Anda di halaman 1dari 12

BAB II

PENJELASAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Profil Umum BATAN

2.1.1. Sejarah Perkembangan


Kegiatan pengembangan dan pemanfaatan teknologi
nuklir di Indonesia diawali dari pembentukan Panitia Negara untuk
menyelidiki Radioaktivitet tahun 1954. Panitia Negara tersebut
mempunyai tugas melakukan penyelidikan terhadap kemungkinan
adanya jatuhan radioaktif dari uji coba senjata nuklir di lautan
pasifik.
Dengan memperhatikan perkembangan pendayagunaan
dan pemanfaatan tenaga atom bagi kesejahteraan masyarakat,
maka melalui Peraturan pemerintahan No.65 Tahun 1958
dibentuklah Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tembaga Atom
(LTA), yang kemudian pada 1965 disempurnakan menjadi Badan
Tenaga Atom Nasional (BATAN) berdasarkan UU N0.31 Tahun
1964 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Tenaga Atom dan
diuabah menjadi Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) pada
1998. Selanjutnya setiap tanggal 5 Desember yang merupakan
tanggal sejarah bagi perkembangan teknologi nuklir di Indonesia
ini, ditetapkan sebagai hari jadi BATAN.
Pada perkembangan berikutnya, untuk lebih
meningkatkan penguasaan dibidang iptek nuklir, maka dibangun
beberapa fasilitas penelitian, pengembangan dan rekayasa
(litbangyasa) yang tersebar di berbagai kawasan, antara lain
Kawasan Nuklir Bandung (1965), Kawasan Nuklir Pasar Jumat,
Jakarta (1966), Kawasan Nuklir Yogyakarta (1967), dan Kawasan
Nuklir Serpong (1987).
Sementara itu dengan perubahan paradigma, pada
tahun 1997 ditetapkan UU No.10 Tahnun 1997 tentang

5
6

Ketenaganukliran yang diantaranya mengatur pemisahan unsur


pelaksana kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir (BATAN) dengan
unsur pengawasan tenaga nuklir (BAPETEN).

Tabel 2.1 Tabel Sejarah Perkembangan BATAN

Pembentukan Panitia Negara untuk Penyelidikan


1954
Radioaktivitet
Pembentukan Dewan Tenaga Atom dan Lembaga
1958
Tenaga Atom (PP No.65 Tahun 1958)
Penetapan UU No.31 Tahun 1964 tentang Ketentuan-
1964
ketentuan Pokok Tenaga Atom
Peresmian Pusat Reaktor Atom Bandung dan
Pengoperasian Reaktor Triga Mark II berdaya 250 kW
1965 oleh Presiden RI serta perubahan nama Lembaga
Tenaga Atom menjadi Badan Tenaga Atom Nasional
(BATAN)
Pembentukan Pusat Penelitian Tenaga Atom (PPTA)
1966
Pasar Jumat, Jakarta
1967 Pembentukan Pusat Penelitian GAMA Yogyakarta
Peresmian penggunaan Iradiator Gamma Cell Co-60
1968
PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI
Pembentukan Komisi Persiapan Pembangunan PLTN
1972
(KP2-PLTN)
Peresmian mulai beroperasinya Reaktor Kartini dengan
1979
daya 100 kW di PPTA Yogyakarta oleh Presiden RI
Pengoperasian Mesin Berkas Elektron 300 keV di
1984
PPTA Pasar Jumat oleh Presiden RI
Peresmian pengoperasian Reaktor Serba Guna GA.
Siwabessy dengan daya 30 MW dan Instalasi Elemen
1987
Bakar Nuklir di PPTA Serpong - Tanggerang oleh
Presiden RI
Dalam memperingati HUT RI ke 50, BATAN berhasil
1995 melaksanakan Whole Indonesian Core untuk Reaktor
Serba Guna GA. Siwabessy
7

Pembentukan PT Batan Teknologi (persero), Divisi :


1996 Produksi Elemen Bakar Reaktor, Produksi Radioisotop,
Produksi Instrumentasi dan Rekayasa Nuklir
Penetapan UU No.10 Tahun 1997 tentang
1997 Ketenaganukliran yang memisahkan Badan Pelaksana
dan Badan Pengawas penggunaan tenaga nuklir
Perubahan Badan Tenaga Atom Nasional menjadi
1998 Badan Tenaga Nuklir Nasional (Keppres No.197 Tahun
1998)
Peresmian peningkatan daya Reaktor Triga 2 MW di
2000 Pusat Penelitian Tenaga Nuklir Bandung oleh Wakil
Presiden RI
Peningkatan status Pendidikan Ahli Teknik Nuklir
2001
(PATN) menjadi Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir
Perubahan Badan Tenaga Atom Nasional menjadi
1998 Badan Tenaga Nuklir Nasional ( Keppres No. 197
Tahun 1998 )
Peresmian peningkatan daya Reaktor Triga 2 MW di
2000 Pusat Penelitian Tenaga Nuklir Bandung oleh wakil
presiden RI
Peningkatan status pendidikan Ahli Teknik Nuklir
2001 (PATN) menjadi Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir
(STTN)
2009 50 tahun BATAN Berkarya.
Alat Diagnosa Ginjal Regnograf Ir3 menjadi Karya
2010
Unggulan Anak Bangsa
Padi Varietas Bestari terpilih sebagai salah satu karya
2013
unggulan Bangsa di Harteknas 2013
Penghargaan tertinggi IAEA-FAO di Bidang
2014
Pemuliaan Tanaman
BATAN telah menghasilkan 21 varietas padi, 10
2016 kedelai, 2 kacang hijau, 1 kapas, 3 sorgum, 1 gandum
dan 1 varietas kacang tanah
8

2.1.2. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi


Sesuai dengan UU No.10 Tahun 1997 tentang
Ketenaganukliran dan PerPres No. 14 Tahun 2013, BATAN
ditetapkan sebagai Lembaga Pemerintahan Non Kementerian,
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. BATAN
dipimpin oleh seorang Kepala dan dikoordinasikan oleh Menteri
Negara Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.
Tugas pokok BATAN adalah melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang penelitian, pengembangan dan
pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam melaksanakan tugasnya, BATAN menyelenggarakan
beberapa fungsi:
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang
penelitian, pengembangan dan pendayagunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi nuklir;
2. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas
BATAN;
3. Pelaksanaan penelitian, pengembangan dan pendayagunaan
ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir;
4. Fasilitasi dan pembinaan terhadap kegiatan instansi
pemerintah dan lembaga lain di bidang penelitian,
pengembangan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan
teknologi nuklir;
5. Pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan
BATAN;
6. Pelaksanaan pengelolaan standardisasi dan jaminan mutu
nuklir;
7. Pembinaan pendidikan dan pelatihan;
8. Pengawasan atas pelaksanaan tugas BATAN; dan
9. Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang
penelitian, pengembangan, dan pendayagunaan ilmu
pengetahuan dan teknologi nuklir.
9

2.1.3. Visi BATAN


BATAN Unggul di Tingkat Regional, Berperan dalam
Percepatan Kesejahteraan Menuju Kemandirian Bangsa

2.1.4. Misi BATAN


1. Merumuskan kebijakan dan strategi nasional iptek nuklir,
2. Mengembangkan iptek nuklir yang handal, berkelanjutan
dan bermanfaat bagi masyarakat,
3. Memperkuat peran BATAN sebagai pemimpin di tingkat
regional, dan berperan aktif secara internasional,
4. Melaksanakan layanan prima pemanfaatan iptek nuklir
demi kepuasan pemangku kepentingan,
5. Melaksanakan diseminasi iptek nuklir dengan
menekankan pada asas kemanfaatan, keselamatan dan
keamanan.

2.1.5. Tujuan
Tujuan pembangunan iptek nuklir adalah memberikan
dukungan nyata dalam pembangunan nasional dengan peran :
1. Meningkatkan hasil litbang energi nuklir, isotop dan
radiasi, dan pemanfaatan/pendayagunaanya oleh
masyarakat dalam mendukung program pembangunan
nasional
2. Meningkatkan kinerja manajemen kelembagaan dan
penguatan sistem inovasi dalam rangka mendukung
penelitian, pengembangan dan penerapan energi nuklir,
isotop dan radiasi

2.1.6. Sasaran
Sasaran pembangunan iptek nuklir yang ingin dicapai adalah :
1. Peningkatan hasil litbang enisora berupa bibit unggul
tanaman pangan, tersedianya insfrastruktur dasar
pembangunan PLTN, pemahaman masyarakat terhadap
teknologi nuklir, pemanfaatan aplikasi teknologi isotop
dan radiasi untuk kesehatan; dan
10

2. Peningkatan kinerja manajemen kelembagaan dan


penguatan sistem inovasi meliputi kelembagaan iptek,
sumber daya iptek dan penguatan jejaring iptek dalam
rangka mendukung pemanfaatan hasil penelitian,
pengembangan dan penerapan energi nuklir, isotop dan
radiasi di masyarakat

2.1.7. Prinsip
Segenap kegiatan iptek nuklir dilaksanakan secara profesional
untuk tujuan damai dengan mengutamakan prinsip keselamatan
dan keamanan, serta kelestarian lingkungan hidup.

2.1.8. Nilai nilai


Segenap kegiatan nuklir dilandasi nilai-nilai
a. Visionary, Innovative, Excellent dan Accountable
b. Kejujuran, Kedisiplinan, Keterbukaan, Tanggungjawab,
Kreatif dan Kesetiakawanan
Serta Berpedoman pada 5 (lima) pedoman BATAN yaitu :
a) Berjiwa pionir
b) Bertradisi ilmiah
c) Berorientasi industri
d) Mengutamakan keselamatan
e) KomunikatifStruktur Organisasi
11

2.2. Struktur Organisasi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi BATAN

2.3. Tugas dan Fungsi PSTA


Sesuai dengan Peraturan Kepala BATAN No.14/th 2013
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB) berganti
nama menjadi Pusat Sains dan Teknologi Akselerator (PSTA).
PSTA adalah Institusi Litbang dari Badan Tenaga Nuklir Nasional
(BATAN) yang berlokasi di Yogyakarta, dibangun pada tahun
1973, pada waktu itu bernama Pusat Penelitian Gama (Pusilt
Gama). Tahun 1980 institusi ini berganti nama (PPBMI) sampai
12

dengan tahun 1985, dan berdasarkan Keputusan Presiden RI No.


82 tahun 1985 nama PPBMI diganti menjadi Pusat Peneltian
Nuklir Yogyakarta (PPNY). Dengan diundangkannya, Undang-
undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1997 tentang
ketenaganukliran, BATAN mengadakan reorganisasi. Sebagai
tindak lanjut Keputusan Presiden Nomor 197 tahun 1998 tentang
Badan Tenaga Nuklir Nasional, Kepala BATAN membuat surat
keputusan Nomor 73/KA/IV/1999 tentang Organisasi dan Tata
kerja BATAN, PPNY diganti namanya menjadi Pusat Penelitian
dan Pengembangan Teknologi Maju (P3TM). Sehubungan dengan
adanya reorganisasi Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)
yang diatur dengan peraturan Kepala BATAN Nomor
392/KA/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja BATAN,
maka Institusi P3TM berganti Nama menjadi Pusat
Teknologi Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB).
Untuk melaksanakan ketentuan pasal 42 Peraturan
Presiden Nomor 46 Tahun 2013 tentang Badan Tenaga Nuklir
Nasional, perlu menetapkan susunan organisasi dan Tata Kerja
Badan Tenaga Nuklir Nasional yang diatur dengan peraturan
Kepala BATAN No. 14 Th 2013, maka Pusat Teknologi
Akselerator dan Proses Bahan (PTAPB) berganti nama menjadi
Pusat Sains dan Teknologi Akselerator (PSTA).
Pusat Sains dan Teknologi Akselerator (PSTA) menempati
area seluas 6,2 hektar dan mempunyai tugas melaksanakan
perumusan dan pengendalian kebijakan teknis, pelaksanaan, dan
pembinaan dan bimbingan di bidang penelitian dan pengembangan
fisika partikel, teknologi proses, dan pengelolaan reaktor
riset. Pusat Sains dan Teknologi Akselerator
(PSTA) menyelenggarakan fungsi:
1. pelaksanaan urusan perencanaan, persuratan dan
kearsipan, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan
rumah tangga, dokumentasi ilmiah dan publikasi serta
pelaporan
2. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang fisika
partikel;
13

3. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang


teknologi proses;
4. pelaksanaan pengelolaan reaktor riset;
5. pelaksanaan pemantauan keselamatan kerja;
6. pelaksanaan jaminan mutu;
7. pelaksanaan pengamanan nuklir; dan
8. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Deputi Bidang
Sains dan Aplikasi Teknologi Nuklir.

2.3.1 Misi PSTA


1. Mengembangkan sains dan teknologi akselerator, proses
dan instrumentasi nuklir yang handal dan bermanfaat bagi
masyarakat.
2. Mendukung kebijakan pemerintah di bidang minerba
melalui pengembangan pilot plan pemurnian LTJ dan Zr
3. Memperkuat peran reaktor Kartini sebagai reaktor
pendidikan dan pelatihan (melalui pengembangan
simulator hibrid dan IRL) dan sebagai fasilitas aplikasi
TAN.
4. Penerapan sistem manajemen terintegrasi untuk sistem
manajemen mutu, laboratorium pranata litbang,
laboratorium pengujian, sistem manajemen keselamatan,
lingkungan dan keamanan.
5. Diseminasi sains nuklir dasar (basic) di wilayah
Joglosumarto (Jogja, Solo, Semarang, Purwokerto).

2.3.2 Visi PSTA


PSTA HEBAT (Handal dan Ekselen, Barometer Akselerasi
Teknologi). Terwujudnya Pusat Sains dan Teknologi Akselerator
memiliki kualifikasi personil dan peralatan yang Handal dan
Ekselen serta menjadi Barometer (pusat acuan) sains & teknologi
Akselerator dan Teknologi proses di tingkat nasional dan regional.

2.3.3 Struktur PSTA


Pusat Sains dan Teknologi Akselerator dijelaskan pada gambar 2.2
yaitu terdiri atas :
14

1. Bagian Tata Usaha


2. Bidang Fisika Partikel
3. Bidang Tekonologi Proses
4. Bidang Reaktor
5. Bidang Keselatanan Kerja dan Keteknikan
6. Unit Jaminan Mutu
7. Unit Pengamanan Nuklir
8. Kelompok Jabatan Fungsional

Gambar 2.2 Struktur Organisais PSTA

2.3.4 Bidang Reaktor


Bidang Reaktor mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan
reaktor riset dan menyelenggarakan fungsi:
1. pelaksanaan perencanaan pengoperasian, perawatan, dan
pendayagunaan reaktor riset; dan
2. pelaksanaan pengelolaan elemen bakar nuklir, akuntansi
bahan nuklir, dan perencanaan dekomisioning reaktor
riset.
15

Bidang Reaktor terdiri atas:


1. Subbidang Operasi dan Perawatan, mempunyai tugas
melakukan perencanaan operasi, pengoperasian,
perawatan, dan pendayagunaan reaktor riset.
2. Subbidang Akuntansi Bahan Nuklir dan Dekomisioning
perencanaan mempunyai tugas melakukan pengelolaan
elemen bakar nuklir, akuntansi reaktor riset.
16

(Halaman ini sengaja dikosongkan)

Anda mungkin juga menyukai