Anda di halaman 1dari 4

Prodia http://www.prodia.co.id/id/InfoKesehatan/ArtikelKesehatanDetails/obe...

Jumat, 09 September 2016

Obesitas, Resistensi Insulin, dan Aterosklerosis

Apa yang terjadi jika kita menganut gaya hidup metropolis yang berkalori tinggi, kaya lemak, kurang gerak dan
olahraga? Sebaiknya Anda waspada. Gaya hidup tersebut menyebabkan penumpukan kelebihan energi dari
glukosa, lemak dan protein yang tidak terpakai. Penumpukan tersebut menyebabkan pembesaran jaringan
adiposa yang membuat orang itu menjadi gemuk terutama pada bagian perut yang lambat laun nampak
membucit.

Gangguan Jaringan Adiposa

Menurut Scott M.Grundy, peneliti dari Pusat Nutrisi di Unniversity of Texas, Dallas USA, pemahaman mengenai
hubungan antara obesitas dan faktor risiko sindrom metabolik berkembang sangat cepat, terutama setelah
penemuan berbagai zat yang dikeluarkan sel adiposa. Beberapa zat sel adiposa yang paling berpengaruh terhadap
terjadinya sindrom metabolik adalah : asam lemak atau NEFA (Nonesterified Fatty Acids), sitokin pro-inflamasi,
PAI-1, Adiponektin, dan lain-lain.

Semakin banyak lemak yang tersimpan, semakin tinggi pula jumlah asam lemak yang terdapat di dalam
sirkulasi. Akibatnya, jumlah asam lemak melebihi kebutuhan sel dan hal ini memicu mekanisme pertahanan
tubuh. Tetapi mekanisme pertahanan ini justru menimbulkan efek buruk yang memicu munculnya faktor risiko
sindrom metabolik. Mengapa dan bagaimana hal itu terjadi?

Asam lemak berlebih akan didistribusikan ke dalam sel otot dan hati sehingga sel otot dan hati mempunyai
kelebihan asam lemak. Keadaan ini menyebabkan resistensi insulin pada sel otot dan hati tersebut yang memicu
produksi glukosa oleh sel hati dan pada akhirnya menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah, trigliserida,
dan kolesterol jahat yang berisiko menyumbat pembuluh darah.

Produk sel adiposa lain yang berperan adalah Adiponektin yang berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas
insulin. Selain itu, Adiponektin juga bersifat anti-inflamasi dan anti-anterogenik. Pada obesitas, kadar
adiponektin rendah sehingga memicu resistensi insulin, inflamasi dan aterogenesis.

Resistensi Insulin

Bayangkan, setiap sel di dalam tubuh siap untuk makan, dan makanan sudah tersedia dalam jumlah banyak.
Siapa pelayannya? Insulin, yaitu hormon yang dihasilkan oleh pankreas yang mengatur distribusi gula yang
dibutuhkan sel tubuh untuk menghasilkan energi. Gula berpindah dari aliran darah (tempat glukosa menumpuk

1 of 4 8/28/2017, 6:58 PM
Prodia http://www.prodia.co.id/id/InfoKesehatan/ArtikelKesehatanDetails/obe...

setelah kita makan) menuju ke sel-sel yang kelaparan.

Insulin bekerja sebagai kunci untuk membuka permukaan sel di dalam tubuh, yang memungkinkan glukosa
masuk ke dalam sel untuk digunakan sebagai energi. Untuk bisa bekerja, insulin berhubungan dengan reseptor
yang ada, pada setiap tubuh sehat terdapat sekitar 20 ribu reseptor insulin per sel. Terjadi resistensi atau
penolakan insulin bila jumlah insulin yang dilepaskan kurang dari kebutuhan normal, atau secara relatif tidak
mencukupi akibat kurang pekanya jaringan, atau terjadi gangguan respon dari sel terhadap glukosa. Juga kalau
sel-sel tubuh tidak mempunyai cukup reseptor insulin, dan tidak dapat membakar gula secara efektif. Bila terjadi
resistensi insulin, glukosa yang tidak dapat masuk ke dalam sel menumpuk di dalam darah (hiperglikemia).

Glukosa berlebihan yang berada di dalam darah akan diikat oleh hemoglobin menjadi gliko-hemoglobin, yang
disebut HbA1C, Ikatan tersebut membuatnya sangat stabil di dalam darah, dan mampu bertahan kurang lebih
tiga bulan (120 hari) atau seumur sel darah merah. Selama itu pulalah terjadi gangguan fungsi hemoglobin yang
seharusnya berfungsi untuk mengikat oksigen yang sangat diperlukan tubuh.

Selain itu, resistensi insulin juga terjadi bila kadar hormon adiponektin yang berpengaruh pada sensitivitas
insulin mengalami penurunan. Akibatnya, selain hiperglikemia, seperti yang terjadi pada kasus diabetes tipe 2,
juga terjadi kasus lemak yang berlebihan di dalam sirkulasi yang disebut sebagai hiperlipidemia
(hyperlipidemia). ini berisiko terjadi penyumbatan pembuluh darah yang menjadi penyebab penyakit jantung
koroner.

Menjadi Aterosklerosis

Aterosklerosis adalah penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol pada
dindingnya, yang terjadi secara bertahap tanpa menunjukkan gejala sampai terbentuk timbunan yang disebut
plak. Akibatnya aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke sel jaringan otot jantung menjadi terhambat.
Otot jantung yang kekurangan oksigen itu akan menjadi rusak, sehingga jantung gagal berfungsi.

Kolesterol adalah sejenis lemak yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan jaringan sel, selubung saraf
(insulator), dan bahan produksi hormon tertentu. Kolesterol juga berfungsi membantu proses pencernaan
makanan. Sebagian besar (80%) kolesterol yang dibutuhkan itu diproduksi oleh organ hati, dan lainnya (20%)
dari konsumsi makanan terutama yang berasal dari produk hewani. Kolesterol dikirim ke seluruh tubuh melalui
aliran darah dalam bentuk berikatan dengan protein, yang disebut " lipoprotein" .

Namun, kadar kolesterol yang berada di dalam sirkulasi darah harus dalam batas tertentu. Dari tes kolesterol
darah, disebutkan kolesterol total normal bila kurang dari 200 mg/dl (1dl= 100 ml), dan berbahaya bila lebih dari
240 mg/dl.

Ada dua jenis kolesterol, yaitu LDL (low-density lipoprotein) yang berasal dari penyerapan makanan di usus.
Secara fisika, LDL mempunyai densitas (berat jenis atau kerapatan) rendah, mudah menggumpal dan lengket
pada pembuluh darah. Disebut sebagai kolesterol &lsquo jahat&rsquo , karena dapat membentuk plak
aterosklerosis yang mempersempit pembuluh darah.

Sedangkan kolesterol HDL (high-density lipoprotein) yang berasal dari produksi hati. HDL mempunyai densitas
tinggi, dan tidak mudah menggumpal. Disebut sebagai kolesterol &lsquo baik&rsquo , karena membantu "
membersihkan" tumpukan kolesterol dari pembuluh darah. Karena itu, tidak heran bila seorang yang gemuk
berisiko tinggi terkena penyakit jantung koroner.

1053 Dilihat

Share

ARTIKEL LAINNYA

2 of 4 8/28/2017, 6:58 PM
Prodia http://www.prodia.co.id/id/InfoKesehatan/ArtikelKesehatanDetails/obe...

Hepatitis B dan C
Mengancam Remaja

Awas! Penyakit Cacingan Menurunkan IQ Anak

3 of 4 8/28/2017, 6:58 PM
Prodia http://www.prodia.co.id/id/InfoKesehatan/ArtikelKesehatanDetails/obe...

Hydrocephalus; Akibat Infeksi dalam Kandungan

4 of 4 8/28/2017, 6:58 PM

Anda mungkin juga menyukai