Anda di halaman 1dari 6

J. Tek. Ling Edisi Khusus Hari Bumi Hal.

89 - 94 Jakarta, April 2012 ISSN 1441-318X

REAKTOR TIPE FIXED BED DAN


PENERAPANNYA PADA INDUSTRI TAHU
Indriyati dan Diyono

Pusat Teknologi Lingkungan


Badan Pengkajian Penerapan Teknologi
Jl. M.H. Thamrin 8, Gedung II lantai 19, Jakarta 10340
Tel. 021-3169715; Fax 021-3169792
E-mail. Indriyati_v@yahoo.com

Abstrak

Hampir sebagian besar industri makanan seperti pada industri tahu mengeluarkan
air limbah dan metodeaplikasinya dalam menerapkan pengolahan air limbah
menghasilkan produk samping seperti biogas yang mengandung gas metana,
biogas tersebut dapat digunakan sebagai substitusi energi untuk industri itu sendiri.
Menurut pengalaman di desa Kalisari yang banyak industri skala kecil dapat tahu.
Telah dibangun sebuah bioreaktor 20 m3 untuk mengolah air limbah. Limbah cair
Industri tahu diolah secara anaerobik dengan menggunakan anaerobic digester tipe
Fixed Bed. Selain, mengurangi polutan organik, juga menghasilkan biogas 11, 86.m3/
day. Produksi biogas digunakan untuk menjalankan kompor untuk 25 rumah tangga.
Penggunaan biogas memberikan nilai tambah untuk satu rumah tangga dengan 4
orang dapat menghemat pengeluaran untuk energi gas adalah sekitar Rp. 60.000, -/bln.

Kata kunci: energi, biogas.

Abstract

Almost of food industries such as tofu industry discharge waste water and the application
method of waste water treatment produce side product such as biogas that contain
methane gas, that biogas can used as energy substitution for the industry itself. According
to the experienced in the Kalisari village thas a lot of small scale tofu industries,it was
built a 20 m3 bio reactor to treat the waste water. The tofu industry waste waster is
treated anaerobic by using anaerobic digester. Beside, reducing the organic pollutant,
it is also produce biogas11,86.m3/day. The biogas production is used to run the stoves
for 25 households. The using of biogas give added value that one household with 4
people can save expenses for the gas energy is about Rp. 60.000,-/month.

Key Words : energy, biogas.

Reaktor Tipe Fixed,... Edisi Khusus Hari Bumi: 89 - 94 89


1. PENDAHULUAN Sebagai model pengolahan limbah
industri tahu di desa Kalisari dibuat contoh
Kalisari dan Ciroyom adalah desa yang pengolahan limbah cair tahu dengan
dekat dengan kota Purwokerto kabupaten kapasitas sebesar 20 m3 tipe Fixed Bed.
Banyumas Jawa tengah. Disana banyak Limbah cair tahu mengandung bahan
terdapat industri kecil kurang lebih ada organic yang cukup tinggi dan dengan
526 unit, dan sebagian besar merupakan proses fermentasi anaerobic tanpa oksigen
industry tahu, sehingga bila dilihat dari akan memproduksi gas bio dengan kadar
potensi emisi gas rumah kaca cukup besar. methane yang tinggi dan sebagai alternative
Pengurangan emisi dari industry kecil tahu energy dapat digunakan untuk rumah tangga
akan memberikan keuntungan dengan sekitar industry dan juga akan mereduksi
memperbaiki keadaan lingkungan dan emisi gas rumah kaca. Model percontohan
mennghasilkan gas bio sebagai energy pengolahan limbah cair tahu dibangun oleh
alternative karena pengolahan limbah cair BPPT dan didanai oleh Kementerian Riset
dari industry tahu dikelola secara biologi dan Teknologi. Hal ini dapat dilihat pada
melalui anaerobic.. Gambar1.Keadaan Limbah Cair Industri
Jumlah industry tahu di Indonesia Tahu.
sekitar 84.000 unit kapasitas produksi 2,56
juta ton kedelai per tahun. Industri tahu Organik kompleks: Protein, Lemak
& Karbohydrat & dll
banyak melibatkan tenaga kerja dan juga
mengeluarkan emisi gas rumah kaca yang Hidrolisis Enzim exstraseluler
cukup besar dari penggunaan bahan bakar
Organik terlarut:
dan limbah cairnya. Sekitar 80 % industry Glukosa, Asam amino
tahu ada di pulau jawa, sehingga emisi dari
industry tahu yang dikeluarkan berkisar Asidogenesis Bakteri asam
sekitar 0,8 juta ton CO2 ekivalen per tahun.
Sel Bakteri Asam volatile Produk lain

Metanogenesis Bakteri methan

s
CH4 & CO2

Gambar 2. Proses Degradasi Anaerobik1)

Semua tahapan degradasi bahan


organic dapat pada Gambar 2. Sebagai
berikut :

2. PENGOLAHAN ANAEROBIK DI REAKTOR


TIPE FIXED BED

Proses degradasi bahan organic


secara anarobik dapat dilihat pada Gambar
2. Degradasi bahan organik berjalan dalam
beberapa tahap dan di setiap tahap ada
bakteri tertentu yang dominan bekerja dan
Gambar 1. Limbah Industri pabrik tahu mempunyai kondisi hidup optimum yang

90 Indriyati dan Diyono., 2012


dapat dijadikan parameter yang penting.1) bamboo dengan ukuran panjang sekitar 5 7
cm dan diameter potongan bamboo sekitar
2.1 Proses Hidrolysis 10 cm. Bambu mempunyai permukaan
adalah proses dimana aktivitas yang cukup kasar sehingga memudahkan
kelompok bakteri Saprofilik menguraikan mikroorganisme menempel pada permukaan
bahan organik kompleks. Aktivitas terjadi bamboo tersebut. Adanya pertumbuhan
karena bahan organik tidak larut sepeti mikroorganisme di permukaan bamboo
polisakarida, lemak, protein dan karbohidrat menyebabkan degradasi bahan organic yang
akan dikonsumsi bakteri Saprofilik, dimana terkandung pada limbah cair tahu. Reaktor
enzim ekstraseluler akan mengubahnya tipe ini mempunyai kapasitas yang terbatas
menjadi bahan organik yang larut dalam air. sesuai dengan jumlah mikroorganisme
yang melekat dalam potongan bamboo,
2.2 Proses Asidogenesis apabila diberikan aliran yang cukup tinggi
Pada proses ini, bahan organik terlarut akan mengakibatkan mikroorganisme
akan diubah menjadi asam organik rantai keluar dengan efluen yang ada atau disebut
pendek seperti asam butirat, asam propionat, washout, hal ini sangat berpengaruh pada
asam amino, asam asetat dan asam-asam kinerja dari reactor tersebut.
lainnya oleh bakteri Asidogenik. .
Salah satu bakteri yang hidup dalam B. Modus operasi Reaktor Anaerobik Tipe
kelompok Asidogenik adalah bakteri Fixed Bed
pembentukan asam asetat yaitu bakteri
Asetogenik, bakteri ini yang berperan dalam Sistem aliran pemasukan influen di reactor
tahap perombakan asam propionat, asam anaerobic tipe Fixed Bed dapat dilakukan
amino, asam butirat, maupun asam rantai secara dari bagian bawah atau upflow dan juga
panjang lainnya menjadi asam organik yang dari bagian atas atau down flow, pada sistem
mudah menguap/volatil seperti asam asetat. aliran ini sebaiknya digunakan sistem upflow
untuk menghindari adanya penyumbatan.
2.3 Proses Metanogenesis Cairan yang masuk dari bagian bawah akan
Proses Metanogenesis adalah terdistribusi dengan merata melalui potongan
proses dimana bakteri Metanogenik akan bamboo sebagai rumah mikroorganisme dan
mengkonversi asam organik volatil menjadi akan terdegradasi dengan baik. Sedangkan
gas metan (CH4) dan karbondioksida (CO2). aliran yang dimasukkan dari bagian atas
tidak dapat mengalir secara merata sehingga
A. Reaktor Anaerobik Tipe Fixed Bed kemungkinan terjadi penyumbatan di potongan
bamboo dan degradasi yang terjadi tidak
Reaktor anaerobik tipe Fixed Bed merata.Perbedaan sistem aliran upflow dan
adalah jenis reaktor dengan media tetap down flow dapat dilihat pada Gambar 3.
diperkenalkan pada tahun 19671). Bioreaktor .
ini adalah reaktor yang terdiri dari tangki
berisi bahan pembantu berupa material
penyangga tetap atau media. Fungsi dari
material penyangga/media ini adalah
sebagai tempat menempel atau rumah
mikroorganisme, sehingga mikroorganisme
tidak ikut terbawa cairan sisa buangan atau
effluen yang keluar dari reaktor.
Pada reactor tipe Fixed bed dengan Gambar 3. Modus Operasi Reaktor Tipe Fixed
rumah mikroorganismenya berupa potongan Bed.

Reaktor Tipe Fixed,... Edisi Khusus Hari Bumi: 89 - 94 91


C. Material Penyangga/Media. a. Waktu tinggal hidraulik.
Waktu tinggal dengan satuan hari,
Material penyangga tetap dapat dipengaruhi dengan volume reaktor dan
dibuat dari berbagai macam bahan tidak berbanding terbalik dengan debit substrat.
terdegradasi, misalnya: plastik, keramik, Waktu tinggal pada reaktor anaerobik
tanah liat, batu apung atau bahan alam berkisar antara 3 sampai 10 hari 3).
lainnya. Ukuran dan bentuk material
penyangga tetap yang digunakan dapat b. Laju pembebanan organik.
berbentuk tidak beraturan, yang dibuat dari Laju pembebanan oraganik adalah
sejenis plastik dengan bentuk geometri besaran yang menyatakan jumlah material
tertentu dan potongan bambu dengan organik dalam air buangan yang diuraikan
ukuran tertentu. oleh mikroorganisme dalam reakto per unit
Material penyangga tetap dalam volume per hari.
bioreaktor dapat berfungsi memperbanyak
jumlah bakteri didalam reaktor 3). c. pH.
Pertumbuhan mikroorganisme yang Pada proses anaerobik, pH adalah
aktif didalam reaktor dipengaruhi oleh salah satu parameter penting karena bakteri
efektifitas material penyangga tetap. metan sangat sensitif terhadap perubahan
Efektifitas tersebut bergantung kepada : sehingga pH harus selalu dikondisikan pada
- Luas permukaan area material rentang 6,5-7,5 akan tetapi proses masih
penyangga tetap yang dinyatakan dalam dapat berjalan pada rentang pH 6,0-8,0.
m2/m3. Rasio luas permukaan berpengaruh pH yang rendah dan berlebihnya produksi
terhadap jumlah mikroorganisme yang asam akan menjadi penghambat untuk
menempel sebagai biofilm per unit volume bakteri metanogenik4). Untuk mengontrol pH
reaktor. Kekasaran permukaan material pada pengolahan anaerob dapat digunakan
penyangga tetap memegang peranan Sodium Bikarbonat 5,6).
penting dalam periode inokulasi.
- Bentuk dan ukuran material penyangga d. Alkalinitas
tetap, menentukan dalam pengadukan dan Alkalinitas pada proses anaerob
cara pengaliran di dalam reaktor. diperlukan untuk mempertahankan pH agar
- Porositas reaktor, yaitu perbandingan tetap dalam rentang yang optimum sehingga
total volume kerja reaktor setelah diisi material bakteri metan dapat tumbuh dengan baik
penyangga tetap dengan total volume reaktor dan dapat menghasilkan biogas dengan
sebelum diisi material penyangga tetap, perbandingan 55-75% gas metan dan 25-
dinyatakan dalam persen (%). Porositas 45% gas karbondioksida. Untuk mencapai
besar akan semakin baik karena tidak akan perbandingan gas diatas, dengan kondisi pH
menyebabkan penyumbatan dalam proses, 6,5 dibutuhkan nilai alkalinitas pada rentang
apabila limbah yang akan diolah mempunyai 500-900 mg/l CaC03 7).
konsentrasi partikulat yang tinggi.
e. Temperatur.
D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berdasarkan pada pengoperasian
Stabilitas Reaktor. reaktor anaerobik, bakteri yang hidup dalam
reaktor dibedakan menjadi dua golongan
Pada proses pengolahan dengan proses yaitu.
anaerob, banyak faktor yang mempengaruhi Termofilik yang hidup pada suhu antara
stabilitas reaktor, diantaranya adalah : 40 60 oC.

92 Indriyati dan Diyono., 2012


Mesofilik yang hidup pada suhu antara Tujuan dari proses anaerobic adalah
25 40 oC. mendegradasi bahan organik didalam limbah
Te m p e r a t u r o p t i m u m u n t u k cair dan merubah bahan organik menjadi
pertumbuhan bakteri mesofilik adalah pada gas bio. Teknologi yang digunakan adalah
temperatur 35 oC. dengan menggunakan media penyangga
berupa potongan bambu berupa ukuran
f. Nutrisi. potongan sekitar 7 8 cm.
Kebutuhan nutrisi bakteri anaerobik Bakteri akan tumbuh dupermukaan
khususnya N dan P yang dibutuhkan untuk bamboo dan membuat lapisan aktif yang
memproduksi enzim untuk mencerna karbon. mendegradasi bahan organic terlarut.
Rasio perbandingan C : N : P berkisar 400 : Keuntungannya adalah bacteria akan
7 : 1 dan 1000 : 7 :1 tergantung pada tinggi mengadakan fixasi dan kemudian membuat
rendahnya beban yang akan diolah 5). akumulasi, oleh karena itu bakteri tidak
terbawa keluar bilamana dioperasikan
g. Senyawa racun atau penghambat. dengan laju beban organic yang tinggi.
Pada proses anaerob, senyawa Limbah yang dipompakan masuk kedalam
penghambat dapat dibedakan menjadi dua reactor dengan system upflow masuk dari
jenis yaitu penghambat fisik dan penghambat bagian bawah akan terdistribusi melalui
kimia. Penghambat fisik adalah temperatur, media penyangga bagian bawah menuju
sedangkan penghambat kimia adalah keatas dan kemudian efluen akan keluar
logam berat, antibiotik dan volatile fatty melalui bagian atas kemudian mengalir
acid (asam lemak volatil). Pada proses langsung ke kanal langsung dibuang ke
anaerob konsentrasi asam volatile dalam sungai dan menuju kesawah.
rentang 200 400 mg/l sebagai asam asetat Produksi gas bio dari bio reaktor
menunjukkan kondisi reaktor yang baik4). mengalir melalui pipa menuju gas holder dan
kemudian didistribusikan kerumah tangga
3. P E N E R A PA N P E N G O L A H A N dilingkungan tempat pengolahan limbah.
LIMBAH INDUSTRI TAHU Gas bio yang dihasilkan dapat digunakan
sebagai pengganti bahan bakar gas LPG.
Pengolahan limbah cair industri tahu
dimulai dengan pemisahan cairan dari
tempat pengepresan dan tempat pencucian
serta fermentasi. Cairan dari pengepresan
disebut limbah cair industri tahu yang
akan diolah di tempat pengolahan limbah.
Air limbah kemudian dialirkan menuju bak
pennampung melalui saluran pipa yang
disediakan. Didalam bak penampung
disaring terlebih dahulu sebelum dialirkan
dalam reactor Kemudian limbah yang telah
disaring kemudian dipompakan secara
intermiten kedalam reactor.
Limbah cair tahu mengalir langsung
kedalam reactor kemudian limbah cair akan
tinggal untuk beberapa hari tergantung
lamanya waktu tinggal cairan didalam
reactor. Didalam reactor limbah cair organik
diproses secara anaerobic fementasi. Gambar 3. Anaerobik Reaktor Fixed Bed

Reaktor Tipe Fixed,... Edisi Khusus Hari Bumi: 89 - 94 93


4. UNJUK KERJA REAKTOR TIPE perhitungan investasi karena pengolahan
FIXED BED limbah tahu yang ada adalah merupakan
model percontohan untuk desa Kalisari,
Selama masa operasional test di dimana gas bio digunakan sebagai alternative
lapangan, jumlah limbah cair yang diolah pengganti energi Hal ini difokuskan masalah
secara optimum pada proses ini adalah transfer teknologi.
sebagai berikut :
- Umpan yang dimasukan 3,20 m3/hari 5. Kesimpulan
Total COD inlet sebesar 16,483 mg/L.
- Waktu fermentasi selama 5 hari, Berdasarkan percobaan yang dilakukan
- Total COD efluen 2.128 mg/L. pada contoh model pengolahan limbah cair
- Produksi gas bio sebanyak 11,86 m3/ tahu, dapat disimpulkan sebagai berikut :
hari. Kandungan methan sekitar 85.30 Te k n o l o g i a n a e r o b i c d a p a t
%, Efisiensi bio reactor 87,35 %. menggunakan reactor tipe Fixed Bed untuk
- Media penyangga potongan bambu. mengolah limbah cair tahu.
Porositas bamb 80 %. Produksi biogas sebesar 11,83 m3 per
pH influent 5,2 hari.
- pH efluen 6,.88 Jumlah produksi gas bio dapat digunakan
untuk 25 rumah tangga, jadi keuntungan yang
Gas bio yang dihasilkan oleh reaktor didapat oleh desa Kalisari Rp. 1.500.000,-
anaerobik digunakan memasak kebutuhan
rumah tangga dan untuk keperluan industri DAFTAR PUSTAKA
sendiri menggoreng tahu untuk dijual.
1. Weiland, P. 1987. Development of
Anaerobic Filters for Treatment of High
2. Strength Agro Industrial Wastewater,
Bioprocess EngineerinSpringer, Verlag.
3. Winkler, M.A. 1981. Biological Treatment
of Waste-Water. New York: John Wiley
and Sons.
4. Chavadej, s.1980. Anaerobic Filter for
Gambar 4. Flow diagram of treatment plant Biogas Production. J. Energy Head
Mass Transfer.
Pada kondisi yang sebenarnya untuk 5. Grady, C.P.L and Lim, H.C. 1980.
masyarakat desa Kalisari mempunyai Biological Wastewater Treatment, New
keuntungan sebagai berikut : York Marcel Dekker, inc.
- Satu rumah tangga mengkonsumsi 6. Malina, Joseph F and Frederick G.
4 unit LPG per bulan. Pohland 1992. Design of Anaerobic
- Harga satu tabung kecil LPG processes for the Treatment of Industrial
Rp. 15.000,- and Municipal Waste. Pennsylvania:
- Oleh karena itu, satu rumah tangga Tehnomic Publishing Company, Inc.
dapat menghemat 7. Reynolds, Tom D. 1982. Unit Operation
Rp. 60.000,- per bulan. and Processes in Environmental
- Jumlah produksi gas bio dapat digunakan Engineering. United State of America:
oleh 25 rumah tangga, berarti keuntungan B/C Engineering
yang didapat oleh penduduk di desa 8. Rittman, B.E and Mc Carty P.L. 2001.
Kalisari adalah Rp. 1.500.000,- per bulan. Environmental Biotechnology Principles
Perhitungan ini dilakukan tanpa and Aplication, Boston : Mc Graw Hill.

94 Indriyati dan Diyono., 2012

Anda mungkin juga menyukai