkan
bahwa penambahan bevacizumad untuk kemoterapi fluororasil secara keseluruhan
memberikan perbaikan dan kemajuan masa hidup pada pasien yang lebih tua seperti
halnya pada pasien yang lebih muda, tanpa peningkatan resiko pengobatan pada
kelompok usia yang lebih tua ( Kabbinavar , 2009).

b. Terapi radiasi

Sampai saat ini terapi radiasi tetap merupakan modalitas standar untuk pasien
dengan kanker rektal, peran terapi radiasi pada kanker kolon masih terbatas . terapi ini
tidak memiliki peran dalam pengaturan ajuvan atau dalam pengaturan metastasis. Terapi
ini terbatas pada terapi paliatif, untuk metastasis dipilih sisi lain seperti tulang metastasis.
Lebih baru dan lebih selektif cara pemberian terapi radiasi seperti stereotactic radio
terapi ( Cyberknife) dan tomotherapy saat ini sedang diselidiki dan dapat memperpanjang
indikasi untuk radio terapi dalam pengolahan kanker usus besar di masa depan
(Dragovich,2009)

d.Terapi bedah
Pembedahan adalah satu-satunya modalitas kuratif untuk kanker kolon ( tahap I-
III) dan berpontensi memberikan satu-satunya pilihan bagi pasien dengan metastasis di hati
dan atau paru-paru ( penyakit stadium IV) . Prinsip-prinsip umum untuk semua termasuk
operasi pengangkatan tumor primer dengan margin yang memadai termasuk daerah
drainase limfatik.
12
Untuk Lesi di sekum dalam kolon kanan , diindikasi untuk hemikolektomi kanan; untuk
lesi di proksimal kolon transversus atau tengah, dilakukan hemikolektomi kanan;untuk lesi
di lienalis fleksura dan kolon sebelah kiri , hemicolectomy kiri. Pada setiap lesi kolon
sigmoid , maka akn dilakukan intervensi sigmoid colectomy yang sesuai dengan kondisi
klinis. Total abdominal colectomy dengan anastomosis ileorectal mungkin diperlukan untuk
pasien yang telah didiagnosis dengan hereditary nonpolyposis colorectal cancer (HNPCC).
Adenomatosa polipis familiar, dan kanker methachronous di segmen usus yang ter pisah
atau kondisi keganasan usus akut dengan status tidak diketahui pada bagian proksimal usu (
Dragovich,2009)

2.7. Komplikasi

Komplikasi terjadi sehubungan dengan bertambahnya pertumbuhan pada lokasi tumor


atau melalui penyebaran metastase:
1. Perforasi usus besar yang disebabkan peritonitis
2. Pembentukan abses
3. Pembentukan vistula pada purinaria bladder atau vagina

Biasanya tumor menyerang pembuluh darah dan sekitarnya yang menyebabkan


perdarahan. Tumor tumbuh ke dalam usus besar dan secara berangsur-angsur membantu
usus besar dan pada akhirnya tidak bias sama sekali. Perluasan tumr melebihi perut dan
mungkin menekan pada organ yang berada sekitarnya ( uterus, urinariya bladder, dan
ureter) dan penyebab gejala-gejala tersebut ditutupi oleh kanker.

13

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

3.1. Pengkajian
Pada pengkajian akan didapatkan sesuai stadium kanker kolon. Keluhan sangat di
tentukan oleh lokasi kanker , tahap penyakit ,dan fungsi segmen usus tempat kanker
berlokasi.
Pada pengkajian riwayat penyakit sekarang ,akan didapatkan perubahan kebiasaan
defekasi dan pasase darah dalam feses . gejala dapat juga mencakup anemia yang tidak dapat
diketahui penyebabnya ,anoreksia,penurunan berat badan, dan keletihan.
Pengkajian riwayat penyakit penting untuk diketahui ada riwayat infeksi pada
kolon, kanker payudara ,Rahim, atau ovarium. Pengkajian riwayat kluarga ,terutama pada
generasi terdahulu yang memiliki riwayat kanker . pengkajian kebiasaan yang mendukung
peningkatan resiko ,seperti merokok ,konsumsi makanan rendah serat ,atau tinggi lemak dan
protein. Perawat juga mengkaji selama ada riwayat penyakit tersebut apakah disertai adanya
penurunan berat badan.
Kanker kolon pada lansia berhubungan erat dengan karsinogen diet. Kekurangan
serat adalah factor penyebab utama karena hal ini menyebabkan pasase feses melalui saluran
usus menjadi lama sehingga terpajan karsinogen cukup lama. Kelebihan lemak diyakini
mengubah flora bakteri dan mengubahh steroid menjadi senyawa yang mempunyai sifat
karsinogen. Keletihan hamper selalu ad,akibat anemia difisiensi beri primer. Keluhan yang
sering dilaporkan oleh lansia adalah nyeri abdomen,obstruksi,tenesmus,dan perdarahan
rektal.
Pengkajian psikososial biasanya di dapatkan kecemasan berat setelah mendapat
pemberitahukaa tentang kondisi kanker kolon.pengkajian pengetauan pasien tentang program
pengbatan kanker meliputi rediasi,kemoterapi,dan pembedahan memberikan manifestasi
untuk merencanakan tindakan yang sesuai dengan kondisi induvidu.
Pemeriksaan fisik yang di dapatkan sesuai dengan manifistasi klinik.pada sutvei
umum terlihat lemah.TTV biasanya normal,tetapi dapat berubah sesuai dengan kondisi
klinik.pada pemerisaanfisik fokus pada area abdomen dan rektum akan di dapatkan:
Inspeksi : Tanda khas didapatkan adanya distensi abdominal.pemeriksaan rektum
14
dan feses akan didapatkan adanya perubahaan bentuk dan warna feses.sering didapatkan
bentuk feses dengan caliber kecil seperti pita. Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi
sebelah kanan adalah nyeri dangkal abdomen dan melena ( feses hitam, seperti ter ). Gejala
yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kiri yang berhubungan dengan obstruksi ( nyeri
abdomen dan kram, penipisan feses, konstipasi dan distensi ), serta adanya darah merah segar
dalam feses.
Auskultrasi : biasanya normal.
Perkusi : timpani akibat abdominal mengalami kembung.
Palpasi : nyeri tekan abdomen pada area lesi.
Pengertian diagnostik yang dapat membantu adalah dengan memeriksa abdomen
dan rektal. Prosedur diagnostik paling penting kanker kolon adalah pengujian darah samar,
enema, barium. Progtosigmoidoskopi, dan kolonoskopi. Sebanyak 60% dari kasus kanker
kolorektal, dapat diidintifikasi dengan sigmoidoskopi dengan biopsi atau apusan sitology.
Pemeriksaan antigen korsininoembrionik ( CEA ) juga dapat dilakukan, meskipun
antigen karsinoembrionik mungkin bukan indicator yang dapat di percaya oleh dalam
mendiagnosis kanker kolon karena tidak semua lesi menyekresi CEA. Pemeriksaan
menunjukkan bahwa kadar CEA dapat dipercaya dalam diagnosis prediksi. Pada aksisi
tumor komplet, kadar CEA yang meningkat harus meningkatkan kembali normal dalam
4-8 jam. Peningkatan CEA pada hari lanjutannya menunjukkan kekambuhanya.

3.2 Diagnosa keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan kerusakan integritas jaringan, respon pembedahan


b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
intake makanan yang kurang adekuat
c. Ansietas berhubungan dengan perubahab status kesehatan

15

3.4. Intervensi Keperawatan


c. Nyeri berhubungan dengan kerusakan integritas jaringan, respon pembedahan

Intervensi Rasional
Jelaskan dan bantu pasien dengan tindakan pereda nyeri Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan
nonfarmokologi dan noninvasive. nonfarmokologi lainnya telah menunjukkan
keefektifan dalam mngurangi nyeri.
Lakukan manajemen nyeri keperawatan, meliputi :
Kaji nyeri dengan pendekatan PQRST Pendekatan PQRST dapat secara komprehensif
menggali kondisi nyeri pasien. Apabila pasien
mengalami skala nyeri 3 (0-4), keadaan ini
merupakan peringatan yang perlu perawat waspadai
karena memberikan manifestasi klinik yang
bervariasi dari komplikasi pascabedah reseksi
kolon.
Beri oksigen nasal apabila skala nyeri 3 (0-4) Pemberian oksigen dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan oksigen pada saat pasien engalami nyeri
pasca bedah yang dapat mengganggu kondisi
hemodinamik.
Istirahatkan pasien pada saat nyeri muncul Istirahat secara fisiologis akan menurunkan
kebutuhan oksigen yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan metabolism basal.
Ajarkan teknik relaksasi pernapasan dalam Meningkatkan intake oksigen sehingga akan
pada saat nyeri muncul menurunkan nyeri sekunder dari penurunan oksigen
lokal.

Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri Distraksi (pengalihan perhatian) dapat menurunkan
stimulus
Kolaborasi dengan tim medis untuk
Analgetik diberikan untu membantu menghambat
pemberian Analgetik melalui intravena
stimulus nyeri ke pusat persepsi nyeri di korteks
serebri sehingga nyeri dapat berkurang.
.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
makanan yang kurang adekuat

Intervensi Rasional
Intervensi nonbedah :
Anjurkan pasien makan dengan perlahan dan Makanan dapat lewat dengan mudah ke lambung
mengunyah makanan dengan saksama
Membantu merangsang nafsu makan
Sajikan makanan dengan cara yang menarik
Dapat membentuk massa feses yang optimal dan
Fasilitasi pasien memperoleh diet biasa
menurunkan kondisi diverkulosis menjadi
dengan kandungan serat tinggi
divertikulis. Komponen buah-buahan dan sayuran
dapat meningkatkan asupan tinggi serat.
Untuk mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan
Pantau intake dan output, anjurkan untuk
cairan.
timbang BB secara periodic (sekali seminggu).

Diet tinggi kalori, rendah residu biasanya diberikan


Intervensi dengan pembedahan :
selama beberapa hari sebelum pembedahan, bila
Berikan diet prabedah
waktu dan kondisi pasien memungkinkan.
Apabila tidak terdapat situasi kedaruratan, tindakan
praoperatif dilakukan serupa dengan pembedahan
abdomen umumnya.

Parameter penting adalah dengan melakukan


auskultasi bising usus. Apabila didapatkan bising
usus artinya fungsi gastrointestinal sudah pulih
Kaji kondisi dan toleransi gastrointestinal
pasca-anestesi umum.
pasca reseksi kolon.
Kembalinya diet ke pola normal berlangsung sangat
cepat, sedikitnya 2 l cairan/hari dianjurkan.
Intervensi ini untuk menurunkan risiko infeksi oral
Ahli gizi harus terlibat dalam penentuan komposisi
dan jenis makanan yang akan diberikan sesuai d
Lakukan perawatan mulut
Kolaborasi dengan ahli gizi jenis nutrisi yang engan kebutuhan individu.
akan digunakan pasien

Ansietas berhubungan dengan perubahab status kesehatan

Intervensi Rasional
Monitor respons fisik, seperti : Kelemahan, Digunakan dalam mengevaluasi derajat/tinkat
perubahan TTV, gerakan yang berulang-ulang, serta kesadaran/konsentrasi.Khususnya ketika
catat kesesuain respons verbal dan nonverbal selama melakukakan komunikasi verbal.
komunikasi.
Hubungan emosional yang baik antara perawat dan
Beri dukungan prabedah pasien akan memengaruhi penerimaan pasien
dengan pembedahan.

Perubahan yang terjadi pada citra tubuh dan gaya


hidup sering sangat mengganggu, oleh karena itu
Bantu pasien meningkatkan citra tubuh dan
pasien memerlukan dukungan empatis dalam
beri kesempatan pasien mengugkapkan perasaannya
mencoba menyesuaikannya.

Berdiskusi dengan individu yang berhasil


menghadapi kolostomi sering membantu
Hadirkan pasien yang pernah dilakukan
menurunkan kecemasan pasien prabedah.
kolostomi
Memberikan waktu untuk mengekspresikan
perasaan, menghilangkan cemas dan perilaku
adaptasi.
Meningkatkan relaksasi dan menurunkan
Berikan privasi untuk pasien dan orang
kecemasan.
terdekat

Kolaborasi dengan tim medis dan berikan


anticemas sesuai indikasi contohnya diazepam
BAB IV PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Kanker kolon diawali dengan adanya polip pada dinding kolon lama lama menjadi
ganas dan mempengaruhi jaringan di sekitarnya. Gejala dari kanker kolon antara lain
konstipasi atau diare di dalam feses ada darah dan tergantung dari lokasi kanker

4.2. Saran
Penulis berharap semoga penyusunan makalah tentang Askep pada Kanker kolon ini
dapat memberikan ilmu dan pengetahuan dalam bidang pendidikan dan praktik
keperawatan. Dan juga dengan makalah ini dapat menjadi acuan untuk tindakan proses
keperawatan.

16

Daftar Pustaka

Musttaqin,arif. Kumala sari.2011.Gangguan gastrointestinal.salemba medika.jakarta


2013.
A.price Sylvia dan Lorraine m.wilson.2003.Patofisiologi. Buku kedokteran.jakarta
2005.
Carpineto, Lynda juall, (2000). Buku diagnose keperawatan. Buku kedokteran EGC.
Jakarta.
Engram, Barbara. 1998. Rencana asuhan keperawatan. Buku kedokteran EGC.
Jakarta.

17

Anda mungkin juga menyukai