Pembimbing :
dr. Riana Sari, sp P
Disusun Oleh :
Sri Khodijah, S.Ked NIM: J500100090
BAB I
Laporan Kasus
A. ANAMNESIS
1. Identitas pasien
a. Nama : Tn. S
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Umur : 71 tahun
d. Alamat : Gemolong, Sragen
e. Pekerjaan : Petani
f. Agama : Islam
g. Suku : Jawa
h. Tanggal pemeriksaan : 2 Maret 2015
2. Keluhan Utama
Batuk
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis tanggal 2 Maret 2015 di poli non tb
BBKPM Surakarta.
Pasien mengeluh batuk sejak sebulan yang lalu. Batuk disertai dahak warna putih
kental. Batuk dirasakan terus menerus dan lebih sering dirasakan pada pagi hari.
Batuk berdarah disangkal. Pasien juga mengeluh sesak napas. Sesak napas terasa
kadang-kadang. Sesak napas diperberat dengan aktifitas dan berkurang saat istirahat.
Pusing(+), perut terasa ampek(+), mual (-), muntah(-), keringat dingin(-), nafsu
makan berkurang (-), penurunan berat badan(-).
4. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat penyakit serupa : disangkal
b. Riwayat batuk lama : diakui
c. Riwayat sakit asma : disangkal
d. Riwayat penggunaan OAT : diakui pada tahun 2011 selama 6 bulan
e. Riwayat sakit hipertensi : disangkal
f. Riwayat DM : disangkal
g. Riwayat penyakit jangtung : disangkal
h. Riwayat penyakit liver : disangkal
i. Riwayat alergi : disangkal
j. Riwayat opname : + 5 hari diakui
k. Riwayat trauma : disangkal
5. Riwayat Penyakit Pribadi
a. Riwayat merokok : diakui, sejak Smp setiap hari 2 bungkus,
sudah berhenti selama 3 tahun
b. Riwayat konsumsi obat bebas : disangkal
c. Riwayat minum kopi : disangkal
d. Riwayat konsumsi alkhohol : disangkal
6. Riwayat Keluarga
a. Riwayat hipertensi : disangkal
b. Riwayat sakit jantung : disangkal
c. Riwayat asma : disangkal
d. Riwayat diabetes mellitus : disangkal
e. Riwayat atopi : disangkal
f. Riwayat sakit serupa : disangkal
g. Riwayat penyakit paru : disangkal
h. Riwayat penyakit liver : disangkal
i. Riwayat batuk lama : disangkal
B. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Baik
a. Kesadaran : Compos mentis E4V5M6
Berat badan : 37 kg
b. Vital sign :
Tekanan darah : 136 /74 mmHg
Nadi : 68 x/menit, irama reguler
Respiratory Rate : 24 x/menit
Suhu : 35,9C per aksiler
2. Pemeriksaan Fisik :
Kepala : konjungtiva anemis tidak ditemukan, sklera ikterik tidak ditemukan,
nafas cuping hidung tidak ditemukan.
Leher : retraksi supra sternal tidak ditemukan, deviasi trakea tidak ditemukan,
peningkatan JVP tidak ditemukan, pembesaran kelenjar limfe tidak
ditemukan.
Thorax :
Paru-paru
- Inspeksi :
Kelainan bentuk (-), simetris (+/+), pelebaran vena superfisial (-), spider nevi
(-), ketinggalan gerak (-/-), retraksi otot bantu pernapasan (-)
- Palpasi :
Ketinggalan gerak
Depan Belakang
- - - -
- - - -
- - - -
Fremitus
Depan Belakang
N N N N
N N N N
N N N N
- Perkusi :
Depan Belakang
S S S S
S S S S
S S S S
S: Sonor
- Auskultasi :
Suara dasar vesikuler
Depan Belakang
+ + + +
+ + + +
+ + + +
Suara tambahan:
Wheezing
Depan Belakang
- + + -
- + + -
- + + -
Ronkhi
Depan Belakang
- + + -
- + + -
- + + -
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus kordis kuat angkat
Perkusi :
Batas kanan atas : sic II linea parasternalis dextra
Batas kanan bawah : sic IV linea parasternalis dextra
Batas kiri atas : sic II line parasternalis sinistra
Batas kiri bawah : sic IV-V linea midclavicularis sinistra
Abdomen :
Inspeksi : bentuk abdomen simetris, tidak ada darm contour, tidak ada darm
steifung, tidak ada bekas luka operasi.
Auskultasi : peristaltik usus normal
Palpasi : supel, nyeri tekan tidak ditemukan, hepar-lien tidak teraba
Perkusi : timpani
Extremitas : clubbing finger tidak ditemukan, edema ekstremitas tidak ditemukan
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan foto rontgen (3 februari 2015)
Gambaran :
Cor : normal
Pulmo : Corakan vesikuler kasar
Infiltrat(-)
Diafragma sinus sinistra suram
Kesimpulan : Bronkitis dgn Pleuritis dekstra
b. Spirometri
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bronkitis
1. Definisi
Secara harfiah bronkitis adalah penyakit yang ditandai oleh inflamasi bronkus.
Inflamasi menyebabkan bengkak pada permukaannya, mempersempit pembuluh dan
menimbulkan sekresi dari cairan inflamasi. Penyakit ini biasanya bersifat ringan dan
pada akhirnya akan sembuh sempurna, namun pada penderita yang memiliki penyakit
menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan pada usia lanjut,
bronkitis bisa bersifat serius.
2. Epidemiologi
Di Amerika Serikat, menurut National Center for Health Statistics, kira-kira ada
14 juta orang menderita bronkitis. Lebih dari 12 juta orang menderita bronkitis akut
pada tahun 1994, sama dengan 5% populasi Amerika serikat. Frekuensi bronkitis
lebih banyak pada populasi dengan status ekonomi rendah dan pada kawasan industri.
Bronkitis lebih banyak terdapat pada laki-laki dibanding wanita.
3. Etiologi
Penyebab utama penyakit bronkitis akut adalah virus. Sebagai contoh Rhinovirus
Sincytial Virus (RSV), Influenza Virus, Para-influenza Virus, Adenovirus dan
Coxsakie Virus. Bronkitis akut selalu terjadi pada anak yang menderita morbili dan
infeksi Mycoplasma Pneumonia. Di lingkungan sosio-ekonomi yang baik jarang
terdapat infeksi sekunder oleh bakteri. Alergi, cuaca, polusi udara dan infeksi saluran
napas atas dapat memudahkan terjadinya bronkitis akut.
Sedangkan pada bronkitis kronik dan batuk berulang penyebabnya sebagai
berikut:
a. Spesifik
Asma, infeksi kronik saluran napas bagian atas (sinobronkitis), infeksi
(tuberculosis, fungi, infeksi mycoplasma, dll), penyakit paru yang telah ada
(bronkiektasis), sindrom aspirasi, penekanan pada saluran napas, benda asing,
kelainan jantung bawaan, kelainan silia primer, defisiensi imunologis, fibrosis
kistik, psikis.
b. Non-spesifik
Asap rokok, polusi udara.
4. Klasifikasi
2. Bronkitis kronis
Adalah suatu gangguan paru obstruktif yang ditandai oleh produksi mukus
berlebihan di saluran nafas bawah selama paling kurang 3 bulan berturut-turut
dalam setahun untuk 2 tahun berturut-turut. Bronkitis kronis lebih umum pada
orang tua dari 50 tahun.
6. Manifestasi Klinis
a. Batuk
Batuk (berdahak maupun tidak berdahak) selama 2-3 minggu. Dahak dapat
berwarna jernih, putih, kekuning-kuningan atau kehijauan. Batuk biasanya
merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada awalnya batuk tidak berdahak, tetapi
1-2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau kuning.
Selanjutnya dahak akan bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau. Pada
bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang terjadi
demam tinggi selama 3-5 hari dan batuk bisa menetap selama beberapa minggu.
b. Demam ringan
c. Malaise atau lelah
d. Sesak napas ketika melakukan olahraga dan aktivitas
e. Dispneu
f. Nyeri dada kadang-kadang timbul
g. Ketidaknyamanan dada
h. Dapat disertai dengan infeksi saluran napas seperti flu
i. Sakit kepala
j. Gangguan penglihatan
.
7. Diagnosis
a. Anamnesis
Riwayat penyakit yang ditandai tiga gejala klinis utama ( batuk, sputum, sesak)
dan faktor-faktor penyebabnya.
b. Pemeriksaan fisik
2. Medikamentosa
a. Antibiotik
Bronkhitis biasanya terjadi akibat infeksi virus, sehingga antibiotik tidak
efektif kecuali telah diketahui penyebabnya.
b. Mukolitik
Bronkitis dapat menyebabkan produksi mukus berlebih. Kondisi ini
menyebabkan peningkatan penebalan mukus. Perubahan dan banyaknya
mukus sukar dikeluarkan secara alamiah, sehingga diperlukan obat yang
dapat memudahkan pengeluaran mukus. Mukus mengandung glikoprotein,
polisakarida, debris sel, dan cairan/eksudat infeksi. Mukolitik bekerja
dengan cara memecah glikoprotein menjadi molekul-molekul yang lebih
kecil sehingga menjadi encer. Mukus yang encer akan mendesak
dikeluarkan pada saat batuk, contoh mukolitik adalah asetilsistein. Jika
batuk berdahak, maka diberikan obat pengencer dahak (mukolitik). Jika
batuk kering, maka berikan obat penekan batuk (antitusif).
c. Kortikosteroid
Digunakan dalam bentuk oral jika terjadi eksaserbasi akut untuk menekan
inflamasi. Yang digunakan dari golongan metilprednisolon.
d. Obat lain
Pada pasien yang memiliki riwayat asma atau PPOK, maka
direkomendasikan menggunakan bronkodilator golongan anti kolinergik,
agonis beta 2 dan golongan santin.
9. Prognosis
Umumnya dubia ad bonam, namun akan menjadi bonam bila pasien cepat
berkonsultasi ke dokter, melakukan tindakan konservatif yang disarankandan
meminum obat yang diberikan dokter. Prognosis jangka panjang maupun jangka
pendek bergantung pada umur dan gejala klinik waktu berobat.
DAFTAR PUSTAKA
Alsagaff, H. Mukty. 2005. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya : Airlangga University
Press.
Gunderman, R.B. 2006. Anatomy and physiology :Essential Radiology. New York : Thieme.
Gonzales R., Sande M. 2008. Uncomplicated acute bronchitis. Ann Inter Med.
Sudoyo AW dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid II edisi IV. Jakarta : pusat
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003. PPOK: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksaan di
Indonesia. http://www.klikpdpi.com/. Diakses Mei 2014. Anita, R. Diagnostic of
Bronkhitis. 2008.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktik
Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. 2014. Bronkitis Akut