Anda di halaman 1dari 14

1

SEMINAR KASUS GERONTIK


ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN DIAGNOSA
MEDIS SENILITY+PARAPLEGIA
DI GRAHA ADIYUSWA RSUD DR SUTOMO
PERIODE 8 – 13 JULI 2019

Disusun Oleh :
KELOMPOK B3 B

Putri Dewi Suciningtyas, S.Kep 131823143035


Aziz Nashiruddin Habibie, S.Kep 131823143039
Pahlevi Betsytifani, S.Kep 131823143043
Elizabeth Risha Murlina Lema, S.Kep 131823143044
Frida Rachmadianti, S.Kep 131823143045
Maria Fatima Koa, S.Kep 131823143046
Maria Evarista Sugo, S.Kep 131823143050
Heni Murti Wahyuni, S.Kep 131823143051
Yayuk Ratnasari Dewi Anggreni, S.Kep 131823143052

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
i

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ............................................................................................................1
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................................1
Latar Belakang ............................................................................ 1
Rumusan Masalah ....................................................................... 2
Tujuan ......................................................................................... 2
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................4
Proses Penuaan ........................................................................... 4
Konsep Inanitation ................................................................... 13
Konsep Penyakit Stroke ............................................................ 20
Konsep Asuhan Keperawatan Menurut Teori A.Miller............................... 32
BAB 3 ....................................................................................................................41
PEMERIKSAAN PENUNJANG .......................................................................48
1. Kemampuan ADL .................................................................................. 49
2. MMSE (Mini Mental Status Exam) ....................................................... 50
3. Tes Keseimbangan.................................................................................. 52
4. GDS ........................................................................................................ 53
5. Status Nutrisi .......................................................................................... 54
6. Fungsi sosial lansia ................................................................................. 55
7. Pengkajian kualitas tidur (PSQI) ............................................................ 56
ANALISA DATA ...............................................................................................58
PRIORITAS DIAGNOSIS KEPERAWATAN ..................................................59
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN ........................................................60
FORMAT IMPLEMENTASI & EVALUASI ....................................................62
BAB 4 PEMBAHASAN ........................................................................................65
BAB 5 PENUTUP .................................................Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan ...................................................Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran .............................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................71

i
i

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan akhir praktik klinik Keperawatan Gerontik Pendidikan Profesi


Ners Angkatan B20 Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya di
Poli Geriatri Adiyuswa RSUD DR Soetomo Surabaya yang dilaksanakan pada
tanggal 8-12 Juli 2019 telah dilaksanakan sebagai laporan praktik atas nama:
1. Putri Dewi Suciningtyas 6. Maria Fatima Koa
2. Aziz Nashiruddin Habibie 7. Maria Evarista Sugo
3. Pahlevi Betsytifani 8. Heni Murti Wahyuni
4. Elizabeth Risha Murlina 9. Yayuk Ratnasari Dewi
Lema Anggreni
5. Frida Rachmadianti

Laporan akhir Praktik klinik Keperawatan Gerontik Program. Pendidikan


Profesi Ners ini telah disetujui pada tanggal 12 Juli 2019, oleh :
Pembimbing Akademik :
1 Rista Fauziningtyas, S.Kep, Ns.,M.Kep
NIP 198707172015042002 (.............................................)
2 Dr. Joni Haryanto, S.Kp., M.Si
NIP 196306081991031002 (.............................................)
3 Setho Hadisuyatmana, S.Kep., Ns., M.NS (CommHlth&PC)
NIP. 198505252016113101 (...............................................)

PJMK Keperawatan Gerontik Pembimbing Klinik

Rista Fauziningtyas, S.Kep, Ns.,M.Kep Nur Silatur Rohemah, Amd.Kep


NIP 198707172015042002 NIP. 196709151988032008

Mengetahui,
Kepala Ruang Poli Geriatri

Nuriyati, S.Kep, Ns
NIP 196904151991032008

ii
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kehadapan Allah SWT karena atas berkat
dan rahmat-Nya lah penyusun dapat menyelesaikan laporan seminar Profesi
Keperawatan Gerontik di Poli Geriatri Adiyuswa RSUD DR Soetomo Surabaya
tepat pada waktunya. Penyusun menyadari bahwa tanpa bantuan, dukungan,
serta bimbingan dari berbagai pihak, sulit bagi penyusun untuk menyelesaikan
tugas ini. Oleh karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons)., selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian ini.
2. Dr Kusnanto, S.Kp., M.Kes., selaku wakil dekan I Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan kesempatan dan
fasilitas kepada kami untuk mengikuti dan menyeleseikan Pendidikan
Ners.
3. Ibu Rista Fauziningtyas, S.Kep., Ns., M.Kep. selaku penanggung jawab
Praktik Profesi keperawatan Gerontik Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga yang telah banyak mendukung sehingga laporan seminar ini dapat
terselesaikan.
4. Segenap dosen pembimbing praktik keperawatan gerontik profesi ners
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan ilmu, koreksi, saran, dan
motivasi dengan penuh kesabaran.
5. Kepala Poli Geriatri RSUD DR Soetomo Surabaya yang telah
memfasilitasi kami untuk memperdalam ilmu keperawatan gerontik.
6. Segenap perawat dan staff Poli Geriatri RSUD DR Soetomo Surabaya yang
telah banyak membantu dan memotivasi kami sehingga laporan desiminasi
akhir dapat terselesaikan.
7. Rekan-rekan angkatan B20 Pendidikan Profesi Ners FKp UNAIR
Kelompok B4B praktik profesi keperawatan gerontik, yang telah banyak
membantu selama proses penyusunan laporan seminar ini
iv

Semoga Allah SWT senantiasa membalas budi baik semua pihak yang telah
memberikan kesempatan, dukungan dan bantuan dalam menyelesaikan laporan
akhir ini

Surabaya, 12 Juli 2019


5

BAB 1
PENDAHULUAN
6
4

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan Menurut Teori A.Miller

Menurut Miller (2012) Teori Konsekuensi Fungsional mempunyai beberapa


komponen, yaitu:
1. Functional Consequence yaitu mengobservasi akibat dari tindakan, faktor resiko, dan
perubahan terkait usia yang mempengaruhi kualitas hidup atau aktivitas sehari-hari dari
lansia. Efek tersebut berhubungan dengan semua tingkat fungsi, termasuk tubuh,
pikiran, dan semangat Negative Functional Consequences yaitu semua hal yang dapat
mempengaruhi tingkat ketergantungan atau kualitas hidup lansia.
2. Positive Functional Consequences (Wellness Outcomes) yaitu Halhal yang
memfasilitasi tingkat tertinggi fungsi dari lansia secara baik, sedikit ketergantungan, dan
kualitas hidup terbaik.
3. Age Related Changes yaitu perubahan yang progresif dan irreversible yang terjadi
selama proses kehidupan dan kondisi ekstrinsik yang independen atau patologis.
4. Risk Factor yaitu kondisi yang meningkatkan kerentanan lansia terhadap konsekuensi
fungsional negatif. Faktor-faktor risiko tersebut adalah penyakit, obat-obatan,
lingkungan, gaya hidup, sistem pendukung, keadaan psikososial dan sikap berdasarkan
kurangnya pengetahuan.
5. Person (Older Adults) yaitu kondisi-kondisi yang kemungkinan terjadi pada orang
dewasa lansia yang memiliki efek merugikan signifikan terhadap kesehatan dan fungsi
mereka. Faktor-faktor resiko umumnya muncul dari kondisi lingkungan, akut dan
kronis, kondisi psikososial, atau efek pengobatan yang buruk.
6. Nursing mempunyai tujuan yaitu meminimalkan dampak negatif dari perubahan yang
berkaitan dengan usia dan faktor risiko, serta mempromosikan dampak fungsional
positif. Hal ini dilakukan melalui proses keperawatan, dengan menekankan interaksi
antara lansia dan pemberi perawatan pada lansia yang tergantung untuk menghilangkan
faktor risiko atau meminimalkan efek yang terjadi.
7. Health yaitu Kemampuan lansia untuk mengenali fungsi kesehatannya. Tidak
terbatas pada fungsi fisiologis tetapi meliputi fungsi psikologis dan spiritual. Dengan
demikian, kesejahteraan dan kualitas hidup lansia dapat terpenuhii dengan baik

8. Environment yaitu kondisi eksternal termasuk pemberi asuhan yang mempengaruhi


fungsi lansia. Kondisi ini merupakan faktor risiko ketika lingkungan mengganggu
7
peningkatan fungsi.

Gambar 2.1 Teori Konsekuansi Fungsional oleh A.Miller (Miller, 2012)


8

BAB 3
KASUS DAN ASUHAN KEPERAWATAN
9

BAB 4
PEMBAHASAN

Berdasarkan pada kasus Tn. M telah ditemukan 6 masalah keperawatan, yaitu


gangguan integritas kulit, gangguan mobilitas fisik, defisit perawatan diri, gangguan
persepsi sensori, defisit nutrisi, dan risiko infeksi.

Berdasarkan data pengkajian yang sudah dilakukan pada Tn. M, didapatkan


enam (6) diagnosa keperawatan, yaitu gangguan integritas kulit, gangguan mobilitas
fisik, deficit perawatan diri, gangguan persepsi sensori, defisit nutrisi dan risiko infeksi.
Pada Tn. M mengalami gangguan integritas kulit dikarenakan ketidakmampuan klien
dalam melakukan aktivitas fisik dikarenakan penyakit paraplegi yang dideritanya.
Menurut Lestari (2016) aktivitas fisik memiliki tujuan untuk ketahanan yang dapat
membantu jantung, paru-paru, otot, dan sistem sirkulasi darah tetap sehat dan membuat
lebih bertenaga. Pola aktivitas fisik yang tidak memadai akan mengganggu lansia untuk
beradaptasi dengan perubahan dengan proses menua. Sistem peredaran darah atau
sirkulasi yang tidak normal akan membuat kulit klien mengalami luka yang akan
merusak kulit sampai jaringan dibawah kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai
tungang akibat adanya penekanan pada suatu area secara terus menerus (Sunaryanti,
2014). Penatalaksanaan masalah keperawatan gangguan integritas kulit yang diberikan
oleh kelompok kepada Tn.M adalah dengan melakukan perawatan luka. Tindakan
perawatan luka dilakukan supaya tidak terjadi infeksi pada kulit atau jaringan klien.

Pada Tn. M mengalami defisit perawatan diri : mandi, dalam kasus ini
ditemukan pasien tidak mampu melakukan perawatan diri secara mandiri, akibat
gangguan mobilitas fisik yang diderita pasien. Permasalahan yang berkaitan dengan
lansia terutama pada pemeliharaan kebersihan diri yang mencakup kebersihan rambut,
kuku, mulut, dan organ tubuh lainnya. Penurunan fungsi tubuh pada lansia dapat
mempengaruhi dan mengakibatkan perubahan kecil yang terjadi dalam kemampuan
lansia yaitu perubahan fisik, perubahan mental, dan psikososial, sehingga mempunyai
dampak ataupun sebab untuk meningkatkan kepercayaan pada lansia dan mengalami
kemunduran peranan sosialnya, dan mengakibatkan timbul gangguan di dalam yang
mencakupi kebutuhan hidupnya, khusunya kebutuhan kebersihan diri (Sudarsih &
Sandika, 2016). Penatalaksanaan masalah keperawatan yang diberikan oleh kelompok
adalah pemberian edukasi kesehatan kepada keluarga tentang meningkatkan personal
hygiene kepada lansia. Pentingnya edukasi dalam keperawatan, agar masyarakat
10
memiliki mutu kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatanya,dan memelihara
kebersihan diri dengan baik, edukasi dilakukan dalam personal hygiene 3 kali dalam
sebulan (Putri &Sirait, 2014). Kebersihan diri mempengaruhi kenyamanan, keamanan
dan kesejahteraan lansia. Perawatan diri lansia ditentukan dan diberikan perawatan
hygiene yang sesuai kebutuhan (Iswantiah, 2012).

Pada Tn. M mengalami defisit nutrisi dikarenakan tidak memiliki kemampuan


makan peroral dan intake makanan yang tidak adekuat. Sehingga hasil interpretasi
gizinya adalah kurang. Hasil penelitian Arisanti dkk (2014) sebagian besar lansia
berumur antara 60- 88 tahun dengan jenis kelamin laki-laki yang disertai dengan
penyakit memiliki asupan dan status gizi yang rendah. Penatalaksanaan masalah
keperawatan defisit nutrisi yang diberikan oleh kelompok terhadap Tn. M pada diagnose
keperawatan Defisit nutrisi adalah pemberian penyuluhan kesehatan mengenai cara
pemberian makan melalui selang NGT dengan benar dan cara perawatan selang NGT
dengan hasil keluarga mampu memberikan makan melalui NGT secara benar dan cara
merawat selang NGT dengan benar serta edukasi terkait oral hygine. Dengan
diberikannya penyuluhan kesehatan mengenai cara pemberian makan melalui NGT dan
cara perawatan selang NGT serta peningkatan intake pada pasien, keluarga dapat
menggunakan pengetahuan dari hasil penyuluhan tersebut untuk mengubah sikap dan
praktik agar mencapai kesehatan yang lebih baik. Sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Kusumawardani, 2012) bahwa penyuluhan kesehatan berpengaruh
terhadap tingkat pengetahuan, sikap dan praktik untuk mencapai kesehatan yang lebih
baik. Menurut (Hagnyonowati & Arifah, 2016) pemberian diit diberikan bertahap sesuai
kondisi dan daya terima pasien, koordinasi dengan tenaga gizi sangat diperlukan untuk
menunjang keberhasilan asuhan gizi yang dibutuhkan pasien.

Pada penanganan resiko infeksi, perawat menganjurkan kepada keluarga untuk


membantu pasien miring kanan dan kiri, melakukan personal hygine pada pasien supaya
tetap bersih, serta merawat luka agar luka decubitus pada klien tidak tambah melebar, hal
ini dikarenakan pasien memiliki luka dan ketergantungan total. Menurut Sulistyowati &
Handayani (2012) peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan harus
dilaksanakan secara komprehensif, misalnya tindakan promotif tetapi juga pada
tindakan preventif seperti pemberian edukasi terkait pelaksanaan personal hygiene
terutama pada pasien imobilisasi fisik.

Imobilisasi dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk bergerak dan


beraktivitas sehingga pemenuhan kebutuhan kebersihan diri tidak dapat terpenuhi
dengan baik. Sebelum melakukan tindakan merawat luka, perawat juga menganjurkan
kepada keluarga untuk mencuci tangan terlebih dahulu. Karena jika tidak melakukan
11
cuci tangan akan menimbulkan resiko terjadinya infeksi pada pasien. Selain itu
perawat juga menganjurkan untuk mengobservasi luka dan melihat apakah ada tanda-
tanda infeksi seperti kemerahan, bengkak, atau nyeri. Menurut Linda dkk (2010),
menyebutkan bahwa kesehatan dan kebersihan tangan secara bermakna mengurangi
jumlah mikroorganisme penyebab penyakit pada kedua tangan dan lengan serta
meminimalisasi kontaminasi silang. Kegagalan untuk melakukan kebersihan dan
kesehatan tangan yang tepat dianggap sebagai sebab utama timbulnya suatu infeksi.
Penelitian dilakukan oleh Tarihoran E, (2010) Intervensi yang dilakukan adalah dengan
posisi miring kearah yang mengalami hemiplegic adalah 1 jam kemudian terlentang 2
jam dan miring kearah yang sehat 2 jam. Didapatkan hasil bahwa pemberian posisi
miring 30 derajat untuk mencegah kejadian luka tekan dan decubitus. Rasionalnya
adalah jika tubuh tidak rutin dimiringkan maka akan terjadi penekanan terus menerus
pada punggung, aliran darah juga terhambat selain itu punggung juga akan
berkeringat lebih, jika itu terjadi maka akan mudah sekali terjadi luka decubitus dan
resiko terkena infeksi, maka dari itu posisi miring kanan dan kiri setiap 2 jam sekali
sangat bermanfaat bagi pasien yang menderita penyakit stroke di rumah.
12

BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan proses keperawatan pada pasien yang dimulai dari
pengkajian, perumusan diagnosa, intervensi, impelemntasi dan evaluasi
didapatkan beberapa masalah yang diperoleh yakni gangguan integritas kulit ,
gangguan mobilitas fisik, defisit perawatan diri, gangguan persepsi sensori,
defisit nutrisi, dan resiko infeksi. Implementasi yang dilakukan lebih
menekankan pada pemberian pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan
masing-masing masalah, berupa pemberian edukasi tentang pemenuhan nutrisi
melalui diet sonde, peningkatan personal hygiene lansia, peningkatan
mobilisasi fisik untuk mencegah luka tekan berulang. Setelah dievaluasi
keluarga pasien sudah mengerti terkait perawatan yang harus diberikan dan
ditingkatkan kepada pasien dirumah.

5.2 Saran
1. Bagi praktik keperawatan
Makalah ini diharapkan dapat memberi informasi dan masukan bagi tenaga
kesehatan khususnya perawat geriatri dalam memenuhi kebutuhan pasien
lansia yang mengalami senelity dan paraplegi dengan masalah keperawatan
yang cukup kompleks.
71

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai