A. Latar belakang
ini disebabkan karena adanya faktor penyulit yang biasanya terjadi pada penggunaan
obat-obatan misalnya ketidak tersediaan obat, lokasi jauh dari klinik mata, ketaatan
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:1) ras,yaitu lebih banyak terjadi pada ras kulit
sklerotomi, yaitu yang terjadi pada glaukoma neovaskular dan glaukoma pada
akuos dari bilik mata depan ke ruang subkonjungtiva dengan jalan memasang saluran
dari bilik mata depan ke lempengan dibawah konjungtiva. Implan drainase tersebut
diindikasikan untuk kasus glaukoma yang gagal dengan operasi trabekulektomi, dan
1
2
Saat ini struktur implan yang popular terdiri dari 2 bagian yaitu tube dan
macam implan drainase yaitu: implan Molteno, Baerveldt, Krupin, Ahmed dan
OptiMed. Secara garis besar implan dibagi menjadi 2 golongan yaitu yang memakai
katup dan tanpa katup. Katup berfungsi untuk mengatur aliran humor akuos supaya
tidak berlebihan sehingga dapat mencegah terjadinya hipotoni okular (Singh et al.,
2013).
diplopia. Implan berkatup Ahmed dan Krupin mempunyai insidensi hipotoni pasca
operasi lebih kecil dibandingkan dengan implan tanpa katup Molteno (Dubey et
jurnal sebanyak 148 buah, didapatkan bahwa keberhasilan penurunan tekanan intra
ocular (TIO) di bawah 22mmHg setelah pengamatan 1,5 tahun sampai 2,5 tahun
2005).
terbentuknya kapsul fibrosis, migrasi tube dan ekstrusi tube. Hal yang penting pada
mengalirkan humor akuos lebih teratur dan tidak mudah tertutup oleh fibrin sehingga
3
mempunyai daya guna yang lebih baik dalam menurunkan tekanan intra okular pada
hipotoni okular yang dapat menyebabkan flat anterior chamber sehingga terjadi
dekompensasi endotel kornea (Allingham et al., 2005). Penelitian Taglia et al. (2002)
yang membandingkan implan tanpa katup Molteno, dengan katup Krupin dan Ahmed
hipotoni dan efusi khoroid pada penggunaan implan Ahmed dilaporkan oleh Dubey et
al. (2015) sebesar 10,9 %, ptisis bulbi 1,8 %, hilang penglihatan sebesar 1,8 % dan
sebesar 3,6 % .
Katup semilunar telah digunakan pada alat drainase cairan serebrospinal pada
lebih stabil dalam hal hemodinamik. Katup tersebut lebih mudah membuka dan
menutup sehingga debris yang melewatinya mudah keluar, debris tidak melekat pada
tepi katup yang dapat menyebabkan penutupan katup tidak sempurna. Penutupan
katup yang tidak sempurna dapat mengakibatkan terjadinya aliran yang berlebihan
drainase untuk penanganan kasus glaukoma dapat memberikan hasil yang lebih baik
dari pada implan sebelumnya yang menggunakan katup slit atau lembaran elastomer.
4
B. Pertanyaan penelitian
tekanan hidrostatik?
C. Tujuan penelitian
bola mata.
D. Manfaat penelitian
daya guna untuk menurunkan tekanan hidrostatik sampai ke nilai tekanan mata
normal, maka implan tersebut dapat diteliti lebih lanjut guna mendapatkan bukti
bahwa implan drainase berkatup semilunar dapat digunakan sebagai alat penurun
E. Keaslian penelitian
1. Moss & Trope (2008) meneliti tekanan penutupan katup pada implan Ahmed
silikon tipe FP7 menggunakan cara in vitro berdasarkan aliran dan gravitasi, dan
tekanan diukur langsung melalui manometer. Pada 6 implan Ahmed yang diteliti,
setelah 90 menit tekanan masuk bervariasi antara 1,4 13,5 mmHg, tekanan
penutupan katup kurang dari 5 mmHg terdapat pada 3 katup. Kesimpulan dari
penutupan katup yang sangat bervariasi yang menyebabkan problema dalam klinik,
pengguna katup semilunar mempunyai tekanan intra kranial yang lebih stabil pada
berbagai posisi tubuh, sehingga fungsi sebagai katup lebih baik daripada katup
Katup semilunar sampai saat ini belum pernah digunakan pada implan
drainase glaukoma. Pada penelitian ini dilakukan pengujian daya guna implan
drainase glaukoma yang menggunakan katup semilunar sebagai katup pengatur aliran
cairan.