Anda di halaman 1dari 18

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENGGUNAAN OBAT MATA YANG BENAR


DI RUANG MELATI
RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

Disusun oleh :

Kelompok 9
Achmad Tirmidzi, S.Kep 131823143031
Yayuk Ratnasari Dewi A., S.Kep 131823143052
Marini Stefani Baker, S.Kep 131823143053
Zahrotul Fitria Suryawan, S.Kep 131823143072

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
LEMBAR PENGESAHAN

Satuan Acara Penyuluhan ini telah diresponsi dan disetujui pembimbing pada :

Hari :

Tanggal :

Judul :

Pembimbing Klinik

Pembimbing Akademik

Hanggoro Budi Laksono, Amd. Kep


NIP. 19720711 1992031 008
Lailatun Ni’Mah, S. Kep. Ns., M.Kep
NIP : 19860602 2015042 001
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Obat pada Mata


Sub Pokok : Pengertian Obat pada Mata
Jenis dan bentuk Obat yang digunakan pada Mata
Cara Penggunaan Obat pada Mata
Sasaran : Keluarga pasien rawat inap Ruang Melati
Waktu : 30-45 menit
Tempat : Ruang Melati RSUD Dr. Soetomo Surabaya

I. Tujuan Penyuluhan Umum


Setelah mengikuti Penyuluhan selama 30-45 menit, diharapkan para
peserta dapat mengetahui penggunaan obat pada mata yang benar.

II. Materi
1. Pengertian Obat pada Mata
2. Jenis dan Bentuk Obat yang digunakan pada Mata
3. Cara Penggunaan Obat pada Mata

III. Metode Penyuluhan


1. Ceramah
2. Tanya jawab

IV. Media / Alat Bantu


1. Leaflet (opsi)
2. LCD Proyektor
V. Setting Tempat

Kelas Ruang perawatan Ruang perawatan


Ruang perawatan kelas 3
1 kelas 2 kelas 3

Kelas Ruang perawatan Ruang


Ruang perawatan kelas 3
1 kelas 2 obat

Keterangan :

= Moderator
= Penyaji
= Fasilitator
= Observer

VI. Pengorganisasian
Penyaji : Achmad Tirmidzi
Moderator : Yayuk Ratnasari
Fasilitator : Marini Stefani Baker
Observer : Zahrotul Fitria SUryawan
Dosen : Lailatun Ni’mah,S.Kep.,Ns.,M.Kep

VII. Uraian Jobdesk Panitia


1. Penyaji
 Menyampaikan materi penyuluhan.
 Menjawab pertanyaan peserta tentang materi penyuluhan yang
disampaikan.

2. Moderator
 Sebagai pembawa acara dalam penyuluhan
 Mengkaji pengetahuan peserta tentang Penggunaan Obat pada Mata.
 Membuka dan menutup acara
 Menyampaikan kontrak waktu penyuluhan berlangsung dalam berapa
lama
 Menjelaskan peraturan untuk peserta selama penyuluhan berlangsung,
seperti diharapkan tetap memperhatikan selama penyuluhan
berlangsung
 Mengevaluasi pengetahuan peserta tentang Penggunaan Obat pada
Mata.

3. Fasilitator
 Menyiapkan alat dan saran yang dibutuhkan saat penyuluhan
 Memberikan leaflet kepada peserta saat di akhir acara
 Mengkondusifkan peserta penyuluhan agar tidak ramai sendiri dan
tetap focus selama penyuluhan berlangsung

4. Observer
 Mengamati jalannya acara penyuluhan
 Memperhatikan kesesuaian waktu yang telah ditentukan oleh
Moderator
 Mengingatkan kepada moderator ataupun penyaji jika melebihi waktu
yang telah ditentukan
VIII. Proses Kegiatan
Kegiatan
NO Tahap Waktu
Penyuluhan Sasaran
1. Pembukaan 5 menit a. Mengucapkan salam a. Menjawab salam
b. Memperkenalkan diri b. Memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan c. Memperhatikan
2. Inti 15 menit a. Menjelaskan pengertian Peserta menyimak dan
Penggunaan Obat pada memperhatikan
Mata.
b. Menjelaskan Jenis dan
Bentuk Obat yang
digunakan pada Mata.
c. Menjelaskan cara
menggunakan Obat pada
Mata yang Benar.
3. Tanya 35 menit Menjawab pertanyaan Peserta mengajukan
Jawab perserta penyuluhan pertanyaan
4. Penutup 5 menit a. Mengevaluasi materi dengan a. Menjawab dan
cara memberikan pertanyaan mendengarkan
b. Mengucapkan salam b. Menjawab salam

penutup

IX. Evaluasi
1. Kriteria Proses
a. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
b. Peserta memperhatikan materi penyuluhan
c. Peserta aktif bertanya
d. Pelaksanaan kegiatan berjalan lancar sesuai dengan SAP
e. Pengorganisasian berjalan sesuai dengan jobdesk masing-masing.

2. Kriteria Struktur
a. Pengorganisasian sudah di bagi sebelum hari H dan dilaksanakan
sesuai jobdesk masing-masing pada hari H
b. Pembuatan SAP, leaflet, dan lembar balik dilakukan 3 hari sebelumnya
c. Kontrak waktu dan tempat diberikan 1 hari sebelum acara dilaksanakan
d. Peserta berada di tempat yang telah ditentukan.

3. Kriteria Hasil
a. Peserta yang datang minimal 70% dari target
b. Acara berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan
c. Peserta mengikuti acara dengan aturan yang telah ditentukan
d. Peserta berperan aktif bertanya tentang materi penyuluhan yang
diberikan
e. Peserta mampu menjawab evaluasi dengan benar 75% yang telah
diberikan oleh moderator
MATERI PENYULUHAN

A. DEFINISI
Mata merupakan organ yang peka dan penting dalam kehidupan, terletak dalam
lingkaran bertulang yang berfungsi untuk memberi perlindungan maksimal
sebagai pertahanan yang baik dan kokoh. Mata mempunyai pertahanan terhadap
infeksi, karena sekret mata mengandung enzim lisozim yang dapat menyebabkan
lisis pada bakteri dan dapat membantu mengeliminasi organisme dari mata
(Muzakkar, 2007). Dalam pengobatan berbagai penyakit dan kondisi pada mata,
ada beberapa bentuk sediaan pada obat mata, dimana masing-masing obat mata
tersebut memiliki mekanisme kerja tertentu. Salah satunya bentuk sediaan obatnya
adalah tetes mata (Lukas, 2006).
Obat mata adalah sediaan steril yang berupa cairan atau semi padat (krim atau
salep) yang digunakan dengan cara diteteskan atau dituangkan pada selaput mata
(konjungtiva) disekitar kelopak mata dari bola mata.

B. INDIKASI PEMBERIAN OBAT MATA


Obat mata digunakan untuk beberapa keadaan gangguan pada mata, seperti :
a. Golongan obat mata untuk diagnosa
Obat mata golongan ini adalag yang digunakan untuk pemeriksaan mata
dalam melihat detail mata. Obat mata ini digunakan untuk memperlebar
pupil pada mata agar otot-otot mata menjadi relaksasi.
Contohnya adalah medriatikum, fluorisintesis, atrofin sulfat.

Contoh sediaan obat untuk diagnosa gangguan pada mata


b. Obat Mata untuk Terapi
 Obat mata golongan antiinfeksi, digunakan pada gangguan mata
karena adanya infeksi oleh mikroba, masuknya benda asing ke dalam
kornea mata atau kornea mata yang luka. Obat antiinfeksi untuk mata
dibagi lagi dalam beberapa bagian yakni antibakteri, antijamur, dan
antivirus, yang masing-masing golongan tersebut ada spesialisasi
tersendiri khusus untuk obat-obatnya.
 Golongan senyawa obat khusus untuk antibakteri dan antijamur yakni:
asam fusidat, firamisetin sulfat, gentamisin, kloramfenikol, dll.
Golongan senyawa obat yang termasuk antivirus yakni: asiklovir dan
idoksuridin untuk infeksi herpes simpleks.

Contoh sediaan obat tetes mata golongan antiinfeksi

c. Golongan obat mata yang digunakan untuk pengganti airmata atau


substitusi
Obat mata yang digunakan untuk melegakan mata dan meredakan rasa
lelah karena iritasi dan melembabkan mata kering karena ada rasa gatal
atau terlalu sering mengucek mata.
contohnya tetes mata yang mengandung tetrahydrozoline seperti insto,
visine atau rohto.
C. JENIS DAN BENTUK SEDIAAN OBAT MATA
Obat mata berbentuk sediaan tetes mata, salep, krim atau bedak (powder). Semua
obat tersebut bekerja pada daerah yang sakit di permukaan bola mata. Pada
kondisi pasien tertentu, adakalanya dokter Spesialis Mata mengkombinasikan obat
topikal tersebut dengan obat berbentuk sediaan tablet, kapsul, atau injeksi dengan
tujuan meningkatkan tercapainya tujuan terapi yang diharapkan.
1. Tetes mata dosis tunggal
Obat jenis ini merupakan obat tetes mata tanpa pengawet. Kemasannya
berbentuk botol-botol kecil dalam untaian, yang jika akan digunakan,
untaian tersebut dipatahkan dan tutup botol dapat ditutup kembali. Sediaan
ini memiliki 12 tetes tiap botolnya dan setelah kemasan dibuka dapat
digunakan paling lama 3 hari setelah kemasan dibuka (Rekomendasi
Manufactur)
2. Tetes mata dosis muti,
Obat jenis ini merupakan obat tetes mata dalam kemasan botol yang dapat
digunakan berulang kali sampai dengan 1 bulan setelah kemasan dibuka.
Untuk mempertahankan kondisi obat tetap baik. Bentuk sediaan ini
mengandung pengawet yang sesuai digunakan pada obat mata.
Penggunaannya jika akan digunakan kembali, buang dengan teteskan
terlebih dahulu sebelum digunakan kembali ke mata. Jangan langsung
diteteskan ke mata untuk menghindari kuman yang masuk ke mata.
3. Viscous tetes mata (gel),
Bentuk sediaan gel memiliki kekentalan (viskositas) yang lebih tinggi dari
tetes mata sehingga bentuk sediaan ini dapat tinggal dalam organ mata
dalam waktu yang lebih panjang daripada sediaan tetes mata.
4. Salep mata dosis tunggal,
Salep mata merupakan bentuk sediaan obat mata yang memilki kekentalan
paling tinggi diantara jenis obat mata di atas. Sehingga waktu kontak
dengan organ mata lebih lama. Obat jenis ini merupakan obat salep mata
tanpa pengawet. Kemasannya berbentuk botol-botol kecil dalam untaian,
yang jika akan digunakan, untaian tersebut dipatahkan dan tutup botol
dapat ditutup kembali. Sediaan ini setelah kemasan dibuka dapat
digunakan paling lama 3 hari setelah kemasan dibuka (Rekomendasi
Manufactur).

Jenis obat mata berdasarkan bentuk :


a. Tetes mata
Tetes mata berbentuk cairan dapat berupa cairan bening yang dapat
menyerap dengan cepat. contohnta klorampenikol atau obat glaucoma.
Selain itu ada berbentuk suspense, sperti susu yang sebelum digunakan
dikocok terlebih dahulu.

Bentuk Tetes Mata


b. Salep
Salep mata adalah bentuk obat mata yang berbentuk krim yang
memerlukan waktu lama dalam penyerapannya. Contohnya zovirax atay
klorampenikol.

Bentuk Salep
D. PERLU DIPERHATIKAN
1. Jika ada pemberian tetes mata lebih dari macam, maka berikan jeda 5-10
menit pada mata sebelum memberikan obat berikutnya. Hal ini dilakukan
untuk memberikan jeda pada mata untuk menyerap obat tetes mata
sebelumnya. Pemberiannya boleh diberikan yang mana saja.
2. Jika ada pemberian obat mat aberupa tetes dan salep, maka obat tetes mata
diberikan terlebih dahulu baru kemudian diberikan salep mata, berikan jeda
selama 10 menit sebelum pemberian salep.
3. Pada obat tetes mata perhatikan warna penutup pada tetes mata. Biasanya
warna mengindikasikan jenis obat berupa :
 Warna merah mengindikasikan obat berbahaya dan akan
menimbulkan bahaya jika salah pemberian. Perhatikan pemberian
hanya pada mata yang sakit.
 Warna hijau mengindikasikan bahwa obat mata diberikan atas
pengawasan dokter.
 Warna putih mengindikasikan obat bebas.
4. Hindari penggunaan obat mata dengan kandungan steroid (antiradang) tanpa
pengawasan dokter.
5. Perhatikan Prinsip 5 Benar sebelum pemberian obat :
 Benar Pasien : Saat menerima obat dari petugas dan
perawat cek kembali nama pasien sebelum memberikan obat dan
cocokkan dengan gelang pasien.
 Benar Obat : Cek kembali nama obat sesuai dengan
informasi yang didapat dari perawat atau dokter sebelumnya. Jika
kurang jelas tanya kembali kesesuaian dan kegunaan dari obat tersebut
kepada perawat.
 Benar Rute Pemberian : Cek kembali apakah benar yang diterima
adalah “obat untuk mata” pada kemasan. Baca kembali petunjuk
penggunaan.
 Benar Waktu : Waktu pemberian diberikan dalam kurun
waktu tertentu, misal setiap 8 jam, maka perhatikan dengan benar jam
pemberian saat ini dan hitung dengan cermat 8 jam berikutnya. Hal ini
ditentukan sebagai waktu paruh dimana obat bekerja secara maksimal
dan memberikan efek mengobati yang maksimal.
 Benar Dosis : Cek kembali dosis yang harus diberikan,
misal 1 tetes setiap kali pemberian pada mata kanan.

E. CARA PENGGUNAAN OBAT MATA


1. Tetes mata
Penggunaan tetes mata harus diberikan secara pelan-pelan. Dimana
pemberiannya hanya diterapkan pada mata yang sudah bersih untuk mencapai
efek masimal yang ingin didapatkan dalam penggunaan obat tetes mata
(Watkinson & Seewoodhardy, 2008). Karena keadaan mata yang berair dan
terdapat banyak secret dapat menonaktifkan bahan aktif yang terkandung pada
obat. Berikut adalah cara penggunaan tetes mata yang benar (Watkinson &
Seewoodhardy, 2008):
a. Cuci tangan sebelum memberikan tetes mata.
b. Bersihkan mata sebelum ditetesi dari mata yang berair, ada cairan
nanah, atau kotoran mata yang sudah mengering dengan menggunakan
cotton bud atau tisu dan diberikan air hangat dari arah dalam keluar.
c. Pasien diposisikan dengan berbaring, atau posisi pasien bisa duduk
dengan kepala agak tengadah dan pasien disuruh melihat ke atas.
Posisi ini diberikan untuk meningkatkan kesadaran dan manfaat obat.
d. Perhatikan nama yang tertempel pada obat dan petunjuk penggunaan
obat, terutama pada obat mata yang digunakan berbeda kanan dan kiri.
perhatikan label dengan seksama.
e. Tarik kelopak mata bawah dan teteskan obat ke dalam kantung
konjungtiva, sambil menekan bagian kelopak mata bawah dekat
hidung. Anjurkan pasien untuk relaks.
f. Bila obat diberikan 1 – 2 tetes. Pastikan bahwa ujung pipet tidak
mengenai permukaan mata atau daerah konjungtiva, agar tidak
terkontaminasi. Anjurkan pada pasien jangan langsung mengedipkan
mata.
g. Jelaskan agar pasien tidak mengedipkan matanya terlalu keras karena
ini akan menyebabkan keluarnya obat dari mata. Minta pasien untuk
menutup mata selama satu atau dua menit setelah itu baru bisa
berkedip normal, pasien boleh memiringkan kepala atau memutar
kepala untuk menghindari kerusakan pada kornea karena tetesan obat.
h. Cuci tangan kembali setelah selesai memberikan obat pada mata.

Ilustrasi pemberian obat mata dengan tetes mata

2. Salep mata
Prinsipnya sama dengan tetes mata. karena yang penting hindari ujung pipet
menyentuh atau tube menyentuh konjungtiva atau bagian mata lainnya.
a. Cuci tangan sebelum memberikan salep mata.
b. Bersihkan mata sebelum diberi salep dari mata yang berair, ada cairan
nanah, atau kotoran mata yang sudah mengering dengan menggunakan
cotton bud atau tisu yang diberi air hangat dari arah dalam keluar.
c. Pasien diposisikan dengan nyaman di kursi, posisi pasien bisa duduk
dengan kepala agak tengadah dan pasien disuruh melihat ke atas.
Posisi ini diberikan untuk meningkatkan kesadaran dan manfaat obat.
d. Perhatikan nama yang tertempel pada obat dan petunjuk penggunaan
obat, terutama pada obat mata yang digunakan berbeda kanan dan kiri.
perhatikan label dengan seksama.
e. Tarik kelopak mata bawah dan tempakan ujung/mulut salep ke dalam
kantung konjungtiva, sambil menekan bagian kelopak mata bawah
dekat hidung. Anjurkan pasien untuk relaks.
f. Pastikan bahwa ujung pipet tidak mengenai konjungtiva, agar tidak
terkontaminasi. Anjurkan pada pasien jangan langsung mengedipkan
mata.
g. Jelaskan agar pasien tidak mengedipkan matanya terlalu keras karena
ini akan menyebabkan keluarnya obat dari mata. Minta pasien untuk
menutup mata selama satu atau dua menit setelah itu baru bisa
berkedip normal, pasien boleh memiringkan kepala atau memutar
kepala untuk menghindari kerusakan pada kornea karena tetesan obat.
h. Cuci tangan kembali setelah selesai memberikan obat pada mata.

Ilustrasi pemberian obat mata dengan salep mata

F. PERAWATAN DAN PENYIMPANAN OBAT MATA


Agar efektifitas pemakaian obat mata optimal, maka penyimpanan obat mata
juga memberikan kontribusi yang tinggi (Watkinson & Seewoodhardy, 2008).
Penyimpanan obat mata yang benar adalah sebagai berikut:
1. Perhatikan tanggal kadaluarsa (expire date) dari obat mata yang kita
simpan. Hal tersebut tertera dalam wadah obat.
2. Perhatikan kondisi obat mata yang kita simpan dari bentuk kemasan,
apakah masih utuh atau ada bagian yang rusak. Kemudian perhatikan
apakah warna obat berubah atau apakah ada endapan.

3. Jauhkan dari panas dan paparan matahari langsung.

4. Tidak semua obat mata harus disimpan dalam lemari pendingin. Hal ini
tergantung kepada instruksi yang terdapat dalam kemasan obat atau etiket
obat.

5. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.

6. Pisahkan obat mata dengan obat lain yang memiliki bentuk sediaan mirip
(seperti lem, obat sariawan, obat nyamuk, dan sebagainya) yang dapat
menimbulkan kesalahan pengambilan obat.

7. Etiket obat jangan sampai terlepas dari botol obat yang bersangkutan, agar
tidak terjadi kesalahan penggunaan obat.

8. Cuci tangan untuk menghindari kontaminasi, hindari ujung pipet obat


menyentuh kelopak atau bulu mata.

9. Perhatikan efek samping yang timbul setelah pemberian obat berupa sakit
kepala, kurang fokus, kekeringan, iritasi, alergi, disorientasi, kebingungan
mental, sesak napas dan halusinasi dapat terjadi dengan obat mata.
Anjurkan untuk melaporkan kepada petugas kesehatan dan hentikan
penggunaan obat untuk sementara.

Pemusnahan Obat Mata yang Sudah Tidak Digunakan

1. Obat mata yang sudah tidak digunakan atau sudah memasuki masa
kadaluarsa, harus dimusnahkan dengan cara mengeluarkan seluruh isi obat
mata ke dalam tempat sampah infeksius.
2. Membuang kemasan yang sudah kosong ke tempat sampah.
3. Untuk obat berbentuk tablet, tablet dikeluarkan dari kemasannya dan
dihancurkan dengan cara ditumbuk sebelum dibuang. Hal tersebut untuk
menghindari penggunaan obat kadaluarsa oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab.
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan. 2017. Lebih Akrab Dengan Obat Mata.


Watkinson, S; Seewoodhardy, R. 2008. Adminitering Eye Medication.
Nursing Standard. 22,18, 42-48.

Anda mungkin juga menyukai