Pansitopenia
1. Pemeriksaan Laboratorium
1. Darah Tepi
d) Leukopenia dengan relatif limfositosis, tidak dijumpai sel muda dalam darah tepi.
Laju endap darah selalu meningkat, sebanyak 62 dari 70 (89%) kasus mempunyai laju
endap darah lebih dari 100 mm dalam satu jam pertama
3. Faal Hemostatik
Waktu perdarahan memanjang dan retraksi bekuan menjadi buruk yang disebabkan oleh
trombositopenia.
4. Sumsum tulang
Sumsum tulang menunjukkan hipoplasia sampai aplasia. Aplasia tidak menyebar secara
merata pada seluruh sumsum tulang, sehingga sumsum tulang yang normal dalam satu
kali pemeriksaan tidak dapat menyingkirkan diagnosa anemia aplastik. Pemeriksaan ini
harus diulangi pada tempat-tempat yang lain.
5. Virus
Evaluasi diagnosis anemia aplastik meliputi pemeriksaan virus Hepatitis, Parvovirus, dan
Sitomegalovirus.
7. Kromosom
8. Defisiensi imun
9. Lain-lain
Besi serum normal atau meningkat, TIBC normal, dan HbF meningkat.
b. Usaha untuk mengatasi anemia: berikan transfusi packed red cell (PCR) jika
hemoglobin <7 g/dl atau ada tanda payah jantung atau anemia yang sangat simtomatik.
Koreksi sampai Hb 9-10 g/dl, tidak perlu sampai Hb normal, karena akan menekan
eritropoesis internal. Pada penderita yang akan transplantasi sumsum tulang pemberian
transfusi harus lebih berhati-hati.
c. Usaha untuk mengatasi perdarahan: berikan transfusi konsentrat trombosis jika
terdapat perdarahan major atau trombosit <20.000/mm3. Pemberian trombosit berulang
dapat menurunkan efektivitas trombosis karena timbulnya antibodi antitrombosit.
Kortikosteroid dapat mengurangi perdarahan kulit (Wiwik H., 2008).
2. Terapi Definitif
Terapi definitif adalah terapi yang dapat memberikan kesembuhan jangka panjang.
Terapi definitif untuk anemia aplastik terdiri atas 2 jenis pilihan terapi:
a) Transplantasi Sumsum Tulang
Transplantasi sumsum tulang sangat baik, jika dilakukan pada saat penderita berusia
kanak-kanak. Saudara kandung atau saudara kembar atau orang tua biasanya memiliki
kecocokan sumsum tulang lebih besar daripada pendonor yang tidak memiliki hubungan
darah. Usia dan kecocokan sumsum tulang akan sangat menentukan keberhasilan
transplantasi hingga 80%. Semakin tua usia pendonor akan semakin meningkatkan risiko
penolakan terhadap sumsum tulang pendonor.
b) Terapi Imunosupresif
Pada penderita anemia aplastik yang telah melewati masa kanak-kanak dan tidak
mungkin lagi dilakukan transplantasi sumsum tulang, terapi imunosupresif dengan
mengkonsumsi obat, misal antithymocyte globulin, siklosporin A dan oxymethalone
menjadi pilihan terbaik.
KEGANASAN HEMATOLOGI
Lain-lain