Pembimbing :
OLEH : PUPUT PRAHARANI DEWI
dr. Firza olivia susan, sp.A, M.Si, Med
30101206705
LAPORAN
KASUS
IDENTITAS PENDERITA
KELUHAN UTAMA
Kejang
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
1 JAM SMRS
kejang 1 x selama
1 HARI SMRS 15 detik, lengan
terasa kaku, lidah
sulit menelan dan menjulur dan
3 HARI SMRS mual tergigit, mata
2 hari tidak melotot ke atas
Demam mengkonsumsi dan kejang terjadi
Demam turun obat anti kejang seluruh tubuh
diberi obat disertai hilang
kesadaran saat
kejang
Sadar sebelum
dan sesudah
kejang
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
MRS BANGSAL
DAHLIA
Sampai saat ini pasien memiliki gangguan melihat dan mendengar, serta
belum bisa berdiri dan berjalan sehingga untuk keseharian pasien sangat
bergantung pada orangtua
RIWAYAT
PENYAKIT
DAHULU
Anak pernah mengalami kejang demam sebelumnya
Riwayat Pemeliharaan postnatal dilakukan di bidan setelah beberapa saat pasien lahir,
Pemeliharaan tidak ada kelainan pada anak.
Kesan : Pemeliharaan postnatal baik
Postnatal
Riwayat Makan Minum
1. BCG 1x 1 bulan
1. Campak 1x 9 bulan
Riwayat Pertumbuhan
Riwayat Perkembangan
pada KMS garis selalu
Senyum (usia 1 bulan),
terlihat normal / diatas Mengangkat kepala (usia 7 bulan)
garis merah. Miring (usia 9 bulan)
Tengkurap (usia 12 bulan)
Duduk (usia 15 bulan)
Merangkak (belum bisa)
Berdiri (belum bisa)
Berjalan (belum bisa)
Bubbling (usia 2 bulan)
Kesan : Pertumbuhan sesuai umur, Bicara (belum bisa)
Developmental Delay
PEMERIKSAAN STATUS GIZI
LK
Usia BB PB 44 cm
8 tahun 3
112 cm kesan:
bulan 15 hari 23 kg microcephal
Nadi
SUHU 112 kali/menit, RR
SPO2
jam 13.30WIB
irama regular,
36C isi dan 28
(axilla) tegangan 95%
cukup, teraba kali/menit
kuat
Rambut : hitam, tidak
mudah dicabut Kepala :
microcephale
Leher : simetris,
Tenggorokan : faring pembesaran kelenjar
hiperemis (+), tonsil getah bening (-), kaku
hiperemis (+), T2-T2 kuduk (-)
Kulit : tidak
sianosis, Ptechie (-
), Turgor baik
Thorax
Inspeksi : Palpasi :
Hemithorax dextra sama Strem femitus dextra dan
dengan sinistra sinistra simetris
Paru-paru
Perkusi : Auskultasi :
Sonor pada kedua SD Vesikuler (+/+),
lapang paru Wheezing (-/-),Ronkhi (-/-)
Inspeksi :
Ictus cordis tidak
tampak
Palpasi :
Auskultasi : Ictus cordis tidak
Bunyi Jantung I-II Jantung kuat angkat, tidak
regular, bising (-) melebar
Perkusi :
Konfigurasi batas-
batas jantung dbn
Abdomen
Inspeksi :
Auskultasi :
Bentuk
Peristaltik (+),
datar,
Normal
simetris
Palpasi :
Nyeri tekan (-),
Perkusi : pembesaran organ
Timpani (-), Hepar dan Lien
Tidak teraba
membesar
Ekstremitas
Ip Dx
Ip Tx :
pemeriksaan kaku kuduk, pemeriksaan tanda
Infus RL 20 tpm
rangsang meningeal ( tes kaku kuduk,
Inj cefotaxim 3 x 70 mg
Burdzinski I-II)
Pemeriksaan Laboratorium Darah rutin, elektolit
Inj Ranitidin 2 x 25 mg
Ip Ex :
Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali
Memberitahukan cara penanganan kejang
Memberitahukan agar anak jangan sampai terlewat minum
obat.
Jika kejang beri diazepam per rektal dosis 0,5-0,75 mg/kg. bila
tetep kejang segera bawa rumah sakit.
Cerebral Palsy Tipe Diskinetik
DD : Cerebral Palsy Tipe Spastik
Ip Dx : Ip Tx :
Analisis Kromosom Fisioterapi
Tes Fungsi Tiroid Obat Anti Konvulsan
EEG Konsul Sp.M untuk low vision
EMG Konsul Sp.THT untuk SNHL
MRI kepala
CT scan kepala
Ip Mx : Ip Ex :
4 sektor perkembangan Menjelaskan kepada orangtua
anak (motorik halus, tentang penyakit
motorik kasar, bahasa, Memberikan motivasi kepada
personal sosial) orangtua untuk tetap melatih
perkembangan anak dirumah
Gizi kurus
DD Gizi buruk
Ad
Sanationam :
Ad Dubia ad
Functionam : malam
Dubia ad
malam
Ad vitam :
Dubia ad
bonam
FOLLOW UP PASIEN
DI RUMAH SAKIT
Tangg SOAP
al
14/8/1 S Tidak mau minum
7
O KU : tampak lemas
Kesadaran : composmentis
HR : 112x/mnt
RR : 28x/mnt
Suhu : 35,2
Sp02 : 95%
Kepala : microcephal
Mata : ca (-/-) si (-/-)
Cor : BJ I-II reguler
Pulmo : sdv (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
Abdomen : nyeri tekan (-), BU (+) N
Kulit : ikterik (-), sianosis (-)
Ekstremitas sup, inf : AD (-/-),(-/-). OE (-/-),(-/-)
A KDK, Cerebral Palsy
P Inf RL 20 tpm
Inj Cefotaxim 3 x 750mg
Inj Ranitidin 2 x 25 mg
Pamol infus 200mg (k/p)
15/8/17 S Demam (-), BAB/K lancar, Kejang (-)
O KU : tampak lemas
Kesadaran : composmentis
HR : 130x/mnt
RR : 30x/mnt
Suhu : 36,3
Sp02 : 92%
Kepala : microcephal
Mata : ca (-/-) si (-/-)
Cor : BJ I-II reguler
Pulmo : sdv (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
Abdomen : nyeri tekan (-), BU (+) N
Kulit : ikterik (-), sianosis (-)
Ekstremitas sup, inf : AD (-/-),(-/-). OE (-/-),(-/-)
O KU : tampak lemas
Kesadaran : composmentis
HR : 120x/mnt
RR : 28x/mnt
Suhu : 36,5
Sp02 : 94%
Kepala : microcephal
Mata : ca (-/-) si (-/-)
Cor : BJ I-II reguler
Pulmo : sdv (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
Abdomen : nyeri tekan (-), BU (+) N
Kulit : ikterik (-), sianosis (-)
Ekstremitas sup, inf : AD (-/-),(-/-). OE (-/-),(-/-)
A KDK, Cerebral Palsy
P Inf RL 20 tpm
Inj Cefotaxim 3 x 750mg
Inj Ranitidin 2 x 25 mg
Pamol infus 200mg (k/p)
Po. I Kalep 3 x 1 cth
KEJANG DEMAM
KOMPLEKS
DEFINISI
O ke Otak
Menurun
Kejang TIK
Demam Meningkat
Resiko Tinggi
Resiko Injuri Resiko Tinggi
Berulang
Gangguan Tumbuh
Kembang
KLASIFIKASI KEJANG DEMAM
MENURUT LIVINGSTONE
Anoksia/hipoksia Ikterus
perinatal Perdarahan otak Meningitis purulenta
Prematuritas
kekacauan
luka otak yang
pergerakan dan
non progresif
postur tubuh
Faktor Risiko
Letak sungsang
Kehamilan ganda
Malformasi SSP
CP
Gangguan Koreo-
bicara atetosis
Gangguan
pendengaran Ataksia
KLASIFIKASI
Berdasarkan defisit neurologis :
Tipe
Spastik atau
piramidal
Tipe
atetosis/Ekstrapiramidal
Tipe ataksia/cerebellum
Tipe
Campuran
Berdasarkan kerusakan gerakan yang terjadi :
Berdasarkan keterlibatan alat gerak atau
ekstremitas
Gross Motor Function Classification System (GMFCS)
Level 4 Level 3
berjalan pada jarak yang dekat dengan tangga berpegangan, menggunakan kursi
menggunalan walker atau dengan kursi
roda di rumah, sekolah, dan komunitas roda sendiri atau ditransportasikan pada
jarak yang jauh
Berdasarkan Derajat Penyakit :
Ringan Sedang
Berat
masih bisa Aktifitas sangat
melakukan terbatas. Penderita sama
pekerjaan aktifitas Penderita sekali tidak bisa
sehari- hari membutuhkan melakukan
sama sekali tidak bermacam2 aktifitas fisik
atau hanya sedikit bantuan khusus tidak mungkin
sekali atau pendidikan dapat hidup
membutuhkan khusus agar dapat
bantuan khusus. tanpa
mengurus dirinya
sendiri, dapat
pertolongan
bergerak atau orang lain.
berbicara
DIAGNOSIS
Anamnesis :
a. Riwayat prenatal : pemeriksaan kehamilan, penyakit kehamilan
b. Riwayat perinatal : proses kelahiran, menangis kuat, asfiksia saat
lahir, berat badan lahir, masa kehamilan, trauma kepala saat lahir
c. Riwayat postnatal : trauma, penganiayaan anak, penyakit infeksi,
riwayat kejang
Pemeriksaan motorik
Pemeriksaan
fisik
Pemeriksaan
Pengukuran lingkar reflek fisiologis
kepala dan patologis
Pemeriksaan Penunjang :
mengetahui struktur jaringan otak, area otak yang
kurang berkembang,
CT-Scan
kepala menentukan prognosis CP
I. Fisioteraphi
Pergerakan
Bicara
Kemampuan mengerjakan tugas sederhana
DEFINISI
Marasmus keadaan gizi buruk yang ditandai dengan tampak sangat kurus, iga gambang,
perut cekung, wajah seperti orang tua dan kulit keriput.
Marasmus adalah suatu
keadaan kekurangan kalori
protein berat. Namun, lebih
kekurangan kalori daripada
protein.
Kwashiorkor sindrom klinis yang
diakibatkan dari defisiensi protein berat
dan asupan kalori yang tidak adekuat.
Penyebab terjadinya inadekuatnya intake
protein yang berlangsung kronis.
Anak penderita kwashiorkor secara
umum mempunyai ciri-ciri pucat, kurus,
atrofi pada ekstremitas, adanya edema
pedis dan pretibial serta asites
Klasifikasi Gomez
0= Normal 90%
1= Ringan 89-75%
2= Sedang 74-60%
3= Berat <60%
ETIOLOGI
Faktor diet Faktor sosial
ETIOLOGI
kepadatan
Peranan
penduduk
kemiskinan
Peranan infeksi
Manifestasi Klinis
Cont...
Manifestasi klinis
PENEGAKKAN Antropometrik
DIAGNOSIS Pemeriksaan penunjang
A. Prinsip dasar pengobatan rutin Marasmus
Kwashiokor (10 langkah utama).
TERIMA KASIH