Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Di dunia terdapat 15 juta orang meninggal akibat penyakit jantung atau sama
dengan 30% dari total kematian di seluruh dunia. Menurut Word Heath Report (WHO),
lebih dari 15 juta orang di dunia meninggal karena penyakit sirkulasi, yaitu 7,2 juta
karena penyakit jantung koroner, 4,6 juta orang karena stroke, 500 ribu karena demam
rematik dan penyakit jantung rematik dan 3 juta karena penyakit lainnya.
Penyakit jantung merupakan penyebab kematian terbanyak pada wanita
diAmerika Serikat dan merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak pada wanita
usia 25 44 tahun. Penyakit jantung berpengaruh pada sekitar 1 % dari kehamilan,
dengan angka kematian maternal menurut Sach sebanyak 0,3 dari 100.000 di
Massachusetts. Asosiasi Jantung Amerika (The American Heart Association/AHA)
mengemukakan bahwa 56 % penyebab kematian perempuan adalah penyakit
kardiovaskular pada tahun 2012.
Sementara di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi
perempuan yang menderita penyakit jantung sebesar 0,5 % sementara lelaki hanya 0,4
% (Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 2014). Di samping itu angka
kematian pasien perempuan di rumah sakit jantung harapan kita lebih tinggi
dibandingkan lelaki, yaitu 10,6 % berbanding 6% (Perhimpunan Dokter Spesialis
Kardiovaskular Indonesia, 2015). Di RS Soetomo Surabaya, Sebesar 46,74 % ibu
mengalami komplikasi jantung saat hamil (Suyono dan Karyono, 2010).
Seperti yang kita tahu nahwa wanita hamil akan terjadi perubahan hemodinamik
karena peningkatan volume darah sebesar 30-50% yang dimulai sejak trimester pertama
dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 32-34 minggu dan menetap sampai
aterm. Sebagian besar peningkatan volume darah ini menyebabkan meningkatnya
kapasitas rahim, mammae, ginjal, otot polos dan system vascular kulit dan tidak
memberi beban sirkulasi pada wanita hamil yang sehat.
Perubahan hemodinamik yang terjadi menimbulkan gejala yang serupa dengan
gejala penyakit jantung. Pada kehamilan dengan jantung normal, wanita hamil dapat
melakukan toleransi terhadap perubahanperubahan fisiologis tersebut. Namun pada
wanita dengan penyakit jantung, perubahan ini justru menimbulkan risko untuk dirinya
dan janinnya.. Yaitu komplikasi neonatal, komplikasi yang terjadi pada bayi yang
dikandungnya. komplikasi neonatal tersebut berisko enam kali lipat pada bayi yang
terlahir dari ibu yang mempunyai gangguan jantung daripada kontrolnya (Siu, 2002).
Komplikasi ini menyebabkan bayi mengalami kelahiran prematur, Small For
Gestational Age (SGA), dan lahir mati. Studi dari Avila menunjukkan bahwa 13 % bayi
dengan ibu penyakit jantung terlahir premature dan 2.9 % lainnya terlahir dalam keadan
mati (Avila, 2003). Angka kematian bayi yang lebih kecil terjadi pada studi pada
peserta European Registry on Pregnancy and Heart disease yang dilakukan Roos-
Hesselink dan kawan-kawan, yaitu sebesar 1,7 % (Roos-Hesselink, 2012).
Oleh karena itu, diperlukan kewaspadaan yang tinggi dan skrining pasien-
pasien yang mempunyai resiko tinggi dalam rangka deteksi dini penyakit jantung pada
wanita hamil. Sebagai seorang perawat, dalam memberikan bantuan kepada ibu hamil
melalui pendekatan proses keperawatan perlu memperhatikan aspek pendekatan berupa
fisik, psikis, sosial dan spiritual. Dimana pada ibu hamil, perubahan fisik dan psikologis
ibu sendiri sangat signifikan. Wanita hamil dengan gangguan sistem kadiovaskuler
perlu pemantauan ekstra di rumah maupun dirumah sakit.
Kesimpulan dari uraian diatas, secara alamiah ibu hamil akan mengalami
perubahan fisiologis dan psikologis dan dimana pada perubahan fisiologis terjadi
beberapa berubahan fisik yang signifikan namun salah satu perubahan, salah satunya
adalah memberatkan kerja jantung yang menjadi faktor resiko dari penyakit
kardiovaskuler. Pendekatan pada segala aspek, perawatan, pemeriksaan kehamilan
secara teratur, skrining awal dan pendidikan kesehatan sangat dianjurkan untuk
mengendalikan penyakit kardiovaskular pada ibu hamil dan juga menjadi salah satu
upaya untuk memberikan asuhan keperawatan yang baik pada ibu hamil. Maka dari itu
penulis mengambil kasus dengan Asuhan Keperawatan Maternitas pada Ibu Hamil
dengan Penyakit Kardiovaskular

Anda mungkin juga menyukai