2. Tujuan
Setelah dilakukan kegiatan bermain dakon, lansia dapat :
a. Melakukan permainan dakon secara rutin
b. Berinteraksi sosial dengan sesama lansia yang bermain dakon
c. Tidak terjadi penurunan kognitif yang lebih tinggi
3. Plan of Action
Rencana strategis : Klien diminta untuk bermain dakon bersama dengan
lansia lain atau dengan perawat
Tindakan : Mempersiapkan bahan dan alat untuk kegiatan
bermain dakon, mempersiapkan tempat kegiatan
bermain dakon, melakukan kegiatan bermain dakon
yang dipimpin oleh mahasiswa
Pelaksana : Maria Yasintha S.
Sasaran : Lansia yang mengalami gangguan kognitif berat dan
sedang
Metode : Bermain dakon
Susunan acara :
No Tahapan Kegiatan mahasiswa Repson peserta
kegiatan
1 Orientasi 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam
2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkan
3. Kontrak waktu 3. Menyetujui
4. Menjelaskan tujuan 4. Menderngarkan dan
dan manfaat memperhatikan
2 Kerja 1. Menjelaskan cara 1. Mendengarkan dan
bermain dakon memperhatikan
2. Melakukan permainan penjelasan
dakon 2. Melakukan
permainan
3 Terminasi 1. Mengevaluasi 1. Mendengarkan dan
kemampuan peserta memperhatikan
dalam permainan 2. Menyetujui kontrak
dakon dan memberikan waktu
apresiasi 3. Menjawab salam
2. Menayakan kontrak
waktu selanjutnya
3. Mengucapkan salam
4. Evaluasi kegiatan
a. Evaluasi struktur
Mahasiswa menyiapkan satuan acara kegiatan sebelum pelaksanaan
b. Evaluasi proses
Bagaimana berlangsungnya kegiatan bermain dakon, ada hambatan atau
tidak dan keaktifan peserta.
c. Evaluasi hasil
Lansia mampu mnegikuti permainan, menceritakan permainan dan
dilakukan pengukuran tingkat kognitif setelah permainan.
Lampiran 1
Hasil Pre Post MMSE
Pada Lansia yang mengalami Dimensia setelah dilakukan Permainan Dakon
Di Griya Werda Jambangan
No Nama Lansia Ruang Pre Post Selisih Interpretasi
1 Siti Muna Bougenvile 18 20 2 Sedang
2 Supiati C Bougenvile 20 22 2 Sedang
3 Paisah Bougenvile 16 18 2 Sedang
4 Gusti A Kamboja 14 18 4 Sedang
5 Soewarno Kamboja 16 18 2 Sedang
6 Ngatepin Tulip 11 14 3 Berat
7 Otto Sahetapy Tulip 8 10 2 Berat
8 Saenah Mawar 13 13 0 Berat
9 Habiah Mawar 9 10 1 Berat
10 Karsiah Seruni 12 14 2 Berat
11 Rumiati Seruni 14 15 1 Berat
12 Mutamah Seruni 11 12 1 Berat
13 Kastipah Seruni 12 12 0 Berat
14 Tami Seruni 10 10 0 Berat
15 Wiji Seruni 10 11 1 Berat
16 Risa Sedap Malam 9 11 2 Berat
17 Karsun Sedap Malam 12 14 2 Berat
18 Lartiningsih Sedap Malam 13 14 1 Berat
19 Tarsono Wijaya 9 10 1 Berat
Kusuma
20 Sunarti Teratai 15 19 3 Sedang
21 Juli Herawati Teratai 12 14 2 Berat
C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Materi
Peralatan yang diperlukan : Lembar penilaian MMSE dan papan
permainan dakon.
b. Kesiapan Pre Planning
Peralatan sudah siap H-1.
c. Peserta yang terlibat
Peserta terlibat dalam permainan dakon yaitu : 34 orang lansia yang
mengalami gangguan kognitif berat.
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan menyesuaikan dengan waktu senggang lansia
b. Suasana kegiatan berjalan dengan baik, lansia antusias dan kooperatif
dalam bermain.
c. Lansia mampu menyelasiakan permainan sampai akhir.
3. Evaluasi Hasil
Pada kegiatan permainan bermain dakon semua lansia yang
terlibat berhasil mengikuti permainan dakon dengan baik
walaupun dengan waktu yang panjang. Peserta yang mengikuti
kegiatan merasa sangat senang dan antusias sekali dengan
permainan dakon ini ini. Hasilnya rata-rata lansia yang mengikti
permainan dakon mengalami peningkatan kongnitif ketika diukur
dengan menggunakan skala MMSE.
Pembimbing Klinik
Sumariyanah AMd.Kep
NIK.
Mengetahui,
PELAKSANA KEGIATAN
A. Latar Belakang
Penurunan fungsi otak adalah salah satu proses biologis yang umum
terjadi pada lansia. Tidak heran bila pada para lansia terjadi penurunan berupa
kemunduran daya ingat visual (misalnya, mudah lupa wajah orang), sulit
berkonsentrasi, cepat beralih perhatian. Juga terjadi kelambanan pada tugas
motorik sederhana seperti berlari, mengetuk jari, kelambanan dalam persepsi
sensoris serta dalam reaksi tugas kompleks.
Demensia adalah suatu proses neurodegeneratif dengan gejala penurunan
kognitif meliputi memori, bahasa, atensi, fungsi eksekutif, dan visuospasial.
Gejala demensia meliputi penurunan ingatan, kesulitan berkomunikasi, dan
perubahan mood dan kebiasaan (Mardjono, 2010; Grabowski et al, 2004; SIGN,
2006). Demensia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor intrinsik dan ekstrinsik.
Faktor intrinsik meliputi genetik, usia, dan jenis kelamin; faktor ekstrinsik
meliputi gaya hidup, pendidikan, pekerjaan dan lingkungan.(McCullagh, 2001;
Chen, 2009; Pattanayak, 2010; Thorpe, 2009).
Stimulasi untuk meningkatkan kemampuan otak perlu diberikan porsi
yang memadai, berupa latihan atau permainan yang prosedurnya membutuhkan
konsentrasi atau atensi, orientasi (tempat, waktu, dan situasi), memori visual, dll.
Salah satunya melalui olahraga rekreasi terapiutik. Tujuan olahraga rekreasi
terapeutik ialah memahami dan memenuhi kebutuhan setiap individu dengan
kemunduran daya ingat (fungsi kognitif) dengan berbagai aktivitas fisik yang
sesuai dengan kebutuhan individu tersebut. Olahraga rekreasi terapeutik terdiri
atas olahraga kesehatan yang berfungsi meningkatkan/memperlambat penurunan
kebugaran dan olahraga otak. Adapun untuk jenis jenis olahraga otak, pemilihan
disesuaikan dengan riwayat penyakit lansia, fungsi saraf, minat, kebiasaan, emosi,
dan kemampuan lansia.
Perawat yang merawat lansia dengan kerusakan kognitif dituntut untuk
mempertahankan fungsi kognitif lansia. Kemampuan kognitif lansia dapat
ditingkatkan dengan cara mencatat sesuatu pada daftar, kalender maupun buku
catatan serta aktivitas musik (Maryati, Dwiningtyas, Kunci, & Kognitif, 2013).
Terapi musik terdiri dari dua metode, yaitu terapi musik aktif dan terapi musik
pasif. Metode terapi musik aktif salah satunya adalah dengan bernyanyi (Djohan,
2006). Menyanyikan lagu rohani merupakan salah satu teknik dari stimulasi
sensori yang penting bagi lansia dengan kerusakan kognitif. Melalui stimulasi
sensori ini diharapkan lansia mampu mengenali serta memberi respon terhadap
lagu yang dinyanyikan (Buffum, Hutt, Chang, Craine, & Snow, 2007). Dalam
menyanyikan sebuah lagu diperlukan teknik pernapasan dalam menjangkau nada.
Teknik pernapasan sering digunakan dalam yoga yang berfungsi untuk menjaga
kesehatan fisik dan mental seseorang (Lebang, 2013).
Pentingnya dilakukan kegiatan olahraga rekreasi terapiutik melalui lomba
menyanyi yang dimaksud agar dengan adanya kegiatan ini harapkan lansia yang
ada di Panti Wreda Jambangan bisa meningkatkan fungsi kognitif.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan olahraga rekreasi terapiutik dengan lomba
menyanyi selama 45 menit diharapkan lansia mampu :
a. Melakukan kegiatan menyanyi secara rutin.
b. Berinteraksi sosial dengan sesama lansia dengan menyanyikan lagu
bersama-sama.
c. Berpartisipasi aktif selama kegiatan berlangsung.
C. Plan Of Action
1. Rencana Strategis
Kegiatan olahraga rekreasi terapiutik diberikan kepada lansia agar dapat
meningkatkan stimulasi dalam fungsi kognitif.
2. Tindakan
a) Berkoordinasi dengan pihak panti untuk dilaksanakannya kegiatan
olahraga rekreasi terapiutik dengan menyanyi rohani.
b) Mempersiapkan tempat kegiatan menyanyi rohani dan melakukan
kegiatan dengan mendampingi lansia.
3. Pelaksana
Jupita Ayu Purnamasari dan Yayuk Ratnasari
4. Sasaran
Lansia yang mengalami gangguan kognitif berat dan sedang di Panti
Wreda Jambangan
5. Metode
Menyanyi Lagu-lagu Rohani (Kristen berupa pujian dan Islam dengan
Bersholawat)
6. Susunan Acara
No. Waktu Kegiatan Kegiatan Peserta PJ
Pelaksanaan
1. Orientasi 1. Memberi salam dan 1. Menjawab Mahasiswa
5 menit kontrak waktu salam
2. Menjelaskan tujuan, 2. Mendengarkan
manfaat kegiatan dan
memperhatikan
C. Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan Materi
Peralatan yang diperlukan : Lembar penilaian MMSE
b. Kesiapan Pre Planning
Peralatan sudah siap H-1.
c. Peserta yang terlibat
Lansia yang ikut dalam persekutuan doa Kristen dan Lansia yang ikut
dalam kegiatan Shalat Magrib.
2. Evaluasi Proses
a. Kegiatan dilaksanakan menyesuaikan dengan waktu senggang lansia
b. Suasana kegiatan berjalan dengan baik, lansia antusias dan kooperatif
dalam bermain.
c. Lansia mampu menyelasiakan permainan sampai akhir.
3. Evaluasi Hasil
Pada kegiatan menyanyi lagu rohani semua lansia yang terlibat
berhasil mengikuti kegiatan dengan baik walaupun dengan waktu yang
panjang. Peserta yang mengikuti kegiatan merasa sangat senang dan antusias
sekali dengan kegiatan ini. Hasilnya rata-rata lansia yang mengikuti kegiatan
menyanyi rohani mengalami peningkatan kongnitif ketika diukur dengan
menggunakan skala MMSE.
Pembimbing Klinik
Sumariyanah AMd.Kep
NIK.
Mengetahui,
PELAKSANA KEGIATAN