Anda di halaman 1dari 10

METODE MOST PROBABLE NUMBER (MPN)

I. JUDUL
METODE MOST PROBABLE NUMBER (MPN)
II. TUJUAN

III. DASAR TEORI


Kuantitasi mikroba menunjukan jumlah koloni yang mampu di bentuk oleh
mikroba tertentu. Beberapa koloni bakteri ini, bagi tubuh manusia akan
menyebabkan penyakit. Seteril dari bakteri untuk maknan terutama minuman,
sangat perlu di ketahui demi menjaga kesehatan. Air minum dari berbagai tempat
memepunyai jenis-jenis bakteri yang tidak sama untuk air minum hasil
penyulingan diharapkan sudah terbebas dari bakteri (Dwidjoseputro, 1994).
Pertumbuhan sering kali dinyatakan secara singkat sebagai kemampuan untuk
menghasilkan 2 sel baru dan hidup. Sel dikatakan hidup bila dapat menghasilkan
sel baru. Bila tidak mempunyai kemampuan ini lagi, Maka sel dinyatakan tidak
hidup lagi atau mati. Analisis pertumbuhan bakteri dapat dilakukan dengan
beberapa cara yaitu, membandingkan jumlah sel, berat kering, konsentrasi protein
atau nitrogen dan kekeruhan (Dwidjoseputro, 1994).
Perhitungan jumlah mikroba dapat dilakukan dengan perhitungan langsung
maupun tidak langsung. Perhitungan secara langsung dapat mengetahui beberapa
jumlah mikroorganisme pada suatu bahan, pada suatu saat tertentu tanpa
memberikan perlakuann terlebih dahulu, sedangkan jumlah mikroorganisme yang
diketahui dari cara tidak langsung terlebih dahulu harus memeberikan perlakuan
tertentu sebelum dilakukan perhitungan. Perhitungan secara langsung dapat
dilakukan dengan beberapa cara antara lain adalah memebuat preparat dari suatu
bahan (preparat sederhana di warnai atau tidak di warnai) dan penggunaan ruang
hitung (counting chamber), sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya
untuk mengetahui jumlah mikroorganisme dalam suatu bahan yang masih hidup
saja. (Dwidjoseputro, 1994).
Oleh karena itu yang melatar belakangi percobaan ini ialah agar pratikan dapat
mengetahui tentang teknik-teknik perhitungan mikroba dan salah satunya yaitu
metode MPN dan mengerti tentang perhitungan mikroba pad prinsip percobaan
metode MPN serta hal yang berkaitan dengan bakteri koliform pada percobaan
yang dilakukan.
Perhitungan secara tidak langsung ada beberapa cara yaitu : perhitungan pada
cawan petri (total plate count) TPC, perhitungan melalui pengenceran,
perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN metode), dan kalorimeter (cara
kekeruhan atau turbidimetri). Metode MPN terdiri dari tiga tahap, yaitu uji
pendugaan (presumtive test), uji konfirmasi (confirmed test), dan uji kelengkapan
(completed test). Dalam uji tahap pertama, keberadaan coliform masih dalam
tingkat probabilitas rendah; masih dalam dugaan. Uji ini mendeteksi sifat
fermentatif coliform dalam sampel. Metode perhitungan MPN sering digunakan
dalam pengamatan untuk menghitung jumlah bakteri yang terdapat di dalam
tanah seperti Nitrosomonas dan Nitrobacter. Kedua jenis bakteri ini memegang
peranan penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman,
sehubungan dengan kemampuannya dalam mengikat N2 dari udara dan
mengubah amonium menjadi nitrat (Dwidjoseputro, 1994).
Output metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah
unit tumbuh (growth unit) atau unit pembentuk koloni (colony forming unit)
dalam sampel. Namun pada umumnya, nilai MPN juga diartikan sebagai
perkiraan jumlah individu bakteri. Satuan yang digunakan, umumnya per 100 mL
atau per gram. Metode MPN memiliki limit kepercayaan 95 persen sehingga pada
setiap nilai MPN, terdapat jangkauan nilai MPN terendah dan nilai MPN tertinggi
(Dwidjoseputro, 1994).
Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran
pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri
patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform fecal adalah bakteri
indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fecal menjadi
indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif
dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu, mendeteksi coliform jauh lebih
murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi bakteri patogenik lain
(Dwidjoseputro, 1994).
Salah satu anggota kelompok coliform adalah E.coli. Karena E.coli adalah
bakteri coliform yang ada pada kotoran manusia, maka E.coli sering disebut
sebagai coliform fekal. Pengujian coliform jauh lebih cepat jika dibandingkan
dengan uji E.coli karena hanya memerlukan uji penduga yang merupakan tahap
pertama uji E.coli (Dwidjoseputro, 1994).
Istilah bakteri indikator sanitasi dikenal dalam bidang mikrobiologi pangan.
Bakteri indikator sanitasi adalah bakteri yang keberadannya dalam pangan
menunjukkan bahwa air atau makanan tersebut pernah tercemar oleh kotoran
manusia yang mengingat banyaknya jumlah mikroorganisme ini, maka perlu
dilakukan suatu uji pemeriksaan terhadap bahan pangan tersebut agar aman
dikonsumsi. Bakteri-bakteri indikator sanitasi umumnya adalah bakteri yang
lazim terdapat dan hidup pada usus manusia sehingga dengan adanya bakteri
tersebut pada air atau makanan dapat menunjukkan bahwa dalam satu atau lebih
tahap pengolahan air atau makanan pernah mengalami kontak dengan kotoran
yang berasal dari usus manusia dan oleh sebab itu kemungkinan terdapat bakteri
patogen lain yang berbahaya. Ada tiga jenis bakteri yang dapat digunakan untuk
menunjukkan adanya masalah sanitasi, yaitu Escherichia coli, kelompok
Streptococcus (Enterococcus) fecal, dan Clostridium perfringens (Hastowo,
1992).
Pengukuran kuantitatif populasi mikroorganisme sangat diperlukan untuk
berbagai macam penelaahan mikrobiologis. Terdapat berbagai macam cara untuk
menghitung jumlah mikroorganisme, akan tetapi secara mendasar, ada dua cara
yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Ada beberapa cara perhitungan
secara langsung, antara lain adalah dengan membuat preparat dari suatu bahan
(preparat sederhana diwarnai atau tidak diwarnai) dan penggunaan ruang hitung
(counting chamber). Sedangkan perhitungan cara tidak langsung hanya untuk
mengetahui jumlah mikroorganisme pada suatu bahan yang masih hidup saja
(viabel count). Dalam pelaksanaannya, ada beberapa cara yaitu : perhitungan
pada cawan petri (total plate count/TPC), perhitungan melalui pengenceran,
perhitungan jumlah terkecil atau terdekat (MPN methode), dan kalorimeter (cara
kekeruhan atau turbidimetri) (Hastowo, 1992).
Berbagai macam uji mokrobiologis dapat dilakukan terhadap bahan pangan,
meliputi uji kuantitatif mikroba untuk menentukan daya tahan suatu makanan, uji
kualitatif bakteri patogen untuk menenetukan tingkat keamanan dan uji indikator
untuk menentukan tingkat sanitasi makanan tersebut. Pengujian yang dilakukan
terhadap tiap bahan pangan tidak sama tergantung berbagai faktor, seperti jenis
dan komposisi bahan pangan (Hastowo, 1992).
Metode MPN (Most Probable Number) untuk uji kualitas mikrobiologi air
dalam praktikum digunakan kelompok Coliform sebagai indikator. Kelompok
Coliform mencakup bakteri yang bersifat aerobik dan anaeorobik fakultatif,
batang gram negatif dan tidak membentuk spora. Coliform memfermentasikan
laktosa dengan pembentukkan asam dan gas dalam waktu 48 jam pada suhu 35C
(Hastowo, 1992).
Dalam metode MPN digunakan medium cair, berbeda dengan metode cawan
yang menggunakan medium padat (Agar). Perhitungan dilakukan berdasarkan
jumlah tabung yang positif, yaitu yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi
pada suhu dan waktu tertentu. Pengamatan tabung positif dapat dilihat dengan
timbulnya kekeruhan atau terbentuk gas dalam tabung durham (Lay, 1992).
Pendekatan lain untuk enumerasi bakteri hidup adalah dengan metode MPN.
Metode MPN didasarkan pada metode statistik (teori kemungkinan). Metode
MPN ini umumnya digunakan untuk menghitung jumlah bakteri pada air
khususnya untuk mendeteksi adanya bakteri koliform yang merupakan
kontaminan utama sumber air minum. Ciri-ciri utamanya yaitu bakteri gram
negatif, batang pendek, tidak membentuk spora, memfermentasi laktosa menjadi
asam dan gas yang dideteksi dalam waktu 24 jam inkubasi pada 37 C. Sampel
ditumbuhkan pada seri tabung sebanyak 3 atau 5 buah tabung reaksi untuk setiap
kelompok. Apabila dipakai 3 tabung maka disebut seri 3, dan jika dipakai 5
tabung maka disebut 5 seri. Media pada tabung adalah Lactose Broth yang
diberi indikator perubahan pH dan ditambah tabung durham. Pemberian sampel
pada tiap seri tabung berbeda-beda. Untuk sampel sebanyak 10 ml ditumbuhkan
pada media LBDS (Lactose Broth Double Stegth) yang memiliki komposisi
Beef extract (3 gr), peptone (5 gr), lactose (10 gr) dan Bromthymol Blue (0,2
%) per liternya. Untuk sampel 1 ml dan 0,1 ml dimasukkan pada media LBSS
(Lactose Broth Single Stegth) yang berkomposisi sama tapi hanya kadar laktosa
setengah dari LBDS yaitu 5 gr (Lay, 1992).
MPN (most Probable Number). Metode hitungan cawan dengan menggunakan
medium padat, tetapi pada metode MPN dengan menggunakan medium cair di
dalam tabung reaksi. Perhitungan MPN berdasarkan pada jumlah tabung reaksi
yang positif, yakni yang ditumbuhi oleh mikroba setelah inkubasi pada suhu dan
waktu tertentu. Pengamatan tabung yang positif dapat dilihat dengan mengamati
timbulnya kekeruhan atau terbentuknya gas di dalam tabung kecil (tabung
durham) yang diletakkan pada posisi terbalik, yaitu untuk jasad renik yang
membentuk gas. Untuk setiap pengenceran pada umumnya dengan menggunakan
3 atau 5 seri tabung. Lebih banyak tabung yang digunakan menunjukkan
ketelitian yang lebih tinggi, tetapi alat gelas (tabung reaksi) yang digunakan juga
lebih banyak (Dwidjosepuutro, 2005).
Perhitungan bakteri hidup dilakukan dengan cara seri pengenceran. Cara ini
secara luas digunakan untuk menghitung bakteri hidup dalam berbagai cairan
seperti air, susu, biakan cair dan sebagainya. Serentetan pengenceran dibuat untuk
kemudian ditanam dalam medium pembiakan bulyon agar dan setelah inkubasi
jumlah koloni dihitung. Setelah dikonversi sesuai dengan pengencerannya, akan
diketahui jumlah bakteri per milliliter. Karena pengenceran dikerjakan secara
lipat ganda atau secara desimal, maka angka yang diperoleh hanya angka
perkiraan, yang biasa disebut Most Probable Number (MPN) (Irianto, 2006).
Prinsip untama dari metode MPN ini adalah mengencerkan sampel sampai
tingkat tertentu sehingga didapatkan konsentrasi mikroorganisme yang pas/sesuai
dan jika ditanam dalam tabung menghasilkan frekuensi pertumbuhan tabung
positif kadang-kadang tetapi tidak selalu. Semakin besar jumlah sampel yang
dimasukkan (semakin rendah pengenceran yang dilakukan) maka semakin sering
tabung positif yang muncul. Semakin kecil jumlah sampel yang dimasukkan
(semakin tinggi pengenceran yang dilakukan) maka semakin jarang tabung reaksi
positif yang muncul. Jumlah sampel/pengenceran yang baik adalah yang
menghasilkan tabung positif kadang-kadang tetapi tidak selalu. Semua tabung
positif yang dihasilkan sangat tergantung dari probabilitas sel yang terambil oleh
pipet saat memasukkannya kedalam media. Oleh karena itu homogenisasi sangat
mempengaruhi metode ini. Frekuensi positif (ya) atau negative (tidak) ini
menggambarkan konsentrasi mikroorganisme pada sampel sebelum diencerkan
(Dwidjoseputro, 2005).
Dalam metode MPN pengenceran sampel harus lebih tinggi daripada
pengenceran pada hitungan cawan, sehingga beberapa tabung yang berisi medium
cair yang diinokulasikan dengan larutan hasil pengenceran tersebut mengandung
1 jasad renik, beberapa tabung mungkin mengandung lebih dari 1 sel, sedangkan
tabung yang lain mengandung sel sama sekali. Dengan demikian setelah inkubasi
diharapkan terjadi pertumbuhan pada beberapa tabung, yang dinyatakan sebagai
tabung positifm sedangkan tabung lainnya negatif (Waluyo, 2004).
Metode MPN biasanya digunakan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam
sampel yang berbentuk cair, meskipun dapat juga digunakan untuk sampel yang
berbentuk padat dengan terlebih dahulu membuat suspense 1:10 dari sampel
tersebut. Kelompok jasad renik yang dapat dihitung dengan metode MPN juga
bervariasi tergantung dari medium yang digunakan untuk pertumbuhan
(Dwidjoseputro, 2005).

IV. ALAT DAN BAHAN


ALAT :
1. Lampu spiritus
2. Pipet ukur
3. Pipet pump
4. Tabung reaksi
5. Tabung durham
BAHAN :
1. Media lactose broth LB
2. Media brilliant green lactose broth (BGLB)
3. Spiritus

V. CARA KERJA
1. Siapkan alat dan bahan
2. Siapkan 3 tabung reaksi yang masing-masing sudah berisi media LB dan
tabung durham terdiri dari 3 tabung reaksi
Seri 1 : untuk 10 cc sampel
Seri 2 : untuk 1 cc sampel
Seri 3 : untuk 0,1 cc sampel
Pipet sampel masing-masing ke tabung reaksi, bungkus
3. Inkubasi pada suhu 37C selama 24 jam
4. Amati, jika positife (+) media keruh dan ada gas pada tabung durham
kemudian lanjutkan ke tahan penguat. Jika positife (+) media keruh dan ada
gas pada tabung durham kemudian lanjutkan ke tahap pelengkap. Jika positife
(+) ada kilat logam.

VI. HASIL
VII. PEMBAHASAN
Metode MPN (Most Probable Number) adalah metode yang digunakan untuk
menghitung koliform di dalam air dengan menggunakan pengujian fermentasi
dalam tabung. Tiga pengujian itu diantaranya adalah uji penduga (Presumtive
Test), uji penegas (Confirmed Test), dan uji pelengkap (Completed Test) Output
metode MPN adalah nilai MPN. Nilai MPN adalah perkiraan jumlah unit tumbuh
(growth unit) atau unit pembentuk koloni dalam sampel (Dwidjoseputro, 1994).
Metode MPN ini umumnya digunakan untuk menghitung jumlah bakteri pada
air khususnya untuk mendeteksi adanya bakteri koliform yang merupakan
kontaminan utama sumber air minum. Ciri-ciri utamanya yaitu bakteri gram
negatif, batang pendek, tidak membentuk spora, memfermentasi laktosa menjadi
asam dan gas yang dideteksi dalam waktu 24 jam inkubasi pada 37 C
(Dwidjoseputro, 1994).
E.coli adalah bakteri koliform yang ada pada kotoran manusia, maka E.coli
sering disebut sebagai coliform fekal. Bakteri coliform adalah golongan bakteri
intestinal, yaitu hidup dalam saluran pencernaan manusia dan merupakan bakteri
indikator keberadaan bakteri patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya bakteri
coliform fecal adalah bakteri indikator adanya pencemaran bakteri patogen.
Penentuan coliform fecal menjadi indikator pencemaran dikarenakan jumlah
koloninya pasti berkorelasi positif dengan keberadaan bakteri patogen. Selain itu,
mendeteksi coliform jauh lebih murah, cepat, dan sederhana daripada mendeteksi
bakteri patogenik lain (Dwidjoseputro, 1994).
Media Lactose broth (LB) digunakan sebagai media untuk mendeteksi
kehadiran coliform dalam air, makanan, dan produk susu, sebagai kaldu
pemerkaya (pre-enrichment broth) untuk Salmonella dan dalam mempelajari
fermentasi laktosa oleh bakteri pada umumnya. Pepton dan ekstrak beef
menyediakan nutrien esensial untuk memetabolisme bakteri. Laktosa
menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme
koliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas adalah presumptive test untuk
coliform. Lactose broth dibuat dengan komposisi 0,3% ekstrak beef; 0,5% pepton;
dan 0,5% laktosa (lay, 1992)
Media EMBA (Eosin Methylene Blue Agar) mempunyai keistimewaan
mengandung laktosa dan berfungsi untuk memilah mikroba yang
memfermentasikan laktosa seperti Staphylcoccus. aureus, P. aerugenosa, dan
Salmonella. Mikroba yang memfermentasikan laktosa menghasilkan koloni
dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain yang
dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Adanya eosin dan methylene blue
membantu mempertajam perbedaan tersebut. Namun demikian, jika media ini
digunakan pada tahap awal karena kuman lain juga tumbuh terutama P.
Aerugenosa dan Salmonella sp. dan dapat menimbulkan keraguan.
Bagaiamanapun media ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan
tersebut adalah E.coli. Agar EMB (levine) merupakan media padat yang dapat
digunakan untuk menentukan jenis bakteri E.coli dengan memberikan hasil positif
dalam tabung. EMB yang menggunakan eosin dan methylene blue sebagai
indikator memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang meragikan laktosa
dan yang tidak. Medium tersebut mengandung sukrosa karena kemempuan bakteri
E.coli yang lebih cepat meragikan sukrosa daripada laktosa (Hastowo, 1992).
Media BGBB (Brilliant Green Bile Broth) digunakan untuk mengkonfirmasi
hasil tes positif dugaan. Brilliant Green Bile Broth (BGBB) juga disebut sebagai
Brilliant Green Lactose Bile Broth (BGLBB). Enzimatik Intisari dari Gelatin
adalah sumber karbon dan nitrogen digunakan untuk kebutuhan pertumbuhan
umum di Brilliant Green lactose Bile Broth. Oxbile dan Brilliant Green
menghambat bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif banyak, selain E.coli.
Laktosa merupakan sumber karbohidrat. Bakteri yang fermentasi laktosa dan
menghasilkan gas yang terdeteksi Penggunaan utama dari media ini adalah untuk
mengidentifikasi keberadaan E.coli pada makanan. Selama inkubasi 24 jam pada
suhu 37 C E.coli akan memfermentasi laktosa dalam kaldu dengan produksi gas
dan Gas ini akan terkumpul dalam sebuah tabung durham terbalik (Hastowo,
1992).
Uji Penduga (Presumptive Test) : satu seri yang berisi 9 atau 12 tabung yang
berisi Lactose Broth dan tabung durham diinokulasikan dengan sampel air untuk
menguji apakah air tersebut mengandung bakteri yang bisa memfermentasikan
laktosa yang memproduksi gas. Jika setelah inkubasi gas timbul pada Lactose
Broth, diduga ada bakteri coliform di sampel air tersebut. Uji penduga merupakan
tes pendahuluan tentang ada tidaknya kehadiran bakteri coliform berdasarkan
terbentuknya asam dan gas yang disebabkan karena fermentasi laktosa oleh
bakteri golongan E.coli. Terbentuknya asam dilihat dari kekeruhan pada media
laktosa, dan gas yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabung durham yang berupa
gelembung udara. Banyaknya kandungan bakteri Escherichia coli dapat dilihat
dengan menghitung tabung yang menunjukkan reaksi positif terbentuknya asam
dan gas dan dibandingkan dengan tabel MPN. dan jika tidak terbentuk gas dalam
tabung durham, dihitung sebagai hasil negatif. Jumlah tabung yang positif
dihitung pada masing-masing seri, MPN penduga dapat dihitung dengan melihat
tabel MPN (Lay, 1992). Uji penguat atau pelengkap. Merupakan uji dari tabung
yang positif terbentuk asam dan gas terutama pada masa inkubasi 1 x 24 jam,
suspensi diinokulasikan pada media Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) secara
aseptik dengan menggunakan jarum inokulasi. Koloni bakteri Escherichia coli
tumbuh berwarna merah kehijauan dengan kilap metalik (Lay, 1992).
Uji penegas untuk menentukan bakteri Escherichia coli. Dari koloni yang
berwarna pada uji penguat atau pelengkap. Uji penegas merupakan suatu uji
sebelum dilakukanya uji pelengkap dimana digunakn media (BGLBB) Brilliant
Green Lactose Bile Broth. Dimana pada media ini di lihat fermentasi laktosapada
bakteri E.coli dengan terbentuknya asam dan gelembung. Pada uji penegas
banyaknya kandungan bakteri E.coli dilihat dengan menghitung tabung yang
terdapat gelembung di dalam tabung durham dan dihitung MON count dengan
melihat hasil dari MPN tabel dikali sepuluh per pengenceran tengah dan dari hasil
uji penegas akan disimpulkan dengan uji penguat atau pelengkap (Dwidjoseputro,
1994). Hasil pengamatan pada perhitungan jumlah bakteri dengan menggunakan
metode MPN diketahui, pada uji penduga digunkannya media lactose borth
dengan sampel air minum yang digunakan diketahui seri pengamatan 10 terdapat
empat gelembung, pengenceran 1 terdapat empat gelembung, pengenceran 10-1
terdapat tiga gelembung, dan pengenceran 10-2 terdapat satu gelembung. Pada
MPN tabel diketahui 33 nilai MPN tabelnya dan dari perhitungan MPN count
didapatkan hasi 3300 Cfu /100 ml. Pada uji penegas dengan menggunakan media
Brilliant Green Lactose Bile Broth dapat diketahui seri pengamtannya pada
pengenceran 10 terdapat lima gelembunng, pada pengencera 1 terdapat empat
gelembung, dan pada pengenceran 10-1 terdapat satu gelembung sedangkan pada
pengenceran 10-2 terdapat dua gelembung. Dari hasil pengenceran didapatkan hasl
nilai MPNtabelnya 26, dengan perhitungan mencari Mpn count hasil yang didapat
dari MPN-nya adalah 2600 Cfu/100 ml.
Pada uji penguat atau pelengkap dari setiap seri pengenceran tidak
didapatkan hasil adanya bakteri E.coli yang tumbuh pada sempel air minum. Jadi,
hasil yang didapat adalah nihil atu tidak ada bakteri E.coli yang tumbuh.
Faktor kesalahan pada percobaan perhitungan jumlah mikroba pada metode MPN.
Trejadi pada cara penggoresan pada media EMBA yang tidak sesuai dengan alur
dan melewati dari garis pembatas kolom, serta kurang hati-hati dalam melakukan
percobaan sehingga terdapat tabung reaksi yang pecah akibat kecerobohan.

VIII. KESIMPULAN
Dari hasil pratikum mengenai perhitungan jumlah mikroba dengan metode
MPN dapat disimpulka bahwa :
Prinsip dari metode MPN adalah suatu metode perhitungan jumlah mikroba
yang menggunakn tiga tahap uji yaitu uji penduga , uji penegas/konfirmasi dan
uji pelengkap yang didasarkan untuk mengetahui jumlah dari mikroba
coliform.
Fungsi dari media Eosin Methylene blue agar (EMBA) iaalh sebagi indikator
untuk memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang
memefermentasikan laktosa dan yang tidak. Sedangkan fungsi dari media
brilliant green laktose bile borth (BGLBB) ialah sebagai pengkonfirmasi hasil
tes positif uji penduga. Dan media lactose borth (LB) berfungsi sebagai media
untuk mendeteksi keberadaan bakteri coliform dalam air.
Proses terjadinya gelembung pada tabung durham terjadi karena adanya
fermentasi laktosa yang di lakukan oleh bakteri golongan E.coli sehingga
terbentuk asam pada media yang tedapat laktosa, yang dapat di lihat dengan
kekeruhan sehingga menghsilkan gas atau gelembung dara pada tabung
durham
Hasil dari praktikum menunjukan Negatif

IX. DAFTAR PUSTAKA


1. Dwijoseputro,D . 1994 . Dasar - Dasar Mikrobiologi . jakarta : djambatan
2. Hastowo, sugyo . 1992 . Mikrobiologi . jakarta : rajawali
3. Lay,bibiana.W . 1992 . Analisis Mikroba Di Laboratrium . jakarta : rajawali

Anda mungkin juga menyukai